88
BAB IV LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYANYA
4.1 Defenisi Lingkungan Sosial Budaya
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dalam suatu kelompok masyarakat. Agar manusia itu dapat mempertahankan keberadaannya di tengah
kelompok, maka ia harus menyesuaikan diri terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam kelompok masyarakatnya.
Definisi lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku
dalam suatu lingkungan spasial ruang; yang ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tertentu termasuk perilaku manusia di
dalamnya, dan oleh tingkat rasa integrasi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat
dalam lingkungan spasial tertentu.
17
Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka bumi. Ini berarti bahwa lingkungan sosial budaya sudah ada sejak makhluk
manusia atau homosapiens diciptakan. Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi kultural manusia
terhadap lingkungannya. Manusia lebih mengandalkan kemampuan adaptasi kulturalnya dibandingkan dengan kemampuan adaptasi biologis yang dimilikinya
dalam melakukan interaksi dengan lingkungan hidup.
9
17
Deliyanto, Bambang. 1996. Lingkungan Sosial Budaya . Jakarta: Universitas Terbuka.
Universitas Sumatera Utara
89 Rambo dalam Deliyanto,1996 menyebutkan ada dua kelompok sistem
yang saling berinteraksi dalam lingkungan sosial budaya yaitu sistem sosial dan ekosistem. Sistem sosial meliputi teknologi, pola eksploitasi sumber daya,
pengetahuan, ideologi, sistem nilai, organisasi sosial, populasi, kesehatan dan gizi. Sedangkan ekosistem meliputi tanah, air, udara, iklim, tumbuhan, hewan dan
populasi manusia lain. Interaksi kedua sistem tersebut melalui proses seleksi dan adaptasi.
Manusia tidak bisa hidup sendiri untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Bagaimana pun ia tetap memerlukan bantuan dari orang lain. Oleh
karena itu, manusia mempunyai kecenderungan untuk hidup berkelompok dan bermasyarakat, yang disebut dengan interaksi manusia. Kita hidup di dalam
masyarakat. Artinya, kita hidup bersama orang lain, bisa itu bersama keluarga, teman, tetangga, penduduk sedesa, penduduk sekota, maupun penduduk yang
tinggal satu negara dengan kita. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus dapat beradaptasi dengan lingkungan, termasuk dalam hal perilaku, aturan, nilai, norma,
kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan sekitar. HIV bukanlah sekedar masalah lokal tetapi telah mengglobal. Sekalipun
belum ditemukan data yang valid dan reliabel namun dipastikan virus ini sudah mengarah menjadi masalah sosial.
18
Penelitian ini menggambarkan suatu fenomena sosial yang bersifat khusus mengenai perilaku sosial penderita HIV
sebagai diskriminan dalam menghadapi reaksi masyarakat. Di mana penderita terus-menerus melakukan proses adaptasi sosial. Penelitian ini berlandaskan
18
Dalam Tesis Latri Mumpuni: Perilaku sosial penderita HIVAIDS dalam mengahadapi reaksi masyarakat, Perpustakaan Universitas Indonesia
Universitas Sumatera Utara
90
dalam teori Kluchohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang
menentukan orientasi nilai budaya. Keberagaman makna dan penderitaan dalam menghayati dunia sakitnya akan 1 Waktu, 2 Tuhan, 3 Lingkungan Sosial, 4
Pekerjaan, dan 5 Masa depan.
4.2 Lingkungan Sebagai Tempat Aktifitas Manusia