LOKASI PEMASANGAN LEAD RUBBER BEARING LRB

3.3 LOKASI PEMASANGAN LEAD RUBBER BEARING LRB

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa base isolator merupakan suatu sistem yang mampu mereduksi gaya gempa yang bekerja pada struktur bangunan sehingga bangunan tersebut tidak mengalami kerusakan yang signifikan saat terjadi gempa bumi. Karena kemampuannya tersebut, sekarang ini penggunaan base isolator pada bangunan ataupun jembatan sudah banyak diterapkan di beberapa negara khususnya negara yang rawan gempa bumi. Pada bangunan tanpa basemen, base isolator dipasang di atas pondasi bangunan sehingga struktur atas bangunan bertumpu pada isolator tersebut atau dengan kata lain base isolator disisipkan di antara pondasi dan struktur atas bangunan. Gambar 3.4 menunjukkan lokasi pemasangan base isolator pada bangunan tanpa basemen. Pada lokasi pemasangan isolator harus disediakan suatu ruang atau kolong bangunan dengan tinggi minimum 1,2 m sampai 1,5 m. Ruang atau kolong bangunan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan saat melakukan inspeksi pada isolator dan juga memungkinkan pergantian isolator apabila terdapat kerusakan pada isolator tersebut. Gambar 3.4 Lokasi pemasangan base isolator pada bangunan tanpa basemen Universitas Sumatera Utara Pada bangunan dengan basemen, pemasangan base isolator dapat dilakukan pada bagian atas, bawah atau bagian tengah dari kolom dan dinding basemen. Gambar 3.5 memperlihatkan lokasi pemasangan base isolator pada bangunan yang memiliki basemen. a b c Gambar 3.5 Lokasi pemasangan base isolator pada bangunan dengan basemen; a pada bagian atas kolom b pada bagian tengah kolom c pada bagian bawah kolom Pemasangan base isolator seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.5 dapat menimbulkan momen kantilever pada elemen kolom dan dinding basemen. Hal ini disebabkan oleh gaya geser maksimum yang bekerja pada isolator saat terjadi gempa bumi. Oleh karena itu elemen-elemen pada basemen harus didesain dengan mempertimbangkan pengaruh momen kantilever tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkokoh dimensi kolom dan juga disyaratkan untuk menggunakan suatu pilar persegi pada dinding basemen yang berfungsi untuk menahan gaya permukaan yang bekerja pada dinding tersebut. Sementara untuk lokasi pemasangan isolator yang berada pada pertengahan tinggi kolom, momen total yang terjadi pada lokasi tersebut terbagi ke komponen bagian atas dan bawah. Universitas Sumatera Utara Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan dalam menempatkan suatu isolator pada bangunan baik tanpa maupun dengan basemen, ialah pemilihan jenis isolator yang tepat. Misalnya jika digunakan LRB dengan inti timah yang besar, maka penempatan isolator pada posisi seperti pada perpotongan dinding dapat dilakukan. Hal ini disebabkan LRB dengan inti timah yang besar memiliki ketahanan yang tinggi terhadap gaya lateral. Sedangkan untuk elemen yang dipengaruhi oleh gaya lateral yang lebih lemah, dapat menggunakan LRB dengan inti timah yang lebih kecil atau tanpa dengan inti timah. Pemilihan lokasi isolator pada suatu bangunan yang telah berdiri mengikuti proses yang sama seperti pada bangunan baru tetapi terdapat beberapa kendala. Selain itu juga banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pemasangan isolator pada bangunan yang telah berdiri. Hal-hal tersebut juga merupakan masalah yang sering dijumpai selama pemasangan baru isolator yang meliputi masalah momen sekunder, aksi diafragma di atas isolator, kapasitas bangunan bawah untuk menahan gaya isolator maksimum Gambar 3.6 menunjukkan konsep pemasangan base isolator pada bangunan yang telah berdiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses modifikasi suatu isolator pada bangunan yang telah berdiri, yaitu: 1. Struktur yang telah berdiri harus dipotong pada bagian yang akan dilakukan modifikasi isolator, sehingga proses pemasangan dapat dilakukan. Untuk pemasangan pada kolom, diperlukan suatu penyangga sementara untuk menahan beban kolom. Untuk struktur dinding, dibuat suatu lubang atau celah pada dinding tersebut kemudian isolator dapat dipasang pada dinding. Pada saat proses pembuatan lubang pada dinding, beban dinding ditahan oleh bagian Universitas Sumatera Utara dinding lain yang bedekatan dengan dinding yang dilubangi tersebut. Setelah proses pemasangan isolator selesai, bagian dinding tersebut kemudian dihilangkan. 2. Beban gravitasi harus terdistribusi pada isolator. Biasanya hal ini dilakukan dengan menggunakan flat-jack . Flat-jack merupakan kapsul hidrolik yang berbentuk plat cekung ganda. Plat tersebut ditempatkan pada bagian atas dan bawah alat seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.7 dikutip dari PSC Freyssinet Catalogue. Ketika dongkrak dipompa secara hidrolik, plat paling atas dan bawah akan mengembang. Gambar 3.6 Konsep pemasangan isolator pada bangunan yang telah berdiri Gambar 3.7 Alat flat-jack untuk pemasangan isolator pada bangunan yang telah berdiri Universitas Sumatera Utara 3. Untuk pemasangan isolator pada dinding, dinding perlu diperkuat pada bagian atas dan bawah dari lokasi isolator tersebut. Dengan demikian dinding tersebut dapat menahan momen primer dan sekunder yang terjadi. Perkuatan pada dinding dapat dilakukan dengan meletakkan balok beton precast secara horizontal pada masing-masing sisi dinding yang berada di atas dan di bawah lokasi isolator. Selain itu perkuatan pada dinding juga dapat dilakukan dengan cara membuat pilaster atau pilar-pilar persegi tepat di bawah lokasi isolator tersebut. Selain pada bangunan, base isolator juga banyak digunakan pada konstruksi jembatan. Pada suatu jembatan biasanya isolator dipasang di atas abutment dan pier atau pilar. Pada gambar 3.8 dapat dilihat lokasi pemasangan base isolator pada konstruksi jembatan. Kolom jembatan atau pilar dapat berperilaku sebagai suatu kantilever jika dibebani oleh beban longitudinal tetapi kolom akan berperilaku sebagai frame melintang jika isolator ditempatkan pada bagian atas balok melintang. Gambar 3.8 Lokasi pemasangan base isolator pada jembatan Universitas Sumatera Utara 3.4 KARAKTERISTIK MEKANIS LEAD RUBBER BEARING LRB 3.4.1 Kekakuan Pada Lead Rubber Bearing LRB