g. Memandang sekitar sebagai sesuatu yang mutualistis
Pandangan terhadap sekitar yang mutualistis ini muncul pada kedua subjek. Namun pada Ibu Pur pandangan ini bercampur-aduk
dengan kepatuhan terhadap suami. Sedangkan pada Ibu Mur, pandangan ini membuatnya semakin hidup dan merasa berkewajiban untuk
bekerjasama satu sama lain. Pada tema ini, pandangan mutualistis lebih mengarah pada Ibu Mur yang juga masih berkaitan dengan cara
mengatasi keadaan. Karena sekarang ilmunya sudah ada BPPTK. Kadang
kalau Merapi bergejolak ya kadang diSMS, kadang saya SMS.
Ibu Mur Merapi itu ya seperti sahabat. Kalau saya ya memang
harus ikut
menjaga lingkungannya,
penanaman- penanaman, penghijauan.
Ibu Mur Kan tidak sendirian. Kita tidak sendirian.
Ibu Mur Anak-anak kan juga trauma, harus membesarkan hatinya,
iya to? Seperti itu kan..iya anak-anak. Kasih dukungan. Ternyata cukup banyak orang kasih dukungan, support.
Niliki itu, jenguk. Walaupun saya itu ngungsinya mandiri to.
Ibu Mur Kadang kan juga butuh teman. Di sana kan juga guyonan
karo kancane. Ibu Mur
C. Pembahasan
Ibu Pur, subyek pertama, tinggal di sebuah rumah yang sekaligus menjadi sebuah pesantren di kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY. Jarak
tempat tinggal yang relatif dekat dengan gunung Merapi ini memungkinkan jika suatu saat Merapi erupsi maka dampaknya sampai di kediaman Ibu Pur.
Namun, sebelum erupsi, biasanya muncul tanda-tanda terlebih dahulu. Oleh karena itu, ketika Merapi erupsi pada tanggal ada tanggal 26 Oktober 2010 Ibu
Pur tidak begitu cemas. Baginya erupsi pada tanggal tersebut tidak terlalu membahayakan I
bu Pur beserta para tetangganya. Menurut Ibu Pur ―Merapi mau meletus, tanda-tandanya belum lengkap.
‖ Erupsi tanggal tanggal 26 Oktober 2010 ini bukanlah puncak. Secara
gradual aktivitas Merapi semakin meningkat. Mulailah Ibu Pur mengamati perubahan berkaitan dengan Merapi. Pada tanggal 4 November 2010, Ibu Pur
menggambarkan bahwa ―siang itu udah gempa, terus langit gelap, terus ada abu sedikit
.‖ Bagi Ibu Pur, ini adalah tanda-tanda Merapi akan erupsi kembali. Dan benar, pada tanggal 5 November 2010 dinihari, Merapi kemudian
menunjukkan kekuatannya. Ibu Pur ―merasa seperti mau meninggal‖.
D itambah lagi dengan ―suara halilintar yang tidak biasa‖ membuat suasana
Merapi malam itu semakin muram. Kekuatan erupsi Merapi yang tidak seperti biasa ini bagi Ibu Pur benar-
benar tidak terduga. Meskipun Ibu Pur tahu bahwa Merapi akan erupsi, namun ―akan meletus besar itu nggak tahu‖. Kekuatan erupsi Merapi yang tidak
seperti biasanya ini menciptakan keadaan yang benar-benar chaos pada dirinya. Tidak heran apabila dia merasa seperti akan mati.
Keadaan yang begitu seram lagi muram yang membuat Ibu Pur goyah. Kegoyahan ini mendorong Ibu Pur untuk mencari pegangan. Dalam
kesehariannya, Ibu Pur selalu berpegang pada suaminya. Begitu juga kali ini. Sebagai tipe orang yang ―manut suami‖, Ibu Pur mempercayakan segala