85
pembelajaran yang tepat agar keterampilan membaca pemahaman siswa meningkat. Metode pembelajaran membaca pemahaman yang dipilih oleh peneliti
dan guru adalah metode KWL yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Metode KWL adalah salah satu metode
pembelajaran membaca yang menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca Sani, 2013: 274.
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Membaca Pemahaman dengan Penerapan
Metode KWL a.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan kelas membaca pemahaman dengan metode KWL pada siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama sampai
ketiga berlangsung selama 70 menit. Sebelum pelaksanaan tindakan, terlebih dahulu konsep tindakan disusun secara matang, mulai dari waktu pelaksanaan,
instrumen penelitian, skenario pembelajaran, hingga perangkat pembelajaran yang diperlukan.
Pada pelaksanaan tindakan siklus I materi yang dibahas mengenai memahami bacaan dengan penerapan metode KWL, mengidentifikasi gagasanide
pokok cerita, mencatat informasi penting dari bacaan, menemukan arti dari kata- kata sukar yang ditemukan dari bacaan, dan menyimpulkan isi bacaan. Dalam
kegiatan pembelajaran siswa diminta untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Siswa tampak bersemangat dan antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan diskusi kelompok. Dari hasil observasi pada saat pelaksanaan tindakan, aktivitas siswa dan
guru cukup baik, namun perlu untuk ditingkatkan karena masih terdapat beberapa
86
kekurangan. Kekurangan tersebut disebabkan terdapat beberapa kendala dalam proses pembelajaran, seperti siswa belum sepenuhnya paham dengan metode
KWL, hanya beberapa siswa yang terlihat aktif dan berani untuk bertanya maupun mengemukakan pendapat sehingga guru harus menunjuk siswa untuk
berpendapat, dan hanya beberapa siswa yang mendominasi dalam diskusi kelompok.
Berdasarkan hasil tes membaca pemahaman pascatindakan siklus I, diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rerata sebesar 6,21 dari tes pratindakan
sedangkan pencapaian KKM juga mengalami peningkatan sebesar 26,32 dibandingkan dengan hasil tes pratindakan yaitu menjadi 22 siswa. Hasil yang
diperoleh tersebut belum mencapai indikator keberhasilan produk yang ditentukan, yaitu 75 atau lebih siswa yang dapat mencapai KKM, sehingga perlu
ditingkatkan lagi.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 70 menit. Sebelum dilakukan
tindakan, terlebih dahulu membuat perencanaan berupa RPP, perangkat pembelajaran, serta instrumen penelitian agar memperoleh hasil yang lebih baik
dari siklus I. Pada pelaksanaan siklus II akan dilakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran membaca pemahaman.
Pada pelaksanaan siklus II materi yang disampaikan masih sama dengan siklus I, akan tetapi dilakukan variasi pembelajaran bermain sambil belajar.
Sebelum siswa diminta untuk berkumpul dengan kelompoknya, siswa terlebih
87
dahulu mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya akan siswa semakin paham, terutama dalam memahami bacaan
dengan metode KWL. Guru menjelaskan kembali tahapan-tahapan dalam mengisi tabel KWL. Tahapan KWL yang dikemukakan oleh Farida Rahim 2008: 41-42
dimulai dari mengemukakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya Know, menyusun tujuan membaca What I want to Learn Want to
Know, menemukan informasi dari bacaan What I have Learned Learned. Setelah itu siswa diminta untuk berkelompok dengan kelompoknya masing-
masing untuk melakukan kegiatan diskusi. Guru memberikan motivasi pada siswa dengan menjelaskan pembelajaran yang disertai dengan permainan. Siswa
menjadi sangat antusias untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok. Guru menjelaskan aturan diskusi dan aturan permainan yang akan dilakukan. Guru
membagikan teks bacaan beserta lembar kerja siswa untuk didiskusikan. Saat kegiatan diskusi berlangsung, semua siswa sudah berpartisipasi aktif
dalam diskusi kelompok. Selain itu guru juga terus membimbing siswa dalam berdiskusi agar diskusi dapat berjalan lancar. Dalam kegiatan ini siswa mulai
terlihat berani bertanya dan menyampaikan pendapatnya serta sangat menikmati tahapan dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan metode KWL.
Peningkatan keaktifan siswa juga terlihat pada saat pelaksanaan permainan, setiap kelompok sangat antusias untuk berlomba-lomba menjadi kelompok terbaik.
Suasana kelas tidak harus tenang, karena pada saat melakukan diskusi pasti ada suasana siswa yang saling menyampaikan pendapat, terlebih saat permainan
berlangsung suasana kelas menjadi ramai karena siswa berlomba-lomba untuk
88
menjadi kelompok terbaik. Meskipun demikian, kegiatan pembelajaran tetap efektif karena sesuai dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan.
Dari hasil tes membaca pemahaman siklus II, nilai siswa mengalami peningkatan. Nilai rerata pada tes siklus II mengalami peningkatan sebesar 6,37
dibandingkan nilai rerata pada tes siklus I. Selain itu, pencapaian KKM siswa pada tes siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 26,32. Sebanyak 32
siswa 84,21 dapat mencapai KKM sedangkan pada siklus I hanya 22 siswa 57,89 yang berhasil mencapai KKM. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II
ada 6 siswa yang belum berhasil karena nilai yang didapat tidak mengalami peningkatan dan tidak mencapai KKM. Berdasarkan pengamatan dari pratindakan
sampai ke siklus II yang menyebabkan siswa tersebut tidak mengalami peningkatan, antara lain: 1 siswa malas untuk belajar, 2 tidak memperhatikan
guru sewaktu menyampaikan materi, dan 3 tidak dapat berkonsentrasi saat membaca. Meskipun demikian, penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena
telah mencapai kriteria keberhasilan minimal yang ditentukan peneliti sebelumnya yaitu sebanyak 75 siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75.
Sama halnya dengan keberhasilan produk, keberhasilan proses juga mengalami peningkatan. Siswa terlihat lebih aktif dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran membaca pemahaman dengan metode KWL. Guru juga selalu membimbing siswa, menegur siswa, menanggapi pertanyaan siswa, serta
memberikan motivasi pada siswa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa telah tercapai. Selain itu pembelajaran
juga menjadi lebih menyenangkan.
89
3. Peningkatan Proses dan Peningkatan Produk pada Keterampilan