Pendidikan IPS 1. Hakekat dan Pengertian IPS

29

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan siswa itu saja, akan tetapi masih terdapat hal lain yang juga menjadi faktor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan siswa. Secara garis besar, faktor tersebut dibedakan menjadi 2 dua bagian, yaitu: a. Faktor internal atau faktor yang terdapat di dalam diri peserta didik, dan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor fisiologis dan psikologis. Adapun yang termasuk faktor fisiologis antara lain kondisi kesehatan, kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. Sedangkan yang dikategorikan sebagai faktor psikologis seperti minat, bakat, intelegensi dan kebiasaan belajar. b. Faktor eksternal atau faktor yang terdapat di luar peserta didik, dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan dan instrumental. Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan sosial. Yang termasuk faktor lingkungan alam seperti keadaan suhu dan kelembaban udara. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia atau representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor instrumental ini terdiri dari media pembelajaran, kurikulum pembelajaran serta model pembelajaran yang digunakan. 41 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri internal dan kualitas pembelajaran eksternal. Dan secara keseluruhan sangat berkaitan erat dan saling mendukung satu sama lain.

E. Pendidikan IPS 1. Hakekat dan Pengertian IPS

Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1957. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang 41 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995, Cet. I, h. 59 30 diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sapriya mengatakan bahwa “Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya”. 42 Dalam kajian IPS, terdapat beberapa istilah yang kadang-kadang di artikan secara tumpang tindih antara satu dengan yang lainnya. Istilah-istilah tersebut adalah Studi Sosial Social Studies, ilmu- ilmu sosial social science dan ilmu pengetahuan sosial IPS. Meskipun pada masing-masing istilah sama-sama terdapat kata-kata sosial, tetapi dalam pengertian dan maknanya ada perbedaan. 43 Studi Sosial Social Studies merupakan studi yang mengkaji dan menelaah gejala-gejala serta masalah-masalah sosial yang berhubungan dengan perkembangan dan struktur kehidupan manusia. Studi sosial juga lebih menekankan pada pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk pengembangkan pengetahuan, ketahuilah, nilai-nilai serta partisipasi sosial. IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. IPS adalah pelajaran yang merupakan suatu fusi atau paduan dari sejumlah mata pelajaran social merupakan suatu pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu-ilmu sosial. Azis Wahab mengatakan bahwa “IPS adalah sejumlah konsep mata pelajaran sosial dan ilmu lainnya yang dipadukan berdasarkan prinsip- prinsip pendidikan yang bertujuan membahas masalah sosial atau 42 Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 7 43 Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, h.20 31 bermasyarakat dan kemasyarakatan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pendidikan melalui program pengajaran IPS pada tingkat persekolahan.” 44 Kita telah sepakat, bahwa ruang lingkup IPS itu tidak lain adalah kehidupan sosial manusia masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat inilah yang menjadi sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial apapun yang kita pelajari apakah itu hubungan sosial, ekonomi, budaya kejiwaan, sejarah, geografi, ataukah itu politik, bersumber dari masyarakat. Sebagai contoh, secara langsung kita mengamati, mempelajari, bahkan mengalami aspek kehidupan sosial yang kita sebut ekonomi, tidak terlepas dari masyarakat. Atau dengan kata lain, aspek ekonomi ini bersumber di masyarakat pemenuhan kebutuhan pokok, hubungan kegiatan ekonomi seperti perdagangan, proses produksi, semua terjadi di masyarakat. Dengan demikian, masyarakat ini menjadi sumber materi IPS. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran bagi siswa sekolah dasar dan menegah dan mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat. Dapat penulis pahami bahwa ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. Yang termasuk di dalamnya memiliki keterpaduan satu sama lain dan mendukung sehingga diharapkan memberikan pengetahuan yang komperhensif.

b. Kompetensi Pendidikan IPS

Kecakapan proses yang dikembangkan berdasarkan rasional bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan bidang studi yang multi disiplin, terdiri dari beberapa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan humaniora, yang mempelajari interaksi manusia dengan alam dan lingkungan masyarakat. 44 Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005, h. 3 32

c. Karakteristik Pendidikan IPS

Proses pembelajaran ekonomi diupayakan agar dilakukan secara terpadu. Selain itu, perlu dipilih materi pelajaran yang sesuai, baik ditinjau dari tingkat kemampuan berfikir siswa maupun dari sudut lingkungan fisik dan psikis peserta didik. Dengan memperhatikan persoalan di atas, IPS memiliki karakteristik seperti: a Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidang teori keilmuan b Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspek yang terpisah satu sama lain c Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya d Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya. 45

d. Fungsi dan Tujuan Pendidikan IPS

Syafrudin Nurdin mengatakan bahwa “Ilmu pengetahuan sosial bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap, dan nilai sebagai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya“. 46 Sapriya mengatakan bahwa: “Tujuan utama IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik”. 47 45 Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005, H. 10 46 Syafrudin Nurdin,Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, h.24 47 Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 42 33 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu, agar nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat dengan baik.

F. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make a match untuk meningkatkan perhatian siswa pada pembelajaran Matematika di SMP YMJ Ciputat (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah YMJ Ciputat)

0 7 231

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI 101769 TEMBUNG T.A 2011/2012.

0 1 20

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP ISLAM DARUL HIKMAH MAKASSAR

0 0 113