Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema hidup rukun di sekolah untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan I.

(1)

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH

UNTUK SISWA KELAS II SD NEGERI KALASAN I

Esrom Detadelas Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini dilakukan karena guru masih membutuhkan contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik. Oleh karena itu, pengembangan LKS menggunakan pendektan saintifik masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan guru dalam mengajar. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suata produk berupa LKS menggunakan pendektan saintifik pada subtema Hidup Rukun di Sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik ini menggunakan model penelitian dan pengembangan hasil modifikasi antara model menurut Borg dan Gall serta Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 5 langkah yaitu: (1) analisis masalah, (2) pengumpulan data, (3) pengembangan produk, (4) validasi produk, dan (5) revisi produk, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik untuk siswa kelas II sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuisioner. Wawancara digunakan untuk anlisis kebutuhan kepada guru kelas II SD N Kalasan 1, sleman, sedangkan kuisioner digunakan untuk validasi kualitas LKS menggunakan pendekatan saintifik oleh dua orang ahli kurikulum SD 2013 dan dua orang guru kelas dua sekolah dasar.

Validasi berpedoman pada 16 aspek yaitu: (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) rumusan petunjuk/ intruksi LKS, (3) rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS, (4) ketercapaian indikator/ tujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, (5) bahasa yang digunakan dalam LKS, (6) tampilan LKS, (7) penggunaan kata tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, (8) menanya, (9) mengamati, (10) mencoba, (11) menganalisa, (12) menalar, (13) mengkomunikasikan, (14) ketepaduan antar mata pelajaran, suasana pembelajaran, dan (16) refleksi. Hasil validasi dua ahli kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 3,95 dan 4,00. Validasi dari guru kelas II sekolah dasar menghasilkan skor 4,00 dan 3,97. LKS menggunakan pendektan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 3,98 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal tersebut menunjukan bahwa LKS menggunakan pendektan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan atau diuji coba dalam pembelajaran di kelas II sekolah dasar.


(2)

THE DEVELOPMENT OF STUDENTS’ WORKSHEET USING SCIENTIFIC APPROACH LIVING IN HARMONY IN THE SCHOOL SUBTHEMA FOR SECOND

GRADE STUDENTS IN KALASAN I STATE ELEMENTARY SCHOOL Esrom Detadelas

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

This research was conducted for teachers who still need example of LKS using a scientific approach. Therefore, the development of scientific LKS use is still needed to meet the needs of teachers in teaching. The main objective of this research is to produce a product in the form LKS using scientific approach on the sub-theme hidup rukun di sekolah for second grade elementary school.

This study is a research development . LKS development using scientific approach using the model of research and development of modified between models according to Borg and Gall and Sugiyono . Development procedures used in this study includes 5 steps: (1) analysis of the problem, (2) data collection, (3) product development, (4) validation of the product, and (5) the revision of the product,, To produce a final product design in the form of worksheets using a scientific approach for the second grade of elementary school. Instruments in this study is a list of interview questions and the needs analysis questionnaire. Interviews are used to anlisis needs to classroom teachers II SD N 1 Kalasan, Sleman, while the questionnaire is used to validate the quality of LKS using scientific approach by two experts primary school curriculum in 2013 and two second grade elementary school teacher.

Validation based on the 16 aspects, namely: (1) the completeness of the elements of LKS, (2) the formulation of guidance / instruction LKS, (3) the formulation of learning activities in LKS, (4) the achievement indicators / learning objectives in the learning activities, (5) language used in LKS, (6) views LKS, (7) use of the word wonder why and how the LKS, (8) ask, (9) observes, (10) tried, (11) analyze, (12) reasoning, (13 ) communicate, (14) ketepaduan between subjects, learning environment, and (16) reflections. The results of the validation of two primary school curriculum experts in 2013 resulted in a score of 3.95 and 4.00. Validation of class II primary school teacher produced a score of 4.00 and 3.97. LKS using scientific pendektan produces a mean score of 3.98 out of range of scores 1-5 and included in the category of "good". It shows that the BLM uses scientifically developed pendektan already fit for use or tested in the classroom II primary school.


(3)

UNTUK SISWA KELAS II SD NEGERI KALASAN I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Esrom Detadelas

NIM. 121134274

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:

TUHAN YESUS KRISTUS

Raja di atas segala raja yang selalu memberikan perlindungan dan

menuntun setiap langkah kehidupanku.

Bapak dan Ibundaku tersayang

Bapak Darius Detadelas dan Ibu Terseia Lesyk-Detadelas

yang selalu mendukung dan mendoakanku

Kakak-kakak tercinta

Ayub,Anata,Jermias,Diana (Alm)

Adik dan keponakan tercinta

Bungsu,Demsi,Yuni, Rita


(7)

v

serta adik-adik mahasiswa PPGT

Yuyun tercinta

yang selalu memberikan motivasi dan dukungan

Pamong asrama

Terima kasih atas motivasi dan dukungannya

Dosen-dosen Terbaik

Pak Puji, Ibu Maslichah, Ibu Ika, Pak Galih, Pak Rohandi, Pak

Wahana dan Pak Rusmawan Yang menjadi panutan, selalu menasehati

dan sabar memperbaiki kesalahanku selama kuliah

Kupersembahkan karyaku untuk


(8)

vi

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah

bersandar kepada pengertianmu sendiri

(Amsal 3:5)

Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk

berbuat kebaikan, maka jaminan bagi orang itu adalah tidak akan

menemukan kemajuan walau selangkah sekalipun

(Soekarno)

Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan, tetapi

tentang menghargai dan mensyukuri apa yang kamu miliki serta

sabar menanti yang akan menghampiri.

(No Name)


(9)

vii Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

nama : Esrom Detadelas NIM : 121134274

jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar-Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

menyatakan bahwa karya ini merupakan hasil kerja saya sendiri, kecuali yang telah disebutkan di dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Februari 2016 Penulis


(10)

viii

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: nama : Esrom Detadelas

NIM : 121134274

demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberitahukan kepada Perpustakaan Unversitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN LKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA HIDUP RUKUN DI SEKOLAH UNTUK SISWA KELAS II SD NEGERI KALASAN I

beserta lembar kerja siswa yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, Februari 2016 Yang menyatakan


(11)

ix

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KECERDASAN GANDA PADA SUBTEMA TUGASKU SEHARI-HARI DI RUMAH

UNTUK SISWA KELAS II SD NEGERI KALASAN I

Esrom Detadelas Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini dilakukan karena guru masih membutuhkan contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik. Oleh karena itu, pengembangan LKS menggunakan pendektan saintifik masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan guru dalam mengajar. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suata produk berupa LKS menggunakan pendektan saintifik pada subtema Hidup Rukun di Sekolah untuk siswa kelas II sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik ini menggunakan model penelitian dan pengembangan hasil modifikasi antara model menurut Borg dan Gall serta Sugiyono. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 5 langkah yaitu: (1) analisis masalah, (2) pengumpulan data, (3) pengembangan produk, (4) validasi produk, dan (5) revisi produk, hingga menghasilkan desain produk final berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik untuk siswa kelas II sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuisioner. Wawancara digunakan untuk anlisis kebutuhan kepada guru kelas II SD N Kalasan 1, sleman, sedangkan kuisioner digunakan untuk validasi kualitas LKS menggunakan pendekatan saintifik oleh dua orang ahli kurikulum SD 2013 dan dua orang guru kelas dua sekolah dasar.

Validasi berpedoman pada 16 aspek yaitu: (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) rumusan petunjuk/ intruksi LKS, (3) rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS, (4) ketercapaian indikator/ tujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, (5) bahasa yang digunakan dalam LKS, (6) tampilan LKS, (7) penggunaan kata tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, (8) menanya, (9) mengamati, (10) mencoba, (11) menganalisa, (12) menalar, (13) mengkomunikasikan, (14) ketepaduan antar mata pelajaran, suasana pembelajaran, dan (16) refleksi. Hasil validasi dua ahli kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 3,95 dan 4,00. Validasi dari guru kelas II sekolah dasar menghasilkan skor 4,00 dan 3,97. LKS menggunakan pendektan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 3,98 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori

“baik”. Hal tersebut menunjukan bahwa LKS menggunakan pendektan saintifik yang

dikembangkan sudah layak digunakan atau diuji coba dalam pembelajaran di kelas II sekolah dasar.


(12)

x

THE DEVELOPMENT OF STUDENTS’ WORKSHEET USING SCIENTIFIC

APPROACH LIVING IN HARMONY IN THE SCHOOL SUBTHEMA FOR SECOND GRADE STUDENTS IN KALASAN I STATE ELEMENTARY SCHOOL

Esrom Detadelas Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research was conducted for teachers who still need example of LKS using a scientific approach. Therefore, the development of scientific LKS use is still needed to meet the needs of teachers in teaching. The main objective of this research is to produce a product in the form LKS using scientific approach on the sub-theme hidup rukun di sekolah for second grade elementary school.

This study is a research development . LKS development using scientific approach using the model of research and development of modified between models according to Borg and Gall and Sugiyono . Development procedures used in this study includes 5 steps: (1) analysis of the problem, (2) data collection, (3) product development, (4) validation of the product, and (5) the revision of the product, , To produce a final product design in the form of worksheets using a scientific approach for the second grade of elementary school. Instruments in this study is a list of interview questions and the needs analysis questionnaire. Interviews are used to anlisis needs to classroom teachers II SD N 1 Kalasan, Sleman, while the questionnaire is used to validate the quality of LKS using scientific approach by two experts primary school curriculum in 2013 and two second grade elementary school teacher.

Validation based on the 16 aspects, namely: (1) the completeness of the elements of LKS, (2) the formulation of guidance / instruction LKS, (3) the formulation of learning activities in LKS, (4) the achievement indicators / learning objectives in the learning activities, (5) language used in LKS, (6) views LKS, (7) use of the word wonder why and how the LKS, (8) ask, (9) observes, (10) tried, (11) analyze, (12) reasoning, (13 ) communicate, (14) ketepaduan between subjects, learning environment, and (16) reflections. The results of the validation of two primary school curriculum experts in 2013 resulted in a score of 3.95 and 4.00. Validation of class II primary school teacher produced a score of 4.00 and 3.97. LKS using scientific pendektan produces a mean score of 3.98 out of range of scores 1-5 and included in the category of "good". It shows that the BLM uses scientifically developed pendektan already fit for use or tested in the classroom II primary school.


(13)

xi

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun Di Sekolah Untuk Siswa Kelas II SD Negeri Kalasan 1” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. dan pengelola PPGT yang telah menuntun dan menemani kami

sejak semester1 sampai saat ini

5. Dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6. Bapak G selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

7. Ibu M selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

8. Sarjono, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 Sleman Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah

9. Catur Eny Rahayu, S.Pd.SD selaku guru kelas II SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah dan membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10. Purwanti, S.Pd. selaku guru kelas II SD Negeri Kalasan I yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

11. Bapak dan Ibu tersayang, Bapak Darius Detadelas dan Ibu Theresia Detadelas yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(14)

xii

14. Kakak-kakak PPGT 2011 dan adik-adik PPGT 2013 terimakasih atas semangat dan dukungannya.

15. Pamong Student Residence Sanata Dharma dan teman-teman residence yang mendukung dengan caranya masing-masing.

16. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 22 Maret 2016 Penulis


(15)

xiii

HALAMAN JUDUL... ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Istilah ... 6

F. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 8


(16)

xiv

b. Fungsi dan Tujuan Lembar Kerja Siswa ... 11

c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa ... 11

d. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa ... 13

e. Keunggulan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa ... 15

2. Kurikulum 2013 ... 16

a. Pengertian Kurikulum SD 2013 ... 16

b. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 19

3. Pendekatan Saintifik ... 27

a. Pengertian Pendekatan Saintifik ... 27

b. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ... 28

c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ... 29

d. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 29

e. Kekuatan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa ... 50

B. Penelitian Yang Relevan... 32

C. Kerangka Pikir ... 37

D. Pertanyaan Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41

B. Prosedur Pengembangan... 45

C. Jadwal Penelitian ... 53

D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 dan Media LKS ... 53

E. Instrumen Penelitian ... 54


(17)

xv

A. Analisis Kebutuhan ... 62

B. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 70

C. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas II Pelaksana Kurikulum SD 2013... 70

D. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 74

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 79

B. Keterbatasan Penelitian ... 80

C. Saran ... 80

REFERENSI ... 82

LAMPIRAN... 85 RIWAYAT HIDUP ...


(18)

xvi

Bagan 2. Kerangka Berpikir...37 Bagan 3. Model penelitian dan pengembangan Borg & Gall...43 Bagan 4. Model Pengembangan Sugiyono… ... ..44


(19)

xvii

Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir ...21

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ...25

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian...53

Tabel 4. Panduan Wawancara Survei Kebutuhan ...54

Tabel 5. Lembar Kuesioner Instrumen Validasi Lembar Kerja Siswa ...55

Tabel 6. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif pada Skala Lima...59

Tabel 7. Konversi Nilai dan Skor ke Data Kualitatif pada Skala Lima...61

Tabel 8. Komentar Guru Kelas II SD dan Revisi ...72


(20)

xviii

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ...85

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ...86

Lampiran 3 Surat Ijin Validasi ...87

Lampiran 4 Rangkuman Wawancara ...88

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Ahli ...89

Lampiran 6 Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas II SD ...93

Lampiran 7 Silabus ...94

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...125

Lampiran 9 Riwayat Hidup ...270 Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa (Dicetak Terpisah)


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan peserta didik. Oleh karena itu, guru dan peserta didik menjadi faktor yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru diusahakan untuk mampu memahami peserta didik. Pemahaman guru terhadap peserta didik mencakup perkembangan peserta didik, potensi, kemampuan, karakteristik, kebutuhan, dan masalah-masalah lain yang berkenaan dengan peserta didik dalam proses belajar (Karwati dan Donni, 2014:131). Guru yang baik adalah guru yang mampu memahami berbagai hal yang dialami peserta didiknya.

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, diharapkan untuk lebih berpusat pada siswa (student-centered). Penempatan siswa bukan lagi sebagai objek belajar, melainkan sebagai subjek belajar. Karena itu, siswa memiliki kesempatan untuk berkreativitas dan ikut terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi berbagai konsep dan pengetahuan, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Melalui keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat mendorong siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Belajar yang aktif sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal (Karwati dan Donni, 2014:152).


(22)

2

Salah satu pendekatan pembelajaran yang menerapkan karakteristik di atas adalah pendekatan saintifik. Daryanto (2014:51) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisa data, menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang “ditemukan”.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru sangat diperlukan.

Bantuan yang guru berikan dalam memfasilitasi siswa adalah mengaktifkan siswa melalui Lembar Kerja Siswa. Majid (2008:176) mengemukakan bahwa LKS merupakan lembar kegiatan yang berisikan tentang tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk,langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.

Berdasarkan hasil survei kebutuhan guru terkait penggunaan Lembar Kerja Siswa pada tanggal 29 Juni pukul 10.20 WIB di ruang kelas II, SDN Kalasan 1 dengan Ibu E.C, guru sering menggunakan media LKS karena


(23)

3

sebagai media dari hasil belajarnya sehingga LKS itu mengukur keberhasilan siswa. Ibu E.C juga terampil dalam membuat LKS yang sederhana. Beliau juga menuturkan tentang keunggulan dan kelemahan LKS. Keunggulannya adalah bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, peserta didiknya dapat antusias, dan memberikan motivasi lebih praktis. Kelemahannya adalah Guru tidak kreatif dan menjadi malas.

Beliau juga sudah menerapkan media LKS yang sesuai tuntutan kurikulum Sekolah Dasar 2013 yang mengemas materi pelajaran secara tematik teritegratif dan pendekatan pembelajaran saintifik. Selain itu, beliau juga mengetahui tentang komponen-komponen yang harus ada dalam pendekatan saintifik mengacu pada 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

Menurut beliau, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam menyusun LKS adalah masalah waktu dan SDM. Dalam hal ini, beliau menyadari akan kesulitan yang dialami dalam menyusun LKS. Oleh karena itu, guru sangat membutuhkan contoh LKS yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 guna untuk mengembangkan pembelajaran di kelas dan tercapainya tujuan implemetasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.

Dengan melihat adanya masalah tersebut, maka peneliti mencoba memberi solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan Lembar kerja Siswa Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah Untuk Siswa Kelas II SD.


(24)

4 B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan produk berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengembangkan produk berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa

Bagi peneliti dapat memperoleh pengalaman melakukan penelitian Research and Development (R&D) khususnya dalam upaya untuk Mengembangkan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.


(25)

5

Bagi guru dapat memperoleh inspirasi terkait dengan penelitian Research and Development (R&D), dan memperoleh contoh Lembar Kerja Siswa khususnya LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

3. Bagi siswa

Bagi siswa dapat memperoleh pembelajaran yang lebih baik dan bermakna sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang memuaskan khususnya dalam upaya untuk Mengembangkan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

4. Bagi sekolah

Bagi sekolah, dapat memperoleh contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik dan bahan bacaan tambahan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) dalam upaya untuk Mengembangkan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

5. Bagi Prodi PGSD

Bagi prodi PGSD dapat memperoleh bahan bacaan tambahan perpustakan terkait dengan penelitian Research and Development (R&D) dalam upaya untuk Mengembangkan LKS Menggunakan


(26)

6

Pendekatan Saintifik Pada Subtema Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

E. Batasan Istilah

1. Pendekatan Saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan.

2. Lembar Kerja Siswa adalah lembar-lembar kegiatan yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis dan/atau praktis, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

Spesifikasi produk yang akan dikembangkan adalah Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik, di mana pada Lembar Kerja Siswa tersebut memuat kegiatan-kegiatan ilmiah, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring/ mengomunikasikan. 1. komponen LKS disusun dengan lengkap, dengan mencakup:

a. Identitas LKS yang terdiri dari: 1) Satuan pendidikan.

2) Kelas/semester. 3) Tema/subtema. 4) Muatan pembelajaran. 5) Pembelajaran keberapa. b. Petunjuk umum.


(27)

7

c. Tujuan pembelajaran dari setiap indikator.

d. Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan yang dilengkapi dengan tugas dan langkah-langkah kerja.

e. Refleksi

2. LKS disusun dengan bahasa yang singkat, sederhana, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

3. LKS disusun memungkinkan tercapainya indikator/ Tujuan pembelajaran.

4. LKS disusun dapat memberikan pertanyaan kepada siswa untuk menalar.

5. LKS disusun untuk mengintergrasikan beberapa mata pelajaran. 6. LKS disusun dengan tampilan menarik.


(28)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Lembar kerja siswa

Guru maupun calon guru, tentu tidak asing lagi dengan LKS yang merupakan salah satu media pembelajaran dalam bentuk cetak. LKS (Lembar Kerja Siswa) merupakan bagian dari RPP, karena mengemas setiap langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. LKS menjadi salah satu instrumen yang mendukung peran serta atau keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. LKS juga bertujuan untuk mendorong rasa ingin tahu dalam diri siswa dan usaha untuk menemukan jawaban dari sebuah masalah. Untuk itu, LKS yang digunakan seharusnya merupakan kreasi pikiran, hati dan tangan sendiri, sehingga lebih menarik, natural, serta kontekstual sesuai situasi dan kondisi lingkungan sosial budaya siswa. Namun, kenyataannya hampir seluruh sekolah di Indoneisa menggunakan LKS yang dibeli, bukan buatan sendiri. Oleh karena itu, Berikut ini akan dijabarkan lebih mendalam mengenai pengertian LKS, tujuan, dan kegunaannya dalam pembelajaran tematik, ciri-ciri LKS, unsur-unsur LKS, serta langkah-langkah dalam membuat dan mengembangkan LKS menurut para ahli.

a. Pengertian lembar kerja siswa(LKS)

Prastowo (2014:269) mengatakan bahwa Lembar Kerja Siswa merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa


(29)

lembar-9

lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis dan/ atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik; dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain. Hal senada juga diutarakan oleh Andriani dalam Prastowo (2014:269), bahwa lembar kerja siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa yang dilengkapi dengan tugas-tugas sehingga peserta didik dapat mempelajari materi ajar dan mengerjakannya secara mandiri. Dikatakan senada karena, kedua ahli tersebut memiliki kesamaan dalam mengartikan LKS sebagai bahan ajar yang berisi materi, ringkasan materi, dan petunjuk pelaksanaan tugas, sehingga memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas secara mandiri.

Hal yang tidak jauh berbeda oleh dua ahli di atas dikemukakan oleh Trianto (2009:223) bahwa lembar kerja siswa adalah sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Sedangkan, Daryanto (2014: 175-176) mengatakan bahwa lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa atau lembaran kegiatan yang berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori atau praktik. Tahapan dalam menyusun LKS adalah, melakukan analisis kurikulum yang terdiri dari KI, KD, indikator, dan materi pembelajaran, menyusun peta kebutuhan LKS, menentukan judul LKS, menulis LKS, menentukan alat penilaian.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa (LKS) adalah


(30)

lembar-10

lembar kegiatan yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis dan/atau praktis, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain.

Trianto (2010: 223) menyatakan bahwa LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Sedangkan berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional dalam lampiran Panduan Pengembangan Bahan Ajar Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2008 Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa akan memuat paling tidak; judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.Jadi, Lembar Kerja Siswa merupakan lembaran-lemberan yang berisikan kegiatan-kegiatan mendasar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dan pembentukkan kemampuan dasar sesuai indikator pembelajaran yang harus ditempuh. Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut, judul, petunjuk belajar (Petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja dan penilaian.

Dari berbagai penjelasan mengenai LKS diatas maka dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kerja siswa, yaitu lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, tugas, petunjuk-petunjuk serta langkah-langkah yang disusun terstruktur


(31)

11

dengan disertai refrensi yang mengarah pada suatu kompetensi yang harus dicapai.

b. Fungsi, dan Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa memiliki peran yang sangat penting dalam suatu kegiatan pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan fungsi dan tujuan lembar kerja siswa bagi kegiatan pembelajaran. Fungsi lembar kerja siswa yaitu sebagai bahan ajar yang meminimalkan peran pendidik namun lebih mengakifkan peserta didik, sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, dan memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik (Prastowo, 2015:206).

Sedangkan untuk tujuan penyusunan lembar kerja siswa, Andriani dalam Prastowo (2015:206) menjelaskan bahwa tujun penyusunan lembar kerja siswa yaitu menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan, melatih kemandirian belajar peserta didik, dan memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

c. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa (LKS)

Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Dengan adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS, maka LKS memiliki berbagai macam bentuk (Prastowo, 2015:208-209). Berikut ini akan diuraikan jenis-jenis lembar kerja siswa.

1) LKS yang Membantu Peserta Didik Menemukan Suatu KonsepLKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan peserta didik, seperti melakukan, mengamati, dan


(32)

12

menganalisis. Oleh karena itu, perlu dirumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik, kemudian peserta didik diminta untuk mengamati fenomena hasil kegiatanya. Selanjutnya, memberikan pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu peserta didik untuk mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang dibangun dalam benak mereka.

2) LKS yang Membantu Peserta Didik Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang telah ditemukan

Setelah peserta didik berhasil menemukan konsep, selanjutnya peserta didik dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Caranya adalah dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan diskusi, kemudian diminta untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab.

3) LKS yang Berfungsi sebagai Penuntun Belajar

LKS ini berisikan pertanyaan atau isian yang jawabannya terdapat pada buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta didik menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. Selain itu, LKS ini juga berguna untuk keperluan remediasi. 4) LKS yang Berfungsi sebagai Penguatan

LKS ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapaan materi pembelajaran yang ada di dalam buku pelajaran. Selain itu, LKS ini juga berguna sebagai pengayaan.


(33)

13

LKS yang dibuat diusahakan untuk menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu isi (content) dari LKS.

Berdasarkan uraian jenis-jenis LKS di atas, maka LKS yang akan peneliti kembangkan terdapat pada poin 1 dan 2, yaitu LKS yang membantu siswa dalam menemukan sebuah konsep dan LKS yang mampu membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang ditemukan.

d. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja siswa yang dibuat diusahakan lebih inovatif dan kreatif agar dapat menciptakan kegiatan pembelajaran secara efektif. Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah penyusunan lembar kerja siswa (Diknas dalam Prastowo, 2015:212-215).

1) Melakukan Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan lembar kerja siswa. Tujuannya adalah untuk menentukan materi-materi yang memerlukan bahan ajar lembar kerja siswa. Caranya yaitu melihat materi pokok, pengalaman belajar, materi yang akan diajarkan, dan mencermati kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik.

2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta kebutuhan lembar kerja siswa diperlukan untuk mengetahui jumlah lembar kerja siswa yang harus ditulis serta melihata sekuensi atau urutan lembar kerja siswa. Sekuensi berguna untuk menentukan prioritas penulisan. 3) Menentukan Judul-judul LKS

Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Sebuah kompetensi dasar dapat


(34)

14

dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi dasar tersebut tidak terlalu besar. Adapun besarnya kompetensi dasar dapat dilihat dengan cara diuraikan ke dalam materi pokok dan mendapatkan maksimal empat materi pokok, maka kompetensi tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah judul lembar kerja siswa.

4) Penulisan LKS

Langkah-langkah penulisan lembar kerja siswa adalah sebagai berikut. Pertama, merumuskan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian dilakukan atas dasar proses dan hasil kerja peserta didik. Apabila pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assessment. Ketiga, menyusun materi. Materi lembar kerja siswa sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya.

Materi lembar kerja siswa dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya. Tujuannya adalah agar peserta didik dapat memahami materi secara luas dan dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu, tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari peserta didik. Keempat, memperhatikan struktur lembar kerja siswa. Struktur lembar kerja siswa terdiri atas enam komponen yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendudkung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian. Semua


(35)

15

komponen-komponen tersebut harus ada dalam lembar kerja siswa.

e. Keunggulan dan kelemahan Lembar Kerja Siswa (LKS) Suatu produk yang dibuat biasanya memiliki berbagai keunggulan dan kelemahannya. Lembar kerja siswa (LKS) memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan (Lismawati, 2010:40). Berikut ini akan diuraikan keunggulan dan kelemahan dari LKS.

1) Keunggulan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a) Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.

b) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis.

c) Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.

d) Secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.

2) Kelemahan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian-bagian tertentu. b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang

diajukan.

c) Memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.

d) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar peserta didik dapat memahami materi yang dijelaskan. Peserta didik


(36)

16

yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.

2. Kurikulum SD 2013

a. Pengertian Kurikulum SD 2013

Ada berbagai macam pengertian kurikulum yang dikemukan oleh para pakar. Istilah kurikulum itu sendiri muncul untuk pertama kalinya di dalam kamus Webster tahun 1856. Pada tahun itu penggunaan kurikulum dipakai pada bidang olahraga, yakni suatu alat yang membawa seseorang dari “start” sampai

“finish”. Baru pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam

bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran pada perguruan tinggi (Ibrahim, 1990 :1). Menurut kamus Webster dalam Ibrahim (1990:1), kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu: (1) Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu. (2) Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departemen. Selanjutnya menurut Ladjid (2005: 1) pengertian kurikulum antara lain: (1) Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun. (2) Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis untuk digunakan para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. (3) Yang dimaksud


(37)

17

dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah. (4) Kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan. (5) Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.

Dari pengertian kurikulum yang dikemukan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu bahan tertulis yang berisikan program pendidikan yang mencakup mata pelajaran, pedoman perencanan pembelajaran, alat-alat pelajaran, cara-cara penilaian dan bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksaaan pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Jadi, Kurikulum SD 2013 adalah bahan tertulis yang berisikan program pendidikan Sekolah Dasar yang mencakup mata pelajaran, pedoman perencanaan pembelajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan Sekolah Dasar yang dikembangkan dan ditata dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006) Sekolah Dasar pada tahun 2013.


(38)

18

Kurikulum SD 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada tahun 2006. Melalui pengembangkan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan global (Mulyasa , 2013:7). Hal tersebut dapat tercapai apabila semua pihak dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 sehingga mampu menghasilkan individu yang cerdas, mampu bersaing, inovatif, kreatif, produktif, berkpriadian baik, berbudi pekerti luhur, dan berahklak mulia.

Dalam implementasi kurikulum SD 2013 nilai-nilai karakter dalam pendidikan karakter dapat dipadukan dalam setiap matapelajaran di sekolah sesuai dengan yang tercantum dalam kurikulum. Menurut Suwarsono (2013:1), ada tiga hal yang dipandang sangat penting dan sangat ditekankan dalam pencapaian setiap pembelajaran, yaitu: sikap, pengetahuan dan keterampilan. Maka, dalam implementasi Kurikulum SD 2013, sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa harus mampu diintegrasikan dalam setiap matapelajaran atau bidang studi di


(39)

19

Sekolah Dasar sehingga tanpa siswa sadari mereka juga dididik untuk mengembangkan ketiga hal tersebut.

b. Rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013

Menurut Kunandar (2014:22) rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor diantaranya:

1) Tantangan internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.


(40)

20

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan.


(41)

21

Kurikulum 2013 menyempurnakan pola pikir dari dua kurikulum sebelumnya (kurikulum lama) yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyempurnaan pola pikir pada kurikulum 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Daryanto dan Sudjendro, 2014:32).

Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir

NO Penyempurnaan pola pikir

1 Berpusat pada guru Berpusat pada Siswa

2 Satu arah Interaktif

3 Isolasi Lingkungan Jejaring

4 Pasif Aktif‐Menyelidiki

5 Maya/abstrak Konteks Dunia Nyata 6 Pribadi Pembelajaran Berbasis

Tim 7

Luas (semua materi diajarkan)

Perilaku Khas

Memberdayakan kaidah Keterikatan

8 Hubungan satu arah Kooperatif 9

Stimulasi rasa tunggal (beberapa panca indera)

Stimulasi ke Segala Penjuru (semua Panca indera)

10

Alat tungal (papan tulis)

Alat Multimedia (berbagai peralatan teknologi pendidikan)

11

Produksi masa (siswa memperoleh dokumen yang sama)

Kebutuhan Pelanggan (siswa mendapat dokumen sesuai dgn ketertarikan sesuai potensinya) 12

Usaha sadar tunggal (mengikuti cara yang seragam)

Jamak (keberagaman inisiatif individu siswa)

13

Satu imlu

pengetahuan bergeser (mempelajari satu sisi pandangan ilmu)

Pengetahuan Disiplin Jamak (pendekatan multidisiplin) 14 Kontrol terpusat

(kontrol oleh guru)

Otonomi dan

Kepercayaan (siswa diberi MENUJU


(42)

22

tanggungjawab) 15 Pemikiran faktual Kritis (membutuhkan

pemikiran kreatif)

16

Penyampaian pengetahuan

(pemindahan ilmu dari guru ke siswa)

Pertukaran Pengetahuan (antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya)

3) Penguatan tata kelola kurikulu

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif.

b) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

c) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran

4) Penguatan materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:


(43)

23

a) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemempuan intelektual dan psikomotorik.

b) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

c) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

d) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan dan keterampilan.

e) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

f) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.


(44)

24

g) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriced) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam perjalanannya pendidikan nasional dihadapkan dengan berbagai tantangan yang harus segera diatasi dan harus dihadapi. Kurikulum 2013 hadir sebagai salah satu jalan untuk menghadapi tantangan tersebut, dalam Kurikulum 2013 tujuan yang hendak dicapai pada setiap akhir pembelajaran atau pada setiap akhir jenjang kelas dinamakan kompetensi inti. Kompetensi inti dibentuk tahap demi tahap melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan dengan kompetensi inti, artinya guru harus kreatif dan mampu berkolaborasi dengan siswa untuk menemukan kompetensi dasar yang relevan dengan kompetensi inti. Kompetensi inti yang berisikan pengembangan sikap spiritual, sikap sosial, rasa ingin tahu (pengetahuan) dan kreativitas (keterampilan) harus seimbang dengan kemampuan yang dikembangkan dalam kompetensi dasar yaitu kemampuan intelektual dan psikomotorik.

Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi empat elemen yang menjadi dasar perubahan Kurikulum 2013.


(45)

25

Mulyasa ( 2014:77 ) menyatakan bahwa terdapat empat elemen penting yang menjadi dasar perubahan kurikulum 2013 yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada table berikut

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

ELEMEN

DESKRIPSI SD

Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Kedudukan mata pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan (ISI)

Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran

Struktur

Kurikulum (Mata Pelajaran dan alokasi waktu) ISI

- Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya

- Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains

- Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6

- Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran

Proses

pembelajaran

- Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat - Guru bukan satu-satunya sumber belajar.


(46)

26

melalui contoh dan teladan Tematik dan terpadu

Penilaian

- Penilaian berbasis kompetensi

- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)

- Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

- Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL

- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian

Ekstrakurikuler

- Pramuka (wajib) - UKS

- PMR


(47)

27 3. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian pendekatan saintifik

Pendektan saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dengan berbagai teknik, menganalisa data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan ( Hosnan, 2014:34). Pendektan saintifik adalah suatu pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang lebih mengutamakan kreativitas dan penemuan peserta didik sehingga memperoleh pengalaman belajar berdasarkan kesadaran dan kepentingan peserta didik sendiri ( Kosasih, 2014:72).

Model pembelajaran proses saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dapat memandu peserta didik untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan ( Abidin, 2014:125).

Model saintifik proses adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam


(48)

28

upaya meningkatkan pemahaman peserta didik ( Abidin, 2014: 127). Pendektan saintifk adalah suatu pendekatan yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja dan tidak tergantung informasi searah dari guru (Modul Diklat Kurikulum 2013). Dari berbagai penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendektan saintifik adalah suatu pendekatan yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang baik bagi peserta didik untuk mencari tahu dan menemukan informasi melalui tahapan-tahapan yang dimulai dari mengamati, menalar, mencoba, menanya, dan mengkomunikasikan.

b. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik memiliki berbagai karakteristik. Daryanto (2014:53) menjelaskan karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik adalah sebagai berikut.

1) Berpusat pada siswa.

2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip.

3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.


(49)

29

4) Dapat mengembangkan karakter siswa.

c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik Hosnan ( 2014:36) mengatakan bahwa tujuan pendekatan saintifik didasarkan keunggulan pendekatan tersebut.

Beberapa tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, sebagai berikut.

1) Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

2) Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masaah secara sistematik

3) Tercapainya kondisi pembelajaran dimana sisa merasa belajar itu merupakan suatu kebutuhan

4) Diperoleh hasil belajar yang tinggi

5) Melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

6) Mengembangkan karakter siswa

d. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Sani (2014:54) menjelaskan langkah-langkah pendekatan saintifik terdiri dari atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

1. Mengamati

Observasi adalah menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi. Pengamatan dapat dilakukan secara


(50)

30

kuantitatif dan kualitatif. Pengamatan kualitatif mengandalkan panca indra dan hasilnya dideskripsikan secara naratif. Sedangkan pengamatan kuantitatif untuk melihat karakteristik benda.

2. Menanya

Aktifitas menanya sangat penting untuk meningkatkan dalam diri siswa dan mengembangkan kemampuan mereka untuk belajar sepanjang hayat. Guru perlu mengajukan pertanyaan dalam upaya memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan.

3. Mencoba

Sebuah percobaan dapat dilakukan untuk memancing minat siswa menyelidiki fenomena alam yang diamati ketika melakukan percobaan.

4. Menalar

Kompetensi mengolah informasi melalui penalaran dan berpikir rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa.

5. Mengkomunikasikan

Kemampuan untuk membangun jaringan dan berkomunikasi perlu dimiliki oleh siswa karena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Bekerja sama dalam sebuah kelompok


(51)

31

merupakan salah satu cara untuk membentuk kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan berkomunikasi. Hosnan (2014:39) menjelaskan langkah-langkah pendkatan saintifik, sebagai berikut.

1) Mengamati

Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yng menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar.

2) Menanya

Kegiatan menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkaninformasi tambahan tentang apa yang diamati.

3) Mencoba

Mencoba dapat didefinisikan sebagai kegiatan terisi dan direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab masalah atau menguji hipotesis

4) Menalar

Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dala kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan


(52)

32

pelaku aktif. Titik tekananya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru.

5) Mengkomunikasikan

Pada tahap ini,peserta didik diharapkan dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa adalah:

Penelitian yang pertama adalahDeti Fitri (2014) dengan judul Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Tematik Integratif pada Materi Garis Paralel untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Skripsi S1 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bengkulu, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu. Pembimbing Utama Drs. Rusdi, M.Pd dan pembimbing pendamping Della Maulidiya, S.Si., M.Kom. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Tematik Integratif pada Materi Garis Paralel untuk Sekolah dasar Kelas IV yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektifi yang baik. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Development Research) dengan mengadopsi prosedur formative evaluation. Penelitian ini dilakukan


(53)

33

dalam tiga tahap yaitu: tahap self evaluation, tahap prototyping, dan tahap filed test. Validasi LKS dilakukan oleh seorang ahli pendidikan bidang matematika dan seorang ahli pembelajaran tematik integratif pada aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Kepraktisan LKS diuji kepada enam siswa kelas IV B SDN 09 Kota Bengkulu semester genap tahun ajaran 2013/2014. Efektifitas LKS diuji pada 25 siswa kelas IV A SDN 09 Kota Bengkulu semester genap tahun ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar validasi, lembar kepraktisan, dan lembar efektifitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa a) LKS Tematik Integratif pada Materi garis Paralel untuk Sekolah Dasar Kelas IV termasuk dalam kategori valid dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa dengan skor rata-rata 4,18, b) LKS Tematik Integratif pada Materi garis Paralel untuk Sekolah Dasar Kelas IV termasuk dalam kategori valid dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa dengan skor rata-rata 4,18, b) LKS Tematik Integratif pada Materi garis Paralel untuk Sekolah Dasar Kelas IV termasuk dalam kategori praktis dengan skor rata-rata 4,24, c) LKS Tematik Integratif pada Materi garis Paralel untuk Sekolah Dasar Kelas IV termasuk dalam kategori efektif dengan skor rata-rata 4,26.

Penelitian yang kedua oleh Muhammad Mustofa (2013) dengan

judul “pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Observasi pada Taman

Sekolah Sebagai Sumber Belajar sains di SDN 1 Tinjomoyo”. Hasil penelitian ini menunjukan penilaian LKS oleh pakar materi sebesar 90% (sangat layak), pakar desain sebesar 96% (sangat layak), dan guru sebesar


(54)

34

93,18% ( sangat layak). Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil ( kelas IVB) menunjukan rerata aktifitas siswa sebesar 94,6%, siswa tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rerata nilai sebesar 7,08. Selajutnya pengujian pada kelas skala besar (kelas IVA) menunjukan peningkatan, yaitu: rerata aktivitas siswa sebesar 100%, siswa untuk belajar sebanyak 92,11% dengan rerata nilai sebesar 7,84% berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SDN 1 Tinjomoyo, Semarang.

Penelitian yang ketiga Ery Oktovianingrum (2014) dengan judul

“pengembangan Lembar Kerja Siswa dengan Media Gambar untuk Meningkatan minat siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA kelas X”.

Pengembangan lembar kerja siswa dengan media gambar dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah; (1) analisis kebutuhan, (2) mengidentifikasi materi yang akan dikembangkan, (3) mendesain lembar kerja siswa dengan media gambar, (4) produksi lembar kerja siswa dengan media gamabr, (5) validasi, uji coba, dan revisi produk. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) hasil penelitian produk oleh ahli materi termasuk

dalam kriteria “snagat baik” dengan rerata skor sebesar 4,87%, (2) hasil

penilaian produk oleh ahli media pembelajaran termasuk dalam kriteria

“sangat baik” dengan rerata skor 4,72, (3) hasil penilaian produk oleh guru

mata pelajaran termasuk dalam kriteia “baik” dengan rerata skor sebesar

4,10, (4) hasi penilain produk pada uji coba perorangan termasuk dalam


(55)

35

coba kelompok kecil termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan rerata

skor sebesar 4,52, (6) hasil penilaian produk uji coba lapangan termasuk

dalam dalam kriteria “ sangat baik” dengan rerata skor sebesar 4,72, (7)

pengukuran minat siswa mengikuti pembelajaran ekonomi menggunakan

lembar kerja siswa dengan media gambar dikategorikan “sangat tinggi”

dengan nilai mean 46,2.

Pengembangan lembar kerja siswa

Bagan 1. Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan Muhammad Mustofa

(2013) pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis observasi

pada taman Sekolah sebagai Sumber Belajar

Sains di SDN 1 Tinjomoyo Deti Fitri (2014)

pengembangan lembar kerja siswa (LKS) tematik integratif pada

materi Garis Pararel untuk sekolah dasar

kelas IV

Ery Oktavianingrum (2014) pengembangan

lembar kerja siswa dengan media gambar

meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran Ekonomi

SMA kelas X

Yang perlu diketahui:

pengembangan LKS Menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Hidup Rukun di Sekolah untuk Siswa Kelas II SD


(56)

36 C. Kerangka Pikir

Bagan 3. Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum yang sudah ada sebelumnya yakni kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi dan karakter. Tujuannya adalah agar mempersiapkan peserta didik yang aktif,kreatif, inovatif dan afektif melalui LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik

1.Lembar Kerja Siswa

a. Jenis-jenis Lembar Kerja Siswa b. Format Lembar Kerja Siswa

c. Langkah Pengertian Lembar Kerja Siswa d. -langkah Pembuatan Lembar Kerja Siswa e. Keunggulan dan Kelemahan Lembar

Kerja Siswa 2.Kurikulum SD 2013

a. Pengertian Kurikulum SD 2013 b. Karakteristik Kurikulum 2013 3.Pendekatan saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik b. Karakteristik Pembelajaran

Menggunakan Pendekatan Saintifik c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan

Pendekatan Saintifik

d. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik 2. Lembar kerja siswa

Spesifikasi Produk yang Dikembangkan 1. Unsur-unsur LKS yang disusun lengkap. 2. LKS disusun dengan menggunakan bahasa

yang singkat, sederhana, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

3. LKS disusun memungkinkan tercapainya indikator/tujuan pembelajaran.

4. LKS disusun secara runtut sesuai sengan kegiatan pembelajaran dalam pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengomunikasikan).

5. LKS disusun dapat meningkatkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

6. LKS disusun dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran.

7. LKS disusun dengan tampilan yang menarik dan dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang kondusif.

Analisis Kebutuhan Guru masih membutuhkan LKS menggunakan pendekatan saintifik mengacu kurikulum SD


(57)

37

penguatan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terintegrasi (kemendikbud,2013).

Pengembangan perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, LKS dan instrumen pembelajaran dalam Kurikulum 2013 sudah disiapkan oleh pemerintah, namun pendidik atau guru perlu mengkaji ulang perangkat pembelajaran tersebut agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik di sekolah, sehingga perangkat pembelajaran yang telah dibuat semakin layak digunakan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian pengembangan ini peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas 2 Sekolah Dasar. Ciri utama dari perangkat pembelajaran ini adalah menggunakan pendekatan saintifik dengan langkah-langkah (1) mengamati, (2) menanya, (3) mencoba, (4) menalar dan (5) membentuk jejaring atau mengkomnikasikan. Selain itu, peneliti juga menggunakan penilaian otentik yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terintegrasi. Pendidikan karakter juga menjadi perhatian penulis dengan memadukan pendidikan karakter tersebut dalam pengembangan perangkat ajar yang dibuat penulis. Tujannya agar perangkat pembelajaran yang dikembangkan bukan hanya berfokus pada perkembangan dalam aspek pengetahuan dan keterampilan saja, melainkan juga mengasah karakter (afektif) yang sudah dimiliki peserta didik menjadi semakin berkembang ke arah yang lebih baik lagi.


(58)

38

Peneliti mengembangkan LKS pada subtema 3 Hidup Rukun Di Sekolah untuk siswa kelas 2 Sekolah Dasar. Peneliti menggunakan pendekatan santifik dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini karena hemat peneliti ketiga hal tersebut sangat cocok untuk digunakan karena sangat sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan memudahkan peneliti dalam mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan yang mencakup 3 aspek (sikap, pengetahuan dan keterampilan).

Peneliti menyadari perangkat pembelajaran yang dikembangkan ini belum maksimal dan masih perlu perbaikan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran untuk pengembangan perangkat pembelajaran ini agar menjadi layak digunakan

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana mengembangkan produk berupa lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik pada subtema hidup Rukun di Lingkungan Sekolah untuk siswa kelas 2 Sekolah Dasar

2. Bagaiman kualitas produk lembar kerja siswa subtema Hidup Rukun di lingkungan sekolah untuk siswa kelas 2 Sekolah Dasar menurut validator kurikulum 2013?

3. Bagaimana kualitas produk Lembar Kerja Siswa pada subtema Hidup Rukun di Lingkungan Sekolah untuk siswa kelas 2 Sekolah


(59)

39

Dasar menurut guru kelas 2 SD yang sudah melaksanakan kurikulum 2013.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

1. Pengertian

Telah kita ketahui bersama bahwa, ada beberapa jenis penelitian yang sering digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan tertentu, seperti penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif, dan penelitian pengembangan atau R & D. Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan yang dimaksud bukanlah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan teori, melainkan untuk menghasilkan produk tertentu

Sugiyono (2009: 297) menjelaskan bahwa, metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema tugasku sehari-hari di rumah untuk siswa kelas II SD. Penelitian R&D mempunyai tahap-tahap penelitian yang menunjukkan urutan tahapan penelitian. Berikut ini tahap-tahap penelitian pengembangan Borg and Gall dalam Sugiyono (2011: 298) antara lain:

a. Potensi dan Masalah

Penelitian dimulai dari identifikasi masalah yang dipanfang berpotensi untuk ditemukan solusinya.


(60)

40

Pengumpulan data dilakukan setelah memperoleh potensi dan masalah dari hasil observasi maupun wawancara. Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian digunakan sebagai dasar untuk mengetahui produk seperti apakah yang dapat dijadikan solusi untuk masalah yang ada.

c. Desain Produk

Desain produk merupakan proses perencanaan, pencarian bahan, pemilahan, pengolahan, hingga sampai pada perancangan produk yang dikehendaki.

d. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses penilaian produk untuk mengetahui kekurangan serta tingkat kelayakan produk. Validasi produk dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang.

e. Revisi Desain

Revisi desain merupakan perbaikan produk setelah dilakukannya validasi produk. Revisi desain dilakukan dengan mengacu pada hasil validasi yang telah dilakukan.

f. Uji Coba Produk

Uji coba produk yang dimaksudkan untuk mengetahuiserta membandingkan sistem kerja antara produk yang sudah direvisi ddengan produk sebelumnya.

g. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan setelah uji coba produk selesai dan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang masih ada saat uji coba produk. Revisi produk juga bisa dilakukan dengan mengembangkan produk jika masih ada porensi untuk melakukannya.

h. Uji Coba Pemakaian

Uji coba pemakaian dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan pengujian terhadap produk yang sudah direvisi pada


(61)

41

kondisi nyata dalam lingkup yang lebih luas. Uji coba pemakaian ini untuk mengetahui hambatan dan kekurangan yang mungkin timbul dalam kondisi nyata dan hasilnya akan digunakan untuk perbaikan selanjutnya.

i. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan lagi bila masih tampak hambatan dan kekurangan pada uji coba pemakaian.

j. Produksi Masal

Produksi masal ini dilakukan apabila produk yang dihasilkan telah diujicoba dan direvisi serta sudah dinyatakan lebih efektif dan efisien serta layak dari produk sebelumnya.

Penelitian ini hanya dilakukan dari tahap potensi dan masalah, sampai pada langkah revisi desain. Hal demikian terjadi karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga kerja yang dimiliki peneliti. Berikut ini adalah bagan langkah-langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall.

Bagan 3. Model penelitian dan pengembangan Borg & Gall

Pengumpulan data Perencanaan pengembangan produk Pengembangan produk awal

Revisi hasil uji coba produk awal Uji coba produk

yang telah disempurnakan

Uji coba lapangan awal

Penyempurnaan produk hasil uji

coba produk yang telah disempurnakan

Uji produk yang telah disempurnakan Diseminasi serta implementasi Penyempurnaan produk akhir


(62)

42

Bagan 4. Model pengembangan Sugiyono ( Sugiyono, 2014:409)

Tahapan pertama dalam model ini adalah mengakaji potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan menghasilkan nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukan dengan data empirik dan datanya tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain yang up to date. Setelah mengetahui potensi dan masaalah, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi yang akan digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang bertujuan untuk mengatasi masalah

Desain produk Potensi dan

masalah

Revisi produk Pengumpulan

data

Uji coba pemakaian

Revisi produk

Produksi masal

Uji coba produk

validasi desain

Revisi desain


(1)

187 11. Instrumen Penilaian Keterampilan

Indikator 4.1.1 Membuat pola deret bilangan sederhana menggunakan bilangan-bilangan yang kurang dari 100.

Teknik Penilaian Lengkapi deret bilangan dengan pola +12

Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran Kriteria yang dinilai Baik

3

Cukup 2

Kurang 1

kemampuan

mengerjakan soal garis bilangan +12

Mengerjakan soal garis bilangan +12 sesuai cara kerja dengan tepat dan benar

Mengerjakan soal garis bilangan +12 sesuai dengan cara kerja tetapi kurang tepat dan benar

Mengerjakan soal garis bilangan +12 menggunakan cara kerja tetapi tidak tepat dan benar

Skor maksimal = 3 Nilai Akhir =

x 100

12. Sikap Sosial/ Individu

Indikator 2.1.1 Menunjukkan perilaku patuh dalam kegiatan pembelajaran di kelas

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar observasi perilaku patuh

Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa !

Nama Siswa:

Minggu ke ... Bulan ... 2016

No Aspek Penilaian Ya Tidak

1 Mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan tertib 2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Menaati aturan yang ada di dalam kelas

Keterangan: Jawaban “ya” = skor 1, jawaban “tidak” = skor 0 Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran


(2)

188

3 2 1

Perilaku patuh

Memenuhi 3 aspek penilaian

Memenuhi 2 aspek penilaian

Memenuhi 1 aspek penilaian

Skor maksimal = 3 Nilai Akhir =

x 100

`

13. Sikap Spiritual

Indikator 1.1.1 Berdoa sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar observasi sikap berdoa

Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa !

Nama Siswa:

Menggu ke ... Bulan ... 2016

No. Nama Peserta Didik Berdoa Syukur

Terlihat Tidak terlihat 1.

2. 3.

Keterangan: Jawaban “Terlihat” = skor 1, jawaban “tidak terlihat ” = skor 0

L. Muatan Pelajaran : PPKN 13. Pengetahuan

Indikator 3.3.1 Menyebutkan keberagaman teman-teman sekelas berdasarkan cita-cita mereka.

Teknik Penilaian Tes tertulis Soal:

8. Sebutkan minimal 5 orang nama teman sesuai dengan cita-cita

Kunci Jawaban:


(3)

189

Penilaian dan Pedoman Penskoran

Kriteria Penilaian Skor

Siswa mampu menyebutkan 5 orang nama teman sesuai cita-cita mereka 5 Siswa mampu menyebutkan 4 orang nama teman sesuai cita-cita mereka 4 Siswa mampu menyebutkan 3 orang nama teman sesuai cita-cita mereka 3 Siswa mampu menyebutkan 2 orang nama teman sesuai cita-cita mereka 2 Siswa mampu menyebutkan 1 orang nama teman sesuai cita-citanya 1

Skor maksimal = 5 Nilai Akhir =

x 100

14. Keterampilan

Indikator 4.3.1 Menunjukkan perilaku mau berinteraksi dengan beragam teman di lingkungan sekolah.

Teknik Penilaian Unjuk kerja

Instrumen Berinteraksi dengan beragam teman yang ada di sekolah

Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran Kriteria Sangat Baik

(4)

Baik

(3)

Cukup

(2)

Perlu Bimbingan

(1) Perilaku mau

berinteraksi

Beriteraksi dengan semua teman yang berbeda suku

Berinteraksi dengan sebagian teman yang berbeda suku

Berinteraksi dengan teman yang satu suku

Tidak mau berinteraksi dengan orang lain

Skor maksimal = 4 Nilai Akhir =

x 100

15. Sikap Sosial/ Individu

Indikator 2.1.1 menunjukan perilaku toleransi dalam berinteraksi Teknik Penilaian Observasi


(4)

190

Instrumen Lembar observasi perilaku toleran

Berilah tanda centang ( sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa !

Nama Siswa:

Minggu ke ... Bulan ... 2016

No Aspek Penilaian Ya Tidak

1 Mendengarkan teman yang sedang berbicara 2 Mau menerima usulan atau pendapat teman 3 Mau berteman dengan orang yang berbeda agama

Keterangan: Jawaban “ya” = skor 1, jawaban “tidak” = skor 0 Rubrik Penilaian dan Pedoman Penskoran

Kriteria Baik 3

Cukup 2

Kurang 1 Sikap

santun

Memenuhi 3 aspek penilaian

Memenuhi 2 aspek penilaian

Memenuhi 1 aspek penilaian

Skor maksimal = 3 Nilai Akhir =

x 100

16. Sikap Spiritual

Indikator 1.1.1 menerima keberagaman yang ada sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

Teknik Penilaian Observasi

Instrumen Lembar observasi sikap spiritual

Berilah tanda centang ( sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa !

Nama Siswa:

Minggu ke ... Bulan ... 2016 Subtema: Lingkungan Sekolahku

No. Nama Peserta Didik Toleransi dalam Beribadah Sangat Baik

(4)

Baik (3)

Cukup (2)

Kurang (1) 1.

2. 3.


(5)

191 Kriteria Sangat Baik

(4)

Baik (3)

Cukup (2)

Kurang (1) Toleransi

dalam beribadah

Selalu

menunjukkan sikap toleransi dalam

beribadah

Sering

menunjukkan sikap toleransi dalam

beribadah

Kadang-kadang menunjukkan sikap toleransi dalam

beribadah

Tidak

menunjukkan sikap toleransi dalam

beribadah

Skor maksimal = 4 Nilai Akhir =


(6)

192

BIODATA PENULIS

Esrom Detadelas lahir di Rote-Ndao, Nusa Tenggara Timur, 30 Juli 1993 Mengawali pendidikan pendidikan dasar di SD Inpres Mundek dan tamat pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama di SMP Swasta Ita Esa dan lulus pada tahun 2008. Melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Swasta Ita Esa dan lulus pada tahun 2011.

Pada tahun 2012 melanjutkan studi ke perguruan tinggi, terdaftar sebagai mahasiswa FKIP pada program studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi berjudul

“Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik pada Subtema Hidup