Model pembelajaran memiliki urgensi yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran
merupakan panduan atau pedoman bagi para pendidik dalam hal pelaksanaan proses belajar mengajar. Pentingnya model pembelajaran ini menuntut keharusan
kepada para pendidik agar dapat merancang dan menentukan model pembelajaran seperti apa yang akan diterapkan dalm proses pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Pengertian Problem Based Learning
Problem Based Learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, di rancang masalah-masalah yang menuntut siswa
mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari.
29
“Pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan belajar.”
30
Strategi pembelajaran berdasarkan masalah adalah menyodorkan masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan secara individu atau
kelompok, strategi ini pada intinya melatih keterampilan kognitif peserta didik terbiasa dalam pemecahan masalah mengambil keputusan, menarik
kesimpulan, mencari informasi dan membuat artefak sebagai laporan mereka.
31
Dilihat dari aspek psikologi, pembelajaran berbasis masalah bersandarkan kepada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara
individu dan lingkungannya. Melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara utuh. Artinya, perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada
29
Materi pelatihan penerapan Metode PBL di IBII, Elsa Krisanti Kamarza Mulia, 2004 dalam M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, Jakarta: Kencana, 2010, Cet. II, h. 21
30
Ali Mudlofir, Aplikasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Pres, 2011, Cet. I, h. 64
31
Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Pembelajaran, Jakarta: GP Press Group, 2013 Cet. I, , h. 81
aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik melalui penghayatan secara internal akan problema yang dihadapi.
32
“Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan
dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.”
33
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah problem based learning adalah sebuah model pembelajaran
yang memanfaatkan masalah yang nyata, dengan tujuan mempersiapkan dan membiasakan siswa menghadapi masalah yang akan dihadapi dalam
kehidupannya.
3. Tokoh Problem Based Learning
Tiga orang tokoh konstuktivistik yang banyak berbicara tentang pembelajaran berorientasi masalah, masing-masing adalah;
a.
John Dewey menyatakan bahwa sekolah merupakan laboraterium bagi peserta
didik untuk penyelidikan dan pengatasan masalah kehidupan sehari-hari dalam dunia nyata. Pedagogi Dewey mendorong guru untuk melibatkan peserta didik
di berbagai proyek berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki berbagai proyek masalah sosial dan intelektual penting. Dewey berpendapat
bahwa dalam proses belajar peserta didik harus diberikan kebebasan mengeluarkan pendapat. Peserta didik harus aktif dan tidak hanya menerima
pengetahuan yang diberikan oleh guru. Begitu pula guru, guru harus menciptakan suasana agar peserta didik senantiasa merasa haus akan
pengetahuan.
34
b.
Kilpatrick menjelaskan bahwa pembelajaran di sekolah seharusnya purposeful
memiliki maksud yang jelas dan tidak abstrak. Pembelajaran yang purposeful itu dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan memerintah anak-anak dalam
32
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. VII, h. 213
33
Rusman, op. cit., h. 232
34
Martinis Yamin, op. cit., h. 65
kelompok kecil untuk menangani proyek-proyek yang mereka minati dan mereka pilih sendiri.
35
c.
Jean Piaget membenarkan bahwa anak-anak memiliki sifat bawaan ingin tahu
dan terus berusaha memahami dunia disekitarnya. Keingintahuan anak terhadap lingkungan yang dialaminya, dia berusaha mengkonstruksikan secara
aktif refresentasi-refresentasi dibenaknya tentang lingkungan yang dia alami.
36
4. Ciri-ciri Problem Based Learning
Strategi pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning memiliki tiga ciri utama, yaitu:
a. Problem based learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya
dalam implementasi problem based learning ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Problem based learning tidak mengharapkan siswa
hanya mencatat, mendengar kemudian mengafal mata pelajaran, akan tetapi siswa dituntut untuk aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data,
dan akhirnya menyimpulkan.
b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, problem
based learning menempatkan masalah sebagai kunci utama dalam proses
pembelajaran.
c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir
secara ilmiah, yaitu proses berpikir yang sistematis dan empiris.
37
5. Pelaksanaan Problem Based Learning
Pelaksanaan pembelajaran
berbasis masalah
lebih sulit
karena membutuhkan banyak latihan dan harus mengambil keputusan tertentu selama
perencanaan dan pelaksanaannya. PBL mempersiapkan peserta didik untuk banyak berpikir untuk memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan
dunia nyata.
35
Ibid., h. 65-66
36
Ibid., h. 66
37
Rusman, op. cit., h. 214-215