kehidupannya. Meskipun tinggal satu lokasi bersama orang se-desanya, namun kerinduan akan tanah kelahirannya tidak bisa terobati.
Bukan hunian, cuma pengen tidur di sana ya tidur. Saya kan rasanya belum pulang ke sana Mas, rasa pengen
pulang ke sana ya masih to. Kalau ke sana pulang itu saya. Siang saya jualan di sana.
Ibu Mur Ke sana tu pulang, rasanya bisa tidur pulas.
Ibu Mur Pikirannya, kalau dulu kan mikirnya orang ngungsi kok
nggak pulang-pulang. Ini kan sekarang sudah ada rumah, kalau di shelter itu kapan iki le arep mulih. Pikirannya kan
seperti itu.
Ibu Mur Iya masih kangen, dari kecil saya, kalau saya sendiri ya
kangen. Tapi mungkin ada ibu-ibu yang blas, trauma. Kalau saya nggak. Kemarin Labuhan kan malah wayangan
di sana kan.
Ibu Mur
d. Allah sebagai segala sumber
Sebagai pemeluk suatu agama, baik Ibu Pur maupun Ibu Mur menyangkutkan dan mengandalkan Allah sebagai penopang kelemahan
dan kegoyahan. Ketika dikembalikan kepada Allah semua menjadi lebih ringan. Namun, dalam pengalaman Ibu Pur, nuansa pengalaman dengan
Allah sangat kental. Segala sesuatu didasarkan pada Allah. Tidak heran jika kemudian Ibu Pur memandang Allah sebagai sosok yang begitu
terkesan Maha dan kita harus takut dan menyembah padaNya. Ibu Mur sendiri memandang Allah sebatas personifikasi manusia ideal yang
membantu mengatasi kesukaran. Meletus memang pekerjaannya gunung. Bukan berarti itu…
Ya itu termasuk memperlihatkan kekuasaaan Allah juga, karena itu manusia kan nggak tahu seperti meletusnya
gunung itu kapan, hanya tanda-tandanya aja yang tahu, meletusnya nggak tahu.
Ibu Pur
Ya saya itu, nek bekase lho, saya kan punya dasar bahwa Allah itu berkuasa dan kiamat itu akan terjadi. Lha saya itu
percaya kalau itu kiamat kecil dan nanti pasti terjadi.
Ibu Pur
Semakin yakin bahwa Allah itu benar-benar kuasa, apa ya, saya baca dalam kitab saya, kan bacanya saya di kitab Al-
Quran misalnya ada tanda-tanda itu udah persis. Sebelas- dua belas gitu. Ya udah. Perjalanan gunung Merapi
meletus, orang-orang pada lari, itu kan udah ada dalam Quran. Jadi ya saya itu cuma itu.
Ibu Pur Ya semakin kuat, kepasrahannya semakin..kepada Yang
Maha Kuasa itu semakin takut. Jadi dikatakan dalam Quran, “Orang-orang yang takut dengan Allah itu
dikatakan semakin tinggi derajatnya.” Karena Allah itu benar-benar kuasa sekali. KekuasaanNya itu melebihi yang
di langit dan di bumi. Ibu Pur
Ya iya to, namanya gunung berapi. Merapi memang punya kriteria sendiri. Yang jelas kan ya harus dikuatkan dengan
keimanan, orang kan juga punya kepercayaan. Manusia itu kan nggak ada apa-apanya. Semua itukan ujian. Insya
Allah, ujian itu kan kayak masnya. Ada lulus nggaknya.
Ibu Mur Kita sabar, ikhlas, Insya Allah. Sabar, iman, dan ikhlas.
Sabar menghadapi musibah, iman sama yang di atas. Ikhlas menjalankan perintahNya. Kita bersosial; ikhlas. Seperti
juga saya menghadapi musibah Merapi, ya kita harus bisa menerima dengan kesabaran. Dan kita harus merelakan,
mengikhlaskan apa yang diberikan Allah kayak kemarin mungkin suatu itu sudah diambil.
Ibu Mur Sama keimanan. Saat itu ya mungkin kalau orang itu
keimanannya ya labil ya nganu. Misalnya berdoa, ternyata ya masih. Walaupun namanya bencana, walaupun tidak
digunung, kalau Allah menghendaki ya gitu.
Ibu Mur
e. Pengalaman traumatis
Kedua subjek mengalami pengalaman traumatis. Namun, bobot dari masing-masing pengalaman traumatis akan berbeda sesuai dengan