In Service Learning 1 IN-1

Kegiatan Pembelajaran 1 12 puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Dengan mengutip pendapat Mc. Caulay, Hudson dalam Aminuddin 1987: 134 mengungkapkan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Rumusan pengertian puisi di atas, sementara ini dapatlah kita terima karena kita sering kali diajuk oleh suatu ilusi tentang keindahan, terbawa dalam suatu angan- angan, sejalan dengan keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu sewaktu membaca suatu puisi. Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang majas. Dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasanya lebih memiliki kemungkinan banyak makna. Hal ini disebabkan adanya pengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi. Struktur fisik dan struktur batin puisi juga padat. Keduanya bersenyawa secara padu bagaikan telur dan adonan roti Reeves, 1978: 26. Selanjutnya Thomas Caelyle menyatakan bahwa puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikan Kennedy, 1971: 331. Clive Sansom 1960: 6 memberikan batasan puisi sebagai bentuk pengucapan bahasa yang ritmis, yang mengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional. Sementar itu, T. S. Elliot menambahkan bahwa yang diungkapkan dalam puisi adalah kebenaran Kennedy, 1971: 331. Berdasarkani fisiknya James Reeves 1978: 26 memberi batasan bahwa puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat. Menurut Coleridge 1960: 5 bahwa bahasa puisi adalah bahasa pilihan, yakni bahasa yang benar-benar diseleksi penentuannya secara ketat oleh Bahasa Indonesia SMP KK G 13 penyair. Karena bahasanya harus bahasa pilihan, maka gagasan yang dicetuskan harus diseleksi dan dipilih yang terbagus pula. Beberapa pengertian yang diuraikan di atas adalah berkenaan dengan bentuk fisik puisi dan bentuk batin puisi. Bentuk fisik dan bentuk batin lazim disebut pula dengan bahasa dan isi atau tema dan struktur atau bentuk dan isi. Marjorie Boulton 1979: 17 dan 129 menyebut kedua unsur pembentuk puisi itu dengan bentuk fisik physical form dan bentuk mental mental form. Struktur puisi pada dasarnya mempunyai dua unsur yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi berkaitan dengan bentuk, sedangkan struktur batin berkaitan dengan isi dan makna. Menurut Herman J. Waluyo 2008: 76, bahwa struktur fisik yang disebut juga dengan metode puisi terdiri dari 1 diksi, 2 pengimajian, 3 kata konkret, 4 bahasa figurasi atau majas, 5 versifikasi, dan 6 tata wajah atau tipografi. Struktur fisik atau metode puisi tersebut juga dipengaruhi pula oleh penyimpangan bahasa dan sintaksis dalam puisi. Adapun struktur batin adalah struktur yang berhubungan dengan tema, perasaan, nada dan suasana, amanat atau pesan. Puisi terdiri dari dua unsur pokok yaitu struktur fisik dan struktur batin. Kedua bagian itu terdiri dari unsur-unsur yang saling mengikat keterjalinan dan semua unsur itu membentuk totalitas makna yang utuh. Dalam penafsiran puisi tidak dapat lepas dari faktor genetik puisi. Faktor genetik puisi dapat memperjelas makna yang dilatarbelakangi oleh kebudayaan khas penyair. Unsur genetik itu adalah pengarang dan kenyataan sejarah. Pendekatan ekspresif merupakan pendekatan yang menitik beratkan pada pengekspresian luapan perasaan pengarang yang dituangkan dalam karya sastra. Pendekatan ekspresif disebut juga pendekatan emotif. Pendekatan ini sangat tepat digunakan dalam pengapresiasian sastra secara reseptif. Hal ini dikarenakan pendekatan tersebut memiliki tujuan yang hampir sama yaitu menitik beratkan pada penikmatan, pemahaman serta pengkajian karya sastra. Misalnya saja ketika kita sedang membaca puisi, selama kita membaca