41 perlu dipilih bahan yang tidak berbahaya bagi siswa. Hal tersebut diperjelas oleh
guru melalui wawancara yang dilaksanakan oleh peneliti pada hari Jumat, tanggal 15 Februari 2013. Wawancara yang dilakukan peneliti bertujuan untuk
memperjelas jawaban guru yang dituliskan dalam kuesioner analisis kebutuhan. Prioritas yang terakhir adalah berat, menurut guru berat alat peraga disesuaikan
dengan perkembangan siswa. Pada item pertanyaan mengenai rentangan biaya yang terjangkau oleh sekolah dalam pengadaan alat peraga, guru memilih rentang
biaya Rp 100.000,00
– Rp 300.000,00.
Berdasarkan penjabaran analisis kebutuhan oleh guru dapat disimpulkan bahwa guru berpendapat adanya alat peraga lebih membantu siswa memahami
suatu konsep dari materi pelajaran. Guru mengungkapkan perlu adanya pengembangan alat peraga matematika yang berdasar pada kebutuhan siswa
dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada.
4.2.3.2 Analisis Kebutuhan oleh Siswa
Pemberian kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa dilaksanakan selama tiga hari yaitu pada tanggal 28-30 Januari 2013. Hal tersebut dikarenakan perlu
adanya bimbingan untuk siswa kelas bawah dalam mengisi kuesioner tersebut sehingga dalam pelaksanaannya peneliti membagi seluruh siswa kelas II menjadi
tiga kelompok kecil. Pada pelaksanaannya peneliti membimbing satu kelompok yang terdiri dari kurang lebih 11 siswa untuk mengisi kuesioner tersebut.
Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban yang sudah disediakan. Rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan oleh siswa dapat
dilihat pada lampiran 1.5 halaman 73. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh siswa, 34,29 siswa kelas II menjawab bahwa guru tidak pernah menggunakan
alat peraga ketika mengajar matematika. Sementara itu, 65,71 siswa menyatakan bahwa guru pernah menggunakan alat peraga ketika mengajar
matematika. Alat peraga yang dimaksud oleh siswa adalah lidi dan “ketekan”.
Setelah wawancara dengan siswa ternyata siswa membawa alat tersebut sesuai dengan inisiatifnya sendiri dan guru tidak menggunakan alat peraga tersebut untuk
mengajar matematika. Selanjutnya 74,29 siswa menyatakan bahwa mereka lebih suka belajar
matematika menggunakan alat peraga dan 25,71 siswa menyatakan lebih senang
42 belajar matematika tanpa menggunakan alat peraga. Kemudian 45,71 siswa
menyatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan benda-benda di sekitar untuk belajar matematika dan 54,29 siswa menyatakan pernah menggunakan
benda di sekitar berupa lidi untuk belajar matematika. Pada item pertanyaan mengenai benda-benda di sekitar yang dapat digunakan untuk belajar matematika
94,29 siswa menyatakan bahwa kayu dapat digunakan untuk belajar matematika, 94,29 memilih tempurung kelapa, dan 22,86 menyebutkan benda
lainnya, yaitu lidi dan batu. Pada item mengenai urutan ciri-ciri alat peraga yang menarik bagi siswa,
sebanyak 80 siswa memilih warna sebagai urutan pertama, 71,43 siswa memilih bentuk sebagai urutan yang kedua, dam sebanyak 91,43 siswa memilih
bahan sebagai urutan yang ketiga. Selanjutnya 100 siswa memilih alat peraga yang mudah dibawa. Berikutnya 100 siswa menyatakan bahwa alat peraga
memudahkan siswa untuk belajar matematika. Untuk item yang berkaitan dengan kesalahan yang dilakukan siswa saat belajar, sebanyak 80 lebih suka
mengetahui kesalahannya sendiri dari alat peraga saat belajar matematika dan sisanya sebanyak 20 lebih suka mengetahui kesalahannya karena diberi tahu
oleh guru atau teman ketika belajar matematika menggunakan alat peraga. Item pertanyaan nomor sembilan mengenai kemandirian siswa dalam
belajar, sebanyak 91,42 siswa menyatakan dapat menggunakan alat peraga tanpa bantuan guru atau teman untuk belajar matematika dan 8,58 siswa
menyatakan tidak dapat menggunakan alat peraga tanpa bantuan guru atau teman untuk belajar matematika. Selanjutnya pada item terakhir, sebanyak 91,42 siswa
memilih lebih suka menggunakan alat peraga secara individu untuk belajar matematika dan 8,58 memilih menggunakan alat peraga secara berkelompok
untuk belajar matematika. Berdasarkan kuesioner tersebut, dapat disimpulkan bahwa siswa
membutuhkan alat peraga yang menarik berdasarkan urutan kriteria ciri-ciri alat peraga oleh siswa, dapat melatih siswa secara mandiri belajar matematika, dapat
digunakan secara individu, dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengetahui dan mengoreksi kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
43
4.3 Produksi Alat Peraga Montessori untuk Perkalian