1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam UU No 23 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional merupakan salah satu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Proses pembelajaran di sekolah disesuaikan dengan kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Hal ini tercantum dalam Salinan Permendikbud RI no. 4 tahun 2015
bagian a yang mengatakan bahwa satuan pendidikan melaksanakan pembelajaran berdasarkan yang telah ditetapkan pemerintah. Saat ini pendidikan di Indonesia
menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dilaksanakan mulai tahun 2013. Hal ini tercantum dalam salinan
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengahbagian pendahuluan, sedangkan pada bagian pembelajaran ditekankan bahwa pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah bagian pembelajaran, dijelaskan bahwa kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan
berpikir dan keterampilan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Pembelajaran ini meliputi kegiatan
mengamati, menanya, mencoba, menalarmengasosiasi, dan mengomunikasikan. Kurikulum 2013 juga meliputi pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam
KI-1 dan KI-2. Abidin 2014:16 mengemukakan bahwa pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 merupakan pembelajaran berbasis sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Di dalam salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah bagian pembelajaran, dijelaskan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sehubungan
dengan terwujudnya interaksi yang baik antarpeserta didik, antara siswa dengan guru dan sumber belajar, maka diusahakan proses pembelajaran dilakukan dengan teknik
yang menarik perhatian siswa. Media pembelajaran merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan guru
untuk menarik minat siswa terlibat di dalam pembelajaran. Lembar Kerja Siswa LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang lazim digunakan oleh
pendidik. Lembar Kerja Siswa yang digunakan disesuaikan dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. LKS mempermudah siswa untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan guru karena di dalam LKS termuat petunjuk yang harus diikuti siswa, dan soal-soal yang harus diselesaikan oleh siswa. LKS juga lebih praktis
karena semua petunjuk dan soal-soal yang harus dipelajari siswa termuat dalam LKS. Pada kurikulum 2013 media LKS lebih disesuaikan dengan langkah-langkah
pendekatan saintifik, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.
Berdasarkan hasil survei kebutuhan mengenai implementasi media LKS kurikulum 2013 pada tanggal 29 Juni 2015 pukul 10.00 di SDN Kalasan 1 dengan
narasumber Ibu E. C, diketahui bahwa media LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang penting. LKS menjadi sarana bagi siswa dalam memahami materi
pelajaran. Hal ini dikarenakan desain LKS yang dibuat bervariasi membuat siswa mudah dalam memahami materi pelajaran. Melalui LKS guru dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membuat siswa jenuh serta dapat menarik minat siswa. Selain itu, penggunaan LKS juga diketahui lebih praktis,
efisien dan efektif karena dalam sebuah LKS dapat memuat satu pembelajaran dalam satu hari. Menurut penuturan Ibu E. C, beliau sudah sering membuat LKS yang sesuai
dengan kurikulum 2013 yang menekankan pada pendekatan saintifik dan tidak menemukan masalah berarti. Berbeda jika LKS tersebut dibuat kemudian
dikomersialkan. Mengingat dewasa ini banyak LKS yang dibuat kemudian dikomersialkan. Hal ini bukan berarti beliau menutup mata terhadap LKS yang dijual
penerbit. Sebaliknya, beliau menjadikan LKS yang dijual penerbit sebagai referensi dalam menyusun LKS pribadi sesuai dengan silabus dan RPP. Banyak hal yang
menjadi kendala bagi beliau dalam penyusunan LKS berbasis kurikulum 2013. Waktu dan SDM khususnya kemampuan mengenai teknologi informasi menjadi dua
kendala berarti. Sehubungan dengan itu, untuk menutupinya beliau melakukan kerja sama dengan guru kelas yang sama dan berusaha untuk menyesuaikan dengan tahap
perkembangan dan berpikir siswa. Pada akhir wawancara beliau mengatakan bahwa beliau sangat membutuhkan LKS yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
Beliau juga menginginkan agar pemerintah dapat membuat instrumen LKS yang baik dan benar kemudian disosialisasikan kepada para guru agar guru memiliki pedoman
yang jelas dalam menyusun LKS. Menurut beliau, karakteristik LKS yang lengkap adalah yang mengandung tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Berdasarkan hasil survei kebutuhan, diketahui bahwa masih terdapat guru yang membutuhkan contoh-contoh LKS sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Oleh
karena itu, peneliti mencoba untuk memberikan solusi dengan mengembangkan Lembar Kerja Siswa LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik sesuai tuntutan
kurikulum 2013 pada Subtema Tugasku Sehari-hari di Rumah. Untuk Siswa Kelas II SD.
B. Rumusan Masalah