19
pendidikan pascasarjana. Mereka yang berpendidikan di bawah sarjana memiliki resiko terkena burnout lebih sedikit.
2.2.3 Gejala Terkena Kejenuhan Burnout
Menurut Potter 2005 burnout tidak terjadi dalam waktu singkat. Ini adalah proses kumulatif, dimulai dengan tanda peringatan kecil, yang ketika
diabaikan bisa berkembang menjadi kondisi serius. Potter 2005 menjelaskan gejala – gejala burnout meliputi:
1. Emosi Negatif Terkadang perasaan frustasi, marah, depresi, ketidakpuasan dan
kegelisahan yang merupakan bagian normal dari kehidupan dan bekerja. Akan tetapi pada orang yang terperangkap dalam siklus burnout emosi
negatif ini lebih sering terjadi sehingga lama – kelamaan menjadi kronis. Dalam tahap – tahap selanjutnya terlihat kecemasan, rasa bersalah,
ketakutan yang kemudian menjadi depresi. Kemurungan dan mudah marah juga merupakan tanda – tanda burnout.
2. Frustasi Perasaan frustasi di dunia kerja dalam sebagian besar waktu bekerja dan
dalam melaksanakan tanggung jawab merupakan gejala awal burnout. Namun, banyak korban burnout menyalahkan diri sendiri dengan
menunjukkan mereka frustasi atas kegagalan mereka sendiri. 3. Depresi
Perasaan depresi mendalam hampir sama dengan kelelahan emosional dan spiritual dimana individu merasa seperti kehabisan energi. Depresi terjadi
20
sebagai respon terhadap situasi pekerjaan, hal itu dapat menjadi masalah dalam diri individu yang menyebabkan gangguan kesehatan yang
memburuk dan penampilan kerja. 4. Masalah Kesehatan
Cadangan emosional korban burnout terkuras dan kualitas hubungannya memburuk, ketahanan fisik mereka juga menurun. Mereka tampaknya
berada dalam keadaan tegang atau stress kronis. Lebih sering terkena penyakit ringan, seperti pilek, sakit kepala, insomnia dan sakit punggung.
Korban burnout mengalami frustasi, perasaan bersalah, bahkan depresi. 5. KinerjaMenurun
Tingkat energi yang tinggi, kesehatan yang baik, dan kondisi prima yang diperlukan untuk bekerja dengan kinerja tinggi semuanya bisa habis akibat
burnout. Efisiensi dan kualitas kerja mengalami penurunan. Kinerja menurun mengakibatkan bekerja menjadi lebih menyakitkan dan kurang
menguntungkan, absensi juga akan meningkat, selain itu korban burnout sering mengalami kondisi emosional. Tinggal menunggu waktu saja
sampai terjadi penurunan yang cukup besar dalam kualitas kinerja. Hasilnya adalah penurunan produktivitas.
2.2.4 Aspek – Aspek Kejenuhan Burnout