59
Melalui rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan, siswa yang tadinya masih memiliki keterampilan membaca pemahaman yang masih rendah
diharapkan dapat
mengalami peningkatan
dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, yaitu dapat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran membaca
pemahaman. Jika siswa sudah dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, maka diharapkan siswa yang memiliki keterampilan membaca pemahaman
yang masih rendah dapat meningkatkan keterampilannya dibuktikan dengan hasil belajar yang mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan di
SD Negeri 1 Kertosari Temanggung.
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Membaca Pemahaman dengan
Penerapan Metode KWL
Penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung dilaksanakan
dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, masing- masing pertemuan berlangsung selama 70 menit. Sementara siklus kedua
dilaksanakan dua kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan berlangsung selama 70 menit.
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2017, 3 Februari 2017, dan 10 Februari 2017. Sedangkan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 17
Februari 2017, dan 24 Februari 2017. Penelitian dilaksanakan pada semester II, disesuaikan dengan materi yang terdapat pada kurikulum pembelajaran.
Perencanaan yang disusun untuk memperbaiki proses pembelajaran disesuaikan dengan waktu yang tersedia, yaitu satu kompetensi dasar yang terdiri
dari beberapa indikator dan diselesaikan dalam waktu lima kali pertemuan.
60
Peneliti dan guru saling bekerjasama untuk melaksanakan perbaikan dalam pembelajaran membaca pemahaman.
Metode KWL yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman dilaksanakan secara berkelompok agar dalam mengikuti proses
pembelajaran, siswa dapat terlibat aktif dalam sumbang saran saat berdiskusi dengan kelompoknya. Pembagian kelompok dibimbing oleh guru secara acak.
Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini mencakup empat tahapan, yaitu: 1 perencanaan, 2 tindakan, 3 observasi, dan 4 refleksi yang
dilaksanakan dalam setiap siklus.
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1 Perencanaan
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah perencanaan. Perencanaan perbaikan pembelajaran untuk mengatasi rendahnya
keterampilan membaca pemahaman siswa disusun setelah peneliti melakukan observasi untuk mengetahui kondisi pembelajaran membaca pemahaman siswa
kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas V untuk mengatasi permasalahan yang ada, yaitu rendahnya keterampilan
membaca pemahaman siswa. Penyebab terjadinya permasalahan dalam kegiatan membaca pemahaman telah diidentifikasi oleh peneliti dan guru, yaitu siswa
mengalami kesulitan dalam beberapa hal, diantaranya dalam memahami isi bacaan, mengidentifikasi gagasanide pokok, menemukan informasi penting
dalam bacaan, menemukan arti dari kata-kata sukar, dan menyimpulkan isi bacaan. Setelah peneliti dan guru berdiskusi mengenai permasalahan siswa dalam
61
membaca pemahaman, peneliti bersama guru merancang perencanaan pembelajaran untuk memecahkan masalah dalam membaca pemahaman siswa.
Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang terjadi, peneliti dan guru memutuskan untuk menggunakan metode KWL yang diyakini dapat
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Hasil dari perencanaan siklus I dijelaskan sebagai berikut.
a. Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas
yang diadakan setiap hari Jumat selama tiga kali pertemuan. b.
Peneliti dan guru membuat skenario pembelajaran dan perangkat pembelajaran, serta menyiapkan instrumen penelitian, yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP, bahan bacaan dan lembar kerja, soal tes membaca
pemahaman serta lembar jawaban.
2 Tindakan Siklus I
Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas ini adalah pelaksanaan tindakan berdasarkan perencanaan yang sudah dirancang. Berikut uraian pelaksanaan
tindakan dalam siklus pertama. a.
Pertemuan pertama siklus I Jumat, 27 Januari 2017 guru menyajikan materi berupa cara memahami bacaan dengan menggunakan metode KWL. Guru
menjelaskan kepada siswa pentingnya memahami suatu bacaan dengan terlebih dahulu menentukan tujuan membaca. Setelah siswa paham pentingnya
memahami bacaan, guru mengenalkan metode yang akan digunakan untuk membantu siswa dalam memahami bacaan. Guru menjelaskan tentang metode
KWL dan cara menggunakannya. Siswa bersama dengan guru mencoba
62
memahami bacaan dengan menggunakan metode tersebut, dimulai dengan membahas sebuah topik bacaan. Langkah pertama guru menuliskan topik
bacaan “Legenda Candi Prambanan” pada papan tulis, kemudian siswa mengemukakan pengetahuan dan pengalamannya berdasarkan topik bacaan
yang kemudian dituliskan di papan tulis. Setelah itu, guru memancing siswa untuk bertanya tentang apa yang ingin diketahui dari topik tersebut, yang
kemudian dituliskan di papan tulis yang berupa pertanyaan. Pertanyaan tersebut akan menjadi tujuan membaca. Setelah siswa paham, guru membentuk
siswa menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Guru memberikan teks bacaan dan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan bersama kelompoknya. Siswa diminta untuk membaca teks bacaan “Legenda Candi Prambanan”. Siswa akan memahami bacaan tersebut
yang kemudian mencatat jawaban dari pertanyaan yang sudah dituliskan sebelumnya beserta informasi penting yang ditemukan dari bacaan.
b. Pertemuan kedua siklus I Jumat, 3 Februari 2017 guru menyajikan materi
berupa gagasanide pokok cerita. Terlebih dahulu guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi tentang gagasanide pokok cerita. Guru menjelaskan
tentang gagasan pokok cerita agar siswa kembali paham. Setelah paham, siswa diberi teks cerita yang berjudul “Kebaikan Akan Selalu Menang”. Siswa
diminta membaca teks cerita tersebut untuk memahaminya dan menuliskan kata-kata sukar yang ditemukan dalam teks cerita. Setelah siswa memahami isi
cerita dan menuliskan kata-kata sukar yang ditemukannya, guru mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai arti dari kata-kata sukar yang ditemukan
63
siswa. Guru bersama dengan siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi gagasan pokok yang terdapat dalam cerita. Beberapa siswa sudah dapat menemukan
gagasan cerita dengan cukup baik. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dan ditugaskan untuk mencatat beberapa informasi penting yang ditemukan
dalam teks bacaan dan menyimpulkan isi bacaan tersebut. Kemudian guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusi bersama
kelompoknya. Guru mengkonfirmasi hasil pekerjaan siswa. Setelah siswa paham, guru kembali mengajak siswa untuk menjawab pertanyaan yang
terdapat dalam lembar kerja secara lisan. c.
Pertemuan ketiga siklus I Jumat, 10 Februari 2017 guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi tentang memahami bacaan dengan
menggunakan metode KWL. Untuk mengetahui apakah siswa sudah paham betul mengenai pembelajaran yang sudah disampaikan sebelumnya, guru
memberi teks bacaan berjudul “Bangunan Sekolah Sari Taman 03 Runtuh” untuk dipahami dan diidentifikasi gagasanide pokok cerita. Siswa
mengerjakan tugas tersebut dengan berdiskusi bersama kelompoknya yang kemudian perwakilan setiap kelompok membacakan hasil pekerjaannya. Guru
mengkonfirmasi hasil pekerjaan siswa yang sudah dibacakan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami,
kemudian bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran. Selanjutnya guru membagikan soal tes siklus I untuk dikerjakan siswa secara individu.
64
3 Observasi
Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan pembelajaran
pada siklus I, yaitu dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas. Pengamatan
yang dilakukan berdasarkan pedoman pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Pengamatan ini mengungkapkan berbagai hal menarik dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode KWL. Data yang dikumpulkan adalah data keberhasilan proses yang berupa proses perubahan
kinerja pembelajaran akibat implementasi tindakan dan data keberhasilan produk yang berupa hasil kegiatan pembelajaran setelah pelaksanaan.
a Keberhasilan Proses
Data keberhasilan proses yang dilihat dari proses perubahan kinerja pembelajaran membaca pemahaman akibat implementasi tindakan diperoleh dari
hasil pengamatan dari aktivitas guru dan siswa dengan bantuan pedoman pengamatan.
1 Aktivitas Guru pada Pelaksanaan Siklus I
Pengamatan terhadap aktivitas guru meliputi penyampaian materi, pembimbingan siswa dan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman
dengan metode KWL. Secara keseluruhan ketiga aspek yang diamati dalam lembar observasi guru sudah terlaksana dengan baik. Pada lembar observasi,
penilaian pada pertemuan pertama dan kedua baik, akan tetapi pada pertemuan ketiga kurang karena ada beberapa aspek yang tidak dilakukan dan hanya
65
mengulang materi sehingga mengurangi skor penilaian pada lembar observasi. Penyampaian materi oleh guru telah dilaksanakan dengan cukup baik, dengan
terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan materi tentang memahami bacaan, memberikan motivasi kepada siswa untuk berperan aktif
dalam pembelajaran, dan memperkenalkan kepada siswa tentang metode KWL yang akan digunakan. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apabila ada hal-hal yang belum dimengerti. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru dapat mengelola kelas dengan cukup baik, yang
dilihat dari suasana kelas yang cukup tenang. Dalam aspek pembimbingan siswa, guru membimbing siswa dalam
berdiskusi dengan cukup baik. Ketika kegiatan diskusi kelompok berlangsung, guru berkeliling untuk mengarahkan siswa dan membantu siswa ketika mengalami
kesulitan dalam mengerjakan lembar kerja saat berdiskusi. Pada saat pelaksanaan metode KWL dalam pembelajaran membaca pemahaman, guru mengajak siswa
untuk menyampaikan pengetahuan dan pengalamannya yang berkaitan dengan topik bacaan, kemudian meminta siswa untuk membuat pertanyaan tentang apa
yang ingin diketahui dari topik bacaan. Apabila siswa merasa kesulitan saat menyampaikan pengetahuan serta pengalamannya, dan kesulitan saat membuat
pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui dari topik bacaan, guru memberi motivasi kepada siswa dengan memberikan contoh agar siswa dapat
menyampaikannya dengan baik. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca pemahaman dengan
metode KWL, guru melaksanakannya dengan cukup runtut. Hal ini dapat dilihat
66
dari guru terlebih dahulu mengajak siswa untuk mengisi kolom know apa yang telah saya ketahui dan kolom want to know apa yang ingin saya ketahui pada
tabel KWL. Setelah itu, guru meminta siswa untuk membaca dan memahami teks bacaan untuk mengisi kolom learned apa yang saya pelajari. Materi yang
disampaikan pada siklus I selain penggunaan metode KWL dalam membaca pemahaman, guru juga menyampaikan materi tentang gagasanide pokok,
menemukan informasi penting dari bacaan, menemukan arti dari kata-kata sukar yang ditemukan dalam bacaan, dan menyimpulkan isi bacaan, yang pada dasarnya
materi tersebut sudah pernah dipelajari siswa, namun guru ingin memperdalam materi tersebut.
Apabila siswa sudah selesai berdiskusi, guru selalu meminta perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, karena siswa masih
belum mempunyai keberanian untuk menunjuk dirinya sendiri. Pada akhir pembelajaran, guru mengajak siswa untuk mengkonfirmasi hasil pekerjaan siswa
dan menyimpulkan materi yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran. Suasana pembelajaran cukup efektif karena peran guru hanya sebagai fasilitator sehingga
siswa menjadi lebih aktif dalam belajar, namun kegiatan diskusi masih didominasi oleh beberapa orang siswa. Selain itu siswa masih belum aktif untuk
menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Hal ini dikarenakan guru kurang memotivasi siswa dengan baik.
2 Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Siklus I
Pengamatan terhadap aktivitas siswa meliputi respon siswa, keterampilan membaca pemahaman, dan penerimaan siswa terhadap metode KWL dalam
67
membaca pemahaman. Pada lembar observasi, penilaian pada pertemuan pertama masih gagal karena dalam kemampuan membaca pemahaman, materi baru sampai
pada memahami isi bacaan, pertemuan kedua dan ketiga cukup baik. Aktivitas siswa terlihat mengalami perubahan secara bertahap ketika guru menerapkan
metode KWL dalam pembelajaran membaca pemahaman. Ketika guru memperkenalkan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode KWL,
siswa menjadi antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Pada pelaksanaan siklus I, respon siswa cukup baik, siswa mampu
menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapatnya, meskipun hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif. Siswa melaksanakan kegiatan diskusi
kelompok dengan baik, namun hanya terlihat beberapa orang siswa yang mendominasi. Pada saat guru selesai menyampaikan materi ataupun petunjuk
dalam mengerjakan lembar kerja, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, hanya terlihat beberapa siswa yang
berani bertanya. Akan tetapi, pada saat guru berkeliling untuk mengamati diskusi siswa, masih banyak siswa yang menanyakan hal-hal yang belum dipahami
kepada guru. Berdasarkan pengamatan, siswa menjadi lebih aktif dalam menyampaikan
pendapat walaupun masih ada beberapa orang siswa yang terlihat malu dan takut. Sedangkan pengamatan terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa cukup
baik karena siswa sudah dapat memahami isi bacaan, menemukan gagasanide pokok cerita, menemukan informasi penting dari bacaan, menemukan arti dari
kata-kata sukar yang ditemukan dalam bacaan, dan menyimpulkan isi bacaan.
68
Pelaksanaan metode KWL dalam pembelajaran membaca pemahaman sudah berjalan dengan baik, siswa sudah mampu menyampaikan pengetahuan dan
pengalamannya serta membuat pertanyaan apa yang ingin diketahuinya dari topik bacaan meskipun dengan bantuan guru. Pada saat berdiskusi dalam mengisi
kolom learned, masih ada beberapa siswa yang bertanya tentang apa yang harus dituliskan, sehingga guru perlu menjelaskan kembali di depan kelas agar semua
siswa paham. Namun, secara keseluruhan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman telah mengalami kemajuan. Hal ini terlihat dengan adanya
perubahan sikap, keaktifan dan keterampilan membaca siswa. Dengan adanya metode KWL ini siswa dapat memiliki keberanian untuk curah pendapat dengan
menyampaikan pengetahuan dan pengalamannya, serta menyampaikan hal apa yang ingin diketahuinya. Selain itu, siswa dapat mengembangkan kemampuan
berdiskusi dan bekerja sama bersama kelompoknya, dan sebagainya. Pembelajaran membaca pemahaman dengan metode KWL membuat pembelajaran
menjadi berpusat pada siswa, karena bertujuan untuk mengaktifkan pemikiran siswa.
b Keberhasilan Produk
Keberhasilan produk merupakan hasil dari kegiatan pembelajaran setelah pelaksanaan tindakan yang didapatkan dari hasil tes evaluasi siswa. Tes
kemampuan membaca pemahaman digunakan untuk menumbuhkan pemahaman siswa dan mengukur keterampilan membaca pemahaman siswa. Dengan
dilakukannya tes, siswa dapat menguji pemahaman materi dan mengasah kemampuan individu mereka, sehingga pemahaman siswa yang diperoleh selama
69
mengikuti proses pembelajaran semakin meningkat. Dengan meningkatnya pemahaman materi, siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes
membaca pemahaman pada akhir siklus. Hasil tes membaca pemahaman siklus I dapat digambarkan dalam tabel berikut.
Tabel 3. Hasil Tes Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I
No Nama
Pra Tindakan Siklus I
Keterangan
1 S1
68 72
Belum Tuntas 2
S2 60
68 Belum Tuntas
3 S3
72 72
Belum Tuntas
4 S4
72 68
Belum Tuntas
5 S5
56 60
Belum Tuntas
6 S6
68 72
Belum Tuntas
7 S7
52 64
Belum Tuntas
8 S8
72 76
Tuntas 9
S9 80
80 Tuntas
10 S10
52 64
Belum Tuntas
11 S11
76 80
Tuntas
12 S12
76 76
Tuntas
13 S13
64 64
Belum Tuntas
14 S14
72 72
Belum Tuntas
15 S15
68 72
Belum Tuntas
16 S16
76 88
Tuntas
17 S17
60 72
Belum Tuntas
18 S18
72 80
Tuntas
19 S19
76 84
Tuntas
20 S20
72 80
Tuntas
21 S21
72 84
Tuntas
22 S22
68 72
Belum Tuntas
23 S23
76 88
Tuntas
24 S24
76 80
Tuntas
25 S25
72 72
Belum Tuntas
26 S26
76 76
Tuntas
27 S27
60 80
Tuntas
28 S28
60 80
Tuntas
29 S29
72 80
Tuntas
30 S30
76 76
Tuntas
31 S31
80 84
Tuntas
32 S32
72 80
Tuntas
33 S33
68 76
Tuntas
34 S34
72 84
Tuntas
35 S35
80 88
Tuntas
36 S36
52 56
Belum Tuntas
37 S37
60 68
Belum Tuntas
38 S38
76 80
Tuntas
Jumlah 2632
2868 Rata-rata
69,26 75,47
Persentase 31,57
57,89 Belum Tuntas
70
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rerata tes membaca pemahaman pasca tindakan siklus I mengalami peningkatan 6,21 dibanding tes
pra tindakan, yaitu dari 69,26 menjadi 75,47. Selain itu siswa juga mengalami peningkatan dalam pencapaian KKM. Pada tes membaca pemahaman pra
tindakan, siswa yang mencapai KKM sebanyak 12 siswa dengan persentase 31,57, sedangkan pada tes membaca pemahaman pasca tindakan siklus I siswa
yang mencapai KKM sebanyak 22 siswa dengan persentase 57,89, sehingga peningkatan dalam pencapaian KKM sebesar 26,32. Siswa yang belum
mencapai KKM pada tes pra tindakan berjumlah 26 siswa 68,43, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM atau tidak mengalami perubahan pada tes
membaca pemahaman pasca tindakan siklus I berjumlah 16 siswa 42,11. 4
Refleksi Tahap keempat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi. Kegiatan
refleksi merupakan bagian yang penting dalam proses penelitian tindakan kelas. Refleksi merupakan kegiatan untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan, dan
mengkaji secara mendalam kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang diterapkan pada pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan yang dilakukan dalam
refleksi adalah mengkaji dan mempertimbangkan proses, masalah, persoalan, kendala, dan hasil yang diperoleh dari pengamatan.
Pada tahap refleksi, peneliti bersama guru melakukan evaluasi proses pembelajaran membaca pemahaman yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa dengan penerapan metode KWL.
71
Hasil tes keterampilan membaca pemahaman pascatindakan siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil tes pratindakan, akan tetapi
peningkatan tersebut belum dinilai memuaskan oleh peneliti dan guru karena peningkatan pencapaian KKM hanya sebesar 26,32 yaitu berjumlah 10 siswa.
Berdasarkan hasil tes pascatindakan siklus I dapat diketahui adanya peningkatan nilai rerata dari tes pratindakan ke tes pascatindakan siklus I yaitu
dari 69,26 menjadi 75,47. Sedangkan siswa yang sudah tuntas dalam tes kemampuan membaca pemahaman yang mencapai KKM yaitu mengalami
peningkatan sebesar 26,32, dari 31,57 menjadi 57,89. Meskipun demikian, peningkatan tersebut belum maksimal karena baru 10 siswa yang mengalami
peningkatan dari hasil tes membaca pemahaman pratindakan ke tes membaca pemahaman pascatindakan siklus I. Meskipun rerata tes membaca pemahaman
pascatindakan siklus I sudah mencapai 75,47, namun masih 42,11 siswa yang belum mencapai KKM.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dalam tindakan siklus I, siswa masih mengalami kendala-kendala selama proses pembelajaran membaca
pemahaman, diantaranya : 1 siswa belum sepenuhnya paham dengan metode KWL, yaitu dalam mengisi tabel KWL; 2 hanya beberapa orang siswa yang
terlihat aktif dan berani untuk bertanya maupun mengemukakan pendapat, jadi kebanyakan siswa masih belum berpartisipasi aktif, sehingga guru harus
menunjuk siswa untuk berpendapat; 3 hanya beberapa siswa yang mendominasi dalam diskusi kelompok. Meskipun demikian, secara keseluruhan pelaksanaan
pembelajaran membaca pemahaman dengan metode KWL berjalan dengan lancar.
72
Permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diatasi agar upaya peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa dengan penerapan metode
KWL dapat berhasil sesuai dengan perencanaan. Beberapa perbaikan yang akan dilaksanakan meliputi menjelaskan kembali metode KWL dan apa yang harus
diisi dalam tabel KWL untuk membantu dalam memahami bacaan, melaksanakan pembelajaran dengan permainan perlombaan agar siswa berantusias untuk terlibat
aktif dalam diskusi kelompok maupun bertanya dan mengemukakan pendapat di depan kelas, serta memberikan reward berupa stiker bintang kepada setiap
kelompok yang menang dalam perlombaan untuk memberikan motivasi. Dalam diskusi kelompok, guru tidak akan melakukan perubahan dalam pembagian
kelompok agar dapat diketahui adanya perubahan dan peningkatan dalam pelaksanaan kerja kelompok. Selain itu, guru juga akan membimbing siswa dalam
melakukan diskusi kelompok dengan memberikan motivasi agar semua siswa terlibat aktif. Pembelajaran membaca pemahaman juga dilaksanakan lebih santai
dan menarik dengan kegiatan bermain sambil belajar serta meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Selain terdapat beberapa permasalahan yang menjadi kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman siklus I, terdapat pula hal yang
positif yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran, antara lain: 1 siswa mulai antusias dalam mengikuti pembelajaran; 2 siswa dapat mengembangkan
pengetahuan, daya nalar, keterampilan, keberanian; dan 3 siswa dapat berlatih bekerjasama dalam kelompoknya.
73
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil tes yang diperoleh, serta hasil refleksi yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan
pembelajaran membaca pemahaman siklus I belum maksimal. Agar memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka peneliti dan guru menyusun
rencana perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya, yaitu siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1 Perencanaan
Tahap pertama dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah perencanaan. Peneliti dan guru menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan
pada siklus ini untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus I yang masih belum maksimal. Hasil dari perencanaan siklus I adalah sebagai berikut.
a. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk merumuskan tindakan perbaikan yang
akan dilakukan pada siklus II. b.
Peneliti bersama guru sepakat akan melakukan pembelajaran bermain sambil belajar agar siswa lebih menarik dan antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. c.
Guru menjelaskan kembali mengenai metode KWL dan cara-cara mengisi tabel KWL untuk membantu dalam memahami bacaan.
c. Peneliti dan guru membuat skenario pembelajaran dan perangkat pembelajaran,
serta menyiapkan instrumen penelitian, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, bahan bacaan dan lembar kerja, soal tes membaca
pemahaman serta lembar jawaban.
74
d. Peneliti dan guru membuat aturan permainan yang akan digunakan dalam
pembelajaran dan menyiapkan reward untuk diberikan kepada kelompok terbaik.
2 Tindakan Siklus II
Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas ini adalah pelaksanaan tindakan berdasarkan perencanaan yang sudah dirancang. Berikut uraian pelaksanaan
tindakan dalam siklus kedua. a.
Pertemuan pertama siklus II 17 Februari 2017 guru menjelaskan kembali mengenai metode KWL dan cara-cara mengisi tabel KWL secara detail untuk
membantu dalam memahami bacaan. Guru menjelaskan bahwa pembelajaran pada hari itu akan dilakukan dengan bermain sambil belajar, yaitu dengan
perlombaan. Guru menjelaskan aturan dalam permainan. Guru mengkondisikan siswa agar berkumpul bersama kelompoknya masing-masing. Siswa
berkelompok sesuai instruksi yang diberikan oleh guru. Guru membagikan lembar kerja untuk didiskusikan siswa. Lembar kerja berisi teks bacaan yang
harus dibaca oleh semua siswa untuk dipahami. Siswa berdiskusi untuk mengisi tabel KWL yang terdapat pada lembar kerja yang telah disediakan.
Selain mengisi tabel KWL, siswa berdiskusi untuk menjawab beberapa pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja.
Guru melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode KWL yang penerapannya pada siklus II tidak berbeda dengan siklus I. Akan
tetapi, pelaksanaan pembelajaran ditambah dengan permainan agar siswa menjadi lebih antusias dalam belajar dan berdiskusi dengan kelompoknya.
75
Pada pertemuan pertama siklus kedua, siswa berdiskusi dengan baik yang bisa dilihat dari semua siswa terlihat berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok,
karena guru sudah memberikan motivasi kepada siswa. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi dan mengerjakan lembar kerja, guru mengajak
siswa untuk memulai melakukan permainan. Sebelum dimulai, guru kembali menjelaskan aturan permainan yang akan dilakukan. Guru membagikan nomor
kelompok sebagai identitas dari masing-masing kelompok. Guru menghimbau salah satu siswa dalam setiap kelompok untuk memegang nomor kelompok.
Permainan yang dilakukan adalah dengan berlomba-lomba mengangkat nomor kelompok, bagi kelompok yang paling cepat maka itulah pemenangnya.
Pemenang dari setiap permainan maju ke depan kelas untuk menuliskan hasil diskusi kelompoknya. Setiap perwakilan yang maju ke depan kelas hanya
diminta untuk menuliskan satu poin dalam setiap tabel yang akan diberi satu buah stiker bintang untuk ditempelkan pada papan bintang KWL. Pada akhir
permainan, aka nada 4 kelompok yang mendapatkan 3 bintang, maka kelompok tersebut yang dinilai sebagai kelompok terbaik dan akan
mendapatkan hadiah dari guru. Pada akhir pembelajaran, guru bersama dengan siswa mengkonfirmasi
hasil pekerjaan dari diskusi kelompok yang telah dilakukan dan jawaban siswa yang dituliskan pada papan tulis.
b. Pertemuan kedua siklus II Jumat, 24 Februari 2017 guru mengajak siswa
untuk mengingat kembali pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Guru membagikan teks bacaan kepada siswa dan kemudian diminta untuk
76
memahaminya dan mengidentifikasi gagasanide pokok cerita. Selain itu, siswa diminta untuk mencatat informasi penting yang ditemukan dalam teks bacaan.
Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, beberapa siswa diminta untuk membacakan hasil pekerjaannya. Guru mengajak siswa untuk membahas hasil
pekerjaan yang telah dipresentasikan. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan. Guru
membagikan soal tes evaluasi membaca pemahaman siklus II untuk dikerjakan siswa secara individu.
3 Observasi
Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan pembelajaran
pada siklus II, yaitu dari pertemuan pertama dan kedua. Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas. Pengamatan yang
dilakukan berdasarkan pedoman pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Pengamatan ini mengungkapkan berbagai hal menarik dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode KWL. Data yang dikumpulkan adalah data keberhasilan proses yang berupa proses perubahan
kinerja pembelajaran akibat implementasi tindakan dan data keberhasilan produk
yang berupa hasil kegiatan pembelajaran setelah pelaksanaan.
a Keberhasilan Proses
Data keberhasilan proses yang dilihat dari proses perubahan kinerja pembelajaran membaca pemahaman akibat implementasi tindakan diperoleh dari
77
hasil pengamatan dari aktivitas guru dan siswa dengan bantuan pedoman pengamatan.
1 Aktivitas Guru pada Pelaksanaan Siklus II
Pengamatan terhadap aktivitas guru meliputi penyampaian materi, pembimbingan siswa dan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman
dengan metode KWL. Secara keseluruhan ketiga aspek yang diamati dalam lembar observasi guru semakin terlaksana dengan baik. Pada pertemuan pertama
dan kedua, skor penilaian pada lembar observasi baik sekali. Penyampaian materi oleh guru telah dilaksanakan dengan baik, dengan mengulang materi agar siswa
semakin paham, dengan tidak lupa terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan materi tentang memahami bacaan, menjelaskan
kembali materi tentang memahami bacaan melalui metode KWL, mengulang kembali cara mengisi tabel KWL, dan memberikan motivasi kepada siswa untuk
berperan aktif dalam pembelajaran dengan permainan dan memberikan reward. Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada
hal-hal yang belum dipahami. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru mengelola kelas dengan sangat baik, ada kalanya suasana kelas tenang saat
mendengarkan penjelasan guru, dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya.
Dalam aspek pembimbingan siswa, guru membimbing siswa dalam berdiskusi dengan baik, dengan terlebih dahulu memberikan arahan kepada semua
siswa tentang kegiatan diskusi dan apa yang didiskusikan. Ketika kegiatan diskusi kelompok berlangsung, guru berkeliling untuk mengamati diskusi siswa
78
dan membantu siswa jika mengalami kesulitan. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru mengajak siswa untuk melaksanakan permainan. Guru menjelaskan aturan
permainan dan membagikan nomor kelompok untuk dipegang oleh salah satu siswa pada masing-masing kelompok. Guru memandu perlombaan antar
kelompok dan memilih kelompok mana yang paling cepat mengangkat nomor kelompoknya. Guru mempersilahkan perwakilan kelompok yang terpilih untuk
mengisi tabel KWL mulai dari kolom know, want to know, learned dengan masing-masing poin dalam setiap kolom akan diberikan satu stiker bintang
sebagai reward. Akan ada empat kelompok yang mendapatkan 3 bintang yang merupakan kelompok terbaik. Pembelajaran bermain sambil belajar tersebut
digunakan guru dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran, memiliki keberanian untuk bertanya maupun mengemukakan
pendapat, meningkatkan kerja sama siswa dalam bekerja kelompok, dan memiliki keberanian untuk menunjuk dirinya maju ke depan kelas.
Selain permainan tabel KWL, guru juga mengulang materi tentang gagasanide pokok, menemukan informasi penting dari bacaan, menemukan arti
dari kata-kata sukar yang ditemukan dalam bacaan, dan menyimpulkan isi bacaan, dengan meminta siswa untuk mengerjakan soal pada lembar kerja agar siswa
menjadi semakin paham. Pada akhir pembelajaran, guru mengajak siswa untuk mengkonfirmasi hasil pekerjaan siswa dan menyimpulkan materi yang diperoleh
dari kegiatan pembelajaran. Suasana pembelajaran sangat efektif dengan peran guru sebagai fasilitator dan permainan yang digunakan membuat siswa menjadi
antusias dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran membaca pemahaman.
79
2 Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Siklus II
Pengamatan terhadap aktivitas siswa meliputi respon siswa, keterampilan membaca pemahaman, dan penerimaan siswa terhadap metode KWL dalam
membaca pemahaman. Aktivitas siswa terlihat mengalami peningkatan dengan diterapkannya pembelajaran bermain sambil belajar untuk mendukung
pembelajaran membaca pemahaman dengan metode KWL. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi siswa, skor penilaian yang didapat menunjukkan kriteria
baik sekali. Ketika guru memotivasi siswa dengan menjelaskan akan melakukan pembelajaran yang disertai dengan permainan, siswa menjadi antusias untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada pelaksanaan pembelajaran, respon siswa sangat baik, siswa sudah
memiliki keberanian untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapatnya. Siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok dengan baik, yaitu
semua siswa sudah ikut serta dalam berdiskusi. Apabila merasa kesulitan, siswa sudah tidak malu lagi untuk bertanya pada guru. Suasana pembelajaran pun sudah
efektif, siswa bersikap tenang saat mendengarkan penjelasan guru, namun juga berperan aktif saat kegiatan diskusi kelompok.
Berdasarkan pengamatan, siswa sudah semakin aktif dalam bertanya, menyampaikan pendapat, maupun menjawab pertanyaan. Sedangkan pengamatan
terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa sudah semakin baik yang terlihat dari jawaban siswa pada lembar kerja. Pelaksanaan metode KWL dalam
pembelajaran membaca pemahaman sudah berjalan dengan sangat baik, siswa menyampaikan pengetahuan dan pengalamannya serta membuat pertanyaan apa
80
yang ingin diketahuinya dari topik bacaan dengan baik tanpa bantuan guru. Pada saat berdiskusi dalam mengisi kolom learned, siswa sudah semakin paham dan
tidak perlu bertanya pada guru. Peningkatan yang terlihat adalah pada keaktifan dan antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Pada saat melakukan permainan, siswa sangat berperan aktif dan menunjukkan antusiasnya dengan berlomba-lomba untuk menjadi
kelompok terbaik. Hal ini sangat membantu untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b Keberhasilan Produk
Keberhasilan produk merupakan hasil dari kegiatan pembelajaran setelah pelaksanaan tindakan siklus II yang didapatkan dari hasil tes evaluasi siswa. Tes
keterampilan membaca pemahaman digunakan untuk menumbuhkan pemahaman siswa dan mengukur keterampilan membaca pemahaman siswa. Dengan
dilakukannya tes, siswa dapat menguji pemahaman materi dan mengasah kemampuan individu mereka, sehingga pemahaman siswa yang diperoleh selama
mengikuti proses pembelajaran semakin meningkat. Dengan meningkatnya pemahaman materi, siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes
membaca pemahaman pada akhir siklus. Hasil tes kemampuan membaca pemahaman siklus II dapat digambarkan dalam tabel berikut.
81
Tabel 4. Hasil Tes Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II No Nama Pra Tindakan Siklus I
Siklus II Keterangan
1 S1
68 72
80 Tuntas
2 S2
60 68
68 Belum Tuntas
3 S3
72 72
72 Belum Tuntas
4 S4
72 68
76 Tuntas
5 S5
56 60
72 Belum Tuntas
6 S6
68 72
76 Tuntas
7 S7
52 64
64 Belum Tuntas
8 S8
72 76
84 Tuntas
9 S9
80 80
96 Tuntas
10 S10
52 64
76 Tuntas
11 S11
76 80
80 Tuntas
12 S12
76 76
88 Tuntas
13 S13
64 64
80 Tuntas
14 S14
72 72
88 Tuntas
15 S15
68 72
84 Tuntas
16 S16
76 88
88 Tuntas
17 S17
60 72
84 Tuntas
18 S18
72 80
80 Tuntas
19 S19
76 84
88 Tuntas
20 S20
72 80
80 Tuntas
21 S21
72 84
84 Tuntas
22 S22
68 72
74 Belum Tuntas
23 S23
76 88
88 Tuntas
24 S24
76 80
80 Tuntas
25 S25
72 72
88 Tuntas
26 S26
76 76
92 Tuntas
27 S27
60 80
80 Tuntas
28 S28
60 80
80 Tuntas
29 S29
72 80
84 Tuntas
30 S30
76 76
88 Tuntas
31 S31
80 84
88 Tuntas
32 S32
72 80
88 Tuntas
33 S33
68 76
80 Tuntas
34 S34
72 84
84 Tuntas
35 S35
80 88
92 Tuntas
36 S36
52 56
64 Belum Tuntas
37 S37
60 68
84 Tuntas
38 S38
76 80
88 Tuntas
Jumlah 2632
2868 3110
Rata-rata 69,26
75,47 81,84
Persentase 31,57
57,89 84,21
Tuntas
82
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rerata tes membaca pemahaman pascatindakan siklus II mengalami peningkatan 6,37 dibanding tes
membaca pemahaman pascatindakan siklus I, yaitu dari 75,47 menjadi 81,84. Selain itu siswa juga mengalami peningkatan dalam pencapaian KKM. Pada tes
membaca pemahaman siklus I, siswa yang mencapai KKM sebanyak 22 siswa dengan persentase 57,89, sedangkan pada tes membaca pemahaman siklus II
siswa yang mencapai KKM sebanyak 32 siswa dengan persentase 84,21, sehingga peningkatan dalam pencapaian KKM sebesar 26,32. Siswa yang belum
mencapai KKM pada tes membaca pemahaman siklus I berjumlah 26 siswa 68,43, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM atau tidak mengalami
perubahan pada tes membaca pemahaman siklus II berjumlah 6 siswa 15,78. 4
Refleksi Tahap keempat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi. Kegiatan
refleksi merupakan bagian yang penting dalam proses penelitian tindakan kelas. Refleksi merupakan kegiatan untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan, dan
mengkaji secara mendalam kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang diterapkan pada pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan yang dilakukan dalam
refleksi adalah mengkaji dan mempertimbangkan proses, masalah, persoalan, kendala, dan hasil yang diperoleh dari pengamatan.
Pada tahap refleksi, peneliti bersama guru melakukan evaluasi proses pembelajaran membaca pemahaman yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan membaca pemahaman
siswa dengan penerapan metode KWL.
83
Pada siklus II, nilai rerata tes membaca pemahaman mengalami peningkatan dari siklus I. nilai rerata tes membaca pemahaman pascatindakan siklus II adalah
81,84 yakni meningkat 6,37 dari nilai rerata tes membaca pemahaman siklus I, sedangkan siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal meningkat
sebesar 26,32 yaitu dari 57,89 menjadi 84,21. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dalam tindakan siklus II, siswa
sudah mengalami banyak peningkatan dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode KWL. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, siswa
sudah semakin antusias dalam mengikuti pembelajaran yang dilihat dengan keaktifannya dalam bertanya maupun menyampaikan pendapatnya dan dalam
berdiskusi dengan kelompoknya. Berdasarkan hasil pengamatan, hasil tes yang diperoleh, serta hasil refleksi
yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman siklus II sudah maksimal. Hasil yang dicapai dirasa sudah
cukup memuaskan, karena indikator keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai.
B. Pembahasan Hasil Penelitian