Konsep Dasar Kurikulum 2013 Kurikulum 2013

9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum 2013

a. Konsep Dasar Kurikulum 2013

Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013 mengimplementasikan kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya KTSP yang diberi nama kurikulum 2013. Latar belakang lahirnya kurikulum 2013 menurut Kunandar 2014:21 adalah sebagai berikut. 1 Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN tahun 2010 – 2014, diamanatkan penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian teaching to the test, tetapi pendidikan menyeluruh yang memerhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya bahasa Indonesia melalui penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional UAN pada 2011 dan penyempurnaan kurikulum SD dan menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan 25 sekolah pada 2012 dan 100 pada 2014. 2 Ada beberapa hal yang perlu dilakukan penyempurnaan dalam kurikulum sebelumnya KTSP, yakni a konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak, b kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, c kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan, d kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan belum terakomodasi secara eksplisit di dalam kurikulum, 5 kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global, 6 standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, 7 standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi proses dan hasil dan belum tegas menuntut adanya remidiasi secara berkala. PERMENDIKBUD No.67 Tahun 2013 tentang kurikulum SD, menegaskan bahwa rasional pengembangan Kurikulum mencakup beberapa faktor, antara lain. 1 Tantangan Internal Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif 15-64 tahun lebih banyak dari usia tidak produktif anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas. Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. 2 Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization WTO, Association of Southeast Asian Nations ASEAN Community, Asia-Pacific Economic Cooperation APEC, dan ASEAN Free Trade Area AFTA. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study TIMSS dan Program for International Student Assessment PISA sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. 3 Penyempurnaan Pola Pikir Majid 2014:34-35 mengungkapkan bahwa kesenjangan kurikulum dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum KONDISI SAAT INI KONDISI IDEAL A. Kompetensi Lulusan A. Kompetensi Lulusan 1 Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter 1 Berkarakter mulia 2 Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan 2 Keterampilan yang relevan 3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan-pengetahuan terkait

B. Materi Pelajaran