4 Antara kesempatan dan keterbatasan di atas, peneliti berinisiatif untuk
membuka akses yang lebih luas terhadap pendidikan yang berkualitas melalui pengembangkan alat peraga ala Montessori yang ekonomis. Peneliti akan
mengembangkan alat peraga perkalian Montessori. Pengembangan alat peraga tersebut nantinya akan mengadopsi alat peraga perkalian yang biasa digunakan di
sekolah Montessori dengan memanfaatkan berbagai potensi lokal yang ada di daerah penelitian.
Penelitian ini dibatasi pada pengembangan alat peraga Montessori untuk melatih kemampuan perkalian pada mata pelajaran Matematika bagi siswa kelas II
semester genap tahun ajaran 20122013 di SD Krekah Yogyakarta dengan Standar Kompetensi SK “Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua
angka” dan Kompetensi Dasar KD “Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka”. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian
ini dibatasi sampai pada menghasilkan prototipe produk berupa alat peraga untuk melatih kemampuan perkalian.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana ciri-ciri alat peraga Montessori yang dikembangkan untuk
melatih kemampuan perkalian pada siswa kelas II semester genap di SD Krekah Yogyakarta tahun ajaran 20122013?
1.2.2 Bagaimana kualitas alat peraga Montessori yang dikembangkan untuk
melatih kemampuan perkalian pada siswa kelas II semester genap di SD Krekah Yogyakarta tahun ajaran 20122013?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengembangkan alat peraga Montessori sesuai ciri-ciri yang telah
ditetapkan untuk melatih kemampuan perkalian pada siswa kelas II semester genap di SD Krekah Yogyakarta tahun ajaran 20122013.
1.3.2 Mengembangkan alat peraga Montessori yang berkualitas untuk melatih
kemampuan perkalian pada siswa kelas II semester genap di SD Krekah Yogyakarta tahun ajaran 20122013.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi siswa
Siswa kelas II semester genap di SD Krekah Yogyakarta tahun ajaran 20122013 terbantu dalam belajar perkalian menggunakan alat peraga
perkalian ala Montessori. 1.4.2
Bagi guru Menambah referensi dalam penggunaan alat peraga perkalian dengan
memanfaatkan potensi lokal yang ada di sekitar sekolah. 1.4.3
Bagi sekolah Menambah referensi penelitian pengembangan alat peraga perkalian untuk
kelas II semester genap. 1.4.4
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan Memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dalam
bidang pendidikan SD khususnya pengembangan alat peraga perkalian kelas II semester genap dengan memanfaatkan potensi lokal.
1.4.5 Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman baru dalam mengembangkan alat peraga perkalian ala Montessori sebagai upaya pengaplikasian ilmu pengetahuan
tentang metode Montessori.
1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah papan perkalian yang terdiri dari sebuah papan perkalian, kancing perkalian, dua buah tanda panah
yang digunakan untuk menandai bilangan pengali dan bilangan yang dikali. Alat peraga ini dilengkapi dengan kartu bilangan, kartu soal dan album alat peraga.
Kartu bilangan terdiri dari bilangan satuan, puluhan, dan ratusan. Kartu soal terdiri dari 16 soal perkalian. Album alat peraga berisi tentang tujuan
pembelajaran, deskripsi alat peraga, dan cara penggunaannya. Alat peraga papan perkalian dikembangkan dengan mengadopsi alat peraga Montessori yang disebut
papan skittle. Pada alat peraga perkalian Montessori terdapat beberapa alat peraga yang
terdiri dari manik-manik satuan, manik-manik emas, papan skittle, papan
6 perkalian dengan beberapa tingkatan papan perkalian 1°, 2°, 3°, 4°, 5° dan
checker board . Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pengembangan produk
berupa papan perkalian yang diadopsi dari papan skittle. Hal tersebut disesuaikan dengan perkembangan siswa kelas II SD dan juga disesuaikan dengan SK serta
KD kelas II. Papan perkalian digunakan sebagai alat peraga pembelajaran matematika kelas II SD Krekah Yogyakarta semester genap tahun ajaran
20122013 dengan SK “Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka” dan KD “Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua
angka”.
Papan skittle yang terdapat pada alat peraga Montessori terdiri dari papan perkalian, kartu bilangan pengali, lingkaran merah untuk menandai bilangan yang
dikali, dan manik-manik merah. Papan perkalian berbentuk persegi dengan ukuran 25 cm x 25 cm. Pada sisi atas papan terdapat bilangan 1 sampai 10 yang letaknya
berurutan secara horisontal. Terdapat 100 lubang berbentuk setengah lingkaran yang terletak di antara bilangan di sisi atas dan sisi kiri. Lubang-lubang tersebut
digunakan untuk meletakkan setiap manik-manik merah yang digunakan untuk menghitung hasil perkalian dua bilangan. Kartu bilangan pengali terbuat dari kayu
yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 2 cm x 1 cm dan terdiri dari kartu bilangan 1 sampai 10. Seperti namanya, kartu bilangan ini berfungsi sebagai
bilangan pengali. Lingkaran merah yang digunakan untuk menandai bilangan yang dikali terbuat dari kayu yang dibentuk lingkaran dengan diameter kurang
lebih 1,5 cm. Manik-manik merah digunakan untuk menghitung hasil perkalian dengan meletakkan satu per satu manik-manik merah di setiap lubang yang ada
pada papan. Satu set alat peraga tersebut dilengkapi dengan kartu soal yang berisi soal-soal perkalian.
Produk dalam penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan potensi lokal yang ada di sekitar lokasi penelitian berupa papan kayu dan tempurung
kelapa. Papan kayu yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan papan perkalian dipilih berdasarkan kualitas dan beratnya. Kayu yang dipilih merupakan
kayu yang berkualitas baik agar alat peraga yang dibuat nantinya dapat tahan lama. Berat kayu dipilih dengan mempertimbangkan perkembangan anak agar
nantinya anak dengan mudah dapat membawa alat peraga tersebut. Papan
7 perkalian berbentuk persegi panjang dengan ukuran kurang lebih 40 cm x 25 cm
yang kemudian diplitur. Pada papan tersebut ditentukan garis tepinya, batas tepi kiri dan atas adalah 3 cm, batas tepi kanan dan bawah adalah 5 cm. Jarak tepi kiri
dan tepi atas pada papan nantinya digunakan untuk meletakkan tanda panah. Terdapat dua tanda panah yang dibuat dari kayu dengan ukuran kurang lebih 1,5
cm x 1 cm dan berwarna merah. Pada produk ini, tanda panah yang pertama sebagai pengganti kartu bilangan yang digunakan untuk menandai bilangan
pengali. Tanda panah yang kedua sebagai pengganti lingkaran merah yang digunakan untuk menandai bilangan yang dikali.
Angka 1 sampai 10 yang berfungsi sebagai bilangan pengali dituliskan secara vertikal pada papan sebelah kiri. Bilangan yang berfungsi sebagai bilangan
yang dikali juga terdiri dari angka 1 sampai 10 dan dituliskan secara horizontal pada papan bagian atas. Bilangan-bilangan tersebut dituliskan menggunakan cat
warna putih. Setelah itu dibuat lubang berbentuk persegi panjang dengan ukuran kurang lebih 2,5 cm x 0,7 cm sejumlah 100 buah di samping kanan bilangan
pengali dan di bawah bilangan yang dikali. Ukuran lubang tersebut disesuaikan dengan ukuran kancing merah yang digunakan untuk menghitung operasi
perkaliannya. Tempurung kelapa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kancing
perkalian. Peneliti memilih tempurung kelapa yang masih muda dengan tujuan agar mudah dalam proses mewarnai. Bentuk dari tempurung kelapa nantinya
berupa kancing baju dengan bentuk lingkaran yang berdiameter kurang lebih 2,5 cm. Kancing baju tersebut kemudian diberi warna sesuai dengan warna manik-
manik pada alat peraga perkalian Montessori, yaitu warna merah. Pada alat peraga ini terdapat 100 kancing. Satu kancing merah nantinya terdiri dari sepasang
kancing karena lebar satu buah kancing hanya 2 mm dan ukuran tersebut terlalu tipis saat digunakan anak. Kancing merah pada produk ini manfaatnya sama
dengan manik-manik merah pada papan skittle, yaitu untuk menghitung operasi perkalian. Seluruh kancing perkalian, kartu bilangan, dan dua tanda panah
nantinya ditempatkan pada tempat yang berbentuk balok dengan berbahan dasar kayu.
8
1.6 Definisi Operasional