Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema bermain di rumah teman untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1.

(1)

PADA SUBTEMA BERMAIN DI RUMAH TEMAN UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR NEGERI KALASAN 1

Desinta Kahi Mbetu Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan contoh Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggris dikenal Reseach and Development (R&D). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik ini menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi menurut Borg dan Gall dan Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, dan 5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan desain produk final berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan Pendekatan Saintifik pada Subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas Lembar Kerja Siswa oleh dua orang pakar Kurikulum SD 2013 dan dua orang guru kelas II Sekolah Dasar.

Berdasarkan hasil validasi dua pakar Kurikulum SD 2013 menunjukkan skor 3,87 (Baik) dan 4,00 (Baik), dua guru kelas II SD menghasilkan skor 3,44 (Baik) dan 3,93 (Baik). Lembar Kerja Siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,81 dengan kategori “Baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 16 aspek yaitu 1) kelengkapan unsur-unsur LKS, 2) rumusan petunjuk/ instruksi LKS, 3) rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS, 4) ketercapaian indikator/ tujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, (5) bahasa yang digunakan pada LKS, 6) tampilan LKS, 7) penggunaan kata tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, 8) menanya, 9) mengamati, 10) mencoba, 11) menganalisis, 12) menalar, 13) mengomunikasikan, 14) keterpaduan antar mata pelajaran, 15) suasana pembelajaran, dan 16) refleksi. Hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II Sekolah Dasar.


(2)

APROACH ON THE SUBTHEME “BERMAIN DI RUMAH TEMAN” FOR THE SECOND GRADE OF KALASAN 1 ELEMENTARY SCHOOL

Desinta Kahi Mbetu Universitas Sanata Dharma

2016

This reseach originated from the need of teachers will be the availability of examples of Student Worksheet using the scientific approach. This reseach aims to produce products such as Student Worksheet using the scientific approach to the sub-theme of Playing at Home Friends for second grade Elementary School.

This research is research and development. LKS development using scientific approach is to use measures of research and development modified by Borg and Gall and Sugiyono. The development procedures used in this reseach includes five steps: 1) the potential and problems, 2) collection of data, 3) product development, 4) validation of the product, and 5) the revision of product validation results, to produce the design of the final product in the form of Student Worksheet using Scientific approach on Subtheme Playing at Home Friends for second grade Elementary School. The instruments in this reseach is a list of interview questions and the needs analysis questionnaire. Interviews are used to analyze the needs of the classroom teacher II SD Negeri 1 Kalasan, Sleman, while questionnaires were used to validate the quality of Student Worksheet by two experts in primary school curriculum in 2013 and two second grade elementary school teacher.

Based on the results of two expert validation Elementary Curriculum 2013 resulted in a score of 3.87 (Good) and 4.00 (Good), two second grade elementary school teacher resulted in a score of 3.44 (Good) and 3.93 (Good). The Student Worksheet obtain a mean score of 3.81 with the categories "Good". The results of the validation based on the 16 aspects: 1) the completeness of the elements of LKS, 2) the formulation of guidance / instruction LKS, 3) the formulation of learning activities in LKS, 4) achievement indicators / learning objectives in the learning activities, (5) the language used on LKS, 6) display LKS, 7) the use of the questions word why and how in the LKS, 8) asking, 9) observing, 10) trying, 11) analysis, 12) reasoning, 13) communicates, 14) the integration between subjects, 15 ) learning environment, and 16) a reflection. This indicates Student Worksheet developed using scientific approach is feasible used for trials in learning activities in the second grade of Elementary School.


(3)

UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR NEGERI KALASAN I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Desinta Kahi Mbetu NIM. 121134280

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR NEGERI KALASAN 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Desinta Kahi Mbetu NIM. 121134280

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk

:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberikan hikmat dan pengetahuan untuk saya sehingga karya ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

2. Nenek tercinta Maria Kahi Mbetu yang dengan caranya sendiri selalu mendoakan dan yang selalu menantikan kepulangan saya.

3. Papa tersayang Benyamin Balla Ndjurumay dan mama terkasih Martha Konda Ngguna yang selalu mendoakan dan mendukung saya untuk menyelesaikan karya ini.

4. Bapa Yono, Tante Angel, Tante Deby, dan Om Alex yang selalu memberikan dukungan dan mendoakan untuk kesuksesan saya dalam meraih impian. 5. Kakak-kakakku dan adik-adikku terhebat: K’Vina, K’Ana, Pho, Shanti, Jekson,

dan Dony yang selalu mendoakan saya dan membawa tawa dikala rasa jenuh melanda dalam mengerjakan karya ini.

6. Yang terkasih Wanggrizy Wader yang setia menemani, mengingatkan, memberikan dukungan, dan mendoakan saya agar berhasil dalam menyelesaikan karya ini.

7. Saudari dan sahabat sepanjang masa Widya, Yasni Viola, Ester Dellu, K’Ivone Polin, Adinda, Maya Santri, Weni, dan sahabat PPC yang selalu memotivasi, membawa tawa dikala jenuh dalam proses menyelesaikan karya ini.

8. Teman-teman PPGT Angkatan 2012 yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan mengingatkan saya untuk tidak menyerah.

9. Bapak dan Ibu Dosen PPGT-PGSD yang selalu dan tanpa bosan-bosannya selalu membimbing, mengajarkan, dan memotivasi saya untuk menyelesaikan karya ini.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(8)

v

Tidak mengapa jika hari ini saya terjatuh, sebab akan ada hari esok untuk bangkit lagi, dan TUHAN tidak pernah tidur.

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk

sehari” (Matius 6:34)


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA BERMAIN DI RUMAH TEMAN UNTUK SISWA KELAS DUA (II)

SEKOLAH DASAR NEGERI KALASAN 1 Desinta Kahi Mbetu

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan contoh Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggris dikenal Reseach and Development (R&D). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik ini menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi menurut Borg dan Gall dan Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, dan 5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan desain produk final berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan Pendekatan Saintifik pada Subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Kalasan 1, Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas Lembar Kerja Siswa oleh dua orang pakar Kurikulum SD 2013 dan dua orang guru kelas II Sekolah Dasar.

Berdasarkan hasil validasi dua pakar Kurikulum SD 2013 menunjukkan skor 3,87 (Baik) dan 4,00 (Baik), dua guru kelas II SD menghasilkan skor 3,44 (Baik) dan 3,93 (Baik). Lembar Kerja Siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,81 dengan kategori “Baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 16 aspek yaitu 1) kelengkapan unsur-unsur LKS, 2) rumusan petunjuk/ instruksi LKS, 3) rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS, 4) ketercapaian indikator/ tujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, (5) bahasa yang digunakan pada LKS, 6) tampilan LKS, 7) penggunaan kata tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, 8) menanya, 9) mengamati, 10) mencoba, 11) menganalisis, 12) menalar, 13) mengomunikasikan, 14) keterpaduan antar mata pelajaran, 15) suasana pembelajaran, dan 16) refleksi. Hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II Sekolah Dasar.


(12)

ix ABSTRACT

THE DEVELOMENT OF STUDENT’S WORKSHEET BY USING SCIENTIFIC APROACH ON THE SUBTHEME “BERMAIN DI RUMAH TEMAN” FOR THE SECOND GRADE OF KALASAN 1 ELEMENTARY SCHOOL

Desinta Kahi Mbetu Universitas Sanata Dharma

2016

This reseach originated from the need of teachers will be the availability of examples of Student Worksheet using the scientific approach. This reseach aims to produce products such as Student Worksheet using the scientific approach to the sub-theme of Playing at Home Friends for second grade Elementary School.

This research is research and development. LKS development using scientific approach is to use measures of research and development modified by Borg and Gall and Sugiyono. The development procedures used in this reseach includes five steps: 1) the potential and problems, 2) collection of data, 3) product development, 4) validation of the product, and 5) the revision of product validation results, to produce the design of the final product in the form of Student Worksheet using Scientific approach on Subtheme Playing at Home Friends for second grade Elementary School. The instruments in this reseach is a list of interview questions and the needs analysis questionnaire. Interviews are used to analyze the needs of the classroom teacher II SD Negeri 1 Kalasan, Sleman, while questionnaires were used to validate the quality of Student Worksheet by two experts in primary school curriculum in 2013 and two second grade elementary school teacher.

Based on the results of two expert validation Elementary Curriculum 2013 resulted in a score of 3.87 (Good) and 4.00 (Good), two second grade elementary school teacher resulted in a score of 3.44 (Good) and 3.93 (Good). The Student Worksheet obtain a mean score of 3.81 with the categories "Good". The results of the validation based on the 16 aspects: 1) the completeness of the elements of LKS, 2) the formulation of guidance / instruction LKS, 3) the formulation of learning activities in LKS, 4) achievement indicators / learning objectives in the learning activities, (5) the language used on LKS, 6) display LKS, 7) the use of the questions word why and how in the LKS, 8) asking, 9) observing, 10) trying, 11) analysis, 12) reasoning, 13) communicates, 14) the integration between subjects, 15 ) learning environment, and 16) a reflection. This indicates Student Worksheet developed using scientific approach is feasible used for trials in learning activities in the second grade of Elementary School.


(13)

x

Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Subtema Bermain di rumah teman untuk Siswa Kelas Dua (II) Sekolah Dasar dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

5. Para dosen validator yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

7. Catur Eny Rahayu, S.Pd.,SD. selaku guru kelas IIB SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

8. Purwanti, S.Pd. selaku guru kelas IIA SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Papa dan mama tersayang yang sudah memberikan motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. K’Wanggriz yang telah memberikan motivasi dan mengingatkan saya untuk semangat

dalam menyelesaikan karya ini.

11.Keluarga besarku yang selalu memberi motivasi dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman seperjuangan mahasiswa PPGT Angkatan 2012 yang selama ini setia memberiku semangat.


(14)

xi skripsi ini.

14.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata peneliti mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 17 Februari 2016 Peneliti


(15)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 10

1. Lembar Kerja Siswa ... 10

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa ... 10

b. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa ... 11

c. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa ... 13

d. Keunggulan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa ... 18

2. Kurikulum SD 2013 ... 19

a. Pengertian Kurikulum 2013 ... 19


(16)

xiii

a. Pengertian Pendekatan Saintifik ... 27

b. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ... 30

c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ... 31

d. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 32

B. Penelitian yang Relevan ... 33

C. Kerangka Pikir ... 37

D. Pertanyaan Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40

B. Prosedur Pengembangan ... 46

C. Jadwal Pelaksanan Penelitian ... 51

D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 51

E. Validasi Guru Kelas II Sekolah Dasar ... 52

F. Teknik Pengumpulan Data ... 52

G. Instrumen Penelitian ... 52

H. Teknik Analisis Data ... 57

1. Data Kualitatif ... 57

2. Data Kuantitatif ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 61

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 61

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 65

B. Deskripsi Produk Awal ... 66

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 68

D. Data Hasil Validasi Guru Kelas II Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 71

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 75

1. Kajian Produk Akhir... 75

2. Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 80


(17)

xiv

LAMPIRAN ... 85 BIODATA PENULIS ... 245


(18)

xv

Tabel 1. Kesenjangan Kurikulum ... 24

Tabel 2. Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Scientific ... 32

Tabel 3. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 51

Tabel 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Survei Kebutuhan ... 53

Tabel 5. Instrumen Validasi Kualitas LKS ... 54

Tabel 6. Konversi Nilai Skala Lima ... 57

Tabel 7. Kriteria Skor Skala Lima ... 59

Tabel 8. Komentar Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 70

Tabel 9. Komentar Guru Kelas II SD dan Revisi... 73

Tabel 10. Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru Kelas I SD Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 77


(19)

xvi

Bagan 1. Langkah-langkah Penyusunan LKS ... 14

Bagan 2. Penelitian yang Relevan ... 36

Bagan 3. Kerangka Berpikir ... 37

Bagan 4. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg dan Gall ... 41

Bagan 5 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono ... 43


(20)

xvii

Lampiran 1 Surat Ijin Wawancara ... 86

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Wawancara ... 87

Lampiran 3 Rangkuman Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 88

Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 91

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas II SD Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 97

Lampiran 6 Silabus Pembelajaran Tematik SD ... 103

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (Pembelajaran 1-6) ... 132


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, hal ini tertuang dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan”. Oleh sebab itu, negara tanpa henti-hentinya selalu berusaha untuk melakukan berbagai pembaharuan di berbagai bidang pendidikan. Salah satunya dengan adanya perubahan kurikulum yang mengikuti perubahan zaman. Perubahan kurikulum yang baru saja terjadi yaitu perubahan Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, secara serempak pemerintah telah memberlakukan Kurikulum 2013 sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksikan konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Daryanto. 2014:51).


(22)

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru sangat diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas. Salah satu bantuan yang dapat diberikan guru adalah memberikan Lembar Kerja Siswa atau yang biasa disingkat LKS.

Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2004:23) menjelaskan bahwa Lembar Kerja Siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Dalam menyiapkan Lembar Kerja Siswa, ada syarat yang mesti dipenuhi oleh guru. Prastowo (2014:296) menjelaskan, syarat yang harus dipenuhi guru yaitu harus cermat dan memiliki pengetahuan serta keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa.

Berdasarkan hasil wawancara survei kebutuhan guru terkait penggunaan Lembar Kerja Siswa pada tanggal 29 Juni pukul 10.20 WIB di ruang kelas II, SDN Kalasan 1 dengan Ibu E.C, guru sering menggunakan media LKS dalam proses belajar mengajar karena media LKS sendiri merupakan bukti kerja nyata yang harus diselesaikan peserta didik dan merupakan sarana peserta didik dalam memahami materi suatu pelajaran


(23)

yang dipelajari peserta didik. LKS juga merupakan alat ukur keberhasilan peserta didik. Selain sudah menggunakan media LKS, guru E.C juga sudah cukup paham terkait komponen-komponen apa saja yang harus ada dalam media LKS yang menggunakan pendekatan saintifik

Menurut guru E.C, mengajar menggunakan media LKS memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya seperti terciptanya suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat menarik minat belajar peserta didik, peserta didik antusias dengan melihat isi dari media LKS, memberikan motivasi belajar kepada peserta didik sehingga berdampak pada pencapaian hasil belajar yang optimal, penggunaan media LKS juga dirasa efektif dan efisien sehingga peserta didik tidak mudah jenuh, dan praktis.

Kelemahan media LKS sendiri menurut guru E.C adalah guru tidak kreatif artinya dengan adanya LKS yang sering diperjualbelikan oleh penerbit guru menjadi manja, walaupun LKS yang sering diperjualbelikan adalah LKS yang dibuat oleh guru kelas juga, tetapi membuat guru-guru lain menjadi tidak kreatif; Guru tidak inovatif, artinya pada LKS-LKS yang sering diperjualbelikan hanya mementingkan aspek kognitif tanpa memperhatikan aspek afektif dan psiokomotorik; LKS komersil merupakan pengrobotisasian generasi, serta LKS komersil merupakan malpraktek karena merupakan komersialisasi pendidikan; Nilai guru atau keprofesionalan guru menurun, seolah-olah guru hanya mendapat gaji dan tidak bekerja karena adanya LKS yang dapat dibeli; Guru tidak


(24)

menghiraukan kompetensi yang akan diperoleh siswa dari pelajaran yang diajarkan kadang-kadang LKS yang diperjualbelikan keluar jalur, artinya tidak berpegang pada silabus.

Dari hasil wawancara, guru E.C sudah terampil dalam membuat media LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik tetapi LKS-nya masih sederhana. Guru E.C biasa membuat media LKS untuk keperluan pada saat ulangan harian dan ujian akhir semester. Dalam membuat media LKS yang sederhana ini juga guru E.C sudah mencoba membuat media LKS sesuai tuntutan kurikulum Sekolah Dasar 2013 yang mengemas materi pelajaran secara tematik terintegratif dan menggunakan pendekatan saintifik. Bukan itu saja, guru E.C juga sudah paham terkait komponen-komponen apa saja yang harus ada dalam media LKS yang menggunakan pendekatan saintifik, meskipun tidak semua komponen 5M (mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan) ada dalam LKS tetapi diterapkan secara langsung pada saat proses belajar mengajar.

Dari hasil wawancara guru E.C mengatakan bahwa ada beberapa karakteristik media LKS yang baik dengan mengacu pada pendekatan saintifik diantaranya adalah LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, merupakan bahan ajar cetak, judul singkat, struktur kognitifnya jelas, bahasa yang digunakan mudah dipahami, kalimatnya jelas dan tidak terlalu panjang, serta kalimatnya menguji pemahaman siswa. Oleh karena adanya tuntutan membuat media LKS sesuai dengan karakteristik yang baik, guru E.C terkadang mendapatkan kesulitan dalam menyusun dan


(25)

mengembangkan LKS menggunakan pendekatan saintifik, yaitu mengenai waktu dan sumber daya manusia yang berhubungan dengan pengetahuan tentang teknologi informasi. Oleh karenanya, usaha yang diterapkan guru E.C menghadapi kesulitan tersebut adalah dengan bekerja sama dengan teman guru. Selain bekerja sama dengan teman guru, guru E.C juga berharap akan adanya guru-guru lain yang sekiranya mampu membuat media LKS yang lebih baik sesuai tuntutan Kurikulum 2013.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mencoba memberikan solusi berupa pengembangan media Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik yang dirangkum dalam judul penelitian “Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Bermain di Rumah Teman untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1?

2. Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1 menurut:

a. Pakar Kurikulum SD 2013 b.Guru kelas II SD


(26)

c. Pakar Kurikulum SD 2013 dan guru kelas II SD (kualitas secara keseluruhan)

C. Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1.

2. Mendeskripsikan kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1 menurut:

a. Pakar Kurikulum SD 2013 b.Guru kelas II SD

c. Pakar Kurikulum SD 2013 dan guru kelas II SD (kualitas secara keseluruhan)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa

Mahasiswa mendapatkan pengalaman melakukan penelitian Reseach and Development (R&D), khususnya Pengembangan LKS menggunakan Pendekatan Saintifik pada Subtema Bermain di Rumah Teman untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.


(27)

2. Bagi guru

Dapat memberikan inspirasi tentang penelitian Reseach and Development (R&D), dan memperoleh contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik khususnya pada subtema Bermain di Rumah Teman.

3. Bagi siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) ini dapat membantu siswa lebih memahami materi pelajaran pada subtema Bermain di Rumah Teman karena menggunakan pendekatan saintifik.

4. Bagi sekolah

Dapat memperoleh contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

5. Bagi Prodi PGSD

Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan Pengembangan LKS menggunakan Pendekatan Saintifik pada Subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II SD.

E. Batasan Istilah

1. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah bahan ajar cetak yang berisi ringkasan materi, tugas, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran


(28)

yang harus dikerjakan siswa yang dikemas sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar secara mandiri.

2. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran melalui proses ilmiah, sehingga apa yang dipelajari dan diperoleh siswa dilakukan dengan indera dan akal pikirannya sendiri sehingga siswa mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan.

3. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran dan cara yang digunakan dalam proses pembelajaran serta menerapkan pembelajaran tematik integratif dan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

F. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. LKS disusun lengkap dengan unsur-unsurnya, seperti; (a) identitas LKS yang terdiri dari satuan pendidikan, kelas/semester, muatan pembelajaran terkait, dan tema/subtema; (b) petunjuk umum; (c) tujuan pembelajaran dari setiap indikator; (d) kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, manalar, mencoba,


(29)

dan mengkomunikan yang dilengkapi dengan tugas dan langkah langkah kerja; dan (e) refleksi.

2. LKS disusun menggunakan EYD yang baku serta bahasa yang singkat, sederhana, dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 3. LKS yang disusun memungkinkan tercapainya indikator/tujuan

pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.

4. LKS disusun dengan tampilan yang indah dan menarik. 5. LKS disusun dengan menerapkan pendekatan saintifik.


(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Lembar Kerja Siswa

a.Pengertian Lembar Kerja Siswa

Belawati (2003:322) menjelaskan LKS bukan merupakan “Lembar Kegiatan Siswa”, akan tetapi LKS merupakan “Lembar Kerja Siswa”. Belawati juga menjelaskan bahwa LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Trianto (2010:212) mengatakan lembar kegiatan siswa (student worksheet) ialah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang sudah diprogramkan. Depdikbud (dalam Trianto 2010:212) juga menjelaskan lembar kerja yang digunakan sebagai alat untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan dalam lembar kegiatan siswa dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan. Maka dari itu, dapat dikatakan lembar kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Majid (2009:176) mengatakan bahwa lembar kegiatan siswa (student work sheet)adalah lembaran-lembaran berisi tugas


(31)

yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Dalam lembaran ini, dipaparkan mengenai tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa. Pendapat yang serupa juga disampaikan oleh Prastowo (2014:269) mengatakan Lembar Kerja Siswa merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksaaan tugas pembelajaran, sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa dapat mempelajari materi tersebut secara mandiri. Di dalam LKS siswa akan mendapat materi secara yang kemudian dilengkapi dengan soal latihan yang berkaitan dengan materi yang telah diberikan.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah bahan ajar cetak yang berisi ringkasan materi, tugas, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa yang dikemas sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar secara mandiri.

b.Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa

Prastowo (2014:272) mengemukakan beberapa jenis-jenis LKS yang pada umumnya digunakan oleh siswa dalam pembelajaran.


(32)

1) LKS yang penemuan (membantu siswa menemukan suatu konsep)

LKS ini dibuat dengan memperhatikan apa yang (harus) dilakukan oleh siswa, meliputi: melakukan, mengamati dan menganalisis. Biasanya guru merumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa kemudian meminta siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, serta memberikan pertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun oleh siswa.

2) LKS yang Aplikatif-Integratif (membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan) LKS ini, dapat berupa lanjutan dari LKS yang penenemuan. Prinsipnya, setelah siswa mampu menemukan suatu konsep, ia dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3) LKS yang penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar) LKS penuntun berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. LKS ini cocok digunakan untuk keperluan remidial.


(33)

LKS ini diberikan kepada siswa setelah ia selesai mempelajari suatu topik tertentu. Topik ini dikemas di dalam LKS yang menekankan dan mengarahkan kepeda pendalaman dan penerapan materi yang terdsapat dalam buku ajar. LKS dapat digunakan sebagai pengayaan.

5) LKS yang praktikum (berfungsi sebagai petunjuk praktikum) Petunjuk praktikum dapat dijadikan satu dengan LKS. Maka dalam LKS petujuk praktikum ini merupakan salah satu konten dalam LKS.

Berdasarkan penjelasan tentang berbagai jenis LKS di atas, jenis LKS yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKS jenis penemuan dan aplikatif-integratif. Dalam LKS ini memuat tentang apa yang harus dilakukan oleh siswa (kegiatan 5M), sehingga melalui kegiatan-kegiatan yang ada dalam LKS siswa mampu menerapkan berbagai konsep yang siswa temukan dalam kehidupannya sehari-hari.

c. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa

Prastowo (2014:274) mengatakan LKS yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Berikut bagan dan langkah-langkah penyusunan LKS.


(34)

Bagan 1. Langkah-langkah Penyusunan LKS

1) Lakukanlah analisis kurikulum tematik

Analisis kurikulum tematik merupakan langkah pertama dalam penyusunan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk

Analisis Kurikulum Tematik

Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Menentukan Judul LKS

Menulis LKS

Memetakan KD dan Indikator antar-Mata Pelajaran

Menentukan Alat Penilaian Menentukan Tema Sentral dan

Pokok Bahasan

Menyusun Materi


(35)

menentukan materi pokok dan pengalaman belajar manakah yang membutuhkan bahan ajar yang berbentuk LKS.

2) Menyusun peta kebutuhan LKS

Peta ini sangat diperlukan untuk mengetahui materi apa saja yang harus ditulis dalam LKS. Selain itu, peta ini dapat digunakan untuk melihat urutan materi, sehingga dapat menentukan mana yang lebih prioritaskan.

3) Menentukan judul LKS

Judul LKS tematik ditentukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasannya yang diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman belajar antarmata pelajaran di SD/MI. Jika judul telah ditentukan, maka langkah selanjutnya yaitu melalukan penulisan.

4) Penulisan LKS

Dalam menulis LKS, tahap-tahap yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: pertama, merumuskan indikator dan/atau pengalam belajar antar mata pelajaran dari temasentral yang telah disepakati. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian yang akan dilakukan adalah pada proses kerja dan hasil kerja. Ketiga, menyusun materi. Untuk penyusunan materi LKS, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:


(36)

a) Materi LKS sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari.

b) Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti: buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian. c) Supaya pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat

maka dapat saja di dalam LKS kita tunjukkan yang digunakan agar siswa dapat membacanya lebih jauh tentang materi tersebut.

d) Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa mengenai hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya.

Keempat, perhatikan struktur LKS. Langkah terakhir dalam penyusunan LKS, yaitu menyusun materi berdasarkan Struktur LKS. Inilah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menulis LKS, jika langkah-langkah ini, tidak dilakukan dengan benar, maka LKS yang dibuat tidak akan efektif.

Prastowo (2014:280) menyatakan dalam mengembangkan LKS, ada empat langkah yang perlu ditempuh, yaitu: pertama, penentuan tujuan pembelajaran; kedua, pengumpulan materi; ketiga, penyusunan elemen/unsur-unsur; dan keempat, pemeriksaan dan penyempurnaan.


(37)

1) Tentukanlah tujuan pembelajaran yang akan di-breakdown ke dalam LKS.

Dalam langkah ini, kita harus menentukan desain menurut tujuan pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain LKS adalah ukuran LKS, kepadatan halaman, penomoran halaman, dan kejelasan.

2) Pengumpulan materi

Pada langkah ini, hal penting yang dilakukan yaitu menentukan materi dan tugas yang akan dimasukan dalam LKS. Materi dapat dikembangkan oleh guru atau dapat menggunakan materi yang sudah ada, materi juga dapat diberi ilustrasi atau bagan yang dapat memperjelas materi yang diberikan.

3) Menyusun elemen atau unsur-unsur LKS

Pada bagian ini, guru dapat mengintegrasikan desain (hasil dari langkah pertama) dan tugas (sebagai hasil dari langkah kedua.

4) Pemeriksaan dan penyempurnaan

Pada langkah ini, sebelum LKS diberikan kepada siswa, guru harus melakukan pengecekan kembali terhadap LKS yang telah dikembangkan. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu pertama kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang berangkat dari kompetensi dasar. Kedua, kesesuaian materi


(38)

dengan tujuan pembelajaran. Ketiga, kesesuaian elemen atau unsur dengan tujuan pembelajaran. Keempat, kejelasan penyampaian. LKS yang telah dikembangkan segera dilakukan evaluasi. Caranya yaitu dengan meminta komentar siswa setelah mengguanakan LKS tersebut. Masukan dari para siswa ini digunakan untuk menyempurnakan LKS.

d.Keunggulan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa

Lismawati (2010) mengatakan Lembar Kerja Siswa memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut:

1) Keunggulan Lembar Kerja Siswa

a) Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.

b) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mempu menggali prinsip – prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi realistis.

c) Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.

d) Secara ekonomis, lebih hemat dibanding dengan media pembelajaran yang lainnya.


(39)

2) Kelemaham Lembar Kerja Siswa

a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian-bagian tertentu. b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang

diajukan.

c) Memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban kompleks dan mendalam. d) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat

memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.

2. Kurikulum SD 2013

a.Pengertian Kurikulum 2013

UU No. 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara


(40)

yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 memenuhi kedua dimensi tersebut (UU No. 20 Tahun 2003).

Majid (2014:1) mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Fadlillah (2014:16) menjelaskan kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam konteks ini, Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah.

Dalam penjelasan UU No. 20 Tahun 2003, bagian umum: antara lain ditegaskan bahwa salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional adalah pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirilis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006. Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude),


(41)

keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Sejalan dengan bunyi UU No.20 Tahun 2003 Pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

b.Karakteristik Kurikulum 2013

Permendikbud No.67 Tahun 2013 tentang Kurikulum SD mengemukakan Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar

3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.


(42)

5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

7) Kompetensi dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jejaring pendidikan.

Fadlillah mengungkapkan terdapat karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda Kurikulum 2013 dengan kurikulum-kurikulum yang telah ada selama ini di Indonesia. Karakteristik Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.

1) Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses pembelajaran ilmiah. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan scientific meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pendekatan tematik-integratif dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran tersebut


(43)

dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain.

2) Kompetensi Lulusan

Kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Jika pada KTSP yang diutamakan adalah kemampuan pengetahuan (kognitif), pada Kurikulum 2013 yang diprioritaskan adalah kemampuan sikap (afektif). Penentuan kompetensi pada Kurikulum 2013 mengacu pada teori tentang taksonomi tujuan pendidikan. Berdasarkan teori taksonomi tersebut capaian pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3) Penilaian

Pada Kurikulum 2013 proses penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment). Penilaian otentik ialah penilaian secara utuh, meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar. Penilaian otentik dapat lebih mudah membantu para guru dalam mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.


(44)

c. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Menurut Majid (2014:41) ada 6 aspek kesenjangan kurikulum, yaitu: kompetensi lulusan; materi pembelajaran; proses pembelajaran; penilaian; pendidik dan tenaga kependidikan; dan pengelolaan kurikulum. Untuk lebih jelasnya Majid menguraikan keenam kesenjangan tersebut di bawah tabel ini.

Tabel 1. Kesenjangan Kurikulum

Kondisi Saat Ini Kondisi Ideal

No. Kompetensi Lulusan

1. Belum sepenuhnya menekankan pendidikan yang karakter.

Berkarakter mulia 2. Belum menghasilkan

keterampilan sesuai kebutuhan

Keterampilan yang relevan 3. Pengetahuan-pengetahuan

lepas.

Pengetahuan-pengetahuan terkait.

No. Materi Pembelajaran

1. Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan.

2. Beban belajra terlalu berat Materi esensial 3. Terlalu luas, kurang

mendalam

Sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

No. Proses Pembelajaran

1. Berpusat pada guru (teacher centered learning)

Berpusat pada peserta didik (student centered active learning)

2. Sifat pembelajaran yang berorientasi pada buku teks.

Sifat pembelajaran yang kontekstual.

3. Buku teks hanya memuat materi bahasan.

Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta


(45)

kompetensi yang diharapkan.

No. Penilaian

1. Menekankan aspek kognitif.

Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional

2. Test menjadi cara penilaian yang dominan.

Penilaian test dan portofolio saling melengkapi.

No. Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1. Memenuhi kompetensi

profesi saja.

Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal.

2. Fokus pada ukuran kinerja PTK.

Motivasi mengajar.

No. Pengelolaan Kurikulum

1. Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum

Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

2. Masih terdapat

kecenderungan satuan pendidikan menyususn kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran.

Pemerintah menyiapkan semua komponen

kurikulum sampai buku teks dan pedoman.

Dari kesenjangan-kesenjangan di atas, Majid mengungkapkan ada empat komponen elemen perubahan kurikulum yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Lebih lanjut Majid (2014:42)


(46)

menguraikan elemen-elemen perubahan dalam Kurikulum 2013 sebagai berikut:

1) Komponen Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2) Kedudukan Mata Pelajaran

Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

3) Pendekatan Isi

Pada jenjang SD kompetensi dikembangkan melalui Tematik Integratif dalam semua mata pelajaran.

4) Struktur Kurikulum

Pada jenjang SD struktur kurikulum bersifat holistik dan integratif berfokus pada alam, sosial, dan budaya. Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains. Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6. Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

5) Proses Pembelajaran

Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati,


(47)

menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. Tingkat SD proses pembelajaran dilaksanakan secara tematik dan terpadu.

6) Penilaian Hasil Belajar

Pada semua jenjang pendidikan penilaiannya berbasis kompetensi. Pergeseran dari penilaian melalui tes menuju penilaian otentik. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrument.

7) Ekstrakurikuler

Pada jenjang SD ekstrakurikuler yang diwajibkan adalah pramuka. Ekstrakurikuler lainnya juga dapat dilaksanakan seperti UKS, PMR, dan Bahasa Inggris.

3. Pendekatan Saintifik

a.Pengertian Pendekatan Saintifik

Sani (2014:50) menjelaskan bahwa pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah)


(48)

pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Abidin (2014:127) menjelaskan bahwa model saintifik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktifitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.

Menurut Fadlillah (2014:175) pendekatan scientific ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran melalui proses ilmiah, sehingga apa yang dipelajari dan dipeoleh siswa dilakukan dengan indera dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Labih lanjut Fadlillah mengungkapkan bahwa pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, manalar, dan mengkomunikasikan.

Menurut Sudarwan (dalam Majid, 2014:96) pendekatan scientific bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria sebagai berikut:


(49)

1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomenal yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotesis dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.

5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.

6) Berbasis pada konsep, teori, fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.


(50)

b.Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Hosnan (2014:36) mengatakan bahwa pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswa.

2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip.

3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4) Dapat mengembangkan karakter siswa.

Manurut Majid (2014:70) proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subyektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,


(51)

dan memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.

5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir yang rasional dan obyektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.

6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secarasederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik Hosnan (2014:36) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Menurut Hosnan (2014:36), beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.


(52)

3)Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4)Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5)Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

6)Untuk mengembangkan karakter siswa.

d.Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu pendekatan ilmiah (Majid, 2014:75). Dalam kegiatan pembelajaran pendekatan scientific menurut Fadlillah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Tabel 2. Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Scientific. Kegiatan Aktivitas Pembelajaran

Mengamati (observing)

Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat)

Menanya

(questioning)

Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersifat hipotesis.

 Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan)

Mencoba

(ezperimenting)

Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan.  Menentukan sumber data (benda,

dokumen, buku, eksperimen)  Mengumpulkan data

Menalar (associating)  Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/kategori.


(53)

data.

 Dimulai dari unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure.

Mengkomunikasikan (communicating)

Menyampaikan hasil

konseptualisasi.

 Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Beberapa penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa adalah:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mustofa (2013) dengan judul penelitian “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Observasi pada Taman Sekolah sebagai Sumber Belajar Sains di SD N 1 Tinjomoyo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SD. Rancangan penelitian yang digunakan adalah R&D, dengan penekanan pada proses penilaian kelayakan LKS serta uji coba LKS pada proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan penilaian kelayakan LKS oleh pakar materi sebesar 90% (sangat layak), pakar desain sebesar 96% (sangat baik), dan guru sebesar 93,18% (sangat layak). Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil (kelas IV.B) menunjukkan rerata aktivitas siswa sebesar 94,6%, siswa tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rerata nilai sebesar 7.08. pengujian pada kelas skala besar (kelas IV.A) menunjukkan peningkatan, yaitu rerata aktivitas siswa sebesar 100%, siswa tuntas belajar sebanyak


(54)

92,11%, dengan rerata nilai sebesar 7,84. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SD N 1 Tinjomoyo.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Yusefdi (2014) dengan judul penelitian “Pengembangan LKS Matematika dengan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif pada Materi Ruang Tiga Dimensi Kelas X SMAN 6 Bengkulu”. Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan (research and development) dengan mengadopsi prosedur 3-D (define, design, develop). Penelitian ini menghasilkan Lembar Kerja Siswa Matematika dengan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif pada Materi Ruang Tiga Dimensi kelas X SMAN 6 Bengkulu. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (a) LKS Matematika dengan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif pada Materi Ruang Dimensi Tiga Kelas X SMAN 6 Bengkulu termasuk dalam kategori valid dari aspek materi, konstruksi dan bahasa dengan skor rata-rata 4,17, (b) LKS Matematika dengan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif pada Materi Ruang Dimensi Tiga Kelas X SMAN 6 Bengkulu termasuk dalam kategori sangat praktis dengan skor rata-rata 4,25, (c) LKS Matematika dengan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif pada Materi Ruang Dimensi Tiga Kelas X SMAN 6 Bengkulu termasuk dalam kategori efektif dengan skor rata-rata 4,10 dan pencapaian efektifitas : (1) Aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar aktif dengan skor rata-rata aktivitas siswa dan aktivitas


(55)

guru sebesar 4,08 ; (2) Respon siswa terhadap pembelajaran efektif dengan skor rata-rata respon siswa sebesar 4,18 ; (3) Hasil belajar siswa kelas XE dan XF SMA Negeri 6 Kota Bengkulu efektif dengan skor sebesar 4,64 dan persentase rata-rata jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal 75 adalah 87 % untuk kelas XF dan 90% untuk kelas XE.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Sherly Apriana (2012) dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis PMRI Pada Pokok Bahasan Segiempat Di Kelas VII SMP Palembang”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Lembar Kerja Siswa yang valid, praktis, dan efektif pada materi segiempat dengan pendekatan PMRI di kelas VII SMP Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau development research yaitu tahap preliminary dan tahap formative evaluation. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Berdasarkan penilaian pada tahap formatif evaluation, soal-soal yang disusun peneliti termasuk dalam kategori valid dan praktis. (2) Hasil belajar siswa tahap field test yaitu dengan rata-rata 71,05 termasuk dalam kategori baik.

Berdasarkan paparan ketiga penelitian di atas, diketahui bahwa penelitian yang dilakukan hanya terfokus pada pengembangan LKS pada materi pokok tertentu, pengembangan LKS berbasis observasi pada taman sekolah, pengembangan LKS menggunakan model pembelajaran kreatif dan produktif, dan pengembangan LKS berbasis PMRI. Penelitian pengembangan yang akan dilakukan oleh peneliti diperluas sesuai tuntutan


(56)

Kurikulum 2013 khususnya kebutuhan guru akan ketersediaan LKS menggunakan pendekatan saintifik. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan oleh peneliti ini dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bagan penelitian yang relevan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Bagan 2. Penelitian yang Relevan.

Pengembangan Lembar Kerja Siswa

Muhammad Mustofa (2013) Pengembangan

Lembar Kerja Siswa Berbasis Observasi pada Taman Sekolah

sebagai Sumber Belajar Sains di SD N

1 Tinjomoyo.

Yusefdi (2014) Pengembangan LKS

Matematika dengan Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif pada Materi Ruang Tiga Dimensi Kelas X

SMAN 6 Bengkulu.

Sherly Apriana (2012) Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis PMRI Pada

Pokok Bahasan Segiempat Di Kelas VII SMP Palembang.

Yang perlu diteliti:

Pengembangan LKS menggunakan Pendekatan Saintifik pada Subtema Bermain di Rumah Teman untuk Siswa Kelas II SD


(57)

C. KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka pikir tentang pengembangan Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD.

Bagan 3. Kerangka Berpikir.

Terjadinya perubahan kurikulum adalah hal yang tidak bisa dihindari. Hal demikian merupakan bentuk perhatian pemerintah akan kualitas pendidikan di negara ini. Dengan adanya perubahan kurikulum


(58)

tersebut diharapkan dapat memberikan perubahan positif pada proses pembelajaran dan cara belajar siswa. Tentu hal tersebut harus didukung dengan ketersediaan perangkat pembelajaran yang layak dan sesuai dengan kebutuhan guru dan peserta didik, salah satunya adalah ketersediaan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, guru masih mengalami kesulitan menyusun LKS menggunakan pendekatan saintifik yang baik. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya keterampilan guru dalam bidang teknologi serta ketersediaan waktu dalam penyusunan LKS, sehingga guru masih banyak membutuhkan contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik dengan mengacu pada Kurikulum 2013.

Berlandaskan hal di atas, peneliti berusaha mengembangkan LKS menggunakan pendekatan saintifik yang sesuai dengan Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas II. Dalam LKS tersebut, peneliti menekankan pada pendekatan saintifik yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan, serta menerapkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. LKS yang disusun oleh peneliti yaitu pada subtema “Bermain di Rumah Teman”. Pengembangan LKS yang akan dikembangkan oleh peneliti belum sempurna dan masih perlu perbaikan.


(59)

D. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana mengembangkan Lembar Kerja Siswa menggunakan Pendekatan Saintifik pada Subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1?

2. Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik pada subtema “Bermain di Rumah Teman” untuk siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1 menurut:

a) Pakar Kurikulum SD 2013. b) Guru kelas II SD.


(60)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan yang biasa dikenal sebagai penelitian R&D (Reseach and Development). Sukmadinata (2010:164) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Reseach and Development adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014:407). Untuk menghasilkan produk tertentu yang dapat digunakan oleh masyarakat maka peneliti perlu melakukan analisis kebutuhan dan pengujian keefektifan produk.

Berikut bagan dan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2010:169):


(61)

Bagan 4. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg dan Gall

1. Penelitian dan pengumpulan data, meliputi kegiatan pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

2. Perencanaan atau menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3. Pengembangan draf produk, meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen validasi.

Penelitian dan pengumpulan

data

Perencanaan Pengembangan

produk

Uji coba lapangan awal Revisis hasil uji

coba Uji coba produk yang

telah direvisi

Penyempurnaan produk

Uji coba produk yang telah disempurnakan

Penyempurnaa n produk akhir

Diseminasi dan implementasi


(62)

4. Uji coba lapangan awal, meliputi kegiatan uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket.

5. Merevisi hasil uji coba, yaitu memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.

6. Uji coba lapangan, yaitu melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba.

7. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan yaitu menyempurnakan produk yang telah di uji coba secara luas.

8. Uji pelaksanaan lapangan, pada tahap ini produk diujikan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 20 sampai dengan 200 orang subjek.

9. Penyempurnaan produk akhir, kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.

10.Diseminasi dan implementasi, yaitu melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal.

Sugiyono (2014:409) memaparkan sepuluh langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut:


(63)

Bagan 5. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono.

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dapat berawal dari adanya potensi dan masalah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to data.

2. Pengumpulan Data

Setelah menemukan potensi dan masalah, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk. Perencanaan produk ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang ditemukan.

Potensi dan Masalah

Pengumpulan data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Ujicoba

Produk Revisi

Produk Ujicoba

Pemakaian

Revisi Produk

Produksi Massal


(64)

3. Desain Produk

Pada langkah ini desain produk yang dihasilkan adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) mengacu Kurikulum 2013.

4. Validasi Desain

Langkah ini bertujuan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat dan mengetahui kelemahan dan kelebihan pada produk yang dihasilkan. Validasi produk dapat dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai desain produk tersebut.

5. Revisi Desain

Setelah desain produk divalidasi dan diketahui kelemahannya, maka langkah selanjutnya adalah memperbaiki kelemahan tersebut oleh peneliti.

6. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui keefektifan dan keefisienan produk dalam mengatasi masalah. Pada langkah ini, uji coba dilakukan secara terbatas.

7. Revisi Produk

Setelah melakukan uji coba produk secara terbatas maka dapat diketahui kinerja produk serta kelemahan produk yang dibuat. Langkah selanjutnya adalah memperbaiki kelemahan produk.


(65)

Setelah kelemahan produk direvisi maka perlu dilakukan uji coba produk sesungguhnya.

8. Uji Coba Pemakaian

Pada langkah ini dilakukan uji coba produk secara nyata serta tetap harus dinilai kekurangan dan hambatan yang muncul selama uji coba pemakaian untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi Produk

Langkah ini dilakukan apabila dalam uji coba pemakaian produk masih ditemukan kelemahan produk.

10.Produksi Masal

Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang dihasilkan telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian dan layak untuk diproduksi secara masal.

Berdasarkan penjelasan kedua model penelitian dan pengembangan di atas, peneliti hanya membatasi pada 5 langkah prosedur pengembangan, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) pengembangan produk, (4) validasi produk, dan (5) revisi produk. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian. Produk Lembar Kerja Siswa (LKS) ini disusun untuk menjadi pegangan guru, sehingga produk cukup divalidasi oleh dua pakar Kurikulum 2013 dan dua guru kelas II SD yang telah melaksanakan Kurikulum 2013.


(66)

B. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain Lembar Kerja Siswa. Produk ini peneliti kembangkan dengan mengadopsi dua model pengembangan. Model pertama adalah model yang dikembangkan oleh Borg dan Gall, dan model yang kedua adalah model yang dikembangkan oleh Sugiyono.

Prosedur pengembangan tersebut yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) pengembangan produk, (4) validasi produk, dan (5) revisi produk hingga menghasilkan produk Lembar Kerja Siswa yang sesuai dengan Kurikukulum SD 2013 untuk siswa kelas II pada subtema Bermain di Rumah Teman. Berikut akan dijelaskan kelima langkah tersebut beserta bagannya.


(67)

(68)

1.Potensi dan Masalah

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan guru kelas II SD Negeri Kalasan I. Peneliti memilih melakukan analisis kebutuhan di SD Negeri Kalasan I karena sekolah ini sudah menerapkan Kurikulum 2013. Wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan terkait ketersediaan Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu pada Kurikulum 2013, serta sejauh mana pengetahuan guru mengenai pembuatan Lembar Kerja Siswa yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Peneliti mengharapkan Lembar Kerja Siswa yang disusun sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

2.Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik mengacu pada Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Pengumpulan data untuk membuat Lembar Kerja Siswa dilakukan dengan menggunakan studi pustaka mencari bahan melalui internet dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.


(69)

3.Pengembangan Produk

Pengembangan produk dimulai dengan menentukan desain awal Lembar Kerja Siswa. Desain awal Lembar Kerja Siswa ditentukan dengan memilih tema. Setelah memilih tema, peneliti memilih Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan tema. Peneliti memilih subtema “Bermain di Rumah Teman” berdasarkan pemetaan KI dan KD tersebut. Setelah memilih subtema, peneliti menyusun silabus. Silabus disusun berdasarkan indikator dan tujuan pembelajaran sesuai subtema kemudian diturunkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) yang merupakan turunan dari silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian dibuat berdasarkan Kurikulum 2013 yang didalamnya terdapat langkah-langkah pembelajaran atau kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian, peneliti menentukan sumber belajar yang akan digunakan. Setelah itu, peneliti juga menentukan evaluasi yang berupa instrumen penilaian untuk mengukur ketercapaian indikator pembelajaran.

Setelah RPPTH disusun beserta instrumen penilaiannya, kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam RPPTH diturunkan menjadi Lembar Kerja Siswa (LKS). Di dalam LKS ini terdapat kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa baik secara individu maupun kelompok.


(70)

Kegiatan-kegiatan di atas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

4.Validasi Produk

Untuk mengetahui kelayakan produk, peneliti menggunakan validasi pakar (expert judgment) sebagai evaluasi formatif terhadap produk Lembar Kerja Siswa. Produk yang akan dikembangkan ini akan divalidasi oleh dua orang pakar Kurikulum 2013 dan dua orang guru kelas II SD. Validasi produk ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk, serta memperolah kritik dan saran terhadap kelayakan produk. Berdasarkan kritik dan saran yang diperoleh tersebut, peneliti akan gunnakan sebagai rujukan untuk memperbaiki produk yang dikembangkan.

5.Revisi Produk

Peneliti akan melakukan revisi desain setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan produk serta memperoleh kritik dan saran dari validator ahli. Peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan produk yang ditemukan dengan mempertimbangkan saran dari validator ahli. Hasil revisi dari produk ini adalah desain produk final LKS menggunakan pendekatan saintifik mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD.


(71)

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian dan pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik disusun dalam tabel berikut.

Tabel 3. Jadwal Kegiatan Penelitian.

No Kegiatan

Bulan Ju n i Ju li Agus tus S ep te m b e r Ok tober Nove m b e r De se m b er Jan u ar i Fe b ru ar i

1 Analisis Masalah 2 Pengumpulan Data 3 Menentukan tema

4 Menentukan KI – KD dan subtema

5 Merumuskan indikator dan tujuan

6 Menyusun silabus dan RPPTH

7

Menyusun urutan isi, strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber belajar, dan evaluasi 8 Menyusun LKS 9 Validasi produk 10 Analisis data validasi

produk

11 Revisi produk

12 Pembuatan artikel ilmiah D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013

Untuk mengetahui kelayakan produk Lembar Kerja Siswa untuk siswa kelas II SD, maka validasi dilakukan oleh ahli Kurikulum SD 2013 yang terdiri dari dua validator ahli. Validator memberikan komentar dan saran terhadap produk yang dapat dijadikan acuan dalam merevisi produk sehingga menjadi lebih baik.


(72)

E. Validasi Guru Kelas II Sekolah Dasar

Untuk mengetahui kelayakan produk Lembar Kerja Siswa untuk siswa kelas II SD, maka produk tidak hanya divalidasi oleh pakar Kurikulum 2013 tetapi divalidasi juga oleh guru kelas II Sekolah Dasar. Validasi yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui kualitas dan kesesuaian LKS yang dikembangkan dengan perkembangan siswa. Komentar dan saran yang diberikan guru dapat dijadikan acuan untuk merevisi LKS agar lebih baik.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kebutuhan guru terkait pengembangan LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri Kalasan 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh peneliti dianalisis untuk mendapatkan informasi terkait kebutuhan guru akan LKS menggunakan pendekatan saintifik. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner digunakan untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi atas produk yang dikembangkan.

G. Instrumen Penelitian

Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap pengembangan Lembar


(1)

lancar. disimpulka n dengan lancar.

cerita disimpulka n dengan lancar.

2.

Volume suara.

Terdengar sampai seluruh ruang kelas.

Terdengar sampai setengah ruang kelas.

Terdengar hanya bagian depan ruang kelas.

Suara sangat pelan atau tidak terdengar.

3.

Penilaian Sikap Sosial/Individu

a.

SBdP

Indikator 2.2.1 Menunjukkan rasa ingin tahu untuk mengenal alam sebagai sumber ide dalam berkarya seni.

Teknik Penilaian Pengamatan.

Instrumen Penilaian Berilah tanda centang (√) sesuai keadaan siswa! Rubrik Penilaian

No. Nama Siswa Perkembangan Sikap Rasa Ingin Tahu Keterangan

SB B CB KB

1. 2. Dst. Keterangan:

SB : Sangat Baik B : Baik

CB : Cukup Baik KB : Kurang Baik

b.

PPKn

Indikator 2.1.1 Menunjukkan perilaku percaya diri dalam berinteraksi dengan teman.

Teknik Penilaian Pengamatan

Instrumen Penilaian Berilah tanda centang sesuai dengan keadaan siswa!

Rubrik Penilaian

No. Nama Peserta Didik Perkembangan Perilaku Percaya Diri Keterangan

SB B C K

1. 2.


(2)

Keterangan:

SB : Sangat Baik B : Baik

CB : Cukup Baik KB : Kurang Baik

c.

Bahasa Indonesia

Indikator 2.2.1 Menunjukkan perilaku santun pada saat berdiskusi. Teknik Penilaian Pengamatan

Instrumen Penilaian Berilah tanda centang (√) sesuai keadaan siswa. Rubrik Penilaian

No. Nama Siswa Perkembangan perilaku santun

BT MT MB SM

1. 2. Dst.

Keterangan:

BT : Belum Terlihat MT : Mulai Terlihat MB : Mulai Berkembang SB : Sudah Membudaya

4.

Penilaian Spiritual

a.

SBdP

Indikator 1.1.1 Menunjukkan rasa syukur atas karya seni sebagai tanda kekuasaan Tuhan.

Teknik Penilaian Produk. Instrumen

Penilaian

Buatlah doa yang menunjukkan rasa syukur atas keindahan karya seni yang Tuhan berikan!

Rubrik Penilaian

No. Nama Siswa Kriteria 1 Kriteria 2 BS B C K BS B C K 1.

2. Dst.


(3)

Pedoman Penskoran

No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Kurang

1 Isi doa

Seluruh isi doa berisi rasa syukur atas karya seni sebagai tanda kekuasaan Tuhan. Doa berisi rasa syukur atas karya seni sebagai tanda kekuasaan Tuhan dengan baik. Doa berisi rasa syukur atas karya seni sebagai tanda kekuasaan Tuhan dengan cukup baik. Doa belum berisi rasa syukur atas karya seni sebagai tanda kekuasaan Tuhan.

2 Sikap doa

Selalu khusuk dalam beribadah. Sering khusuk dalam beribadah. Kadang-kadang khusuk dalam beribadah. Tidak pernah khusuk dalam beribadah.

b.

PPKn

Indikator 1.1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberagaman karakteristik individu.

Teknik Penilaian Pengamatan

Instrumen Penilaian Berilah tanda centang (√) sesuai keadaan siswa! Rubrik Penilaian

No. Nama Peserta Didik

Kriteria 1 Kriteria 2

Keterangan 4 3 2 1 4 3 2 1

1. 2. Dst.

Pedoman Penskoran

No. Kriteria 4 3 2 1

1. Isi doa

Seluruh isi doa berisi rasa syukur atas anugerah TYME berupa karakteristik individu. Doa berisi rasa syukur atas anugerah TYME berupa karakteristik individu dengan baik. Doa berisi rasa syukur atas anugerah TYME berupa karakteristik individu dengan cukup baik. Doa belum berisi rasa syukur atas anugerah TYME berupa karakteristik individu.

2. Sikap doa Selalu khusuk dalam Sering khusuk Kadang-kadang Tidak pernah


(4)

beribadah. beribadah. dalam beribadah.

c.

Bahasa Indonesia

Indikator 1.1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah berupa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Teknik Penilaian Pengamatan

Instrumen Berilah tanda (√) sesuai dengan kenyataan pada diri siswa! Rubrik Penilaian

No. Nama Siswa Kriteria 1 Kriteria 2

BS B C K BS B C K 1.

2. Dst.

Pedoman Penskoran

No. Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Kurang

1. Isi doa

Doa berisi rasa syukur atas anugerah TYME atas bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dengan sangat baik. Doa berisi rasa syukur atas anugerah TYME atas bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dengan baik. Doa berisi rasa syukur atas anugerah TYME atas bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dengan cukup baik. Doa belum berisi rasa syukur atas anugerah TYME atas bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

2. Sikap doa

Selalu khusuk dalam beribadah. Sering khusuk dalam beribadah. Kadang-kadang khusuk dalam beribadah. Tidak pernah khusuk dalam beribadah.


(5)

Biodata Penulis

Desinta Kahi Mbetu lahir di Waingapu, Sumba Timur, Provinsi

Nusa Tenggara Timur, 01 Desember 1992. Sekolah Dasar di peroleh di SD Impres Kalu, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Waingapu, Sekolah Menengah Atas di peroleh di SMA Negeri 1 Waingapu. Pada tahun 2012, melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai mahasiswa PPGT (Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.


(6)

LAMPIRAN 8

LEMBAR KERJA SISWA