dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep  dan  struktur-struktur  matematika.  Dengan  memahami
konsep struktur akan mempermudah terjadinya transfer. Di  dalam  belajar,  Bruner  hampir  selalu  memulai  dengan
memusatkan manipulasi material. Siswa harus menemukan keteraturan dengan  cara  pertama-tama  memanipulasi  material  yang  berhubungan
dengan  keteraturan  intuitif  yang  sudah  dimiliki  oleh  siswa.  Ini  berarti siswa  dalam  belajar,  haruslah  terlihat  aktif  mentalnya  yang
diperlihatkan keaktifan fisiknya. Bruner  melukiskan  anak-anak  berkembang  melalui  tiga  tahap
perkembangan mental, yaitu : a.  Enaktif  -  Dalam  tahap  ini  anak-anak  di  dalam  belajarnya
menggunakan memanipulasi obyek-obyek secara langsung. b.  Ikonik  -  Tahap  ini  menyatakan  bahwa  kegiatan  anak-anak  mulai
menyangkut  mental  yang  merupakan  gambaran-gambaran  dari obyek-obyek.
c.  Simbolik –  tahap  ini  merupakan  tahap  memanipulasi  simbol-
simbol secara langsung dan tidak lagi ada kaitannya dengan obyek- obyek.
Dari  teori  Bruner  dapat  disimpulkan  bahwa  belajar  dikaitkan dengan  aktivitas    memanipulasi  obyek.  Siswa  yang  menjadi  subjek
peneliti  sudah  memasuki  tahap  perkembangan  mental  simbolik  tetapi
siswa-siswi  di  SMP  Kanisius  Kalasan  masih  memungkinkan  berada tahap perkembangan mental ikonik.
4. Pembelajaran Matematika
a.  Pengertian Pembelajaran Menurut  kamus  bahasa  Indonesia  pembelajaran  adalah  proses,
cara  menjadikan  orang  atau  makhluk  hidup  belajar.  Selain  itu, pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan sehingga
terjadi  perubahan  perilaku  ke  arah  yang  lebih  baik  Kunandar, 2009:287.  Sedangkan  Gagne  dan  Briggs  1979:3  mengartikan
pembelajaran  ini  adalah  suatu  sistem  yang  bertujuan  untuk membantu  proses  belajar  siswa  yang  berisi  serangkaian  peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut : i.  Merupakan upaya sadar dan disengaja
ii.  Pembelajaran harus membuat siswa belajar iii.  Tujuan  harus  ditetapkan  terlebih  dahulu  sebelum  proses
dilaksanakan iv.  Pelaksanaannya  terkendali,  baik  isinya,  waktu,  proses  maupun
hasilnya b.  Pengertian Matematika
Matematika  adalah  ilmu  tentang  bilangan-bilangan,  hubungan antara  bilangan,  dan  prosedur  operasional  yang  digunakan  dalam
penyelesaian  masalah  mengenai  bilangan  Depdikbud,  1988:566. Selain  itu,  matematika  berkenaan  dengan  ide-idekonsep-konsep
abstrak  yang  tersusun  secara  hierarkis  dan  penalarannya  deduktif Hudojo 1988:3.
c.  Pembelajaran Matematika Menurut  Herman  2001:92,  pembelajaran  matematika  adalah
proses  aktif  individu  siswa  yang  bersosialisasi  dengan  guru, sumber atau bahan belajar, teman dalam memperoleh pengetahuan
baru.  Proses  aktif  tersebut  menyebabkan  perubahan  tingkah  laku, misalnya
setelah belajar
matematika siswa
itu mampu
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan matematikanya dimana sebelumnya ia tidak dapat melakukannya.
d.  Tujuan Pembelajaran Matematika Tujuan  pembelajaran  matematika  yaitu  agar  siswa  berhasil
menguasai konsep
atau prinsip
matematika yang
telah terorganisasikan  di  dalam  pikirannya,  sehingga  adanya  konsep  ini
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Berdasarkan uraian di atas pembelajaran matematika adalah proses
interaksi  dan  keterlibatan  seluruh  atau  sebagian  potensi  diri  siswa yang  bersosialisasi  dengan  guru,  sumberbahan  belajar,  sehingga
terjadi  perubahan  ke  arah  yang  lebih  baik  demi  memperoleh pengetahuan  baru,  menelaah  bentuk-bentuk  atau  struktur-struktur
yang abstrak dan menguasai konsep atau prinsip matematika sehingga dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
5. Model Pembelajaran Kooperatif
a.  Pengertian Pembelajaran Kooperatif Roger,dkk  Miftahul  2011:29  menyatakan  pembelajaran
kooperatif  merupakan  aktivitas  pembelajaran  kelompok  yang diorganisir  oleh  suatu  prinsip  bahwa  pembelajaran  harus
didasarkan  pada  perubahan  informasi  secara  sosial  diantara kelompok-kelompok  pembelajaran  yang  didalamnya  setiap
pembelajar  bertanggung  jawab  atas  pembelajarannya  sendiri  dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang
lain.  Parker  1994  dalam  Miftahul  2011:29  mendefinisikan kelompok  kecil  kooperatif  sebagai  suasana  pembelajaran  dimana
siswa  saling  berinteraksi  dalam  kelompok-kelompok  kecil  untuk mengerjakan  tugas  akademik  demi  mencapai  tujuan  bersama.
Sementara  itu,  Johnson  dan  Johnson  1998  dalam  Miftahul 2011:30  pembelajaran  kooperatif  berarti    bekerja  sama  untuk
mencapai  tujuan  bersama.  Dalam  suasana  kooperatif,  setiap anggota  sama-sama  berusaha  mencapai  hasil  yang  nantinya  bisa
dirasakan  semua  anggota  kelompok.  Dalam  konteks  pengajaran, pembelajaran  kooperatif    sering  kali  didefinisikan  sebagai
pembentukan  kelompok-kelompok  kecil  yang  terdiri  dari  siswa-