Pegadaian Pada Masa Penjajahan Belanda Pada Tahun 1816-1946 Pegadaian Pada Masa Penjajahan Jepang Pada Tahun 1942-1945 Sesudah Kemerdekaan Republik Indonesia

35 Peraturan ini disebut juga Licentie Stelsel. Dalam perkembangannya, ternyata tujuan Licentie Stelsel yaitu memperkecil peranan worker Lintah Darat tidak mencapai sasaran, artinya tidak menguntungkan Pemerintahan, malahan menimbulkan kerugian terhadap masyarakat karena timbulnya penarikan bunga yang tidak wajar. Oleh karena itu pada Tahun 1814, Licentie Stelsel dihapuskan dan diganti d engan “Pacht Stelsel ” dimana anggota masyarakat umum dapat menjalankan usaha gadai dengan syarat sanggup membayar sewa kepada pemerintah Agenda PT.Pegadaian, 2012.

2.1.4 Pegadaian Pada Masa Penjajahan Belanda Pada Tahun 1816-1946

Pada tahun 1816, Belanda kembali menguasai Indonesia, sementara itu Pacht Stelsel yang dibentuk pada masa Inggris semakin berkembang, baik dalam arti perluasan wilayah operasi maupun jumlahnya. Kemudian pada tahun 1856, Pemerintah Belanda mengadakan penelitian terhadap pelaksanaan Pacht Stelsel. Berdasarkan hasil penelitian yang diadakan Belanda, ternyata para packers pihak yang berwewenang dalam menggadai banyak yang bertindak sewenang-wenang dalam menetapkan suku bunga, tidak melelangkan barang jaminan yang kadaluarsa, tidak membayar uang kelebihan kepada yang berhak, dan tidak melaksanakan daftar usaha yang teratur. Hal ini tentu sangat merugikan rakyat, kemudian melalui Staatblad Stbl 7 No. 226 tahun 1930 status Jawatan diubah menjadi Perusahaan 7 Lembaran Negara Republik Indonesia atau LNRI saat periode kolonial disebut Het Staatsblad van Nederlandsch-Indie atau periode transisi disebut Het Staatsblad van Indonesie dengan penyebutan Universitas Sumatera Utara 36 Negara PN, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 IBW Indonesische Bedrijvenwet Staatblad Stbl No. 419 Tahun 1927 dimana harta kekayaan Pegadaian Negara dipisahkan dari kekayaan Negara Pemerintah Agenda PT.Pegadaian, 2012.

2.1.5 Pegadaian Pada Masa Penjajahan Jepang Pada Tahun 1942-1945

Pada masa penjajahan Jepang, Pegadaian masih merupakan Instansi Pemerintah Jawatan dibawah pimpinan dan pengawasan kantor besar keuangan. Pada masa ini, lelang atas barang jaminan tidak ditebus sudah kadaluarsa dihapuskan sama sekali dan barang berharga seperti emas, intan dan berlian yang ada di Pegadaian diambil oleh Pemerintah Jepang Agenda PT.Pegadaian, 2012.

2.1.6 Sesudah Kemerdekaan Republik Indonesia

Dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, penguasa atas pegadaian negara beralih kepada Pemerintah Republik Indonesia dan statusnya adalah sebagai jawatan dibawah Menteri Keuangan. Dengan peraturan Pemerintah No.178 Tahun 1961 terhitung mulai tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Pegadaian diubah statusnya menjadi Perusahaan Negara PN Pegadaian. Status sebagai Perusahaan Negara ternyata menyebabkan Pegadaian terus-menerus mengalami kemerosotan dibidang keuangan atau pendapatan. Usaha kegiatan singkat Staatsblad merupakan referensi pemuatan publikasi dari segala bentuk pengumuman, kekuatan pemaksaan atas pemberlakuan pada keseluruhan wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Universitas Sumatera Utara 37 Pegadaian diatur sebagai Perusahaan yang telah diubah dan ditambah dengan undang- undang Nomor 9 Tahun 1969 mengenai bentuk-bentuk Perusahaan Negara dan melalui instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 1967, maka Jawatan Pegadaian dengan dasar kegiatan Perusahaan, akhirnya dibentuk sebagai Perusahaan Jawatan. Melalui surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 39MK611971 Pasal 1 tanggal 20 Januari 1971 ditetapkan bahwa Jawatan Pegadaian adalah unit pelaksanaan dilingkungan Direktorat Jenderal Keuangan. Selanjutnya, dalam Pasal 2 surat keputusan Menteri Keuangan tersebut ditetapkan bahwa Jawatan Pegadaian pada tahun 1870 Pacht Stelsel dihapuskan dan diganti dengan Licentie Stelsel dengan maksud untuk mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang merugikan masyarakat dan pemerintah. Selanjutnya pada tahun 1969, Pegadaian mengalami perubahan bentuk Badan Hukum yang sebelumnya berbentuk dari Perusahaan Negara PN berubah menjadi Perusahaan Jawatan Perjan. Dalam periode berikutnya, Pegadaian juga mengalami perubahan bentuk hukum pada tahun 1990 yaitu peralihan Badan Hukum Perusahaan Jawatan Perjan menjadi Perusahaan Umum berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1969, didalam penjelasan umum sub A alinea 4 undang-undang tersebut dinyatakan dalam rangka bahwa pelaksanaan ketetapan MPRS No. XX11111966 oleh pemerintah berdasarkan instruksi Presiden No. 17 Tahun 1967 telah digariskan Universitas Sumatera Utara 38 kebijaksanaan untuk menggolongkan usaha-usaha negara secara tegas kedalam tiga bentuk yaitu : 1. Perusahaan Negara Jawatan 2. Perusahaan Negara Umum 3. Perusahaan Negara Perseroan Pada saat ini perubahan badan hukum PT. Pegadaian Persero masih dibilang baru dibentuk yaitu pada Tahun 2012 tepatnya pada tanggal 1 April 2012. Perubahan Badan Hukum Pegadaian menjadi Perseroan Terbatas PT tidak dilakukan hanya untuk menaikkan identitas perusahaan saja melainkan dengan mengingat perkembangan ekonomi dewasa ini dan untuk lebih meningkatkan peranan lembaga kredit atas dasar hukum gadai yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta untuk lebih meningkatkan efisiensi dan produktifitas pengelolaan perusahaan perlu mengadakan perubahan bentuk badan hukum menjadi PT. Pegadaian Perseroan Persero. Untuk mengubah badan hukum menjadi Perusahaan Perseroan, Pegadaian memilki landasan hukum untuk mendukungnya, sebagaimana yang sudah disusun dan disahkan sebagai berikut : “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2011 Tentang perubahan bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum Perum Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan Persero Menimbang : Universitas Sumatera Utara 39 a. Bahwa dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan penyaluran pinjaman khususnya kepada masyarakat menengah kebawah, usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, Perusahaan Umum Perum Pegadaian yang didirikan dengan peraturan pemerintah Nomor 10 Tahun 1990 Tentang pengalihan bentuk Perusahaan Jawatan Perjan Pegadaian menjadi Perusahaan Umum Perum Pegadaian, sebagaimana telah diganti dengan peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2000 Tentang Perusahaan Umum Perum Pegadaian, perlu mengubah bentuk badan hukum Perusahaan Umum Perum Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan Persero ; b. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 29 Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2005 Tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Perubahan Bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara, perubahan bentuk badan hukum ditetapkan dengan peraturan pemerintah ; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan peraturan pemerintah tentang perubahan bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum Perum Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan Persero. Mengingat : 1. Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; Universitas Sumatera Utara 40 2. Undang-undang 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297 ; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2005 Tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Perubahan bentuk badan hukum Badan Usaha Milik Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4554. Memutuskan : Menetapkan Peraturan Pemerintah tentang perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Umum Perum Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan Persero. Pasal 1 1 Perusahaan Umum Perum Pegadaian yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1990 Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Jawatan Perjan Pegadaian menjadi Perusahaan Umum Perum Pegadaian yang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2000 Tentang Perusahaan Umum Perum Pegadaian, diubah bentuk badan hukumnya menjadi Perusahaan Perseroan Persero sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, yang dalam peraturan pemerintah ini disebut Perusahaan Perseroan Persero Universitas Sumatera Utara 41 2 Perubahan bentuk badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan : a. Seluruh kekayaan, hak dan kewajiban Perusahaan Umum Perum Pegadaian menjadi kekayaan, hak dan kewajiban Perusahaan Perseroan Persero ; b. Seluruh Karyawan tetap Perum Pegadaian menjadi Karyawan tetap Perusahaan Perseroan Persero berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu ; c. Seluruh Karyawan tidak tetap Perum Pegadaian menjadi karyawan tidak tetap Perusahaan Perseroan Persero berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu ; dan d. Hak dan kewajiban antara Perum Pegadaian dengan karyawan Perum Pegadaian menjadi hak dan kewajiban antara Perusahaan Perseroan Persero dengan karyawan Perusahaan Perseroan Persero. Pasal 2 1 Maksud dan tujuan Perusahaan Perseroan Persero sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat 1 untuk melakukan usaha dibidang gadai dan fidusia, baik secara konvensional maupun syariah, dan jasa lainnya dibidang keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terutama untuk masyarakat berpenghasilan menengah kebawah, usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perseroan dengan menerapkan prinsip perseroan terbatas. Universitas Sumatera Utara 42 2 Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Perusahaan Perseroan Persero melaksanakan kegiatan usaha utama berupa a. Penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek ; b. Penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusia ; dan c. Pelayanan jasa titipan, Pelayanan jasa taksiran, Sertifikasi dan Perdagangan Logam Mulia serta batu adi. 3 Selain melaksanakan kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud pada ayat c Perusahaan Perseroan Persero dapat melaksanakan kegiatan usaha a. Jasa transfer uang, Jasa transaksi pembayaran, dan jasa administrasi pinjaman ; dan b. Optimalisasi Sumber Daya Perusahaan Perseroan Persero. Pasal 3 1 Modal Perusahaan Perseroan Persero sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat 1 yang ditempatkan dan disetor pada saat pendirian Perusahaan Perseroan Persero berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang tercatat dalam Perum Pegadaian. 2 Modal Perusahaan Perseroan Persero sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sebesar modal Negara Republik Indonesia yang tercatat dalam neraca penutup Perum Pegadaian. Pasal 4 Universitas Sumatera Utara 43 1 Neraca penutup Perum Pegadaian sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 2 dan neraca pembuka Perusahaan Perseroan Persero ditetapkan oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara berdasarkan audit. 2 Audit sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh Akuntan Publik yang ditunjuk oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Pasal 5 Pendirian Perusahaan Perseroan Persero sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat 1 dilakukan oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Sumber : Arsip PT. Pegadaian Persero Tahun 2013 2.2 Gambaran Umum PT. Pegadaian Persero Kantor Wilayah I Medan PT. Pegadaian Persero Kantor Wilayah I kanwil terletak di Jalan Pegadaian No. 112 Kota Medan. Kantor Wilayah I Kanwil Pegadaian hingga kini masih beroperasi dengan dibawah kepemimpinan Bapak Boedi Prasodjo, SE. PT. Pegadaian Persero Wilayah I ini memiliki unit Kantor Wilayah Kanwil sebanyak 12 dengan 5000 unit cabang yang tersebar diseluruh Indonesia. Pada Kantor Wilayah I Medan ini yang menjadi lokasi penelitian, memiliki beberapa unit cabang yaitu sebanyak 300 unit atau outlet cabang yang dikendalikan dan dalam pengawasan Kantor Wilayah I PT. Pegadaian Persero. Universitas Sumatera Utara 44 Tabel 1. Jumlah Outlet Dalam Pengawasan Kantor Wilayah I Kanwil PT. Pegadaian Persero Sumber : Annual Report PT. Pegadaian Persero Tahun 2013

2.3 Profil Umum PT. Pegadaian Persero