84
1. Data Awal Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa
Data awal keterampilan membaca pemahaman siswa sebelum diberi tindakan dapat dilihat melalui nilai rerata tes membaca pemahaman pratindakan.
Dari hasil tes membaca pemahaman pratindakan tersebut dapat dilihat bahwa nilai rerata siswa adalah 69,26. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan membaca
pemahaman siswa masih rendah karena masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan sekolah.
Gambaran keterampilan membaca pemahaman siswa juga dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap suasana pembelajaran
membaca pemahaman di kelas V SD Negeri 1 Kertosari Temanggung. Berdasarkan hasil observasi sebelum dilakukan tindakan, dapat diketahui bahwa
peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami bacaan. Selain itu, guru juga belum menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran membaca
pemahaman. Saat pembelajaran membaca, guru hanya memberikan bacaan dan soal untuk dikerjakan siswa. Akibatnya, keterampilan siswa dalam membaca
pemahaman masih rendah. Melihat kondisi tersebut, pembelajaran membaca pemahaman di kelas perlu
mendapat perbaikan karena keterampilan membaca sangat penting dimiliki untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin 2012: 60,
membaca pemahaman merupakan proses sungguh-sungguh yang dilakukan pembaca untuk memperoleh informasi, pesan, dan makna yang terkandung dalam
sebuah bacaan. Salah satu langkah yang dapat diambil peneliti dan guru adalah mengembangkan
variasi pembelajaran
dengan menggunakan
metode
85
pembelajaran yang tepat agar keterampilan membaca pemahaman siswa meningkat. Metode pembelajaran membaca pemahaman yang dipilih oleh peneliti
dan guru adalah metode KWL yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Metode KWL adalah salah satu metode
pembelajaran membaca yang menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca Sani, 2013: 274.
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Membaca Pemahaman dengan Penerapan