Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

sebagian besar 75. Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan. c. Posttest Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan posttest. Posttest memiliki banyak pengetahuan terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. 10 Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu pencapaian untuk mengukur seberapa jauh belajar yang siswa peroleh setelah melalui serangkaian proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengukur suatu hasil pada pencapaian tujuan indikator pembelajaran yang telah ditentukan.

2. Jenis-jenis Hasil Belajar

Howard Kingsley membagi “tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. ” 11 Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika tersebut mengelompokan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu kategori. Kelima hal tersebut adalah sebagai berikut. a. Keterampilan intelektual, kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol huruf, angka, kata atau gambar. b. Informasi verbal, seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar. c. Strategi kognitif, kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir. d. Keterampilan motorik, seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu. e. Sikap, keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak. 12 10 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, h.100-102 11 Nana Sudjana, loc. cit. 12 Eveline Siregar dan Hertini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, cet.1, h.8 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual perilaku yang merupakan proses berfikir atau perilaku yang termasuk hasil kerja otak. Beberapa kemampuan kognitif tersebut antara lain sebagai berikut: a. Hafalan: Kemampuan memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak digunakan untuk merespons suatu masalah. b. Pemahaman: Kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta. c. Penerapan: Kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum, rumus atau sebagainya dan menggunakan untuk memecahkan masalah. d. Analisis: Kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke dalam unsur-unsur. e. Sintesis: Kemampuan memahami dengan mengorganisasikan bagian-bagian ke dalam kesatuan. f. Evaluasi: Kemampuan membuat penilaian dan mengambil. 13 Kawasan afektif, meliputi tujuan belajar yang berkenaan dengan minat, sikap dan nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri. Kawasan ini dibagi dalam lima jenjang tujuan, yaitu sebagai berikut: a. Penerimaan: Kesediaan menerima rangsangan dengan memberikan perhatian kepada rangsangan yang datang kepadanya. b. PartisipasiMerespon: Kesediaan memberikan respons dengan berpartisipasi. c. PenilaianPenentuan Sikap: Kesedian untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut. d. Organisasi: Kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang dipilihnya untuk menjadi pedoman yang mantap dalam perilaku. 13 Purwanto, op. cit., h. 50-51 e. Karakterisasi: Menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari. 14 Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. a. Persepsi: Kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain. b. Kesiapan: Kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan. c. Gerakan Terbimbing: Kemampuan melakukan gerakan meniru model yang dicontohkan. d. Gerakan Terbiasa: Kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh kemampuan dicapai karena latihan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. e. Gerakan Kompleks: Kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan dan irama yang tepat. f. Kreatifitas: Kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan baru yang orisinal. 15 Dari berbagai penjelasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar bukan hanya diukur dari hasil kognitif akan tetapi membawa ke aspek yang lain pula diantaranya aspek afektif yang mana aspek ini melihatkan perubahan sikap dan nilai, dan juga membawa kepada aspek psikomotor berkaitan pada keterampilan dan kemampuan baik secara bertingkah laku, fisik dan psikologis.

B. Pembelajaran Fiqih

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih

Pada tingkatan Madrasah Tsanawiyah MTs, mata pelajaran fiqih merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mereka bisa mengenal, 14 Ibid., h. 52 15 Ibid., h. 53