72 terinfeksi yang membuat depresi. Hal ini mengakibatkan tekanan psikologis dan
berdampak pada keadaan jasmani dan rohani si penderita.
3.7.2 Pola Hidup Sehat
Banyak orang yang menyangka bahwa setelah terinfeksi HIV lalu seseorang akan masuk kepada fase menuju kematian, perahan-lahan merasa sakit
namun kemudian mati. Sehingga hal ini menjadi acuan yang sangat menakutkan khususnya bagi teman-teman yang hidup dengan HIV, kemudian mereka berfikir
bahwa mereka sudah tidak lagi produktif dan tidak mampu untuk beraktifitas seperti berolahraga, bekerja, dan melakukan aktifitas lainnya.
Padahal itu tidak benar jika seseorang sudah terinfeksi HIV, memang benar adanya virus HIV di dalam tubuh yang bisa melemahkan sistem kekebalan
tubuh. Namun jika ddengan treatment yang tepat dan pola hidup sehat, tidak masalah bagi penderita HIV untuk berolahraga dan beraktifitas layaknya
masyarakat lainnya yang tidak memiliki HIV. Odha tetap bisa berolahraga dengan ketentuan dan kondisi tertentu. Kenapa? Karena jika dalam kondisi sakit dan
dalam masa pemulihan, sebaiknya tidak melakukan olahraga berat yang justru akan membuat kondisi tubuh semakin sakit. Namun dengan pantauan dan
monitoring kesehatan yang teratur, olahraga justru memberikan banyak manfaat yang baik bagi tubuh.
Berikut adalah salah satu cerita mereka yang hidup dengan HIV dan hingga kini masih berprestasi melalui olahraga, namun juga olahraga menjadi
bagian dalam proses pemulihan kesehatan.
15
15
www.odhaberhaksehat.org2013olah-raga-hiv
Universitas Sumatera Utara
73 Ginan Koesmayadi Pemain bola kaki, menurutnya, “berlari itu belajar
berdamai dengan diri sendiri, dan mengalahkan ego”. Ginan termasuk salah satu pendiri dari Rumah Cemara telah hidup dengan HIV selama ±13 tahun.
Dia bersama teman-teman di rumah tersebut telah banyak melakukan kegiatan yang bermakna khususnya bagi pecandu narkoba yang sedang dalam
masa recovery. Melalui sepak bola dan juga tinju, mereka menyalurkan hobi mereka menjadi sesuatu yang bermanfaat. Aktifitas ini selain memang
menyehatkan tubuh, juga mengajak orang muda di Indonesia khususnya Odha dan pecandu memiliki kegiatan yang sifatnya positif.
a. Pola Pemikiran
Bagi sebagian penderita HIV akan shock saat mengetahui dirinya terinfeksi HI. Kenyataan ini akan membuat mental si penderita terpukul,
panik dan kuatir yang berlebihan. Di dalam benak pikirannya akan segera meninggal. Sudah banyak kasus yang ditemui oleh aktivis HIV kak Myur
bahwa pengidap HIV bisa hidup lama bahkan memasuki jenjang pernikahan dan memiliki anak-anak yang sehat jika mereka therapy yang tepat sejak dini.
Mengetahui lebih awal, si penderita dapat mengambil sikap dan tindakan dengan mengumpulkan informasi, menambah pengetahuan, dan menentukan
therapy yang cocok tanpa harus menunggu lama sampai kondisi tubuh menjadi parah hingga AIDS.
Status HIV sifatnya rahasia bagi orang lain, kecuali diri sendiri, dokter yang merawat maupun konselor. Penderitalah yang menentukan jika ingin
ada orang lain mengetahui status HIV termasuk keluarga. Orang yang
Universitas Sumatera Utara
74 diberitahu itu ialah orang yang benar-benar dipercaya oleh si penderita. Tapi
yang terpenting ialah memberitahu kepada pasangan ataupun orang terdekat agar ia bisa dilindungi atau dibela jika ada orang yang berbuat
mendiskriminasi terhadapnya. Mulailah membangun diri sendiri untuk mencapai hidup sehat dan
pikirkan bahwa penyakit HIV yang diderita saat ini, tidak ada yang dapat menghentikan seseorang untuk memperoleh hak untuk menjadi sehat dan
bahagia, yang perlu diketahui bagi penderita ialah berusaha hidup sehat selama mungkin dengan treatment yang tepat pilihan sendiri dan miliki
pandangan hidup yang positif. Mereka
penderita HIV+ yang sudah berpikiran positif mengatakan “
HIV sudah dapat diobati dan saya bisa hidup sehat, bahwa hidup sehat adalah
hak saya dah hak bagi setiap orang yang mengusahakannya
”. Terinfeksi HIV bukan berarti kita lebih hina dari pada orang dengan
penyakit lain. Semua berasal dari pikiran kita, jadi sangat penting bagi penderita HIV menjaga pikiran dari perkataan buruk orang lain yang ingin
menghasut atau mengintervensi kita bahwa penderita HIV akan segera mati dan tidak ada harapan lagi, buang segera kata-kata itu supaya kita tetap dapat
fokus untuk menjalani hidup sehat dengan menjaga bathin dalam menghadapi cobaan sebesar gunung.
Intinya adalah daya tahan tubuh berkaitan erat dengan suasana hati dan pikiran yang tenang dan gembira. Jadi pikirkan saja hal-hal yang positif agar
ion-ion positif menghampiri hidup kita.
Universitas Sumatera Utara
75 b.
Pola Makanan Penderita HIV+ perlu lebih memperhatikan tentang nutrisi bagi
tubuhnya, karena masalah dengan daya tahan tubuh dan juga proses pengobatan, maka tubuh akan mengalami perubahan yang cukup ekstrim.
Perubahan yang terjadi bisa berupa penurunan berat badan, diare atau bahkan mengalami infeksi. Perubahan lain yang umum dialami oleh penderita HIV+
adalah sindrom distribusi lemak yang membuat bentuk tubuh berubah dan meningkatnya kadar kolesterol. Untuk itu sangat penting bagi penderita HIV
untuk memperhatikan pola makannya. Makanan bagi penderita HIV+ yaitu berupa sayuran, buah-buahan, biji-
bijian, kacang-kacangan, makanan yang rendah lemak, dan kurangi gula dalam minuman dan makanan. Penderita HIV+ juga membutuhkan protein,
karbohidrat, lemak yang baik, vitamin, dan mineral. Protein membantu membangun otot, organ dan sistem kekebalan tubuh.
Untuk itu jika penderita adalah seorang pria, dia membutuhkan 100-150 gram protein setiap harinya, sedangkan jika wanita butuh 80-100 gram perhari.
Namun jika penderita HIV mengalami masalah dengan ginjalnya, dia harus mengurangi 15-20 protein yang dikonsumsinya.
Pada karbohidrat, penderita HIV perlu mendapatkan jumlah yang tepat. Setiap hari disarankan untuk mengkonsumsi lima sampai enam porsi buah
dan sayuran. Makan kacang-kacangan dan gandum. Jika si penderita ada yang diabetes maka sebagian karbohidrat disarankan berasal dari sayuran.
Lemak yang baik dapat memberikan energi ekstra yang dibutuhkan tubuh. Ada beberapa kalori yang dibutuhkan tubuh untuk lemak, yaitu
Universitas Sumatera Utara
76 diantaranya bisa dari kacang-kacangan, alpukat, ikan, kedelai, aging
berlemak, mentega, kelapa, dan susu. Selain itu penderita HIV+ juga perlu makanan tambahan seperti vitamin
dan mineral untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Pada penelitian saya yang dijumpai saat survey di lapangan ada beberapa
penderita yang mengatakan “
jika keadaan suhu tubuh normal, kami bisa makan apa saja tanpa pantangan
” artinya jika penderita HIV merasakan tubuhnya baik-baik saja tanpa ada gejala HIV maka mereka boleh makan
sepuasnya tanpa larangan, tetapi jika si penderita masih dalam keadaan proses pemulihan therapy maka ada beberapa makanan yang harus dihindari untuk
kesembuhan si pasien yaitu makanan yang bersifat asam, setengah masak, panggang, dan lalapan. Makanan tersebut mampu memicu gangguan
pencernaan si pasien pada saat masa pemulihan. Setiap penderita HIV+ tetap dapat hidup sehat asalkan menjaga dengan
baik asupan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit. Selain itu juga rutin mengonsumsi ARV
AntiRetroViral untuk menekan pertumbuhan virus di dalam tubuh. Harus rutin minum ARV untuk melawan virus tersebut dengan cara rutin
mengonsumsi sehari 2x selang waktu 6 jam. Orang yang sudah terkena HIV maka ia wajib dan rutin minum ARV jika ia sayang terhadap dirinya dan
orang-orang yang menyayanginya. Hidup mereka tergantung terhadap obat. Jika mereka berhenti atau tidak patuh untuk minum ARV, maka bisa
menimbulkan penyakit lain atau dengan kata lain virus tersebut berimplikasi dan membentuk virus baru. Awalnya ketika minum ARV itu, para penderita
Universitas Sumatera Utara
77 merasakan kondisi tubuhnya menjadi kejang-kejang, badan meriang, kepala
pening, dan mual. Karena obat ARV itu pahit sekali dan efeknya luar biasa bagi pemakai pemula.
Efavirenz Duviral Hiviral dan Neviral
Gambar 12. Jenis-jenis ARV Sumber : Dokumentasi pribadi tahun 2015
Seperti pada gambar diatas, jenis-jenis ARV itu menunjukkan bahwa setiap tingkatanstadium HIV berbeda obatnya. Semakin tinggi stadium
penyakitnya, maka semakin tinggi pula dosis ARV yang diberikan. Itupun harus sesuai anjuran dokter. Jadi tidak boleh sembarangan makan obat tanpa
anjuran resep dokter, belum tentu sama obatnya bagi penderita sesama stadium. Karena harus di cek terlebih dahulu kekebalan tubuhnya CD4.
CD4 adalah sebuah penanda yang berada di dalam permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD4 pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang menurun menjadi sangat penting karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah
putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik,
Universitas Sumatera Utara
78 nilai CD4 berkisar antara 400-1500. Jika di bawah 400, seorang Odha
dinyatakan tidak sehat karena virus HIV mulai aktif menyerang
.
Terlebih lagi jika kadar CD4-nya sudah mencapai di bawah 40, maka secara teori sudah
sangat sakit dan dalam keadaan “
bed rest
”.
3.7.3 Membentuk Kelompok