Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu: 1. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. 2. Pembelajaran fiqih berlangsung secara tradisional yang meletakkan guru sebagai pusat belajar bagi siswa teacher centred. 3. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar 4. Rendahnya hasil belajar fiqih siswa

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan masalah diantaranya yaitu: 1. Cakupan materi fiqih pada penelitian ini dibatasi hanya pada materi zakat. 2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah problem based learning. 3. Hasil belajar fiqih yang ingin dicapai sesuai dengan KKM yaitu 75.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi zakat kelas VIII MTs Al-Ihsan Pondok Gede Bekasi?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi zakat kelas VIII MTs Al-Ihsan Pondok Gede Bekasi dengan penerapan problem based learning. Penelitian ini diharapkan berguna bagi para pendidik untuk memanfaatkan model problem based learning menjadi aternatif penggunaan media yang efektif dalam pengajaran fiqih. 1. Bagi sekolah Menjadi bahan masukan untuk para guru untuk mengembangkan kompetensinya, terutama yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa dengan penerapan model problem based learning dalam pembelajaran fiqih. 2. Bagi guru Menjadi bahan masukan untuk para praktisi pendidikan khususnya guru fiqih dalam penggunaan model problem based learning agar mengarah kepada keaktifan siswa sehingga hasil belajar dapat tercapai dengan maksimal. 3. Bagi siswa Penelitian ini dapat membantu siswa mengaktifan dirinya dalam proses belajar mengajar sehingga keinginan siswa untuk belajar meningkat. Selain itu dengan menggunakan model problem based learning dapat menunjukkan cara berpikir siswa, serta saling tukar menukar pengalaman informasi. 4. Bagi peneliti sendiri bermanfaat untuk mengenalkan dan memanfaatkan problem based learning kepada siswa sebagai alternatif penggunaan media yang efektif dan peneliti dapat memahami lebih jauh penggunaan model problem based learning. 7

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya yaitu hasil dan belajar. Dalam KBBI dijelaskan pengertian “hasil adalah sesuatu yang diadakan dibuat, dijadikan, dsb oleh usaha .” 1 Pengertian lain “hasil product menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktif itas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.” 2 Dapat disimpulkan bahwa hasil yang ingin dicapai perlu adanya usaha berupa proses maupun aktifitas. “Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.” 3 Selain itu juga belajar dapat diartikan sebagai “tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatakan proses kognitif.” 4 Dalam definisi lain menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” 5 Dari beberapa definisi di atas mengenai belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman atau latihan dan proses berpikir. 1 Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka: 1998, Cet. I, h. 300 2 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, h. 44 3 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007, h. 55 4 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 92-93 5 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet. VI, h. 2 Jadi, “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya .” 6 “Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. ” 7 Sedangkan menurut Djamroh “hasil belajar adalah apa yang diperoleh oleh siswa setelah dilakukan aktivitas belajar.” 8 Sementara itu, Nana Sudjana mengatakan “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. ” 9 Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pretest, proses, dan posttest. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut ini. a. Pretest tes awal Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pretest. Pretest ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pretest memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. b. Proses Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan dari pelaksanaan proses pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui modul. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlihat secara aktif, baik fisik, mental maupun, sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaktidaknya 6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, cet.10, h. 22 7 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 212 8 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet.2, h.10 9 Nana Sudjana, loc. cit. sebagian besar 75. Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan. c. Posttest Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan posttest. Posttest memiliki banyak pengetahuan terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. 10 Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu pencapaian untuk mengukur seberapa jauh belajar yang siswa peroleh setelah melalui serangkaian proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengukur suatu hasil pada pencapaian tujuan indikator pembelajaran yang telah ditentukan.

2. Jenis-jenis Hasil Belajar

Howard Kingsley membagi “tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. ” 11 Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika tersebut mengelompokan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu kategori. Kelima hal tersebut adalah sebagai berikut. a. Keterampilan intelektual, kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol huruf, angka, kata atau gambar. b. Informasi verbal, seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar. c. Strategi kognitif, kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir. d. Keterampilan motorik, seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu. e. Sikap, keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak. 12 10 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, h.100-102 11 Nana Sudjana, loc. cit. 12 Eveline Siregar dan Hertini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, cet.1, h.8