Ontologi Budaya Perusahaan Sistem Pelaporan Pelanggaran

144 Dalam mewujudkan cita-cita Perusahaan dan Budaya Perusahaan, maka PT.Pegadaian Persero memiliki pedoman dalam melaksanakan Tata Kelola Perusahaannya yaitu pedoman Manajemen Risiko, pedoman GCG, pedoman pengendalian gratifikasi, pedoman Satuan Pengawas Intern SPI, pedoman pengadaan barang dan jasa. 4. Standard Operating Procedure SOP Dalam pembahasan pada BAB III yaitu tentang pengelolaan Sumber Daya Manusia SDM, dapat dijelaskan SOP pada Perusahaan dapat dilihat dalam bentuk pelatihan dan pendidikan diklat. Pencapaian dalam target pelatihan dan pendidikan dalam Perusahaan PT.Pegadaian Persero sudah mencapai target Perusahaan yaitu mencapai diatas syarat penentuan Perusahaan yakni 15 dalam jumlah keseluruhan peserta pendidikan dan pelatihan diklat, untuk lebih terperinci bisa dilihat pada Tabel 3 yaitu data pencapaian pelatihan dan pendidikan Tahun 2013.

4.4.1 Ontologi Budaya Perusahaan

Maksud dari ontologi Budaya Perusahaan adalah evaluasi kembali terhadap realitas dari hasil pencapaian penerapan Budaya Perusahaan. Untuk melihat realita dalam pelaksanaan penerapan Budaya Perusahaan, penulis lebih mengfokuskan pada tindakan-tindakan Pegawai yang diperoleh melalui wawancara dan melalui dokumen- dokumen Perusahaan. Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis menunjukkan bahwa pada kebijakan Perusahaan sendiri, tahapan dalam proses penerapan Budaya Universitas Sumatera Utara 145 Perusahaan sudah dilaksanakan dalam bentuk Visi dan Misi Perusahaan, nilai-nilai yang terkandung dalam Perusahaan dalam rumusan sepuluh perilaku utama Perusahaan, pedoman, SOP Standard Operating Procedure seperti yang sudah dijelaskan pada gap analysis. Berdasarkan pembahasan pada Bab II, Pelaksanaan penerapan Budaya Perusahaan dari kebijakan PT.Pegadaian Persero dapat dikatakan dijalankan secara konsisten. Hal ini bisa dilihat dari hasil laporan audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern SPI dibawah pengendalian Komite Audit. Selanjutnya, pencapaian target atau tujuan dari komitmen Perusahaan dalam mewujudkan Budaya Perusahaan, ditentukan oleh pihak pelaksana yaitu seluruh Jajaran Perusahaan secara khusus bagi Pegawai Perusahaan. Dari berbagai wawancara yang dilakukan penulis yang dijelaskan pada BAB III dan BAB IV dapat dijelaskan bahwa kesadaran dan komitmen dalam menjalankan keseluruhan tindakan dalam menjalankan operasional Perusahaan tidak dijalankan atau tidak tercapai. Berdasarkan hasil wawancara, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu hubungan industrial yang tidak harmonis seperti yang sudah dibahas pada BAB III, dan penyalahgunaan wewenang yaitu ditemukannya dugaan pelanggaran dari sistem pelaporan pelanggaraan yaitu dengan menggunakan Whistleblowing System WBS. Universitas Sumatera Utara 146 Bagan 7 : Kerangka Berpikir Dalam Analisa Penerapan Budaya Perusahaan Gap Analysis Ideal Complience Audit Aktual Review Perbaikan - Visi dan Misi Perusahaan - Kebijakan - Pedoman - Prosedur - SOP Standard Operating Procedure - Form - Rekaman Ontologi Budaya Perusahaan Ada Tidak Ada Dilaksanakan Konsisten Tidak Konsisten Pencapaian TargetTujuan Tercapai Tidak Tercapai Tidak Dilaksanakan Universitas Sumatera Utara 147

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan