Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik subtema hidup rukun dengan teman bermain untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar.

(1)

HIDUP RUKUN DENGAN TEMAN BERMAIN UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR

Modesta Buru Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan, karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah produk berupa lembar kerja siswa yang mengacu kurikulum SD 2013 menggunakan pendekatan saintifik, pada subtema Hidup rukun dengan teman bermain untuk siswa kelas II sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan Lembar Kerja Siswa ini prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) pengembangan produk, (4) validasi produk (5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan desain produk final berupa lembar kerja siswa yang menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hidup rukun dengan teman bermain untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas Lembar Kerja Siswa oleh dua orang pakar kurikulum 2013 SD dan dua orang guru kelas II sekolah dasar.

Berdasarkan hasil validasi dari dua orang pakar kurikulum SD 2013, media LKS menghasilkan skor 4 (Baik) dan 4,0 (Baik), dua orang guru kelas II SD menghasilkan skor 3,56 (Baik) dan 3,75 (Baik). Lembar Kerja Siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,82 dengan kategori “Baik”.

Hasil validasi tersebut berpedoman pada 16 aspek yaitu 1) Kelengkapan unsur- unsur LKS, 2) Rumusan petunjuk/instruksi, 3) Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat dan sederhana, 4) Kegiatan pembelajaran pada LKS memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran, 5) Bahasa yang digunakan, 6) Tampilan LKS, 7) LKS memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana, 8) LKS memancing siswa untuk bertanya, 9) LKS memfasilitasi siswa untuk mengamati/ mengindera, 10) LKS memfasilitasi siswa untuk mencoba/ mempraktikkan, 11) LKS memfasilitasi siswa untuk menganalisis, 12) LKS memberikan pertanyaan kepada siswa untuk menalar, 13) LKS memfasilitasi siswa untuk berkomunikasi, 14) LKS menyajikan pembelajaran yang memuat komponen karakteristik terpadu, 15) LKS menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan menyenangkan, dan 16) Refleksi. Dengan demikian Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik.

Kata kunci : Lembar Kerja Siswa, Pendekatan Saintifik, Subtema Hidup Rukun dengan Teman Bermain


(2)

ON SUBTHEME HIDUP RUKUN DENGAN TEMAN BERMAIN FOR SECOND GRADE (II) OF KALASAN 1 ELEMENTARY SCHOOL

Modesta Buru Universitas Sanata Dharma

2016

This research was conducted based on the analysis needs, because where still many teachers who need examples of student worksheets using scaintific approach. The main objective of this research was to produce a product in the form of student worksheet that refers elementary curriculum in 2013 using a scientific approach, on subtheme Hidup rukun dengan teman bermain for second grade elementary school.

This research was research and deveploment. Development of Student Worksheet procedure development research conducted by Borg and Gall. The Development procedure used in this research covered five steps, they where (1) the potential and problems, (2) data gathering, (3) product development, (4) validation of the product (5) revision of product validation results, which finnaly produced final product design in the form of student worksheet use on scientific approach on subtheme hidup rukun dengan teman bermain for second grade Kalasan 1 Elementary School. The research instrumen was need analysis interview and questionnaire. The Interview was used for the need analysis of the second grade of Kalasan 1 elementary school, Sleman, while the questionnaire was used to validate the quality of student worksheet by two experts curriculum 2013 SD, and two teachers of the second grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum, media student worksheet showed result on the score of 4 (Good) and 4.0 (Good), and the two teachers of the second grade of elementary school showed result on the score of 3.56 (Good) and 3.75 (Good). The student worksheet got mean score of 3.82 and it was categorized "Good". The result of the validation was based on 16 aspects which were : 1) the completeness of the elements of student worksheets, 2) Formulation of guidance / instruction, 3) formulation of the learning activities in the student whorksheet short and simple, 4) Learning activities on student whorksheets allow the achievement of indicator / learning objectives, 5) use of language, 6) display student worksheets, 7) student worksheets give the question of why and how, 8) student worksheet lure student to ask, 9) student worksheets to facilitate the students to observe/ sensing , 10) student worksheet to facilitate the students to try / practice, 11) student worksheet to facilitate the students to analyze, 12) student worksheets provide questions to the students to reason, 13) student worksheets facilitate to facilitate the students to communicate, 14) student worksheet presenting learning which contains an integrated characteristic component, 15) student worksheet presents the lesson with the nuances of the active and fun, and 16) available some questions for reflection. Therfore, the Student worksheet, which was developed has been approriate to be used in the student worksheet use the scientific approach.

Key words : student worksheets, scientific approach, subtheme Hidup Rukun dengan Teman Bermain for second grade elementary school.


(3)

i

UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Modesta Buru NIM. 121134256

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

Ucapan syukur kepada Tuhan, sahabat, dan sang penolong sejati yang memberkati seluruh aktivitas dalam penyusunan skripsi.

Karya ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yang Maha Kuasa, yang selalu memberikan kelancaran dan petunjuk dalam mengerjakan skripsi

Bapak dan Mama tercinta Alexius Kanis dan Helena Wea

Yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada anaknya

Mamaku tersayang

Yang selalu memberi motivasi dan kasih sayangnya kepada anaknya

Kakak dan adik-adik terbaik

Kakak Edwar Tiro, Adik Albert Numba, Adik Yeri Gabe,

Adik Sofia Wangge, Adik Yanti Boro, Adik Hilda Lena, Adik Rahmania Yang selalu membantu dan menyemangati saya

Thomas Aquinas Bhato Tau

Yang selalu membantu saya dalam segala hal, dan sering memberikan nasihat kepada saya


(7)

v

Sahabat F2-Dea Crew

Fany, Fitry, Delty, Ayu yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini

karya ini kupersembahkan

untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(8)

vi

Berjuanglah sekeras batu, maka kamu akan menuai hasilnya

Pengetahuan adalah kekuatan, kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk menyelesaikannya

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak

Hanya pada Tuhan apapun dan dimanapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon.


(9)

(10)

viii

HIDUP RUKUN DENGAN TEMAN BERMAIN UNTUK SISWA KELAS DUA (II) SEKOLAH DASAR

Modesta Buru Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan, karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah produk berupa lembar kerja siswa yang mengacu kurikulum SD 2013 menggunakan pendekatan saintifik, pada subtema Hidup rukun dengan teman bermain untuk siswa kelas II sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan Lembar Kerja Siswa ini prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) pengembangan produk, (4) validasi produk (5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan desain produk final berupa lembar kerja siswa yang menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hidup rukun dengan teman bermain untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas Lembar Kerja Siswa oleh dua orang pakar kurikulum 2013 SD dan dua orang guru kelas II sekolah dasar.

Berdasarkan hasil validasi dari dua orang pakar kurikulum SD 2013, media LKS menghasilkan skor 4 (Baik) dan 4,0 (Baik), dua orang guru kelas II SD menghasilkan skor 3,56 (Baik) dan 3,75 (Baik). Lembar Kerja Siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,82 dengan kategori “Baik”.

Hasil validasi tersebut berpedoman pada 16 aspek yaitu 1)Kelengkapan unsur- unsur LKS, 2) Rumusan petunjuk/instruksi, 3) Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat dan sederhana, 4) Kegiatan pembelajaran pada LKS memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran, 5) Bahasa yang digunakan, 6) Tampilan LKS, 7) LKS memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana, 8) LKS memancing siswa untuk bertanya, 9) LKS memfasilitasi siswa untuk mengamati/ mengindera, 10) LKS memfasilitasi siswa untuk mencoba/ mempraktikkan, 11) LKS memfasilitasi siswa untuk menganalisis, 12) LKS memberikan pertanyaan kepada siswa untuk menalar, 13) LKS memfasilitasi siswa untuk berkomunikasi, 14) LKS menyajikan pembelajaran yang memuat komponen karakteristik terpadu, 15) LKS menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan menyenangkan, dan 16) Refleksi. Dengan demikian Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik.

Kata kunci : Lembar Kerja Siswa, Pendekatan Saintifik, Subtema Hidup Rukun dengan Teman Bermain


(11)

ix

ON SUBTHEME HIDUP RUKUN DENGAN TEMAN BERMAIN FOR SECOND GRADE (II) OF KALASAN 1 ELEMENTARY SCHOOL

Modesta Buru Universitas Sanata Dharma

2016

This research was conducted based on the analysis needs, because where still many teachers who need examples of student worksheets using scaintific approach. The main objective of this research was to produce a product in the form of student worksheet that refers elementary curriculum in 2013 using a scientific approach, on subtheme Hidup rukun dengan teman bermain for second grade elementary school.

This research was research and deveploment. Development of Student Worksheet procedure development research conducted by Borg and Gall. The Development procedure used in this research covered five steps, they where (1) the potential and problems, (2) data gathering, (3) product development, (4) validation of the product (5) revision of product validation results, which finnaly produced final product design in the form of student worksheet use on scientific approach on subtheme hidup rukun dengan teman bermain for second grade Kalasan 1 Elementary School. The research instrumen was need analysis interview and questionnaire. The Interview was used for the need analysis of the second grade of Kalasan 1 elementary school, Sleman, while the questionnaire was used to validate the quality of student worksheet by two experts curriculum 2013 SD, and two teachers of the second grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum, media student worksheet showed result on the score of 4 (Good) and 4.0 (Good), and the two teachers of the second grade of elementary school showed result on the score of 3.56 (Good) and 3.75 (Good). The student worksheet got mean score of 3.82 and it was categorized "Good". The result of the validation was based on 16 aspects which were : 1) the completeness of the elements of student worksheets, 2) Formulation of guidance / instruction, 3) formulation of the learning activities in the student whorksheet short and simple, 4) Learning activities on student whorksheets allow the achievement of indicator / learning objectives, 5) use of language, 6) display student worksheets, 7) student worksheets give the question of why and how, 8) student worksheet lure student to ask, 9) student worksheets to facilitate the students to observe/ sensing , 10) student worksheet to facilitate the students to try / practice, 11) student worksheet to facilitate the students to analyze, 12) student worksheets provide questions to the students to reason, 13) student worksheets facilitate to facilitate the students to communicate, 14) student worksheet presenting learning which contains an integrated characteristic component, 15) student worksheet presents the lesson with the nuances of the active and fun, and 16) available some questions for reflection. Therfore, the Student worksheet, which was developed has been approriate to be used in the student worksheet use the scientific approach.

Key words : student worksheets, scientific approach, subtheme Hidup Rukun dengan Teman Bermain for second grade elementary school.


(12)

x

Puji dan syukur peneliti haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Subtema Hidup Rukun dengan

Teman Bermain untuk Siswa Kelas II (dua) Sekolah Dasar ” dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini melibatkan banyak pihak yang membantu, memberikan bimbingan, dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

4. Semua dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti selama ini.

5. GK, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 dan Media LKS yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Dra. M A, M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

7. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

8. Catur Eny Rahayu, S.Pd. selaku guru kelas IIB SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Purwanti, S.Pd. selaku guru kelas IIA SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10. Bapak dan Mama tercinta, Bapak Alexius Kanis dan Mama Helena Wea yang selalu senantiasa mendoakan peneliti selama penelitian dan penyusunan skripsi.


(13)

(14)

xii

HALAMAN JUDUL ... .i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

ABSTRAK ... .ix

ABSTRACT ... .x

KATA PENGANTAR ... .xi

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Istilah ... 9

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Kajian Teori ... 11

1. Kurikulum SD 2013 ... 11

a. Pengertian Kurikulum 2013 ... 12

b. Alasan Perubahan Kurikulum ... 12

c. Rasional dan Perubahan Kurikulum ... 15

d. Pendekatan Tematik Integratif ... 22

2. Lembar Kerja Siswa ... 26


(15)

xiii

d. Struktur Lembar Kerja Siswa ... 30

e. Langkah-Langkah Menyusun Lembar Kerja Siswa ... 33

f. Keunggulan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa ... 35

3. Pendekatan Saintifik... 36

a. Pengertian Pendekatan Saintifik ... 36

b. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... .40

c. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik ... .40

d. Karakteristik Pendekatan Saintifik ... .42

B. Penelitian yang Relevan ... .42

C. Kerangka Pikir ... .46

D. Pertanyaan Penelitian ... .47

BAB III METODE PENELITIAN ... .49

A. Jenis Penelitian ... .49

B. Prosedur Pengembangan ... .52

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... .56

D. Validasi LKS ... .57

E. Teknik Pegumpulan Data ... .57

F. Instrumen Penelitian ... .57

G. Teknik Analisis Data ... .61

1. Data Kualitatif ... .61

2. Data Kuantitatif ... .61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .65

A. Analisis Kebutuhan ... .65

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... .65

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... .71

B. Deskripsi Produk Awal...71

1. Silabus...71

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)...72

3. LKS………...73 C. Data Hasil Validasi Pakar LKS dengan Pendekatan Saintifik Mengacu Kurikulum


(16)

xiv

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan...79

1. Kajian Produk Akhir...79

2. Pembahasan...81

BAB V PENUTUP...84

A. Kesimpulan...84

B. Keterbatasan Penelitian...85

C. Saran...85

DAFTAR PUSTAKA...86

LAMPIRAN...88


(17)

xv

Tabel 1. Alasan Pengembangan Kurikulum ... 16

Tabel 2. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ... 17

Tabel 3. Penyempurnaan Pola Pikir ... 20

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 56

Tabel 5. Panduan Wawancara Survei Kebutuhan ... 58

Tabel 6. Lembar Kuesioner Instrumen Validasi Lembar Kerja Siswa ... 59

Tabel 7. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima ... 62

Tabel 8. Kriteria Skor Skala Lima ... 63

Tabel 9. Komentar Pakar Kurikulum 2013 SD ... 76

Tabel 10. Komentar Guru Kelas II SD dan Revisi... 78


(18)

xvi

Bagan 1. Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan...45 Bagan 2. Langkah-langkah Prosedur Pengembangan ... 53


(19)

xvii

Gambar 1. Langkah-langlah penggunaan metode R&D...49


(20)

xviii

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 89

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ... 90

Lampiran 3. Surat Ijin Validasi ... 91

Lampiran 4. Rangkuman Wawancara ... 92

Lampiran 5. Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 dan Media LKS ... 94

Lampiran 6. Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas II SD Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 100

Lampiran 7. Silabus ... 106

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 128

Lampiran 9. Biodata Penulis ... 318 Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa (Dicetak Terpisah)


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Suyanto dan Hisyam (dalam Prastowo, 2014:17) bahwa faktor kunci yang sangat penting untuk melakukan reformasi pendidikan di republik ini untuk menyongsong era APEC 2020 adalah guru yang terlibat dalam proses belajar mengajar di berbagai jenjang pendidikan. Para pengajar perlu mengubah strategi pembelajaran yang terlalu banyak menggunakan pendekatan verbalistis. Proses pembelajaran harus diubah secara kolaboratif dan kooperatif antara siswa dan guru.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan proses pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Oleh krena itu dalam proses pengembangan kurikulum 2013 tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai komponen yang mempengaruhinya (Mulyasa, 2013:59).

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan teori “pendidikan berdasarkan standar” (standart-based education),dan teori kurikulum


(22)

berbasis kompetensi (Majid, 2014:33). Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan , dan pengetahuan (Majid, 2014:28). Siswa sekolah dasar memiliki tingkatan intelektual operasional konkret. Kemampuan berpikir yang dimiliki oleh siswa SD tersebut akan memengaruhi seluruh kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru yang didasarkan kepada pengembangan kemampuan berpikir sesuai dengan biopsikologis siswa yang hendaknya dijadikan tolak ukur bagi guru, baik dalam pengembangan materi, strategi mengajar, pendekatan, dan media maupun dalam melakukan evaluasi dalam belajar (Majid, 2014:8).

Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik. Daryanto (2014:51) mengemukakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana


(23)

saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.

Salah satu bantuan yang bisa diberikan oleh guru adalah dapat memfasilitasi siswa melalui media Lembar Kerja Siswa. Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2004:23) menjelaskan bahwa Lembar Kerja Siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Lembar Kegiatan biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Dalam menyiapkan Lembar Kerja Siswa, ada syarat yang mesti dipenuhi oleh guru. Prastowo (2014:269) menjelaskan, syarat yang harus dipenuhi guru yaitu harus cermat dan memiliki pengetahuan serta keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi yang dikuasai oleh siswa.


(24)

Berdasarkan hasil survei kebutuhan terkait penggunaan Lembar Kerja Siswa pada tanggal 29 Juni pukul 10.20 WIB di ruang kelas II, SDN Kalasan 1 dengan Ibu C, guru sering menggunakan media LKS, karena media LKS merupakan bukti nyata dari pekerjaan anak-anak yang harus diselesaikan, dimana LKS itu sebagai sarana peserta didik dalam memahami suatu materi pelajaran dari hasil belajarnya. Jadi, sebenarnya LKS itu mengukur keberhasilan siswa. Kenapa dikatakan LKS sebagai pengukur, karena sebenarnya LKS itu kalau diberikan kepada siswa, maka siswa akan merasa bahwa dirinya tidak jenuh dengan pola pembelajaran yang lebih menyenangkan, dan membuat siswa akan merasa senang dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut Ibu C keunggulan dalam menggunakan media LKS adalah dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat menarik minat belajar siswa, siswa antusias dengan melihat isi media LKS dan senang untuk mengerjakannya, dapat memberikan motivasi untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat yang tentunya dapat berdampak pada prestasi belajar yang optimal, efektif, efisien, tidak mudah jenuh, dan lebih praktis. Selain keunggulan yang telah dikemukakan, dalam menyusun LKS ini juga guru masih memiliki kelemahan, guru tidak kreatif dalam pembuatan media LKS, dalam hal ini dengan telah disediakan media LKS maka guru akan dimanja dengan media LKS yang sering dijual oleh penerbit, membuat guru tidak kreatif walaupun sebenarnya media LKS itu berasal dari guru juga, guru tidak inovatif dan menjadi malas. LKS merupakan


(25)

mallpraktek, komersialisasi dari pendidikan (diperjualbelikan) karena guru akan merasa senang mendapat keuntungan, keprofesionalisme guru akan menurun karena membeli LKS, guru tidak lagi menghiraukan kompetensi yang akan diperoleh siswa dari pelajaran yang akan diajarkan, dan LKS yang diperjual belikan kadang-kadang lewat jalur, dalam hal ini tidak sesuai dengan RPP dan silabus, karena guru menganggap bahwa LKS yang diperjual belikan lebih praktis.

Pada saat melakukan wawancara dengan Ibu C, Beliau mengatakan bahwa beliau juga sudah sangat terampil dalam membuat media LKS yang sederhana tidak menjadi masalah, karena sesuai dengan RPP dan silabus yang telah di siapkan. Tetapi apabila LKS yang telah dibukukan dan dikomersilkan memang belum pernah dibuatnya. Beliau juga sudah mencoba untuk menerapkan media LKS sesuai dengan tuntutan kurikulum yang diterapkan di sekolah yaitu kurikulum 2013, karena LKS dari kurtilas mendepankan pendekatan saintifik maka beliau mencoba untuk menerapkan LKS sesuai dengan pendekatan saintifik.

Ibu C juga mengatakan bahwa komponen-komponen yang harus dimiliki dalam pendekatan saintifik, tentu saja mengacu pada saintifik 5M, yaitu mengobservasi, menanya, mencoba, menalar, mengomunikasikan. Beliau juga mengatakan bahwa karakteristik LKS yang baik, yang dibutuhkan dengan mengacu pada pendekatan saintifik dan kurikulum 2013 adalah memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa dan kegiatan-kegiatan, merupakan bahan ajar petak, materi yang disajikan merupakan


(26)

rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya, memiliki komponen-komponen, seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan lain-lain, susunan tampilannya mudah, judulnya singkat, kognitifnya jelas, rangkumannya ada, bahasanya mudah dipahami, kalimatnya jelas, tidak terlalu panjang, dan menguji pemahaman, pertanyaannya mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, serta mendorong siswa untuk menemukan sesuatu yang berbeda, sehingga wawasannya akan bertambah luas.

Namun dalam pembuatan media LKS ada pula kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menyusun dan mengembangkan media LKS yaitu waktu dan Sumber Daya Manusia dalam hal ini penggunaan Teknologi Informasi. Usaha yang dilakukan oleh guru dalam menghadapi kesulitan tersebut adalah kerja sama dengan teman guru, khususnya guru kelas II secara bergantian menyusun LKS dan juga sesuai dengan tahapan berpikir siswa.

Guru masih merasa mengalami kesulitan dalam pembuatan media LKS, oleh karena itu, guru sangat membutuhkan contoh-contoh LKS yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Dengan melihat masalah dan pentingnya diadakan contoh-contoh LKS, maka peneliti mencoba untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan Lembar Kerja Siswa Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun Dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II SD.


(27)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah pengembangan produk berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hidup Rukun Dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kualitas produk LKS menggunakan pendekatan

saintifik pada subtema Hidup Rukun Dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan langkah pengembangan produk menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hidup Rukun Dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hidup Rukun Dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa

Bagi peneliti dapat memperoleh pengalaman melakukan penelitian Research and Development (R&D) khususnya dalam upaya untuk Mengembangkan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun Dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.


(28)

2. Bagi guru

Bagia guru dapat memperoleh inspirasi terkait dengan penelitian Research and Development (R&D), dan memperoleh contoh Lembar Kerja Siswa khususnya LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun Dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

3. Bagi siswa

Bagi siswa dapat memperoleh pembelajaran yang lebih baik dan bermakna sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang memuaskan khususnya dalam upaya untuk Mengembangkan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun Dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

4. Bagi sekolah

Bagi sekolah dapat memperoleh contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik dan bahan bacaaan tambahan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) dalam upaya untuk Mengembangkan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun Dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

5. Bagi Prodi PGSD

Bagi prodi PGSD dapat memperoleh bahan bacaan tambahan perpustakaan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) dalam upaya untuk Mengembangkan LKS Menggunakan


(29)

Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun Dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

E. Batasan Istilah

1. Pendekatan Saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui serangkian aktivitas inkuiri, yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir, kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.

2. Lembar Kerja Siswa adalah bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan,dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis dan/atau praktis, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain. F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

Produk yang akan dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Komponen LKS disusun dengan lengkap, dengan mencakup :

a. Identitas LKS yang terdiri dari : 1) Satuan pendidikan

2) Kelas/semester 3) Tema/subtema 4) Muatan pembelajaran 5) Pembelajaran ke berapa


(30)

b. Petunjuk umum

c. Tujuan pembelajaran dari setiap indikator

d. Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan yang dilengkapi dengan tugas dan langkah-langkah kerja.

e. Refleksi

2. LKS disusun dengan bahasa yang singkat, sederhana, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

3. LKS disusun memungkinkan tercapainya indikator/tujuan pembelajaran

4. LKS disusun dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran

5. LKS disusun dengan tampilan menarik dan dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif serta menyenangkan.


(31)

11 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curur dan curere. Kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari atau mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish (Sanjaya,2008: 3). Terdapat dalam pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Kurinasih & Sani, 2013: 3).

Fadlillah (2014:16) mengatakan bahwa kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang di kembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kurniasih dan Sani (2014:21) mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap.


(32)

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum lebih ditekankan pada kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

b. Alasan Perubahan Kurikulum

(Ladjid,2005:7-8) Perubahan kurikulum tidaklah dapat dirumuskan secara tepat, tetapi telah mengalami perubahan. Jika terdapat perbedaan dalam satu komponen misalnya komponen, tujuan, sisi, organisasi dan strategi dalam kurun waktu tertentu dengan suatu upaya yang disengaja. Oleh karena itu perubahan kurikulum dapat berupa sebagian dan berupa perubahan total. Dikatakan perubahan sebagian karena adanya perubahan salah satu komponennya berbeda dengan kurikulum sebelumnya, misalnya perubahan tujuan yang tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu, masyarakat dan zaman, perubahan sisi atau perubahan sistem penilaian saja.

Faktor penyebab terjadinya perubahan kurikulum tersebut, karena pertama, perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, kedua, peningkatan mutu pendidikan, ketiga relevansi pendidikan dan keempat efektivitas dan efisiensi pendidikan. Tentu banyak sekali alasan kenapa terjadi perubahan kurikulum, disamping alasan kurikulum sebelumnya harus disempurnakan karena ada kekurangan, tapi yang paling mendasar adalah agar kurikulum yang


(33)

akan diterapkan tersebut mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah tanpa dicegah, dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut beberapa ahli pendidikan, perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang selalu berubah tanpa bisa dicegah.

Perkembangan kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu masa depan anak bangsa, oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapakan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara. Banyak kalangan yang berpendapat bahwa kurikulum KTSP adalah kurikulum yang sangat memberatkan peserta didik, karena terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga mereka menjadi terbebani dengan segudang materi yang segera harus dituntaskan dan dikuasai.

Perubahan-perubahan atau penyempurnaan kurikulum yang terjadi di Indonesia sejak bernama Rentjana Pembelajaran 1947 hingga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 selalu dibarengi dengan argumen-ergumen ilmiah,


(34)

pendekatan-pendekatan muktahir, lengkap dengan background teori-teori belajar terbaru dan rasionalisasi dari masing-masing itu yang tidak terbantahkan.

Dari setiap perubahan kurikulum yang ada, tentu sulit untuk menampik bawah setiap perubahan itu selalu saja ada alasan dan rasionalisasi dan yang paling sering dipergunakan adalah “untuk penyesuaian” dan menjawab perkembangan zaman”. Perubahan kurikulum ini tentu saja sudah melewati tahap-tahap yang semestinya seperti tahap perumusan masalah, tahap agenda setting, tahap formulasi kebijakan, tahap legitimasi kebijakan, tahap implementasi kebijakan, dan tahap evaluasi kebijakan.

Perubahan kurikulum adalah kebijakan publik bersekala luas yang melibatkan komponen-komponen waktu, keahlian, dana,peralatan, pengorbanan, kemauan yang sangat masif. Waktu yang diperlukan untuk memulai kebijakan itu tidak cukup dalam hitungan bulan (Kurniasih & Sani 2013:31-32).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan kurikulum yang terjadi merupakan kebijkan publik, dan dengan adanya perubahan kurikulum yang baru maka akan menjadi penentu bagi anak bangsa, menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.


(35)

c. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Beberapa alasan pengembangan kurikulum harus dilakukan karena adanya tantangan-tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal dan eksternal.

1) Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif. Terkait dengan tantangan internal pertama, maka berbagai kegiatan dilakukan untuk mengupayakan agar penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai kedelapan standar yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar Sumber Daya Manusia (SDM) usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. (Kemendikbud, 2013: 1).


(36)

2). Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan masa depan yaitu globalisasi. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari yang tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Tantangan masa depan yang dipengaruhi oleh globalisasi bisa berupa kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat akan berdampak pada kehidupan masyarakat. Orang dituntut untuk menyadari bahwa pengetahuan itu lebih penting akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman jika pengetahuan terus-menerus dipelajari akan berdampak pada fenomena-fenomena negatif. Jika arus globalisasi terus menerus terjadi dikalangan pelajar mengakibatkan adanya kecenderungan terjadinya dekadensi moral, seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, anarkis dan berbagai tindakan yang tidak baik. Kurikulum 2013 diharapkan mampu memberikan jawaban atas permasalahan yang akan dihadapi dimasa depan yang akan datang (Kemendikbud, 2013: 2).

Tantangan masa depan kompetensi yang dituntut dapat juga dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Alasan Pengembangan Kurikulum

No. Tantangan Masa Depan Kompetensi Masa Depan 1. Globalisasi: WTO, ASEAN

community, APEC, CAFTA

Kemampuan berkomunikasi 2. Masalah lingkungan hidup Kemampuan berpikir jernih

dan kritis 3. Kemajuan tekhnologi

informasi

Kemampuan


(37)

moral suatu permasalahan 4. Konvergensi ilmu dan

tekhnologi

Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab

5. Ekonomi berbasis pengetahuan Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda 6. Kebangkitan industri kreatif

dan budaya

Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal 7. Pergeseran ekonomi dunia Memiliki minat luas dalam

kehidupan 8. Pengaruh dan imbas

teknosains

Memiliki kesiapan untuk bekerja

9. Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan

Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat / minatnya 10. Hasil TIMSS dan PISA Memiliki rasa tanggung jawab

terhadap lingkungan

Majid (2014:34-35) mengungkapkan bahwa kesenjangan kurikulum tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum KONDISI SAAT INI KONDISI IDEAL

A. Kompetensi Lulusan A. Kompetensi Lulusan 1 Belum sepenuhnya

menekankan pendidikan karakter

1 Berkarakter mulia 2 Belum menghasilkan

keterampilan sesuai kebutuhan

2 Keterampilan yang relevan

3 Pengetahuan-pengetahuan lepas

3

Pengetahuan-pengetahuan terkait B. Materi Pelajaran B. Materi Pelajaran 1 Belum relevan dengan

kompetensi yang

dibutuhkan

1 Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial 3 Terlalu luas, kurang

mendalam

3 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak


(38)

C. Proses Pembelajaran C. Proses

Pembelajaran 1 Berpusat pada guru

(teacher centered learning)

1 Berpusat pada peserta didik (student

centered active

learning) 2 Sifat pembelajaran yang

berorientasi pada buku teks

2 Sift pembelajaran yang kontekstual 3 Buku teks yang hanya

memuat materi bahasan

3 Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. Penilaian D. Penilaian

1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara porposional

2 Tes menjadi cara penilaian yang dominan

2 Penilaian tes tes dan portofolio saling melengkapi

E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

E. Pendidik dan Tenaga

Kependidikan 1 Memenuhi kompetensi

profesi saja

1 Memenuhi

kompetensi profesi, pedagogi, sosial dan personal

2 Fokus pada ukuran kinerja PTK

2 Motivasi mengajar

F. Pengelolaan Kurikulum

F. Pengelolaan Kurikulum 1 Satuan pendidikan

mempunyai kebebasan dalam pengelolaan

1 Pemerintah pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas


(39)

kurikulum dalam pelaksanaan kurikulum ditingkat satuan pendidikan

2 Masih tersapat

kecenderungan satuan pendidikan menyusun

kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

2 Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan,

kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

3 Pemerintah

menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman

1. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.

a) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif.

b) Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan.

c) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.


(40)

Berdasarkan tantangan internal dan eksternal serta kesenjangan kurikulum tersebut maka perlu adanya penyempurnaan pola pikir. Pola pikir dapat berupa pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik, pola pembelajaran pasif menjadi pola pembelajaran aktif dan lain sebainya. Penyempurnaan pola pikir sangat berpengaruh terhadap perubahan pendidikan. Dimana dalam kegiatan belajar dan pembelajaran antara siswa dan guru bukan lagi sebatas tranfer ilmu yang penyampaian pengetahuan hanya dari guru ke siswa. Namun, pembelajaran tersebut menuju perubahan dimana siswa belajar lebih aktif, peserta didik dapat belajar dari siapa saja dan dimana saja seperti dari lingkungan siswa. Menurut Daryanto dan Sudjendro (2014:32) Penyempurnaan pola pikir tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Penyempurnaan Pola Pikir

No Penyempurnaan Pola Pikir

1 Berpusat pada guru

Berpusat pada siswa

2 Satu arah Interaktif

3 Isolasi Lingkungan jejaring

4 Pasif Aktif-menyelidiki

5 Maya/abstrak Konteks dunia nyata

6 Pribadi Pembelajaran berbasis tim

7 Luas (semua materi diajari)

Perilaku khas

memberdayakan kaidah keterikatan

8 Stimulasi rasa tunggal (beberapa

Stimulasi ke segala penjuru (semua panca indera)


(41)

panca indra) 9 Alat tunggal

(papan tulis)

Alat multimedia (berbagai peralatan teknologi pendidikan)

10 Hubungan satu arah

Kooperatif 11 Produksi masa

(siswa memperoleh dokumen yang sama )

Kebutuhan pelanggan (siswa mendapat dokumen sesuai dengan ketertarikan sesuai potensinya)

12 Usaha sadar tunggal (mengikuti cara yang seragam)

Jamak (keberagaman inisiatif individu siswa)

13 Satu ilmu pengetahuan bergeser (mempelajarai satu sisi pandangan ilmu)

Pengetahuan disiplin jamak (pendekatan multidisiplin)

14 Kontrol terpusat (kontrol oleh guru)

Otonomi dan kepercayaan

(siswa diberi

tanggungjawab) 15 Pemikiran

faktual

Kritis (membutuhkan pemikiran kreatif)

16 Penyampaian pengetahuan (pemindahn ilmu dari guru ke siswa)

Pertukaran pengetahuan (antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya

2. Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Materi yang digunakan tidak hanya diperboleh dari buku sumber, melainkan guru dapat mengembangkan sendiri materi ajar dari berbagai sumber, melainkan guru dapat mengembangkan sendiri materi ajar dari


(42)

berbagai sumber atau refrensi yang tersedia melalui media cetak maupun internet sesuai kreativitas guru.

Berlandaskan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013 adalah hal yang sangat mendesak untuk segera diimplementasikan oleh sekolah-sekolah agar dapat mempersiapkan sejak dini siswa yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia, dimasa yang akan datang. Maka implementasi Kurikulum 2013 harus segera dilaksanakan, karena mengingat begitu penting dan mendesaknya kebutuhan pendidikan yang lebih baik di Indonesia. Berdasarkan elemen perubahan di atas, pemerintah melakukan perubahan dalam Standar Nasional Pendidikan pada Kurikulum 2013. d. Pendekatan Tematik Integratif

Pada Kurikulum 2013 pendekatan yang digunakan dalm proses pembelajaran adalah pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif menurut Ahmadi (2014:225) adalah “pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa”. Kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas IV. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang


(43)

mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema ( Majid, 2014:86).

Menurut Majid (2014:89), ada beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran tematik integrative memiliki satu tema yang actual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.

2. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait.

3. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat di dalam kurikulum.

4. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.

5. Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan, artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan. Selain itu, Majid (2014:89-90) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik di sekolah dasar memiliki karakteristik, sebagai berikut.


(44)

1. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.

2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.


(45)

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada. 6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut Hesty dalam (Majid, 2014:90) adalah sebagai berikut.

1) Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang sekaligus.

2) Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antara schemata yang dimiliki oleh siswa.

3) Autentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.

4) Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan inquiry discovery di mana siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan beberapa penjelasan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa mata pelajaran menggunakan tema sebagai pemersatu dengan mengintegrasikan konteks hasil belajar,


(46)

pengalaman belajar, dan konten belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta didik.

2 Lembar Kerja Siswa (LKS)

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa (LKS) menurut buku panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh Diknas di dalam Prastowo (2014:268), merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. Dwicahyono (2014:175) menyatakan bahwa Lembar Kegiatan Siswa adalah lembaran berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan ini berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Dalam lembaran kegiatan siswa (LKS) ini tugas yang diberikan kepada siswa ada yang berupa teori dan ada yang berupa praktek. Lembar kegiatan siswa (LKS) merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan terprogaram, Trianto (2010:212).

Menurut Depdikbud dalam Trianto (2010:212) mengatakan bahwa lembar kegiatan siswa (LKS) merupakan alat belajar siswa yang memuat berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa secara aktif. Kegiatan yang diberikan dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan.


(47)

Prastowo (2013: 269) LKS merupakan suatu bahan ajar cetak yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik berupa teoritis maupun praktis, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya,dan disesuaikan dengan bahan ajar.

Berdasarkan pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tesebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, dalam LKS siswa dapat menemukan arahan terstruktur untuk memahami materi yang diberikan dalam LKS, siswa pada saat yang bersamaan diberi materi dan tugas yang berkaitan dengan materi tersebut.

b. Karakteristik Lembar Kerja Siswa (LKS)

Trianto (2010:212), karakteristik Lembar Kegiatan siswa dapat dibagi dalam dua macam yaitu :

1. Lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan peserta didik dalam menemukan konsep dalm suatu tema, lembar kegiatan ini tidak terstruktu. 2. Lembar kegiatan siswa yang dirancang untuk membimbing siswa

dalam suatu proses pembelajaran tanpa bimbingan guru dan lembar kegiatannya berstruktur.


(48)

Dalam menyusun lembar kegiatan siswa ada beberapa kriteria yang harus ditentukan yaitu :

1. Mengacu pada kurikulum

2. Mendorong siswa untuk belajar dan bekerja

3. Bahasa yang digunkan mudah dipahami oleh peserta didik 4. Tidak dikembangkan untuk menguji konsep-konsep yang sudah

diujikan guru dengan cara duplikasi

Ibrahim dalam Trianto (2010:213) dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: persyaratan pedagogik, persyaratan konstruksi, dan teknis. Persyaratan pedagogik maksudnya lembar kegiatan siswa yang dibuat harus berdasarkan asas-asas pembelajaran yang efektif, seperti memberi proses menemukan konsep dan petunjuk mencari tahu. Pernyataan konstruksi maksudnya dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa sesuai dengan usianya, menggunakan struktur kalimat yang sederhana, pendek dan jelas. Selain itu harus memiliki tujuan belajar jelas, memiliki identitas untuk memudahkan mengatministrasian. Persyaratan teknis maksudnya dalm mengembangkan lembar kerja siswa harus mencakup tulisan, gamabr, dan tampilan. Ada berbagai macam bentuk LKS yang dikembangkan yaitu LKS aktivitas, LKS bimbingan belajar, LKS pemantapan, dan LKS pengayaan.


(49)

c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa (LKS)

Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS tersebut, hal ini berakibat pada jenis LKS yang bermacam-macam. Jika ditelusuri lebih lanjut, kita dapat menemukan lima jenis LKS yang umum digunakan oleh siswa, yaitu:

1. LKS yang penemuan (membantu siswa menemukan suatu konsep).

LKS jenis ini sesuai dengan prinsip konstruktivisme, siswa akan diarahkan untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri. LKS jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan siswa, meliputi: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Rumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa kemudian mintalah siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah pertanyaann analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya.

2. LKS yang aplikatif-integratif (membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan).

LKS jenis ini melatih siswa untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.


(50)

3. LKS yang penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar).

LKS penuntun yang berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu siswa untuk mencari, menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang terdapat dalam buku. LKS ini cocok untuk keperluan remedial.

4. LKS yang penguatan (berfungsi sebagai penguatan).

LKS penguatan diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS penguatan lebih menekankan dan mengarahkan kepada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat dalam buku ajar. LKS ini cocok untuk pengayaan.

5. LKS yang praktikum (berfungsi sebagai petunjuk praktikum). Kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu konten dari LKS. d. Struktur Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dwicahyono (2014:176) mengatakan ada beberapa struktur yang harus digunakan untuk mengembangkan lembar kegiatan siswa, antara lain:


(51)

1. Judul, mata pelajaran, semester, tempat.

Dalam judul LKS tematik tersebut atas dasar tema dan materi pokok yang akan dipelajari. Judul yang diberi harus menarik sehingga dapat termotivasi bagi siswa.

2. Petunjuk belajar.

Petunjuk atau pedoman merupakan panduan kerja siswa untuk mengerjakan tugas yang ada dalam LKS tersebut. Jadi petunjuk yang diberikan harus jelas, dan mudah dipahami oleh siswa serta bahasa yang digunakan sesuai dengan karakter siswa.

3. Kompetensi yang akan dicapai.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi yang ada dalam LKS harus sesuai dengan kompetensi yang ada dalam RPP yang telah dibuat. Kompetensi ini turunan dari kompetensi inti yang harus dikuasai siswa.


(52)

4. Indikator.

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam menyusun LKS harus sesuai dengan indikator yang ditentukan.

5. Informasi pendukung.

Informasi pendukung dalam menyusun LKS ini berupa buku refrensi dan juga pengalaman siswa setiap hari.

6. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja.

Tugas dan langkah-langkah yang diberikan harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan sesuai dengan karakter siswa. Tugas-tugas yang diberikan dalam LKS ini jangan terlalu sulit dan jangan terlalu mudah, harus sesuai dengan pemahaman siswa.

7. Penilaian.

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. Dalam memberi penilaian LKS harus sesuai dengan prosedur penilaian ayang ada.


(53)

e. Langkah-langkah Menyusun Lembar Kerja Siswa

Prastowo (2014:274) mengemukakan bahwa pembuatan LKS inovatif dan kreatif dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Langkah-langkah aplikatif membuat LKS, yaitu: 1. Lakukanlah analisis kurikulum tematik

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi pokok dan pengalaman belajar manakah yang membutuhkan bahan ajar berbentuk LKS. Langkah ini dilakukan dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajarserta pokok bahasan yang akan diajarkan. Selain itu, kita juga harus mencermati kompetensi antarmata pelajaran yang hendak dicapai siswa.

2. Menyusun peta kebutuhan LKS

Penyusunan peta ini diperlukan untuk mengetahui materi apa saja yang harus ditulis dalam LKS. Peta ini juga bisa melihat sekuensi atau urutan materi dalam LKS. Hal ini diperlukan untuk menentukan prioritas penulisan materi.

3. Menentukan judul LKS

Tema LKS ditentukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasannya diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman belajar antar mata pelajaran.

4. Penulisan LKS

Penulisan LKS dimulai dengan yang pertama, merumuskan indikator dan/atau pengalaman belajar antar mata pelajaran dari


(54)

tema sentarl yang telah disepakati. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Penilaian yang digunakan mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) karena cocok dan sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang berdasarkan pada penguasaan kompetensi. Ketiga, menyusun materi LKS. Sehubungan dengan penyusunan LKS, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Materi LKS sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari

2. Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian

3. Supaya pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja di dalam LKS kita ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa bisa membacanya lebih jauh tentang materi tersebut, tugas-tugas harus ditulis dengan jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya.

4. Keempat, perhatikan struktur LKS, yaitu menyusun materi berdasarkan struktur LKS. Struktur LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa),


(55)

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian.

f. Keunggulan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lismawati (2010:40) lembar kegiatan siswa ini memiliki keunggulan dan kekurangan seperti yang dijelaskan berikut ini:

1) Keunggulan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.

a) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis.

b) Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.

c) Secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.

2) Kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahmi bagian-bagian tertentu. b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang


(56)

c) Memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.

d) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kegiatan siswa yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, dimana dalam lembar kegiatan ini berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan, ada yang berupa teori dan juga praktek.

3. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa Pendekatan Saintifik adalah Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengokruk konsep, hukum, dan prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukkan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik


(57)

kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang

“ditemukan”. Dalam menyusun LKS yang berbasis pada pendekatan

saintifik juga pada proses kegiatan pembelajaran dapat menerapkan pendekatan saintifik 5M, yaitu kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan, agar dapat mengaktifkan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kelas.

Barringer (dalam Abidin, 2014: 125) mengemukakan bahwa “pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Abidin (2014: 127) juga menjelaskan “pendekatan saintifik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.

Hosnan (2014: 34) menjelaskan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep hukum atau prinsip yang ditemukan.


(58)

Menurut Kemendikbud 2013 kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain:

1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika ataua penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran menyimpang dari alur berpikir logis. 3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan.

7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.


(59)

Selain merujuk pada kriteria pendekatan saintifik yang telah dipaparkan di atas, pembelajaran dengan pendekatan saintifik mempunyai langkah-langkah pembelajaran dengan mengacu pada tiga ranah pengembangan yaitu, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “mengapa”. Ranah pengetahuan menggamit tranformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “apa”. Ranah keterampilan menggamit tranformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “bagaimana”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan kesimbangan antara kemampuan untuk memnjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skill) dari peserta didik yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2013).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa agar dapat berpikir secara sistematis, kritis, dan membantu siswa dalam mengembangkan proses bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan hasil pembelajarannnya.


(60)

b. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah :

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat siswa.

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematis.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasi ide-ide khussnya dalam menulis artikel ilmiah.

6. Untuk mengembangkan karakter siswa

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diuraikan bahwa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik untuk membantu siswa berpikir secara kritis dan sistematis dalam proses pembelajaran.

c. Langkah-langkah pendekatan saintifik

Langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik adalah sebagai berikut :

1) Mengamati

Menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru


(61)

2) Menanya

Pada saat kegiatan menanya guru dapat membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan , guru sebenarnya sedang menanamkan sikap kepada siswa agar menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

3) Menalar.

Penalaran yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba mengkoneksikan antara pengetahuan baru yang didapat dengan pengetahuan sebelumnya untuk menjadi sebuah temuan pengetahuan, baik untuk mengoreksi atau pun memperoleh pelajaran baru.

4) Mencoba

Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba melakukan eksperimen terkait materi pembelajaran untuk menemukan kesimpulan dan mengetahui secara langsung apa yang sedang mereka pelajari. Selama proses ini berlangsung guru ikut membimbing peserta didik yang bertujuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.

5) Membentuk jejaring/mengkomunikasikan

Membentuk jejaring merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama untuk memudahkan suatu usaha demi mencapai tujuan bersama.


(62)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam pendekatan saintifik membantu siswa agar dapat berproses dalam pembelajaran dengan bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

d. Karakteristik Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik memiliki berbagai karakteristik. Daryanto (2014:53) karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik adalah sebagai berikut. 1) Berpusat pada siswa.

2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip.

3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4) Dapat mengembangkan karakter siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat diuraiakn bahwa metode pembelajara pendekatan saintifik merupakan metode yang dalam proses pembelajaran melibatkan siswa agar siswa dapat berproses secara maksimal dalam pembelajaran.

B. Penelitian yang relevan

Kurikulum 2013 merupakan hasil perubahan dari kurikulum KTSP. Oleh karena itu sampai saat ini kurikulum 2013 dianggap masih baru dan memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu membutuhkan penelitian


(63)

untuk memperbaiki kekurangan kurikulum 2013 tersebut. Peneliti memilih penelitian lain yang dianggap relevan dengan penelitian ini sendiri.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustofa pada tahun (2013) menunjukkan penilaian kelayakan LKS oleh pakar materi sebesar 90% (sangat layak), pakar desain sebesar 96% (sangat layak), dan guru sebesar 93,18% (sangat layak). Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil (kelas IVB) menunjukkan: rerata aktivitas siswa sebesar 94,6 %, siswa tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rerata nilai sebesar 7,08. Selanjutnya pengujian pada kelas skala besar (kelas IVA) menunjukkan peningkatan, yaitu: rata-rata aktivitas siswa sebesar 100 %, siswa tuntas belajar sebanyak 92,11%, dengan rerata nilai sebesar 7,84. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SD N 1 Tinjomoyo Semarang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya pada tahun (2014)

berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa(LKS) Berbasis

Pendekatan Saintifik pada Materi Hukum-hukum Dasar Kimia di SMA Kotamadya Banda Aceh” yang bertujuan untuk memperoleh LKS berbasis pendekatan saintifik dan mengetahui respon guru, mahasiswa dan siswa terhadap LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi hukum-hukum dasar kimia yang dikembangkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan Research and Development (R&D). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IA 1 SMA Negeri 1 Banda


(64)

Aceh yang berjumlah 25 orang, guru kimia SMA Negeri 1, 5, dan 11 berjumlah 5 orang dan mahasiswa kimia angkatan 2011 berjumlah 8 orang. Pengambilan subjek siswa kelas XI IA 1 SMA Negeri 1 Banda Aceh karena SMA Negeri 1 telah menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun 2013 sedangkan SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 11 Banda Aceh baru menerapkan di tahun 2014. Mahasiswa angkatan 2011 dipilih menjadi subjek penelitian karena mahasiswa tersebut telah mengikuti program microteaching yang telah mempelajari kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket respon siswa, guru dan mahasiswa serta wawancara. Angket tanggapan terhadap LKS yang diterapkan diberikan kepada siswa, guru dan mahasiswa, sedangkan wawancara hanya diberikan untuk guru dan mahasiswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa persentase validasi dosen terhadap LKS adalah 90,67%. Hasil tanggapan positif siswa, guru dan mahasiswa terhadap pengembangan LKS berbasis Pendekatan Saintifik adalah sebesar 87,42%, 97,14% dan 92,6%. Berdasarkan hasil validasi LKS, tanggapan siswa, guru dan mahasiswa dan wawancara maka Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Pendekatan Saintifik yang telah dikembangkan dapat dikatakan sudah layak digunakan.


(65)

Bagan 1. Literture Map Hasil Penelitian yang Relevan Pengembangan Lembar Kerja Siswa

Mustofa (2013) Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Observasi Pada Taman Sekolah Sebagai Sumber Belajar Sains di SDN 1 Tinjomoyo.

Sanjaya (2014) Pengembangan Lembar Kerja Siswa(LKS) Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi “Hukum-hukum Dasar Kimia di

SMA Kotamadya Banda Aceh”

Yang perlu diteliti :

Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas II SD


(66)

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyusun kerangka pikir tentang pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik subtema hidup rukun dengan teman bermain mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas II sekolah dasar. Seiring dengan dicanangkannya inovasi pendidikan dalam bidang kurikulum yang mengacu pada Kurikulum 2013, diharapkan dapat memberikan perubahan positif pada proses pembelajaran dan cara belajar yang lebih ideal. Tentunya harapan tersebut harus didukung

Analisis Kebutuhan 1. Guru masih sangat

membutuhkan LKS menggunakan pendekatan saintifik mengacu Kurikulum SD 2013.

LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik 1. Kurikulum 2013.

a. Pengertian kurikulum b. Alasan perubahan kurikulum c. Rasional dan elemen perubahan

kurikulum

d. Pendekatan tematik integratif 2. Lembar Kerja Siswa.

3. Pendekatan Saintifik.

Spesifikasi Produk yang Dikembangkan 1. Komponen LKS disusun dengan lengkap, dengan mencakup

a. Identitas LKS b. Petunjuk umum

c. Tujuan pembelajaran dari setiap indikator d. Kegiatan pembelajaran

e. Refleksi

2. LKS disusun dengan bahasa yang singkat, sederhana, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

3. LKS disusun memungkinkan tercapainya indikator/tujuan pembelajaran. 4. LKS disusun dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran.

5. LKS disusun dengan tampilan menarik dan dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif serta menyenangkan.


(1)

Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran

No. Nama Siswa Skor Perolehan Nilai Akhir 1.

2. 3. dst.

Keterangan kriteria :

No. Kriteria Penilaian Skor

1. Siswa menulis lagu dengan menggunakan kata-kata sendiri sebanyak lima kalimat dengan tepat

5 2. Siswa menulis lagu dengan menggunakan kata-kata sendiri

sebanyak empat kalimat namun kurang tepat

4 3. Siswa menulis lagu dengan menggunakan kata-kata sendiri

sebanyak tiga kalimat namun belum tepat

3 4 Siswa menulis lagu dengan menggunakan kata-kata sendiri

sebanyak dua kalimat namun tidak tepat

2 5 Siswa menulis lagu dengan menggunakan kata-kata sendiri

sebanyak satu kalimat namun tidak tepat

1 Skor maksimal: 25

Skor perolehan

Nilai akhir = × 100 Skor maksimal

Keterangan:

1 Skor perolehan didapat dari skor yang diperoleh peserta didik berdasarkan kriteria yang ada.

2 Skor maksimal diperoleh dari banyaknya kriteria (soal) dikalikan dengan skor tertinggi.

2. Keterampilan

Indikator 4.7.1 Menyanyikan lagu anak-anak sederhana

dengan kata-kata yang dibuat sendiri


(2)

Instrumen Penilaian unjuk kerja

Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran

No. Nama Siswa Skor Perolehan Nilai Akhir 1.

2. 3. dst.

Soal :

Buatlah gubahan lagu sederhana dengan menggunakan kata-kata sendiri!

Kunci jawaban :

Ayo Kawan (Balonku Ada Lima) Ayolah kawan-kawan

Mari kita bermain Saling jaga kerukunan Agar hidup bahagia Janganlah kita marah Marilah kita rukun Kepada semua orang

Hidup rukun itu asyik Yes...

No. Kriteria

4 Baik sekali

(A)

3 Baik

(B)

2 Cukup

(C)

1 Perlu Bimbingan


(3)

1. Menulis lagu dengan

menggunakan kata-kata sendiri

Menulis lagu dengan

menggunakan kata-kata sendiri dengan tepat

Menulis lagu dengan

menggunakan kata-kata sendiri kurang tepat

Menulis lagu dengan

menggunakan kata-kata

sendiri namun belum tepat

Tidak menuliskan satu pun teks lagu

Skor maksimal: 4

Skor perolehan

Nilai akhir = × 100 Skor maksimal

Keterangan:

1. Skor perolehan didapat dari skor yang diperoleh peserta didik berdasarkan kriteria yang ada.

2. Skor maksimal diperoleh dari banyaknya kriteria (soal) dikalikan dengan skor tertinggi.

3. Sikap Sosial/Individu

Indikator 2.1.1 Menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih mengekspresikan diri dalm mengolah karya seni.

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Rubrik observasi rasa percaya diri dalam mengolah karya seni

Rubrik Observasi perilaku santun dan jujur Nama Siswa :

Pertemuan ke- : ...Bulan...2015

Subtema : Hidup Rukun dengan Teman Bermain

Petunjuk : Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa! Keterangan : Sl (Selalu): 4, Sr (Sering): 3, K (Kadang-Kadang): 2, J (Jarang): 1

Kebiasaan Menunjukkan rasa percaya diri dalam


(4)

4. Sikap Spiritual

Indikator 1.1.1 Merasakan keindahan alam dan karya seni sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Tuhan

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Rubrik observasi

Rubrik Observasi

Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom di bawah ini sesuai dengan keadaan siswa!

No. Nama Siswa

Kriteria Skor Perolehan

Nilai Akhir SB B C K

1. 2. 3. dst.

Keterangan Kriteria:

No. Nama Peserta Didik Sl Sr K J Skor Perolehan Nilai Akhir 1. 2. 3. 4. Kriteria Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 Berdoa syukur atas

anugerah yang diberikan lewat keindahan alam

Selalu berdoa syukur atas anugerah yang diberikan

Sering berdoa syukur atas anugerah

keindahan alam

Kadang-kadang berdoa syukur atas anugerah keindahan alam

Jarang berdoa syukur atas anugerah


(5)

setelah berakhirnya pelajaran.

setelah berakhirnya pelajaran.

pelajaran. setelah berakhirnya pelajaran.


(6)

BIODATA PENULIS

Modesta Buru lahir di Ende, 28 Januari 1991. Pendidikan dasar diperoleh di SD Santo Herman Yosef Paupire Ende, tamat pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Maria Goreti Ende, tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1 Amarasi Barat Kupang, tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2012, peneliti mendapatkan beasiswa dari Rintisan Program Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) di perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Subtema Hidup Rukun Dengan Teman Bermain Untuk Siswa Kelas Dua (II) Sekolah Dasar. Pengembangan LKS tersebut dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh LKS yang baik mengacu Kurikulum SD 2013.