1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas manajemen hubungan masyarakat meliputi kegiatan dari pembenahan organisasi itu sendiri dan hingga kegiatan yang bersifat
membangun atau menciptakan citra positif di mata masyarakat secara struktural. Humas merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau
organisasi dan bukan merupakan fungsi terpisah dari sistem manajemen suatu perusahaan atau organisasi. Pekerjaan humas adalah penting karena seorang
manajer melakukan pekerjaannya sebagai professional. Pekerjaan humas di dunia pendidikan juga dijalankan oleh seorang guru, guru tersebut juga
berkedudukan sebagai kepala humas PRO. Baik guru maupun kepala humas kedudukannya dilakukan secara professional.
Keprofesionalan guru dibahas dan dikutip dari Undang-Undang Guru dan Dosen “Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi ”.
1
Sedangkan satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
1
Undang-Undang RI, no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-Undang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 Th 2003, pasal 1, Jakarta: Asa Mandiri, 2006, h.
2
pendidikan pada jalur pendidikan formal dalam setiap jenjang dan jenis pendidikan”.
Selanjutnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa
”Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”. Oleh karena itu guru adalah pekerjaan professional, yang membutuhkan kemampuan khusus
hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan
”
2
. Untuk meyakinkan bahwa guru sebagai pekerjaan professional marilah
kita tinjau syarat-syarat atau ciri-ciri pokok dari pekerjaan profesional yaitu: a.
Pekerjaan professional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin didapatkan dari lembaga-lembaga
pendidikan yang sesuai. b.
Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya.
c. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada
latar belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat
d. Suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki
dampak terhadap sosial kemasyarakatan.
3
Hak dan kewajiban seorang guru dalam menjalankan tugas keprofesionalannya dalam Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 pasal
14 yaitu “ memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai
dengan tugas dan prestasi kerja, memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, memperoleh dan memanfaatkan sarana dan
prasarana pembelajaran
untuk menunjang
kelancaran tugas
keprofesionalannya, memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan
2
Undang-Undang RI, no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-Undang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional, No. 20 th 2003, pasal 1, Jakarta: Asa Mandiri, 2006, h.
3
3
Undang-Undang RI, no 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-Undang. pasal 1, Jakarta: Asa Mandiri, 2006, h. 8
dalam melaksanakan tugas, memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi, memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi, dan memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya
”.
4
Peran Humas yang profesional di komunikasi bersifat dua arah, pertama, membina hubungan ke dalam public internal dan kedua, membina hubungan
ke luar publik eksternal lembaga pendidikan. Peran Humas merupakan tangan kanan pimpinan, menjadi panca indera pimpinan yaitu menjadi mata,
telinga dan hidung pimpinan sehingga humas dapat mendeteksi dan identifikasi masalah publik internal dan masalah publik eksternal.
5
Kegiatan humas berkaitan dengan tahap penelitian dari pekerjaan humas di lembaga
pendidikan. Sasaran Humas membangun identitas lembaga pendidikan dan citranya. Hakekat kepala sekolah dan jajarannya merupakan orang yang
menjalankan humas, akan tetapi jika sekolahnya besar membutuhkan tim khusus untuk menangani pekerjaan humas. Jika tidak ada struktur humasnya
maka kepala sekolah menunjuk bagian dari struktur untuk menjalankannya. Lembaga pendidikan tidak lain adalah suatu institusi sosial. Dan yang
menjadi bidang garapannya adalah manusia yang terdiri dari individu dan masyarakat yang berada dalam suatu supra sistem, artinya bahwa pendidikan
merupakan salah satu sistem bersama-sama sistem yang lain berada dalam sistem yang lebih besar. Sistem-sistem yang lain itu antara lain : pemerintah,
agama, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya. Antara sistem yang satu dengan yang lainnya saling bertukar kepentingan dan saling berpengaruh
dalam supra sistem tadi. Agar pendidikan tetap berkembang maka sistem- sistem yang ada di dalamnya harus bisa bekerja sama. Jadi humas bagian dari
sistem dan struktur sekolah.
4
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang- Undang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. Pasal 14, Jakarta: Asa
Mandiri, 2006, h. 8
5
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi dan
Aplikasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2006 h. 22
Sekolah juga merupakan suatu organisasi yang tidak dapat berdiri sendiri. Salah satu faktor yang penting dalam berdirinya sebuah sekolah adalah faktor
masyarakat. Karena masyarakat merupakan pelanggan pendidikan. Setiap perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam pendidikan sebagai realisasi
dari suatu rencana baik dalam hal materi, metode dan sistem tentu akan mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Tahap perencanaan, ini bagian
tahap ke 2 dari proses humas. Sekolah merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat, seperti para
orang tua yang tergabung dalam komite sekolah. Pengelola sekolah harus mengadakan hubungan baik secara terus-menerus dan meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap masyarakat, agar sekolah mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya manajemen humas
yang baik. Dan dalam penanganannya semua komponen yang ada di sekolah harus mampu menggerakkan bawahannya guna menjalin hubungan baik
dengan masyarakat. Hakikat pekerja humas merupakan kegiatan pimpinan dalam
mempertahankan dan membentuk citra yang berlaku current image. Pihak manajemen pimpinan sekolah menjalankan citra yang berlaku, mereka
menggunakan media dan non media untuk menyebarkan informasi program- programnya yang baik publik internal dan publik eksternal.
Rosady Ruslan membahas peran dan kedudukan Humas secara jelas. Berdasarkan peran dan kedudukannya tersebut, kemampuan manajemen
komunikasi Pimpinan dan Public Relations Officer PRO tidak dapat dielakan. Ketrampilan dan penelitian komunikasi pemimpin dan Public
Relations PR sangat diharapkan pada lembaga pendidikan.
6
Pencapaian ketrampilan tersebut membutuhkan perhatian segala pihak yaitu pemerintah,
orang tua dan masyarakat. Tanpa kerjasama semua unsur tidak akan dapat tercapai tugas yang berat tersebut. Semua unsur tidak saling menunggu akan
tetapi semua unsur merasa sangat saling bergantung satu sama lainnya.
6
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Komunikasi, Jakarta: Rajawali Pers, 1998 h. 20 dan 101
Dalam merancang program kerja humas dan untuk menyelenggarakan komunikasi dua arah tersebut memerlukan peran dan fungsi manajemen.
Kegiatan humas tersebut merupakan panduan antara seni dan gabungan ilmu- ilmu sosial yang akan mampu menganalisis kecenderungan serta meramalkan
apa dan bagaimana akibat yang akan terjadi di kemudian hari. Artinya manajemen humas akan memerlukan pemikiran dan konsepsi suatu
perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan, serta mengkordinasikan yang secara serius dan rasional, dalam upaya pencapaian tujuan bersama-
sama dari organisasi atau lembaga yang diwakili. Keberhasilan kerja humas tidak terlepas dari kemampuan profesionalisme dari individu-individu yang
terlibat dalam kegiatan tersebut. Maka diperlukan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, kejujuran, integritas, loyalitas dan kredibilitas yang tinggi.
Humas menjadi bagian struktur dalam suatu lembaga pendidikan, lembaga dakwah organisasi atau perusahaan, baik pemerintah maupun
swasta. Oleh karena itulah, sebagai bagian dari suatu lembaga atau organisasi yang dapat menunjang perkembangan dan kemajuan sekolah, humas akan
berusaha mencari informasi sebanyak mungkin mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan sekolah untuk memperoleh dukungan masyarakat. Maka
jelaslah bahwa pekerjaan humas dalam dunia pendidikan suatu lembaga yang keberadaannya merupakan keharusan pada setiap organisasi seperti sekolah.
Public relations memiliki tugas tersebut, baik itu menciptakan, memelihara, meningkatkan serta memperbaiki keadaan sehingga itu semua
bisa mencitrakan suatu lembaga atau instansi. Penting sekali untuk mengetahui citra seperti apakah yang dibutuhkan oleh instansi atau lembaga.
Kemudian citra seperti apa yang dibuat dan dijalani oleh para profesional public relations. Citra tersebut tentulah citra positif yang menggambarkan
bahwa instansi itu positif baik internal maupun eksternal. Humas yang profesional perencanaannya tidak berdasarkan dugaan
belaka akan tetapi dari fakta. Fakta yang diambil dari hasil penelitian, pada umumnya kita sering terpeleset dalam membedakan fakta dan persepsi.
Persepsi kita harus diuji apakah betul persepsi kita, oleh karena itu tugas
Publik Relations PR dibantu oleh kemampuan penelitian seperti penelitian Klik, jaringan komunikasi, dampak, sikap, opini publik, dan citra. Oleh
karena itu peranan manajemen Humas di lembaga pendidikan sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada baik masalah
internal atau eksternal serta malayani ide, saran kritik dan opini publik. Berdasarkan fakta diatas apakah humas di Madrasah Pembangunan
melakukan penelitian dalam perencanaannya? Lembaga pendidikan tidak lepas dari masyarakat, di mana pendidikan
didirikan oleh masyarakat mendidik anak menjadi warga negara yang berguna dalam masyarakat, karena lembaga pendidikan dipandang sebagai suatu
lembaga untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan mengetahui kebutuhan masyarakat. Dengan demikian peranan manajemen Humas harus
berfungsi dengan baik. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan: pendidikan non formal adalah satuan
pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus dan pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar, masyarakat dan mejelis taklim, serta satuan
pendidikan yang sejenis.
7
Secara formal yang bertanggung jawab atas citra Madrasah Pembangunan UIN hakekatnya adalah tugas kepala sekolah dan ketua humas
disebut juga Kepala Pusat Sistem Informasi Dokumentasi dan Publikasi, beserta guru, pegawai di sekolah dan jajarannya. Secara informal, semua
publik internal Madrasah Pembangunan UIN mempunyai kewajiban moral menjaga citra Madrasah Pembangunan UIN yang positif. guru, pegawai, dan
siswa harus disemangati dengan menciptakan iklim komunikasi yang positif, iklim organisasi yang positif sehingga budaya organisasi yang kuat
mewujudkan kinerja organisasi yang tinggi. Jadi fungsi Humas adalah bersifat melekat pada manajemen perusahaan yaitu bagaimana Humas dapat
menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal balik antara lembaga dengan
7
Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 26 ayat 2, Jakarta: Sinar Grafika, 2007, h. 13
publiknya : Eksternal dan Internal. Jadi betapa penting meneliti manajemen humas.
Dengan demikian, citra dari sesuatu tidak selamanya mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya, karena citra semata-mata terbentuk
berdasarkan informasi yang tersedia. Dengan informasi yang benar, akurat tidak memihak lengkap dan memadai itu benar-benar penting bagi munculnya
citra yang tepat. Frank Jetkins menjabarkan tentang citra dan dia membagi lima jenis citra
yaitu : Citra bayangan mirror image, citra yang berlaku current image, citra yang diharapkan wish image, citra lembaga corporate image dan citra
majemuk multiple image.
8
Citra majemuk lembaga merupakan sebanyak jumlah publik internal dari lembaga tersebut. Penelitian ini hanya berfokus
pada citra current image karena betapa pentingnya meneliti penyebaran informasi agar public internal dan eksternal memahami dan mengetahui
kegiatan sekolah. Dalam Penelitian yang penulis lakukan di Madrasah Pembangunan yaitu
ingin mengetahui sejauh mana citra humas di Madrasah Pembangunan. karena masih kurang efektifnya fungsi humas yang ditetapkan di Madrasah
Pembangunan dalam
memberikan informasi
yang terkait
dengan pemberdayaan humas segala proses yang terjadi di madrasah baik untuk
kalangan intern maupun ekstern luar. Madrasah Pembangunan sendiri merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang berada di bawah naungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lembaga ini awalnya didesain sebagai laboratorium bagi mahasiswa Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan FITK. Kemudian berkat pengelolaan yang professional, Madrasah Pembangunan berubah menjadi madrasah unggulan
yang diminati ribuan calon siswa dari daerah Jakarta Selatan dan sekitarnya. Berdasarkan fakta di atas, humas Madrasah Pembangunan UIN perlu diteliti
apakah manajemen humas berjalan dengan professional.
8
Frank Jefkins, Public Relations, Surabaya: Erlangga, 1995 h. 20.
Keterkaitan masyarakat terhadap Madrasah Pembangunan UIN merupakan upaya mempertahankan dan usaha untuk lebih meningkatkan
prestasi dan reputasi, maka Madrasah Pembangunan UIN Jakarta menitikberatkan pembinaan dan pengembangan pada Basic Science, Bahasa
dan Akhlakul Karimah, beserta pembinaan dan pengembangan ini menjadi trade mark Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dan menjadi landasan
penyusunan program tahunan sehingga hasilnya akan dirasakan oleh peserta didik. Hasil kerja humas madrasah dirasakan langsung oleh pendidik internal
Madrasah. Berdasarkan fakta di atas, betapa perlunya menggali informasi dari
masyarakat, karena citra institusi pendidikan berasal dari kasus-kasus yang dialami oleh individu dan kelompok dari pengetahuan dan pengalamannya
masing-masing baik yang positif dan negatif. Pengetahuan itu disebut image dan citra. Membangun citra madrasah UIN yang positif merupakan tugas
kepala humas atau Public Relations Officer PRO. Pada hakekatnya menciptakan citra positif lembaga merupakan tanggung jawab top manager
dan manager dari suatu lembaga pendidikan.
Oleh karena itu judul skripsi ini adalah, Membangun Citra Madrasah Melalui Pemberdayaan Humas Study: di MTS Madrasah Pembangunan
UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
B. Identifikasi Masalah