Simpangan Antar Tingkat Bangunan Interstory Drift

4.7.3 Simpangan Antar Tingkat Bangunan Interstory Drift

Simpangan antar tingkat bangunan akibat pengaruh gaya gempa sangat menentukan kinerja batas layan suatu bangunan. Pembatasan simpangan antar tingkat bangunan ini bertujuan untuk membatasi terjadinya peretakan pada bangunan beton yang berlebihan, mencegah kerusakan non-struktur dan ketidaknyamanan penghuninya. Simpangan antar tingkat harus dihitung dari simpangan struktur gedung tersebut akibat pengaruh gempa nominal yang telah dibagi faktor skala. Berdasarkan SNI-1726-2002 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung, untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan maka dalam segala hal simpangan antar tingkat yang dihitung dari simpangan bangunan tidak boleh melampui • ,• • • kali tinggi tingkat yang bersangkutan atau 30 mm, bergantung yang mana nilainya yang terkecil. Sementara untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimit struktur gedung ditentukan oleh simpangan dan simpangan antar tingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana dalam struktur gedung diambang keruntuhan, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk mencegah benturan berbahaya antar- gedung atau antar bagian struktur gedung yang dipisah dengan sela pemisah sela delatasi. Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimit struktur gedung, dalam segala hal simpangan antar-tingkat yang dihitung dari simpangan struktur gedung tidak boleh melampaui 0,02 kali tinggi tingkat yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Simpangan antar tingkat pada bangunan tanpa base isolator Tingkat bangunan Simpangan pada bangunan cm Simpangan antar tingkat bangunan cm Ratio simpangan antar tingkat bangunan Kinerja batas ultimit berdasarkan SNI-1726-2002 cm Lant ai 6 15,058 1,752 0,4380 8 Lant ai 5 13,306 2,225 0,5561 8 Lant ai 4 11,081 2,884 0,7210 8 Lant ai 3 8,197 3,338 0,835 8 Lant ai 2 4,859 3,190 0,7975 8 Lant ai 1 1,669 Gambar 4.22 Perpindahan lateral pada bangunan tanpa base isolator Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Simpangan antar tingkat pada bangunan dengan base isolator variasi I Tingkat bangunan Simpangan pada bangunan cm Simpangan antar tingkat bangunan cm Ratio simpangan antar tingkat bangunan Kinerja batas ultimit berdasarkan SNI-1726-2002 cm Lant ai 6 28,862 0,365 0,091 8 Lant ai 5 28,497 0,55 0,1375 8 Lant ai 4 27,947 0,802 0,2005 8 Lant ai 3 27,145 1,065 0,2663 8 Lant ai 2 26,080 1,275 0,319 8 Lant ai 1 24,805 Gambar 4.23 Perpindahan lateral pada bangunan dengan base isolator variasi I Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Simpangan antar tingkat pada bangunan dengan base isolator variasi II Tingkat bangunan Simpangan pada bangunan cm Simpangan antar tingkat bangunan cm Ratio simpangan antar tingkat bangunan Kinerja batas ultimit berdasarkan SNI-1726-2002 cm Lant ai 6 28,881 0,366 0,0915 8 Lant ai 5 28,515 0,549 0,1373 8 Lant ai 4 27,966 0,803 0,2008 8 Lant ai 3 27,163 1,066 0,2665 8 Lant ai 2 26,097 1,274 0,3185 8 Lant ai 1 24,823 Gambar 4.24 Perpindahan lateral pada bangunan dengan base isolator variasi II Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Simpangan antar tingkat pada bangunan dengan base isolator variasi III Tingkat bangunan Simpangan pada bangunan cm Simpangan antar tingkat bangunan cm Ratio simpangan antar tingkat bangunan Kinerja batas ultimit berdasarkan SNI-1726-2002 cm Lant ai 6 28,9 0,365 0,0913 8 Lant ai 5 28,535 0,55 0,1375 8 Lant ai 4 27,985 0,803 0,2003 8 Lant ai 3 27,182 1,066 0,2665 8 Lant ai 2 26,116 1,275 0,3188 8 Lant ai 1 24,841 Gambar 4.25 Perpindahan lateral pada bangunan dengan base isolator variasi III Tabel 4.9 Simpangan antar tingkat pada bangunan dengan base isolator Universitas Sumatera Utara variasi IV Tingkat bangunan Simpangan pada bangunan cm Simpangan antar tingkat bangunan cm Ratio simpangan antar tingkat bangunan Kinerja batas ultimit berdasarkan SNI-1726-2002 cm Lant ai 6 28,919 0,365 0,0913 8 Lant ai 5 28,554 0,551 0,1378 8 Lant ai 4 28,003 0,803 0,2008 8 Lant ai 3 27,2 1,067 0,2668 8 Lant ai 2 26,133 1,276 0,319 8 Lant ai 1 24,857 Gambar 4.26 Perpindahan lateral pada bangunan dengan base isolator variasi IV Universitas Sumatera Utara Perbandingan simpangan antar tingkat antara bangunan yang menggunakan base isolator dengan bangunan tanpa base isolator Berikut merupakan grafik perbandingan perpindahan lateral pada lantai atap antara bangunan yang menggunakan base isolator variasi I dengan bangunan tanpa base isolator: Gambar. 4.27 Simpangan antar tingkat bangunan 3,19 3,338 2,884 2,225 1,752 1,275 1,065 0,802 0,55 0,365 400 800 1200 1600 2000 1 2 3 4 T in g g i B a n g u n a n c m Simpangan Antar Tingkat cm Simpangan Antar Tingkat Bangunan Bangunan Tanpa Base Isolat or Bangunan Dengan Base Isolat or Universitas Sumatera Utara 4.7.4 Percepatan Gempa Yang Terjadi Pada Bangunan Tabel 4.10 Percepatan gempa arah sumbu X pada bangunan tanpa base isolator dan bangunan yang menggunakan Lead Rubber Bearing LRB dengan beberapa variasi post-yield stiffness ratio • Lantai Pembebanan Struktur Percepatan Gempa Arah Sumbu X Tanpa Base Isolator cms 2 Variasi I Variasi II Variasi III Variasi IV • = 0,05 • = 0,10 • = 0,15 • = 0,20 cms 2 cms 2 cms 2 cms 2 Base slab Time History 292,422 162,394 162,483 162,554 162,631 Lantai 1 Time History 331,009 168,058 168,172 168,265 168,364 Lantai 2 Time History 351,295 167,928 168,051 168,158 168,276 Lantai 3 Time History 384,131 162,755 162,872 162,975 163,097 Lantai 4 Time History 540,676 163,353 163,453 163,538 163,661 Lantai 5 Time History 561,392 178,093 178,247 178,372 178,536 Lantai 6 Time History 670,033 193,693 193,868 194,002 194,169 Tabel 4.11 Percepatan gempa arah sumbu Y pada bangunan tanpa base isolator dan bangunan yang menggunakan Lead Rubber Bearing LRB dengan beberapa variasi post-yield stiffness ratio • Lantai Pembebanan Struktur Percepatan Gempa Arah Sumbu Y Tanpa Base Isolator cms 2 Variasi I Variasi II Variasi III Variasi IV • = 0,05 • = 0,10 • = 0,15 • = 0,20 cms 2 cms 2 cms 2 cms 2 Base slab Time History 292,422 162,394 162,483 162,554 162,631 Lantai 1 Time History 331,009 168,058 168,172 168,265 168,364 Lantai 2 Time History 351,295 167,928 168,051 168,158 168,276 Lantai 3 Time History 384,131 162,755 162,872 162,975 163,097 Lantai 4 Time History 540,676 163,353 163,453 163,538 163,661 Lantai 5 Time History 561,392 178,093 178,247 178,372 178,536 Lantai 6 Time History 670,033 193,693 193,868 194,002 194,169 Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4.10 dan 4.11 dapat dilihat percepatan gempa yang terjadi pada lantai bangunan yaitu pada bangunan tanpa base isolator dan bangunan dengan base isolator variasi I, II, III, dan IV. Perbandingan percepatan gempa antara bangunan tanpa base isolator dengan bangunan yang menggunakan base isolator dapat dinyatakan dalam selisih percepatan gempa . Dalam hal ini selisih percepatan gempa yang ditinjau hanya pada lantai dasar dan lantai atap dan selisih percepatan gempa seluruh bangunan serta variasi relatif terhadap variasi I. Selisih percepatan gempa antara bangunan tanpa base isolator dan dengan base isolator relatif terhadap variasi I, yaitu: Percepatan gempa pada lantai dasar bangunan: o Selisih percepatan gempa bangunan tanpa base isolator dan bangunan dengan base isolator variasi I = 44,466 o Selisih percepatan gempa antara variasi I dan variasi II = 0,0548 o Selisih percepatan gempa antara variasi I dan variasi III = 0,0985 o Selisih percepatan gempa antara variasi I dan variasi IV = 0,1459 Percepatan gempa pada lantai atap bangunan: o Selisih percepatan gempa bangunan tanpa base isolator dan bangunan dengan base isolator variasi I = 71,092 o Selisih percepatan gempa antara variasi I dan variasi II = 0,0903 o Selisih percepatan gempa antara variasi I dan variasi III = 0,1595 o Selisih percepatan gempa antara variasi I dan variasi IV = 0,2547 Universitas Sumatera Utara Grafik Percepatan Gempa Terhadap Waktu Variasi I dengan • = 0,05 a b Gambar 4.28 Grafik percepatan gempa terhadap waktu pada variasi I; a percepatan gempa pada dasar gedung b percepatan gempa pada puncak gedung Universitas Sumatera Utara Grafik Percepatan Gempa Terhadap Waktu Variasi II dengan • = 0,10 a b Gambar 4.29 Grafik Percepatan gempa terhadap waktu pada variasi II; a percepatan gempa pada dasar gedung b percepatan gempa pada puncak gedung Universitas Sumatera Utara Grafik Percepatan Gempa Terhadap Waktu Variasi III dengan • = 0,15 a b Gambar 4.30 Grafik Percepatan gempa terhadap waktu pada variasi III; a percepatan gempa pada dasar gedung b percepatan gempa pada puncak gedung Universitas Sumatera Utara Grafik Percepatan Gempa Terhadap Waktu Variasi IV dengan • = 0,20 a b Gambar 4.31 Grafik Percepatan gempa terhadap waktu pada variasi IV; a percepatan gempa pada dasar gedung b percepatan gempa pada puncak gedung Universitas Sumatera Utara Perbandingan percepatan gempa antara bangunan yang menggunakan base isolator variasi I dan bangunan tanpa base isolator Berikut merupakan grafik perbandingan percepatan gempa pada lantai dasar dan lantai atap antara bangunan yang menggunakan base isolator variasi I dengan bangunan tanpa base isolator: a b Gambar 4.32 Grafik perbandingan percepatan gempa antara bangunan tanpa dan dengan base isolator; a percepatan pada lantai dasar b percepatan pada lantai atap -400 -300 -200 -100 100 200 300 5 10 15 20 25 30 35 P e rc e p a ta n G e m p a c m s 2 W aktu detik Percepatan Gempa Pada Lantai Dasar Bangunan Bangunan Dengan Base Isolat or Bangunan Tanpa Base Isolat or -800 -600 -400 -200 200 400 600 800 5 10 15 20 25 30 35 P e rc e p a ta n G e m p a c m s 2 W aktu detik Percepatan Gempa Pada Lantai Atap Bangunan Dengan Base Isolat or Bangunan Tanpa Base Isolat or Universitas Sumatera Utara Grafik perbandingan percepatan gempa dari beberapa variasi nilai post-yield stiffness ratio pada bangunan dengan base isolator a b Gambar 4.33 Percepatan gempa dari beberapa variasi nilai post-yield stiffness ratio pada bangunan dengan base isolator; a percepatan pada lantai dasar b percepatan pada lantai atap 162,394 162,483 162,554 162,631 162,25 162,35 162,45 162,55 162,65 Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4 P e rc e p a ta n G e m p a c m s 2 Variasi Post-yield Stiffness Ratio Grafik percepatan gempa pada lantai dasar dari beberapa variasi post-yield stiffness ratio Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4 193,693 193,868 194,002 194,169 193,4 193,6 193,8 194 194,2 194,4 Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4 P e rc e p a ta n G e m p a c m s 2 Variasi Post-yield Stiffness Ratio Grafik percepatan gempa pada lantai atap dari beberapa variasi post-yield stiffness ratio Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4 Universitas Sumatera Utara 4.7.5 Gaya Geser Dasar Base Shear yang Terjadi Pada Bangunan Tabel 4.12 Gaya geser dasar base shear pada bangunan tanpa base isolator dan bangunan yang menggunakan Lead Rubber Bearing LRB dengan beberapa variasi post-yield stiffness ratio • Base Shear Pembebanan Struktur Base Shear Pada Bangunan Tanpa Base Isolator kN Variasi I Variasi II Variasi III Variasi IV • = 0,05 • = 0,10 • = 0,15 • = 0,20 kN kN kN kN Base Shear Arah Sumbu X Time History 4711,669 2951,075 2952,678 2954,069 2955,926 Base Shear Arah Sumbu Y Time History 4711,669 2951,075 2952,678 2954,069 2955,926 Dari tabel 4.12 dapat dilihat perbandingan gaya geser dasar base shear yang terjadi antara bangunan tanpa base isolator dan bangunan dengan base isolator. Perbandingan gaya geser dasar base shear antara bangunan tanpa base isolator dengan bangunan yang menggunakan base isolator dapat dinyatakan dalam selisih gaya geser dasar . Selisih gaya geser dasar bangunan tanpa base isolator dan dengan base isolator relatif terhadap variasi I yaitu: o Selisih base shear bangunan tanpa base isolator dengan bangunan yang menggunakan base isolator variasi I = 37,37 o Selisih base shear antara variasi I dan variasi II = 0,054 o Selisih base shear antara variasi I dan variasi III = 0,101 o Selisih base shear antara variasi I dan variasi IV = 0,164 Universitas Sumatera Utara Grafik Gaya Geser Dasar Terhadap Waktu Variasi I dengan • = 0,05 Gambar 4.34 Grafik gaya geser dasar base shear terhadap waktu variasi I Grafik Gaya Geser Dasar Terhadap Waktu Variasi II dengan • = 0,10 Gambar 4.35 Grafik gaya geser dasar base shear terhadap waktu variasi II Universitas Sumatera Utara Grafik Gaya Geser Dasar Terhadap Waktu Variasi III dengan • = 0,15 Gambar 4.36 Grafik gaya geser dasar base shear terhadap waktu variasi III Grafik Gaya Geser Dasar Terhadap Waktu Variasi IV dengan • = 0,20 Gambar 4.37 Grafik gaya geser dasar base shear terhadap waktu variasi IV Universitas Sumatera Utara Perbandingan gaya geser dasar base shear antara bangunan yang menggunakan base isolator variasi I dan bangunan tanpa base isolator Berikut merupakan grafik perbandingan gaya geser dasar base shear antara bangunan yang menggunakan base isolator variasi I dengan bangunan tanpa base isolator: Gambar 4.38 Perbandingan gaya geser dasar antara bangunan dengan dan tanpa base isolator Gambar 4.39 Gaya geser dasar dari beberapa variasi post-yield stiffness ratio -6000 -4000 -2000 2000 4000 6000 5 10 15 20 25 30 35 G a y a G e s e r D a s a r k N W aktu Gaya Geser Dasar Base Shear Pada Bangunan Bangunan Dengan Base Isolat or Bangunan Tanpa Base Isolat or 2951,075 2952,678 2954,069 2955,926 2950 2951 2952 2953 2954 2955 2956 2957 Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4 G a y a G e s e r D a s a r k N Variasi Post-yield Stiffness Ratio Grafik gaya geser dasar base shear dari beberapa variasi post-yield stiffness ratio Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4 Universitas Sumatera Utara

4.7.6 Momen, Lintang dan Normal yang Terjadi Pada Bangunan