Kelebihan dan Kekurangan Strategi Ekspositori

29 Metode ceramah yang disebutkan di atas cenderung bersifat interaktif, yaitu melibatkan peserta didik melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan pendapat dan pengalaman peserta didik. Media pendukung dalam penerapan metode ini, seperti handout, LCD+ leptop, OHP, dan juga coret- coret ringkasan materi yang akan diberikan.

b. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Ceramah

Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain seperti yang dikutip Heru Setyawan http:zonainfosemua.blogspot.com 201101pengertian-kelebihan-dankekurangan.html diambil pada 30 Mei 2010 : Kelebihan : 1 Guru mudah menguasai kelas. 2 Mudah mengorganisasikan tempat duduk kelas. 3 Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar. 4 Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya. 5 Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. 6 Lebih ekonomis dalam hal waktu. 7 Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan. 8 Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas 9 Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian. 10 Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang akademik. 11 Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain Kelemahan : 1 Mudah menjadi verbalisme. 30 2 Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif mendengarkan yang benar-benar menerimanya. 3 Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan. 4 Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya. 5 Cenderung membuat siswa pasif. Penulis menyimpulkan pendapat di atas bahwa kelebihan metode ceramah adalah 1 Pengajar bisa menguasai kondisi kelas. 2 Melatih pendengaran peserta didik. 3 Pengajar dapat memberikan motivasi dan semangat terhadap peserta didik secara langsung. 4 fleksibel dalam penggunaan waktu mengajar. Sedangkan kelemahan metode ceramah yaitu 1 Interaksi cenderung berpusat pada pengajar. 2 Peserta didik cenderung sulit memahami bahasa yang digunakan pengajar saat memberi materi. 3 Peserta didik harus mencatat apa yang di jelaskan pengajar untuk bahan belajar di rumah. 4 Peserta didik cepat bosan dengan metode ceramah yang monoton.

6. Metode pembelajaran Jigsaw

Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh peserta didik. Jadi kegiatan belajar berpusat pada peserta didik, pengajar hanya sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana lebih hidup. 31 Pembelajaran kooperatif terutama teknik Jigsaw dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotongroyong.

a. Pengertian Jigsaw

Metode Jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif dimana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran http:sunartombs.wordpress.com2009 0615pengertian-dan-penerapan-metode-Jigsaw diambil pada 21 Juni 2011. Berbeda dengan pendapat Mel Silberman 2009: 168 Jigsaw learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke kompok” group-to-group exchange dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat disingkat atau “dipotong” dan di saat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain- lain. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif dimana peserta didik, bukan pengajar, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan belajar mengajar di sekolah. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Untuk menerapkan pembelajaran Jigsaw dalam