1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kajian dalam penelitian ini akan membahas tentang  penerapan budaya dalam suatu  Perusahaan.  Budaya  yang  diterapkan  dalam  perusahaan  merupakan  bentuk
karakter  dan  identitas  Perusahaan  yang  bertujuan  untuk  dapat  diketahui  oleh  pihak internal  dalam Perusahaan yaitu seluruh Jajaran  Perusahaan  maupun  pihak eksternal
Perusahaan yang  mencakup banyak orang,  pelanggan  dan  nasabah.  Perusahaan  pada saat ini sangat pesat dalam perkembangan dan pertumbuhan  dalam  penjumlahannya.
Setiap  Perusahaan  juga  menghasilkan  produksi  barang  dan  layanan  jasa  sebagai produk-produk yang dihasilkan Perusahaan. Perusahaan  sebagai unit  lapangan kerja,
memiliki  karakteristik  Perusahaan    yaitu  nilai  dan  Budaya  Perusahaan  yang  saling berbeda-beda  dengan  Perusahan  lain.  Hal  ini  dilakukan  bertujuan  untuk
meningkatkan  kinerja  dalam  internal  Perusahaan  demi  mewujudkan  produktivitas yang maksimal.
Tingginya  daya  saing  Perusahaan  dalam  era  globalisasi  membuat Perusahaan menciptakan  dan  mengadakan  suatu  ide,  gagasan  dan  strategi-strategi  yaitu  baik
strategi  pemasaran,  pemaksimalan    Sumber  Daya  Manusia  SDM,  pengadaptasian
Universitas Sumatera Utara
2 Perusahaan  dilingkungan  baru,  inovasi  produk,  dan  lain-lain  di  hampir  seluruh
Perusahaan. Untuk mendapatkan  hasil yang baik dari suatu ide atau gagasan serta strategi -
strategi  yang  telah  dibuat  dan  dibentuk,  Perusahaan  sangat  perlu  menciptakan  dan merumuskan  suatu  ideologi  sebagai  dasar  pendirian  Perusahaan.  Ideologi  yang
dimaksud  adalah  Budaya  Perusahaan  yang  didalamnya  terdapat  Visi  dan  Misi  serta Nilai-Nilai  Perusahaan  yang  diciptakan  dan  dirumuskan  oleh  satu  individu  yaitu
filosofi  pendiri  dan  pemimpin  Perusahaan  maupun  dilakukan  oleh  sekelompok individu dalam Perusahaan.
Selain itu, latar belakang penulis tertarik menulis tentang penelitian ini adalah sewaktu  penulis  pernah  membaca  suatu  tulisan  yang  menceritakan  bagaimana
komitmen  penuh  seorang  Pemimpin  Perusahaan  menerapkan  nilai-nilai  Budaya Perusahaannya  melalui  tindakan-tindakan  yang  dia  berikan  kepada  setiap  karyawan
dan konsumennya.  Kutipan dari tulisan  tersebut adalah “Salah satu perusahaan yang
menciptakan  budaya  yang  positif  dan  berkomitmen    adalah  Perusahaan  Departemen Store  yang  didirikan  oleh  John  Nordstorm.  Ia  bergantung  pada  prinsip  bahwa  “
Pelanggan  selalu  benar  “.  Fakta  yang  menjelaskan  budaya  dan  nilai  yang  positif tersebut  adalah  Seorang  konsumen  jatuh  cinta  pada  sebuah  celana  wanita  burgundy
yang  dijual  dengan  potongan  harga  di  toko  Nordstorm  di  Seattle.  Sayangnya  toko tersebut  tidak  memiliki  barang  tersebut  ,  maka  pihak  manajer  memberikan  uang
Universitas Sumatera Utara
3 kepada  karyawannya  untuk  membelikan  barang  tersebut  ke  toko  yang  menjadi
saingannya  dengan  harga  tinggi  ,  setelah  itu  barang  tersebut  diberikan  kepada pelanggan  tersebut  dengan  harga  potongan  toko”  John  Ivancevich,  dkk;  dalam
kutipan Dharma Yuwono, 2005. Untuk  mempengaruhi  budaya  anggota  untuk  mengadaptasikan  anggota
terhadap  budaya  perusahaan,  maka  menurut  buku  atau  tulisan  tersebut  mengatakan setiap  anggota  organisasi  diatur  dan  dikontrol  oleh  pihak  manajemen  atau  manajer
dengan  cara  hubungan  komunikasi  terhadap  pelaku  industrial  sesuai  dengan    nilai- nilai Budaya Perusahaan.
Budaya  organisasi  atau  Perusahaan  adalah  nilai-nilai  yang  menjadi  pegangan Sumber  Daya  Manusia  SDM  dalam  menjalankan  kewajiban  dan  perilakunya  di
dalam  organisasi, dengan pengertian  nilai-nilai tersebut  yang akan  memberi jawaban apakah  suatu  tindakan  benar  atau  salah,  dan  apakah  suatu  perilaku  dianjurkan  atau
tidak, sehingga berfungsi sebagai landasan untuk berperilaku Susanto,1997:3, dalam kutipan  Ismail  Nawawi,  2013.  Budaya  Perusahaan  terbentuk  dari  suatu  ide  dan
gagasan-gagasan  yang  dibuat  oleh  individu  maupun  kelompok  yang  telah  disepakati dan dijalankan untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu.
Dalam  suatu  Budaya  Perusahaan,  terdapat  juga  suatu  nilai-nilai  yang terkandung  didalamnya.  Hubungan  antara  nilai  dengan  budaya  perusahaan  adalah
untuk  menaikkan  tingkat  budaya.  Menurut  Taliziduhu  Ndraha  2003,  semakin
Universitas Sumatera Utara
4 banyak  anggota  yang  menganut,  memiliki  dan  menaati  suatu  nilai,  semakin  tinggi
tingkat budaya. Dalam tujuan menciptakan Budaya Perusahaan yang dilihat dari segi perilaku jajarannya, akan  sangat  sulit  terwujud apabila pengontrolan  dan  pembinaan
internal  tidak  dilakukan.  Hal  yang  menyebabkan  kesulitan  menjalankan  Budaya Perusahaan  dapat  disebabkan  oleh  beberapa  faktor  yaitu  kebijakan  dari  Perusahaan
dan  jaringan  sosial  dalam  organisasi  atau  Perusahaan.  Kebijakan  dari  Perusahaan merupakan  suatu  komitmen  yang  dilakukan  oleh  pendiri  Perusahaan  atau  pihak
manajemen  untuk  menjalankan  Budaya  Perusahaan.  Tujuan  penerapan  Budaya Perusahaan  sendiri  adalah  agar  seluruh  individu  dalam  Perusahaan  atau  organisasi
mematuhi dan berpedoman pada Budaya Perusahaan tersebut. Dalam  menjalankan  penerapan  Budaya  Perusahaan,  tentu  tidak  mudah,
dimana  dalam  pelaksanaannya  disebabkan  oleh  beberapa  faktor.  Salah  satu  faktor hambatan  dalam  menjalankan  dan  menerapkan  Budaya  Perusahaan  adalah
terbentuknya  jaringan  sosial  dalam  internal  organisasi  atau  Perusahaan.  Jaringan sosial  merupakan  suatu  jaringan  tipe  khusus,  dimana  ikatan  yang  menghubungkan
satu  titik  ke  titik  lain  dalam  jaringan  adalah  hubungan  sosial  Ruddy Agusyanto,2007.  Jaringan  sosial  dalam  perusahaan  yang  dimaksud  adalah    adanya
hubungan keluarga atau kekerabatan dan adanya hubungan ras atau suku dalam suatu Perusahaan.  Jaringan  sosial  ini  membuat  pola  kebiasaan  bagi  Jajaran  internal
Perusahaan untuk merekrut calon anggota  yang satu budaya dengan oknum anggota
Universitas Sumatera Utara
5 Perusahaan  yang  terlibat  atau  masih  satu  jaringan  sosial  secara  khusus  dengannya
yang akan dipekerjakan dalam Perusahaan tersebut. Mc Charty dan Zaid yang dikutip Abdul  Wahib  2007  mengatakan  struktur  mobilisasi  adalah  aksi  kolektif,  termasuk
didalamnya  strategi  gerakan  dan  bentuk  organisasi  gerakan  sosial,  dimana  struktur mobilisasi  juga  menempatkan  serangkaian  posisi-posisi  sosial  dalam  struktur
mobilisasi  mikro.  Selain  itu,  yang  menyebabkan  tidak  jalannnya  penerapan  Budaya Perusahaan  adalah  adanya  antar  jaringan  sosial  yang  berbeda  dalam  internal
organisasi  yang  saling  bersaing,  dan  menjatuhkan,  guna  mendominasi  jajaran perusahaan dan persaingan yang tidak sehat dalam menuju jabatan yang lebih tinggi.
Hal  ini  menjelaskan  pihak  internal  sendiri  lebih  mengutamakan  kepentingan  sendiri dan kepentingan  jaringan  sosial  dibandingkan Budaya Perusahaan atau kepentingan
Perusahaan.  Isu  lain  yang  mempengaruhi  penghambat  jalannya  suatu  penerapan Budaya  Perusahaan  adalah  hubungan  industrial  yang  tidak  harmonis,  sistem  tata
kelola  Perusahaan  yang  buruk,  dan  juga  pemberdayaan  Sumber  Daya  Manusia SDM pada Perusahaan itu sendiri.
Pada  pembahasan  ini,  menjelaskan  tentang  bagaimana  dan  apakah  dampak Budaya  Perusahaan  yang  diterapkan  pada  PT.Pegadaian  Persero  terhadap
operasional Perusahaan. Budaya Perusahaan pada PT.Pegadaian Persero ini disebut Budaya INTAN yang merupakan Budaya Perusahaan PT.Pegadaian Persero, dimana
kata  INTAN  merupakan  singkatan  dari  Inovatif,  Nilai  Moral  Tinggi,  Terampil,  Adi
Universitas Sumatera Utara
6 Layanan,  dan  Nuansa  Citra.  Budaya  Perusahaan  PT.  Pegadaian  Persero  sendiri
belum  mengalami  perubahan  sejak  PT.Pegadaian  Persero  masih  berstatus Perusahaan  Negara  PN  pada  tahun  1961  hingga  saat  ini.  Adapun  perubahan-
perubahan  yang  terjadi  dalam  Perusahaan  tersebut  bersifat  positif  dan  prestasi  yang dicapai  oleh  Perusahaan,  Perubahan  tersebut  adalah  pengalihan  perubahan  bentuk
Perusahaan Negara PN sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP No. 71969 menjadi  Perusahaan  Jawatan  PERJAN  dan  berdasarkan  PP  No.  101990  yang
diperbaharui  dengan  PP  No.  103  2000  berubah  menjadi  Perusahaan  Umum PERUM  Pegadaian  selaku  salah  satu  BUMN  dalam  lingkungan  Departemen
Keuangan  RI  dan  hingga  sekarang  mengalami  perubahan  menjadi  PERSERO  atau PT.Pegadaian Persero
1
. Untuk  melindungi  dan  menjaga  Budaya  Perusahaan  yang  akan  diterapkan
kepada  seluruh  jajarannya,  maka  PT.Pegadaian  Persero  membentuk  pasal  budaya kerja yang dituangkan dalam pasal 122 tentang Budaya Kerja yaitu :
1 Dalam rangka  meningkatkan efisiensi  dan  efektivitas kerja demi tercapainya
tingkat  produktivitas  yang  optimal,  maka  Perusahaan  dan  PegawaiSP  akan senantiasa menanamkan etos dan budaya kerja Si INTAN.
1
Agenda PT. Pegadaian, 2012
Universitas Sumatera Utara
7 2
Untuk  tercapainya  maksud  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1,  secara bertanggungjawab,  terkoordinasi  dan  terpadu,  pihak  Perusahaan  dan
PegawaiSP berkewajiban untuk : a.
Memelihara moral kerja b.
Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja c.
Menanamkan rasa tanggungjawab d.
Mengembangkan kemampuan dan keterampilan e.
Menumbuhkan kembangkan rasa memiliki terhadap Perusahaan 3.  Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  etos  dan  budaya  diatur  dalam  PBSDM  dan
Aturan  Teknis  PBSDM  Perjanjian  Kerja  Bersama  Antara  PT.Pegadaian Dengan Serikat Pekerja Pegadaian.
Dalam  penelitian  yang  akan  dilakukan  dalam  kasus  penerapan  Budaya Perusahaan  ini,  menjadi  kasus  yang  tidak  lepas  dari  sebagian  besar  perusahaan-
perusahaan yang menerapkan Budaya Perusahaan sebagai pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya  untuk  mengatasi  adaptasi  eksternal  dan  integrasi  internal
Perusahaan.  Penerapan  Budaya  Perusahaan  yang  menjadikannya  sebagai  formalitas semata  akan  menimbulkan  efek  yang  besar  dalam  nama  baik  Perusahaan.
Berdasarkan  hasil  penelitian,  dapat  dijelaskan  PT.Pegadaian  Persero  pada  periode terakhir  ini,  PT.Pegadaian  Persero  sebenarnya  mengalami  penurunan  yang
signifikan dalam mewujudkan nilai-nilai Budaya Perusahaan terhadap kinerja Jajaran
Universitas Sumatera Utara
8 PT.Pegadaian  Persero.  Dibandingkan  pada  Tahun  2012,  pencitraan  PT.Pegadaian
Persero masih dipandang positif sebagian besar Nasabah dan juga berdasarkan hasil penilaian  Perusahaan  itu  sendiri,  sehingga  dapat  dikatakan  wujud  dan  cita -cita
Perusahaan  dalam  menerapkan  Budaya  Perusahaannya  kepada  seluruh  Jajarannya dapat terwujud dengan baik.
Pada  pembahasan  permasalahan  kasus  ini  juga  membuat  penulis  merasa terpacu  dan  tertarik  untuk  menelitinya,  juga  mengingat  pandangan  orang  pada
umumnya mengatakan “banyak etos Budaya Kerja yang dimiliki instansi pemerintah maupun  swasta  hanya  menjadikannya  sebagai  pajangan  dan  formalitas  bagi  instansi
yang terkait”. Jadi, berdasarkan kasus yang dijelaskan tersebut, menjadikan hasil dari penelitian  ini  dapat  menjelaskan  pemahaman  dalam  penerapan  Budaya  Perusahaan
yang rentan dalam menjaga nama baik Perusahaan. Pada bab-bab berikutnya, peneliti akan  menjelaskan  secara  terperinci  tentang  apakah  penerapan  Budaya  Perusahaan
yang  didalamnya  juga  terkandung  nilai-nilai  Perusahaan  serta  visi  dan  misi Perusahaan  dapat  dijalankan  dengan  baik  sesuai  dengan  yang  diinginkan  filosofi
Budaya  INTAN  Perusahaan  PT.Pegadaian  Persero,  berikutnya  penelitian  ini  juga akan menjelaskan tata cara atau sistem pelaksanaan Budaya Perusahaan dan pada bab
ke  IV  akan  membahas  tentang  sistem  pengendalian  dan  pengawasan  dalam melaksanakan  penerapan  Budaya  Perusahaan  PT.Pegadaian  Persero  terhadap
Universitas Sumatera Utara
9 kinerja  internal  perusahaan  yang  tentunya  bertujuan  untuk  memaksimalkan  kinerja
Perusahaan dalam mencapai prestasi Perusahaan.
1.2 Tinjauan Pustaka