Hubungan Penderita HIV Dengan Lingkungan Kelompok

95 Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut, atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula faktor yang lain yang mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu sendiri. Sebagai makhluk sosial, penderita HIV saling berinteraksi di dalam lingkungan sosial. Berikut ada beberapa hubungan antara penderita HIV dengan lingkungannya, yaitu :

4.3.1 Hubungan Penderita HIV Dengan Lingkungan Kelompok

Kontak dengan kelompok menyebabkan masuknya gagasan-gagasan dan cara-cara baru yang akhirnya menimbulkan perubahan pada nilai dan norma masyarakat setempat. Pada era globalisasi ini, kontak dengan kelompok menjadi sedemikian besar dan mudah sehingga dapat dibayangkan betapa besarnya laju perubahan kebudayaan pada umat manusia. Perubahan kebudayaan akibat kontak dengan kelompok ada yang berbentuk difusi dan akulturasi. Difusi adalah perubahan kebudayaan akibat dimasukkannya unsur budaya lain ke dalam budayanya sendiri. Perubahan terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain. Disini terjadi proses peniruan. Sedangkan akulturasi Universitas Sumatera Utara 96 adalah perubahan kebudayaan akibat dua kelompok yang berbeda kebudayaannya saling bertemu di mana terjadi perubahan yang besar pada salah satu kelompok tersebut atau pada kedua-duanya. Perubahan terjadi karena kelompok tersebut memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas. 22 Karakter setiap orang berbeda-beda, untuk menyatukan karakter memang sulit, tapi menyatukan tujuan tidak sulit jika saling mematuhi aturan yang telah dibuat dan disepakati bersama. Dalam lingkungan kelompok pastinya ada perbedaan pendapat dalam menjalankan suatu program. Dalam kelompok ditemukan adanya perasaan sentimen baik terhadap fasilitator maupun anggotanya, tetapi komunikasi mereka di dalam kelompok tetap berjalan lancar, bila mereka berada dalam jarak jauh melalui telepon ataupun media sosial menjadi penghubung komunikasi mereka. Sebelum adanya “Pita Merah”, kak Myur memiliki kelompok yang anggotanya terdiri dari ibu-ibu rumah tangga. Namun karena ada kejadian yang meresahkan dirinya ia keluar dari kelompok dan membentuk kelompok baru. Ia keluar dari kelompok sebelumnya karena tingkah laku para ibu-ibu rumah tangga keterlaluan, suka memerintah anak kak Myur kesana-kemari mewujudkan apa yang mereka inginkan dan juga mengotori rumah singgah. Pada saat itu kak Myur juga sebagai pengurus kelompok tersebut di bawah naungan sebuah LSM. Lembaga tersebut memberikan rumah dan fasilitas dalam pemenuhan berjalannya program kelompok, kak Myur tinggal di rumah singgah tersebut serta menjaga, 22 Hertati, et.al. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka, 2010 Universitas Sumatera Utara 97 merawat rumah dan membina kelompok. Tapi kak Myur menyerah atas tingkah ibu-ibu di dalam kelompok tersebut, ia lebih memilih pergi meninggalkan kelompok tersebut dan membentuk kelompok baru yang dibangun atas usahanya sendiri.

4.3.2 Hubungan Penderita HIV Dengan Lingkungan Tempat Tinggal