Kerangka Konsep Definisi Operasional

40

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori diatas, maka kerangka konsep yang dibuat peneliti dalam penelitian ini dimana variabel dependen dalam penelitian ini yaitu gejala ISPA, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah status gizi, status imunisasi, PM10, suhu, kelembaban, racun nyamuk bakar, kebiasaan merokok, bahan bakar memasak, luas ventilasi dan kepadatan hunian. Sedangkan variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini yaitu : 1. Usia Pada penelitian ini usia tidak diteliti karena dari beberapa referensi dan penelitian lain tidak bibahas mengenai usia. 2. Jenis Kelamin Pada penelitian ini jenis kelamin tidak diteliti karena berdasarkan penelitian dan teori tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dan kejadian ISPA semua memiliki risiko yang sama antara laki-laki dan perempuan. 3. Pendapatan keluarga Dalam penelitian ini pendapatan keluarga tidak diteliti karena keterbatasan peneliti. Berdasarkan kerangka teori yang ada dan keterbatasan maka kerangka konsep yang digunakan dalam penelitain ini dapat dilihat pada bagan 3.1. berikut ini: Bagan 3.1 Kerangka Konsep Gejala ISPA Status gizi Kelembaban Status Imunisasi Suhu Racun Nyamuk Bakar Kebiasaan Merokok Bahan Bakar Masak PM 10 Luas Ventilasi Kepadatan Hunian

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional No Veriabel Definisi Cara Ukur Alat ukur Skala Ukur Hasil Ukur 1 Gejala ISPA Anak balita umur 1-59 bulan yang menderita gangguan saluran pernafasan yang berhubungan dengan gejala ISPA dalam kurun waktu 2 minggu terakhir meliputi batuk, pilek, sakit telinga dengan atau tanpa demampanas Depkes, 2007. Wawancara Kuisioner Nominal 0. Iya 1. Tidak

2 Status Gizi

Keadaan gizi balita yang diukur secaraantropometri berdasarkan indeks BBU Berat badan Kg per Umur Bulan sesuai standar baku WHO-NCHS Pengukuran dan melihat kartu KMS Panjang Badan baby length board, alat ukur tinggi badanvertical measures microtoise Ordinal 0. Gizi Kurang - 2,0 SD sd – 3 SD 1. Gizi baik -2,0 SD sd +2 SD No Veriabel Definisi Cara Ukur Alat ukur Skala Ukur Hasil Ukur 3 Status Imunisasi Riwayat imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis dan campak yang diperoleh oleh balita dapat dilihat pada KMS atau catatan status kunjungan ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya. Wawancara KMS Nominal 0. Tidak lengkap Imunisasi kurang dari salah satu sesuai dengan umur balita 1. Lengkap Imunisasi sesuai dengan Umur balita saat penelitian. 4 Partikulat Debu PM 10 dalam rumah Ukuran sewaktu konsentrasi partikulat berukuran maksimum 10 mikron dalam satuan µmm 3 diruangan balita sering tidur. Hasil ukur dibandingkan dengan kadar debu total TSP sebesar 150 µgm 3 . Dengan perkiraan kadar PM10 = 40 TSP. Maka kadar PM 10 maksimal dalam rumah adalah 70 µgm 3 Kepmenkes, 1999 Pengukuran langsung EPAM-5000 Rasio µgm 3 No Variabel Defenisi Cara Ukur Alat ukur Skala Ukur Hasil Ukur 5 Suhu Temperatur udara dalam ruanga dengan tingkat kenyamanan berkisar antara 18 - 30 C Kepmenkes,1999 Pengukuran Termometer Rasio C 6 Kelembaban Jumlah uap air di udara dalam rumah dan dinyatakan dalam persen berkisar antara 40-70 Kepmenkes 1999 Pengukuran Hygrometer Rasio 7 Racun Nyamuk Bakar Jenis obat nyamuk yang dipakai di dalam rumah yang mengandung senyawa kimia dan partikulat yang dilepaskan ke udara ketika digunakan termasuk obat nyamuk bakar Depkes, RI, 2002 Wawancara dan observasi Kuisioner Nominal 0. Ada memakai racun nyamuk bakar 1. Tidak ada tidak memakai racun nyamuk bakar 8 Kebiasaan Merokok Penghuni tetap yang mempunyai kebiasaan merokok didalam rumah, yang tinggal serumah dengan balita Depkes, 2005 Wawancara Kuisioner Nominal 0. Ada 1. Tidak Ada No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil ukur 9 Bahan Bakar Memasak Jenis Bahan bakar yang dipergunakan untuk keperluan rumah tangga sehari-hari memasak, penerangan dan sebagainya. Jenis bahan bakar dibedakan menjadi kayu bakar, minyak tanah, dan gas. Pada waktu anggota keluarga menggunakan minyak tanah saat memasak dianggap ada asap pencemaran dalam rumah dan pada waktu anggota keluarga menggunakan kompor gas saat memasak dianggap tidak ada asap dalam rumah Soewati,S.S, dkk,2000. Wawancara dan observasi Kuisioner Ordinal 0. Tidak Memenuhi Syarat TMSAda asap pencemarkayu bakar dan minyak tanah. 1. Memenuhi Syarat MSTidak ada asap pencemargas. 10 Luas Ventilasi Rumah Perbandingan luas lantai kamar dengan luas jendela dan lubang angin kamar balita sering tidur untuk aliran udara dari dalam kamar keluar kamar atau sebaliknya. Sesuai dengan Kepmenkes 1999 yaitu minimum 10 dari luar lantai kamar. Wawancara, observasi dan pengukuran Meteran dan kuisioner Ordinal 0. Tidak memenuhi syarat 10 luas lantai 1. Memenuhi syarat 10 dari luas lantai No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur 11 Kepadatan hunian Perbandingan luas lantai rumah m 2 dengan jumlah orang penghuni rumahminimal yang dianjurkan 10 m 2 orang Kepmenkes, 1999 Pengukuran dan wawancara Kuisioner dan meteran Ordinal 0. Tidak memenuhi syarat 10 m 2 orang. 1. Memenuhi syarat 10 m 2 orang

C. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

0 58 123

Hubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014

2 115 78

Hubungan Status Imunisasi dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita Sakit (1-5 tahun) di Puskesmas Teladan Medan Tahun 2014

1 46 60

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Gejala ISPA Pada Balita di Desa Citeureup Tahun 2014

11 43 164

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) BAGIAN ATAS PADA BALITA DI DESA NGRUNDUL KECAMATAN KEBONARUM KABUPATEN KLATEN

0 5 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT) PADA BALITA USIA 2-5 Hubungan Lama Pemberian Asi Dengan Kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Pada Balita Usia 2-5 Tahun Di Posyandu Kecamatan Kartasura.

0 2 15

PERBANDINGAN KEJADIAN ISPA BALITA PADA K

0 0 11

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINANGA KOTA MANADO

0 0 10