Wawancara Metode Pengumpulan Data

41

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA,

DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan dari awal Januari 2013-Juni 2013. Pencarian subjek lewat syarat-syarat yang memenuhi kriteria dilakukan pada bulan Februari 2013. Adapun kriteria yang dicari adalah survivors wanita yang selamat dari erupsi Merapi, sudah menikah dan memiliki anak, etnis Jawa, serta berdomisili kurang dari 7 Km di sekitar Merapi. Subyek adalah mereka yang telah menikah dan memiliki anak dengan asumsi bahwa ada beban sekaligus tanggung jawab khusus terhadap anak sesuai pembagian peran dalam keluarga Jawa bahwa Ibu bertugas mengasuh anak. Subyek yang berdomisili kurang dari 7 Km di sekitar Merapi diasumsikan terkena dampak erupsi secara langsung sekaligus mengalami pengalamn erupsi Merapi 2010. Wawancara pertama dilakukan bersama Ibu Pur yang merupakan istri seorang tokoh agama di Cangkringan yang menjadi korban namun tidak mengungsi karena rumahnya yang relatif jauh dari ancaman awan panas bukan berarti tidak mungkin terkena. Wawancara dilakukan pada tanggal 15 Juni 2013. Dari hasil wawancara maka diperoleh beberapa catatan dan impresi yang diperoleh oleh interviewer. Wawancara dilakukan di rumah Ibu Pur. Setelah sholat isak, wawancara dilakukan. Subyek adalah seorang istri dari tokoh agama. Kedekatannya dengan agama ini membuat jawaban subyek cenderung bernuansa agama. Latar belakang pendidikan yang berupa sekolah agama juga semakin meperkuat kecenderungan ini. Selama pengalaman erupsi Merapi 2010, subyek tidak mengalami kehilangan yang berarti dalam keluarga, baik secara fisik maupun sosial. Tidak ada gejala kesedihan yang mendalam. Namun, ditemukan ketakutan selama bencana gunung meletus. Ketakutan ini diatasi dengan mempercayakan segala sesuatu kepada suaminya. Dia meyakini bahwa suaminya merupakan orang yang bisa dipercaya. Selain itu, ketakutan juga dijustifikasikan dengan ke- Mahakuasaan Allah. Dengan adanya Allah, subyek cenderung menjadi fatalis. Baginya, semua sudah digariskan Allah. Dengan memasrahkan tawakal semuanya pada Allah, subjek dapat menerima keadaan dan hidup seperti biasa lagi. Resiliensi psikologisnya disokong dengan keyakinan terhadap figur Allah yang Maha Kuasa dan Maha ―Sak Karepe Dewe‖. Subyek juga mengungkapkan bahwa jika suatu saat bencana itu menimpa dia kembali, itu tidak masalah. ―Semua yang menentukan Allah.‖, katanya. Wawancara selanjutnya dilakukan pada tanggal 17 Juni 2013 bersama Ibu Mursani. Ibu Mursani adalah menantu dari almarhum Mbah Maridjan. Kini dia tinggal di sebuah dusun relokasi. Dusun Kinahrejo yang menjadi kelahiran sekaligus membesarkannya hilang dan hancur ditelan lahar dan awan panas. Dari hasil wawancara maka diperoleh beberapa catatan dan impresi yang diperoleh oleh interviewer.