24
1.2.6 Perilaku
Perilaku adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit. Perilaku juga merupakan bentuk respons atau reaksi terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar, namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Faktor determinan itu ditentukan atau dipengaruhi oleh
perilaku individu, keluarga, maupun kelompok atau masyarakat itu sendiri.
11
Masalah kesehatan masyarakat termasuk penyakit ditentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor perilaku dan non perilaku fisik, sosial, ekonomi, politik.
Adapun upaya intervensi terhadap faktor perilaku dilakukan melalui: Pendidikan Education. Pendidikan adalah upaya pembelajaran kepada masyarakat agar
masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya terhadap proses pembelajaran. Sehingga perilaku tersebut diharapkan berlangsung lama dan menetap karena
didasari oleh kesadaran.
Jadi, maksudnya ialah diberikan pendidikan kepada penderita HIV mengenai penyakit yang dialaminya, cara mengatasinya, serta cara tidak
menularkan kepada orang lain. Selain itu diberi pendidikan juga kepada masyarakat yang tidak terinfeksi HIV agar memiliki pengetahuan mengenai
penyakit HIV. Pendidikan tersebut bisa dilakukan dalam diskusi kelompok
peer
11
Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat, prinsip-prinsip dasar. Cetakan Pertama, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Universitas Sumatera Utara
25
education
, diskusi antar lingkungan, atau bisa mengadakan seminar. Biasanya penderita HIV hanya mau terbuka tentang identitas dirinya hanya kepada konselor
ataupun dampingannya.
Konsep umum yang digunakan untuk menganalisis perilaku dipengaruhi 3 tiga faktor utama, yaitu:
a. Faktor predisposisi : yaitu faktor yang mencakup sikap individu terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan individu masyarakat terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan masalah kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh individu masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
b. Faktor pendukung : yaitu faktor yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana yang tersedia untuk kepentingan masyarakat yang mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan yang positif pada masyarakat. c. Faktor penguatpendorong : yaitu faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,
tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga undang-undang dan peraturan-peraturan yang terkait dengan
kesehatan. Dengan demikian disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat
tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari seseorang atau masyarakat yang bersangkutan.
Rambo dalam Deliyanto,1996 menyebutkan ada dua kelompok sistem yang saling berinteraksi dalam lingkungan sosial budaya yaitu sistem sosial dan
ekosistem. Sistem sosial meliputi teknologi, pola eksploitasi sumber daya, pengetahuan, ideologi, sistem nilai, organisasi sosial, populasi, kesehatan, dan
Universitas Sumatera Utara
26 gizi. Sedangkan ekosistem yang dimaksud meliputi tanah, air, udara, iklim,
tumbuhan, hewan dan populasi manusia. Interaksi kedua sistem tersebut melalui proses seleksi dan adaptasi serta pertukaran aliran energi, materi, dan informasi.
1.2.7 Lingkungan Sosial Budaya