Data Hasil Belajar Siklus 2 Observasi dan Analisis

58 Selanjutnmya setelah pembahasan selesai guru bertanya kembali kepada siswa apakah ada yang kurang jelas dari materi yang kita pelajari hai ini? jika tidak ada, kita akan memulai permainan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match. Sebelum dimulai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghafal catatan yang telah dipelajari hari ini setelah itu guru menjelaskan bagaimana cara permainan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Make a Match. Pada model ini guru menyiapkan media kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban, setiap siswa mendapat satu buah kartu, tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang, setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya soal jawaban, setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya , Demikian seterusnya. Diakhir pembelajaran, guru mengulas kembali materi tersebut dan meminta siswa untuk memberikan kesimpulan. Setelah itu peneliti dan siswa menyimpulkan bersama setelah pembelajaran selesai. Kegiatan selanjutnya pemberian soal kepada siswa. Masing-masing siswa mendapatkan 20 butir soal pilihan ganda yang sama seperti soal yang diberikan sebelum pembelajaran pada awal pembelajaran. Pemberian soal ini dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah mendapatkan materi.

c. Data Hasil Belajar Siklus 2

Data hasil belajar diperoleh dari nilai pre test dan postest yang diberikan sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran pada pertemuan kedua. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 59 Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2 Siklus II No Nama Siswa Pre test Post test N-Gain 1 Arifatiq umara 35 60 0,4 2 Askinah Sandiah 50 80 0,6 3 Anisa Nurfadillah 40 85 0,8 4 Angga Reksa 35 70 0,7 5 Azka Nisail Kamilah 40 90 0,9 6 Bintang 20 60 0,5 7 Dhinar Trias Dewantary 45 95 0,9 8 Esa Bayu Rianto 65 85 0,6 9 Fadila Bunga 35 85 0,8 10 Fikri Daris A 50 65 0,3 11 Kusuma Panji 30 65 0,5 12 Lintang Mutia Dini 50 85 0,7 13 Muhammad Ilham 45 75 0,6 14 M. Ikbal Naufal 50 75 0,6 15 Rashida An’am Shaliha 40 95 1 16 Rahman Hadiayanto 25 65 0,6 17 Razak 25 65 0,4 18 Salsabila Sadya 40 90 0,9 19 Syakri 45 70 0,7 20 Viru 30 60 0,5 Jumlah 1115 1525 13 Rata-rata 55,75 76,25 0,65 Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pre test adalah 20. Sedangkan nilai terendah pada saat post test sebesar 60. Nilai tertinggi pada pre test adalah 65, sedangkan pada skor post test sebesar 95. Dari tabel tersebut bisa kita lihat sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat. Untuk hasil belajar siklus 2 diperoleh rata-rata N gain sebesar 65. ini berarti pembelajaran kooperatif model Make a Match yang digunakan cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang memperhitungkan ketuntasan hasil belajar sesuai dengan tabel tafsiran N- gain. Dengan demikian indikator keberhasilan peneliti ini sedikit akan tecapai. Untuk itu peneliti melanjutkan ke siklus 3 mencoba menyempurnakan dan memperbaiki dari kekurangan yang terdapat pada 60 disiklus 2. Dengan adanya perbaikan sekali lagi, diharapkan efektifitas penggunaan pembelajaran kooperatif model Make a Match dapat tercapai dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Observasi dan Analisis

Pengamatan pembelajaran pada siklus 2 masih berorientasi pada aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Selain aktifitas siswa, juga ada beberapa hal yang dilakukan pengamatan seperti, persiapan guru sebelum mengajar, media dan sumber yang digunakan. Data dari hasil siklus 2 menunjukan bahwa, guru membuat rencana pembelajaran sebelum rencana pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran. Pada siklus 2, guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Kemampuan peneliti dalam mengondisikan kelaspun mengalami sedikit peningkatan. Suasana kelas sudah lebih tenang dibandingkan pada proses pembelajaran disiklus 1. Hal ini disebabkan, guru memberi point kepada siswa yang membuat gaduh dan yang tidak memperhatikan, sehingga mereka menjadi lebih tenang. Dan waktu untuk proses pembelajaran sudah cukup. Karena dibandingkan pada siklus 1 banyak waktu yang terbuang akibat siswa tidak memperhatikan dan keadaan kelas gaduh. Sehingga guru harus menjelaskan berulang-ulang. Pada siklus 2 ini menyampaian guru lebih jelas dan dimengerti. Karena penjelasannya tidak secepat pertemuan sebelumnya. Suara guru sudah menjadi pusat perhatian semua siswa, sehingga menarik perhatian siswa untuk memperhatikan penjelasan guru. Siswa juga sudah mulai faham dengan penggunaan pembelajaran kooperarif model Make a Match. Sesuai data yang diperoleh, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Guru melakukan interaksi dengan siswa memberikan pertanyaan. Interaksi lainnya bisa dilihat dari bantuan dan bimbingan guru pada siswa. Guru berkeliling di kelas untuk melihat pekerjaan siswa dan memberikan bantuan jika siswa mengalami kesulitan. 61 Hasil belajar siswa pada siklus 2 sebagaimana terlihat pada tabel menunjukan bahwa, sebagian siswa hasil belajarnya mulai meningkat. Hal ini bisa dilihat dari skor pre test dan post test yang terdapat pada tabel hasil belajar di siklus 2. Untuk perolehan rata-rata N-gain pada siklus 2 mencapai 65. Hal ini menunjukan penggunaan pembelajara kooperatif model Make a Match pada siklus 2 baru mencapai tingkat cukup efektif.

e. Tahap Refleksi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make a match untuk meningkatkan perhatian siswa pada pembelajaran Matematika di SMP YMJ Ciputat (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah YMJ Ciputat)

0 7 231

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI 101769 TEMBUNG T.A 2011/2012.

0 1 20

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP ISLAM DARUL HIKMAH MAKASSAR

0 0 113