mengalami ISPA sebanyak 43,1. Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai pvalue 1,000 pvalue 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara bahan bakar masak dengan gejala ISPA pada balita di Desa Tamansari tahun 2013.
9. Hubungan Luas Ventilasi dengan Gejala ISPA pada Balita
Hasil analisis hubungan antara luas ventilasi dengan gejala ISPA pada balita di Desa Tamansari tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.23.
Tabel 5.23. Hubungan antara Luas Ventilasi dengan Gejala ISPA pada Balita
di Desa Tamansari Tahun 2013
Luas Ventilasi Gejala ISPA
Total pvalue
Iya Tidak
N N
N TMS
MS 26
13 59,1
54,2 18
11 40,9
45,8 44
24 100
100 0,799
Jumlah 39
57,4 29
42,6 68
100 Sumber: Data Primer Tahun 2013
Berdasarkan tabel 5.23. diketahui balita yang luas ventilasi kamar tidak memenuhi syarat dan mengalami ISPA adalah 59,1 serta luas
ventilasi kamar tidak memenuhi syarat dan tidak mengalami ISPA sebanyak 40,9 sedangkan luas ventilasi kamar yang memenuhi syarat
dan mengalami ISPA sebanyak 54,2 serta luas ventiasi kamar yang memenuhi syarat dan tidak mengalami ISPA sebanyak 45,8.
Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai pvalue 0,799 pvalue 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara luas ventilasi dengan gejala ISPA pada balita di Desa Tamansari tahun 2013.
10. Hubungan Kepadatan hunian dengan Gejala ISPA pada Balita
Hasil analisis hubungan antara kepadatan hunian dengan gejala ISPA pada balita di Desa Tamansari tahun 2013 dapat dilihat pada tabel
5.24.
Tabel 5.24. Hubungan antara Kepadatan Hunian dengan Gejala ISPA pada
Balita di Desa Tamansari Tahun 2013
Kepadatan hunian
Gejala ISPA Total
pvalue Iya
Tidak N
N N
TMS Ms
28 11
50,9 84,6
27 2
49,1 15,4
55 13
100 100
0,032 Jumlah
39 57,4
29 42,6
68 100
Sumber: Data Primer Tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.24. diketahui kepadatan hunian balita yang
lebih dari 2 orang dan mengalami ISPA adalah 50,9 serta kepadatan hunian yang lebih dari 2 orang dan tidak mengalami ISPA sebanyak 49,1.
Sedangkan kepadatan hunian yang tidak lebih dari 2 orang dan mengalami ISPA sebanyka 84,6 serta kepadatan hunian yang tidak lebih dari 2
orang dan tidak mengalami ISPA sebanyak 15,4. Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai pvalue 0,032 pvalue 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian dengan gejala ISPA pada balita di Desa Tamansari tahun 2013.
77
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan peneliti yaitu :
1. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Desain ini tidak dapat menjelaskan hubungan sebab akibat, hanya menjelaskan
hubungan keterkaitan. Meskipun demikian, desain ini dipilih karena paling sesuai dengan tujuan penelitian, serta efektif dari segi waktu.
2. Pemeriksaan gejala ISPA langsung ditanyakan ke ibu balita, tanpa mengunakan pemeriksaan dokter untuk memperkuat hasil. Sehingga
mempengaruhi proporsi gejala ISPA.
B. Analisis Univariat
1. Gambaran Gejala ISPA pada Balita di Desa Tamansari
Pada penelitian ini untuk gejala ISPA yaitu dengan menanyakan pada ibu balita yang pernah dialami balita selama kurun
waktu dua minggu baik itu batuk, pilek, demam dan panas. Pengertian ISPA sendiri merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan
Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa inggris Acute Respiratory Infections ARI. Penyakit Infeksi akut yang menyerang
salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung