Kisah Mantan Perawat Etnografi Penderita HIV dan Lingkungan Sosial Budayanya di Simpang Selayang Medan

60

3.3 Kisah Mantan Perawat

Saya dan bang Enn datang ke rumah penderita HIV, dahulunya seorang perawat yang merawat orang sakit mulai dari anak-anak hingga lansia namun kini telah berubah situasi menjadi seorang Ibu rumah tangga yang merawat anak, suami, dan rumah. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya bahwa penderita HIV banyak yang masih tertutup akan penyakit yang dialaminya. Pada saat mengunjungi rumah informan tersebut, saya disamarkan oleh bang Enn sebagai sepupu jauhnya yang memiliki tugas sekolah untuk mewawancarai penderita HIV. Tanpa saya duga, si informan menerima saya masuk ke dalam rumahnya dan kami pun saling berbincang. Dengan senang hati ia bercerita mulai dari awal terinfeksi HIV sampai ia menjadi Ibu rumah tangga saja. Penyakit tidak memandang status dan derajat yang dimiliki oleh seseorang, contohnya saja seperti informan berikut ini yang saya temui di lapangan. Dahulunya ia seorang perawat, menyelesaikan studinya sampai D3 di fakultas keperawatan perguruan tinggi swasta. Siapa sangka penyakit HIV telah menyatu dengan darahnya padahal ia mengerti tentang kesehatan apalagi tentang HIV. Namun, alasan ia terinfeksi HIV bukan karena perilakunya yang menyimpang melainkan kelalaian dalam mengambil sikap, keluarganya lalai menerima donor darah sembarangan tanpa di cek terlebih dahulu kualitas darah dari si pendonor, sebab pada saat itu ia berada dalam masa-masa kritis membutuhkan banyak darah sehingga harus segera dilakukan transfusi darah. Padahal ia dirawat di rumah sakit namun karena kelalaian pihak rumah sakit tidak mengecek kesehatan si pendonor terlebih dahulu maka terjadilah perpindahan virus tersebut. Universitas Sumatera Utara 61 Setelah ia sadar dari masa kritis, ia pun sembuh tetapi ia tidak tahu bahwa di dalam darahnya sudah ada virus yang jika dibiarkan akan semakin ganas. Beberapa bulan kemudian ia keluh kepada dokter: “ dok, kok aku merasakan sering tidak enak badan dan tidak selera makan ”, ia berkonsultasi pada dokter. Pada saat itu tubuh si pasien memang berubah menjadi kurus dari sebelumnya karena kurang selera makan. Lalu dokter menganjurkan untuk coba tes darah saja. Beberapa hari kemudian si pasien datang untuk mengambil hasil cek darah tersebut, dan dokter menyerahkan hasilnya. Ia terkejut melihat hasilnya HIV+. “ kok bisa dokter? ”tanyanya. lalu dokter bertanya pada si pasien apakah ia sering berganti-ganti pasangan seks? Konsumsi narkoba? Menggunakan jarum suntik sembarangan? Menerima transfusi darah atau transplantasi organ tubuh? Si pasien pun merenung dan berpikir sejenak kemudian berbicara pelan sambil mengingat-ingat kejadian seperti yang ditanyakan oleh dokter. “ gonta-ganti pasangan tidak pernah, apalagi narkoba tidak mungkinkan aku paham tentang kesehatan, menggunakan jarum suntik sepertinya baik-baik saja, oh iya dokter saya ingat beberapa bulan yang lalu saya kritis dan menerima donor darah dari orang lain, tapi aku enggak tau darah dari mana.” Kata si mantan perawat berdasarkan hasil wawancara pada 07 Juni 2015 Setelah menerima hasil lab tersebut, kondisi mantan perawat ini lemas dan hilang semangat, lalu dokter pun memberikan nasehat, motivasi, dan cerita pengalaman dari penderita HIV yang sukses melanjutkan hidup. Ia juga dianjurkan untuk rutin minum obat HIV dan cek darah setiap enam bulan sekali untuk mengetahui perkembangan kesehatannya. Universitas Sumatera Utara 62

3.4 Kisah Pria Depresi