Pembelajaran Matematika Kajian Teori
pembelajaran siswa. Kedua, merupakan spesialisasi tugas. Cara kedua ini siswa diberi tanggung jawab khusus untuk sebagian
tugas kelompok. iii. Kesempatan sukses yang sama, yang merupakan karakteristik
unik metode pembelajaran tim siswa, yakni penggunaan skor untuk memastikan semua siswa mendapatkan kesempatan yang
sama untuk berdistribusi dalam timnya. iv. Kompetisi tim, sebagai sarana untuk memotivasi siswa untuk
bekerja sama dengan anggota timnnya. v. Spesialisasi tugas, tugas untuk melaksanakan sub tugas
terhadap masing-masing anggota kelompok. vi. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok, metode ini akan
mempercepat langkah kelompok. Roger dan David Johson Lie, 2004: 31 menyatakan bahwa
tidak semua kerja kelompok dapat dianggap sebagai pembelajaran kooperatif. Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif
Wina, 2006:246. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: i. Prinsip Ketergantungan Positif
‘Positive Interdependence’ Dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan suatu
penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu
disadari oleh
setiap anggota
kelompok keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja
masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. Hakikat
dari ketergantungan positif adalah tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tak bisa
menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok.
ii. Tanggung jawab perseorangan ‘Individual Accountability’
Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus bertanggung
jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
iii. Interaksi Tatap muka ‘Face To Face Promotion Interaction’
Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompoknya untuk bekerja
sama, saling menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan
masing-masing. Dengan interaksi ini diharapkan akan memudahkan dan membantu siswa dalam mempelajari suatu
materi atau konsep. iv. Partisipasi dan Komunikasi
„ Participation Communication’ Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan masyarakat.
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan anggota kelompoknya untuk saling mendengarkan dan
kemampuan mereka
untuk mengutarakan
pendapat. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok merupakan
suatu proses yang panjang, tetapi sangat bermanfaat dan perlu untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan
perkembangan mental dan emosional para siswa. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran
kooperatif ini, dasar dan pembentukan kelompok pun sangat menentukan. Menurut Sudjana 2002: 82 pengelompokan dapat
dibuat berdasarkan : i. Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama jika
kelompok itu bersifat heterogen dalam belajar. ii. Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang terdiri atas
siswa yang mempunyai minat yang sama. iii. Pengelompokan berdasarkan atas jenis tugas yang diberikan.
iv. Pengelompokan berdasarkan wilayah tempat tinggal siswa, yang tinggal dalam satu wilayah dikelompokkan dalam satu
kelompok sehingga memudahkan koordinasi kerja. v. Pengelompokan dirandom atau dilotre, tidak melihat faktor
lain. vi. Pengelompokan atas jenis kelamin, ada kelompok laki-laki dan
kelompok perempuan.