Kelebihan Strategi Estafet Writing

secara kelompok atau satu kelas, apabila dilakukan secara berkelompok guru membagi kelas kedalam 4 atau 5 kelompok. 4 Guru meminta masing-masing siswa membuat satu kalimat atau paragraf pembuka. 5 Setelah siswa membuat kalimat atau paragraf pembuka berarti mereka adalah pemilik ceritanya masing-masing sekaligus sebagai orang pertama, kemudian guru memberi hitungan satu, pada hitungan satu siswa diminta mengangkat bukunya. Kemudian pada hitungan dua siswa memberikan bukunya pada teman yang berada disamping kanannya. 6 Siswa tersebut menjadi orang kedua yang harus melanjutkan cerpen dari orang pertama. Mereka harus menambahkan satu kalimat atau satu paragraf untuk menyambung cerpen dari orang pertama, mereka harus membaca dan memperhatikan kalimat sebelumnya agar kalimat yang ditambahkan sesuai dan menyambung dengan kalimat sebelumnya. 7 Setelah orang kedua selesai guru kembali melanjutkan hitungan untuk diserahkan pada siswa selanjutnya yang berada disebelah kanan, begitu seterusnya searah jarum jam dan setiap siswa wajib melanjutkan cerita yang sudah dibuat oleh teman sebelumnya hingga waktu yang ditetapkan selesai. 8 Setelah selesai cerpen harus dikembalikan kepada pemilik awalnya, selanjutnya pemilik membaca cerpen dari hasil menulis berantai dan menandai kalimat atau paragraf yang tidak sesuai. 9 Setelah kalimat-kalimat yang tidak sesuai diperbaiki guru meminta siswa membacakan atau menuliskan ke depan hasil karyanya. 10 Guru membahas hasil cerpen siswa dari strategi menulis berantai ini, baik dari kesulitan yang dialami siswa maupun kekurangan hasil cerpen mereka.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tetang keefektifan strategi estafet writing dalam pembelajaran menulis cerita pendek pada siswa kelas IX SMP ini mengacu pada sejumlah penelitian yang relevan sebagai berikut. 1. Penelitian skripsi Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang oleh Anjani Yekti Mahanani pada tahun 2015 yang berjudul Peningkatan Keterampilan Memproduksi Teks Pantun Secara Tulis dengan Metode Tulis Berantai Melalui Media Kartu Pintar pada Peserta Didik Kelas XI Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 10 Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan memproduksi teks pantun secara tulis dengan metode tulis berantai melalui media kartu pintar pada peserta didik kelas XI Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 10 Semarang sebesar 11,87. Nilai rerata kelas siklus I sebesar 2,97 menajdi 3,38 pada siklus II. Setelah digunakan metode tulis berantai dan media kartu pintar perubahan perilaku belajar peserta didik ke arah yang positif. Peserta didik yang sebelumnya malas, kurang aktif, tidak berkonsentrasi, dan tidak bersemangat, menjadi aktif, antusias, bersemangat, dan berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan agar guru menggunakan metode tulis berantai dan media kartu pintar sebagai alternatif pembelajaran memproduksi teks pantun secara tulis. Bagi peserta didik hendaknya mengikuti kegiatan pembelajaran memproduksi teks pantun secara tulis dengan aktif, bersemangat dan berperilaku positif sehingga peserta didik dapat