In Service Learning 2 IN-2

Kegiatan Pembelajaran 1 14 puisi kita secara tidak langsung melakukan proses pengkajian terhadap unsur- unsur pengarang puisi yang sedang kita baca. Setelah kita mengkaji unsur- unsur puisi tersebut, kita akan dapat memahami maksud dari puisi tersebut, apa pesan moral yang ingin disampaikan pengarang yang terkandung dalam puisi tersebut, serta apa yang bisa kita komentari dari puisi tersebut. Kemudian, dari pemahaman yang terbentuk dalam diri kita, kita dapat menemukan titik keindahan dari puisi yang kita baca. Secara rohaniah atau kejiwaan kita akan memperoleh kepuasaan batin atau hiburan batin dari bentuk keindahan puisi yang kita dapatkan. Perbedaan dari tiap pendekatan dapat kita tentukan dengan cara memahami tujuan atau pengertian dari masing-masing pendekatan apresiasi sastra. Untuk pendekatan emotif, pendekatan ini lebih menekankan pada penikmatan dalam hal mengindahkan karya sastra.

b. Jenis Puisi

Kita patut berbangga hati karena ternyata bangsa Indonesia memiliki kekayaan karya sastra. Berbagai jenis puisi dapat ditemukan dalam karya sastra Indonesia. Begitu beragamnya bentuk dan jenis puisi di Indonesia, maka dilakukan penggolongan berdasarkan waktu kemunculan puisi tersebut, cara pengungkapannya, keterbacaan sebuah puisi, dan lain-lain. Berdasarkan waktu kemunculannya, puisi dapat digolongkan atas tiga kelompok yaitu: 1 puisi lama, 2 puisi baru, dan 3 puisi modern. Modul ini pembahasannya dibatasi pada dua jenis puisi yaitu 1 puisi lama pantun dan 2 puisi baru. 1 Puisi Lama Puisi lama lahir sebelum kesusastraan Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Masyarakat pada masa itu yang cenderung statis dan bersifat kolektif, melahirkan bentuk puisi yang sangat terikat oleh berbagai aturan. Puisi lama harus mengandung rima, memiliki jumlah larik tertentu, bahkan jumlah suku kata dalam satu larik terutama dalam pantun harus mengikuti ketentuan. Ada beberapa jenis puisi lama yaitu: 1 mantra, 2 bidal, 3 pantun dan karmina, 4 talibun, 5 seloka, 6 gurindam, serta 7 syair.