16 nilai-nilai, tujuan yang kesemuanya itu membentuk pandangan hidup way of life
sekelompok orang Achmad Sobirim, 2007. Didalam budaya terdapat kandungan nilai, dimana nilai dapat dikonstruksikan
sebagai pertimbangan kebutuhan, moral dan kesadaran etik. Hal tersebut terinterprestasi dalam budaya organisasi dipandang sebagai output, yaitu budaya
adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap didalam organisasi itu sendiri yaitu naskah yang dirumuskan dan disepakati seperti visi, misi, adalah sistem nilai yang
hendak dimasyarakatkan dengan kata lain dibudayakan sebagai budaya organisasi Taliziduhu Ndraha, 2003.
Menurut pandangan struktural fungsional, norma dan nilai-nilai yang mengatur interaksi-interaksi bukanlah struktural melainkan kultural, yang eksis dalam
berbagai ruang konseptual yang menyelimuti struktur-struktur sosial. Dengan kata lain, norma dan nilai sebenarnya adalah ide-ide atau simbol-simbol yang berada
dalam pikiran individu bagi interaksi mereka Achmad Sobirim, 2007.
1.2.3.2 Tingkat Budaya
Pengertian dari tingkat budaya adalah ukuran budaya, yaitu sejauh mana individu maupun kelompok mau menerima budaya diluar kebudayaannya, dengan
kata lain terbentuknya transformasi budaya, sehingga kebudayaan tersebut menjadi kuat. Tingkat budaya dapat didentifikasikan menurut kualitas dan kuantitas suatu
nilai didalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
17 Dari segi kuantitatif yaitu : Semakin banyak anggota yang menganut,
memiliki dan menaati suatu nilai, maka semakin tinggi tingkat budaya. Dari segi kualitatif yaitu : Semakin mendasar penaatan nilai, semakin kuat
budaya Prabu Anwar, 2008. Ada beberapa tingkatan dalam menganalisis budaya organisasi yaitu budaya
organisasi yang tampak observable culture, nilai-nilai yang dikontribusikan shared values, dan asumsi-asumsi umum common assumption, sebagaimana dikemukakan
oleh John R. Schermerhorn Prabu Anwar, 2008. Sedangkan menurut Edgar H.Schein, tingkat pertama dari analisis budaya organisasi adalah fakta-fakta seni,
ciptaan-ciptaan, teknologi dan bentuk-bentuk perilaku yang tampak serta dapat didengar. Tingkat kedua adalah kesadaran terhadap nilai-nilai yang berlaku dan
tingkat yang ketiga adalah asumsi-asumsi dasar, hubungan dengan lingkungan, kenyataan dan kebenaran, aktivitas manusia serta hubungan manusia
2
. Dalam teori hirarki kebutuhan dari Maslow Sopiah, 2008: 303, mengatakan bahwa seorang
berperilaku tertentu karena didorong oleh berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhinya. Maslow menggolongkan kebutuhan manusia menjadi lima macam yang
tersusun dalam suatu hirarki. Lima macam kebutuhan tersebut adalah :
2
lontar.ui.ac.idfile?file=digital135958...pdf
Universitas Sumatera Utara
18 1
Kebutuhan yang bersifat fisiologis physiological needs, yang dapat dimanifestasikan dalam hal kebutuhan akan makan, minum, pakaian, tempat
tinggal, dan kebutuhan lain yang bersifat fisiologis. 2
Kebutuhan akan rasa aman safety and security needs, misalnya dalam bentuk kebutuhan akan kebebasan dari segala macam ancaman, baik dalam
dinas maupun di luar jam dinas, bebas dari segala macam tuduhan, kebutuhan akan keamanan jiwa maupun harta.
3 Kebutuhan sosial dan rasa memiliki social and belongingness. Yang
termasuk dalam kebutuhan ini antara lain kebutuhan akan berkelompok, afiliasi, interaksi dan mencintai.
4 Kebutuhan akan penghargaan.
5 Kebutuhan untuk mempertinggi kapasitas kerja self actialization, yaitu
kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan dan potensi.
1.2.4 Konsep Kebudayaan Dalam Organisasi