Skala Pengukuran Variabel Sumber Data dan Jenis Data Metode Pengumpulan Data Pengujian Hipotesis 6 dan 7

43 x 2 secara fisik, emosional dan mental yang mungkin muncul saat seseorang mengalami stress yang terlalu parah dalam jangka waktu yang lama. 2. Kelelahan emosi 3. Kelelahan pikiran 2. Sinisme 1. Diatur oleh perusahaan 2. Tidak ada perubahan 3. Menjauhi rekan 3.Ketidak- efektifan 1. Tidak masuk kantor 2. Keengganan bekerja 3. Menunda pekerjaan Kepuasan Kerja y Keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan terhadap pekerjaannnya disebabkan pekerjaan, fasilitas dan lingkungan kerja. 1.Penghargaan 1. Gaji 2. Tunjangan 3. Peluang Promosi Interval 2.Karakteristik pekerjaan 1. Berbagai ketrampilan 2. Signifikansi tugas 3. Kebebasan dalam tugas 3.Karakteristik Lingkungan kerja 1.Tempat bekerja 2. Suasana bekerja Motivasi z Dorongan kepada seseorang agar mau bekerja dengan memberikan kemampuan dan keahliannya secara optimal guna mencapai tujuan organisasi. 1. Intrinsik 1. Pekerjaan itu sendiri 2. Kemajuan 3. Pengakuan penghargaan 4. Penyelesaian tugas Interval 2. Ekstrinsik 1. Supervisor pengawasan 2. Promosi 3. Kondisi kerja 4. Insentif

3.5 Skala Pengukuran Variabel

44 Penelitian ini menggunakan skala Interval dan menggunakan Semantic differensial sebagai alat ukur. Semantik differensial digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positif” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Sugiyono, 2012:138. Tabel 3.2 Instrumen Skala Semantic Differensial Jawaban Sangat negatif � � � � � Sangat positif

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Populasi Sugiyono,2012:115 adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Tolan Tiga Indonesia Medan yang berjumlah 92 orang Data Mei 2013. Tabel 3.3 Data Karyawan PT. Tolan Tiga Indonesia Mei 2013 Departemen Section Jumlah Karyawan 1. Human Resources Admin Dept. 2. Company Doctor 3. Estate Dept. 4. Finance Account Dept. 5. Engineering Dept. 6. Internal Audit Dept. 7. Information Technology Dept. 8. Marketing Dept. 9. Purchasing Section 10. Corporate Affair 11 1 16 22 10 6 3 10 6 3 45 11. Environment Conservation Dept. 4 JUMLAH 92 orang Sumber : PT. Tolan Tiga Indonesia Medan 3.6.2 Sampel Sampel Sugiyono,2012:116 adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam Umar 2008: Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel error term Populasi N sebanyak 92 orang karyawan PT. Tolan Tiga Indonesia Medan di Medan dengan asumsi tingkat kesalahan e sebesar 10, maka perhitungan jumlah sampel adalah sebagai berikut: Perhitungan sampel dilakukan dengan metode proportionate stratified random sampling, teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggotaunsure yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional Sugiyono,2012:118. Jumlah sampel pada masing-masing unit kerja ditentukan melalui rumus: n = � 1+ �� 2 n = 92 1+92 0,1 2 n = 48 orang Sampel 1 = �������� 1 ����� �������� 1 x Total sampel 46 Persentase pemilihan responden yang dijadikan sampel diperlihatkan pada tabel 3.4: Tabel 3.4 Penentuan Sampel Penelitian Departemen Section Penentuan Sampel Proporsional Jumlah Sampel 1. Human Resources Admin Dept. 2. Company Doctor 3. Estate Dept. 4. Finance Account Dept. 5. Engineering Dept. 6. Internal Audit Dept. 7. Information Technology Dept. 8. Marketing Dept. 9. Purchasing Section 10. Corporate Affair 11. Environment Conservation Dept. 1192 x 48 = 5,85 192 x 48 = 0,52 1692 x 48 = 8,34 2292 x 48 = 11,47 1092 x 48 = 5,21 692 x 48 = 3,13 392 x 48 = 1,56 992 x 48 = 4,69 692 x 48 = 3,13 392 x 48 = 1,56 492 x 48 = 2,08 6 1 8 11 5 3 2 5 3 2 2 JUMLAH 48 orang

3.7 Sumber Data dan Jenis Data

Penelitian menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian ini untuk membantu memecahkan masalah, yaitu: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel yang diteliti. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data diperoleh untuk melengkapi data primer dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. 47 Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, jurnal, serta data lain yang mendukung.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: 1. Kuesioner Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan untuk ditanggapi oleh para responden. 2. Wawancara Wawancara yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dengan tanya jawab secara lisan maupun tatap muka face to face dengan responden. 3. Observasi Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden. 4. Studi Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel penelitian yang dilakukan di PT. London Sumatera Tbk. Lalu data diproses dengan menggunakan program software SPSS 48 Statistic Product and Service Solution versi 16.0 for windows. Instrument yang valid dan reliable. Valid artinya data-data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliable artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian lain.

3.9.1 Uji Validitas

Validitas Azwar, 2003 berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r Tabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Jika r hitung ≥ r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid. 2. Jika r hitung ≤ r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas Azwar, 2003 merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran reliabel reliable. Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r alpha positif atau ≥ dari r tabel maka pertanyaan reliabel. 2. Jika r alpha negatif atau ≤ dari r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Deskriptif

49 Metode analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi. 3.10.2`Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini persamaan regresi tersebut adalah Z = a + p ZX 1 + p ZX 2 + e i ……….1 Y = a + p YX 1 + p YX 2 + p YZ + ei……….2 Keterangan : Y = Kepuasan Kerja a = Konstanta p = Koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas X 1 = Konflik X 2 = Kejenuhan Z = Motivasi

3.11 Uji Asumsi Klasik

Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi harus memenuhi syarat asumsi klasik, hal ini untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien Best, Linear, Unbiased, Efficient estimatorBLUE. Pengujian asumsi klasik meliputi: uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Jika hasil regresi telah memenuhi asumsi-asumsi regresi maka nilai estimasi yang diperoleh akan bersifat BLUE Best, Linear, Unbiased, Efficient 50 estimator. BLUE adalah asumsi yang dikembangkan oleh Gauss dan Markov, yang kemudian teori tersebut terkenal dengan sebutan Gauss Markov Theorem. Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda berbasis OLS. Jadi analisis yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik Situmorang, 2010:100.

3.11.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Dasar pengambilan keputusan memenuhi normalitas atau tidak adalah sebagai berikut Ghozali, 2005:147: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka modal regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.11.2 Uji Heteroskedastisitas

Bertujuan menguji apakah dalam modal regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ghozali 2005:126 mengatakan apabila suatu model regresi, terdapat kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut 51 homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heterokedastisitas. Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji scatterplot. Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Hipotesis yang diajukan: H : Model regresi tidak ada heteroskedastisitas. H A : Model regresi terdapat heteroskedastisitas. Kriteria Pengambilan Keputusan: 1. Jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik atau titik-titik yang ada menyebar secara acak, maka diterima, dan 2. Jika terdapat pola tertentu bergelombang, melebar kemudian menyempit pada grafik, maka ditolak.

3.11.3 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan yang satu atau lebih variabel bebannya terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen, dimana model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Mengukur multikolinearitas dapat dilihat dari nilai toleransi atau VIF Variance Inflation Factor dari masing- masing variabel. Jika nilai toleransi ≤ 0,10 atau VIF ≥ 10 maka terdapat multikolinearitas, sehingga variabel tersebut tidak bisa digunakan Ghozali, 52 2005:95. Variabel bebas memiliki korelasi 0,90 maka hal ini merupakan indikasi multikolinearitas.

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Analisis Jalur Path Analysis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis jalur. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda, untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel model casual yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Path analysis memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel berdasarkan pada teori. Tujuan dari analisis jalur adalah untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung dari beberapa variabel sebagai variabel penyebab, terhadap beberapa variabel lainnya sebagai variabel akibat Ghazali, 2005. Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi dan dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam penelitian ini persamaan regresi tersebut adalah: Z = p ZX 1 + p ZX 2 + e i ……….1 Y = p YX 1 + p YX 2 + p YZ + ei……….2 Keterangan: Y = Kepuasan Kerja Z = Motivasi X 1 = Konflik X 2 = Kejenuhan 53 P = Koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas e i = Standard Error

3.12.2 Uji Simultan Uji f

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan berpengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap satu variabel dependen Ghozali, 2009:84. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a. H : b 1 = b 2 = 0, artinya secara simultan, semua variabel bebas dan intervening yaitu konflik kerja, kejenuhan dan motivasi berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. b. H a : minimal b 1 = 0, artinya secara simultan, semua variabel bebas dan intervening yaitu konflik kerja, kejenuhan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. F 0,05 maka H diterima, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika sig.F ≤ 0,05 maka H a diterima, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini nilai F hitung akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat signifikan � = 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: 1. F hitung ≤ F tabe l maka H diterima atau H a ditolak. 2. F hitung Ft abel maka H ditolak atau H a diterima.

3.12.3 Uji Parsial Uji t

54 Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi dependen Ghozali, 2005:84. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1. H : b 1 = 0 artinya konflik, kejunhan dan motivasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. 2. H a : b 1 ≠ 0 artinya konflik, kejenuhan dan motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Pada penelitian ini nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pada tingkat signifikan α = 5. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial pada uji-t ini adalah: 1. Jika Sig 0,05 dan t hitung t tabel maka H diterima atau H 1 ditolak. 2. Jika Sig 0,05 dan t hitung t tabel maka H ditolak atau H 1 diterima.

3.12.4 Uji Koefisien Determinasi Uji R

2 Koefisien determinasi R 2 pada umumnya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dimana nilai R 2 berkisar antara 0 dan 1. Semakin besar nilai R 2 , maka variabel independen semakin dekat hubungannya dengan variabel dependen. Dengan kata lain model tersebut dianggap baik Ghozali, 2005:87. 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT. Tolan Tiga Indonesia

4.1.1 Sejarah Berdiri PT. Tolan Tiga Indonesia

“Societe Internationale de Plantations et de Finance” SIPEF didirikan pada tahun 1919 di Belgia dengan tujuan utama mempromosikan dan mengelola perusahaan-perusahaan perkebunan yang akan beroperasi di kedua daerah tropis dan daerah sub-tropis. Cabang Medan dikenal sebagai “The Anglo Dutch Estates Agency” yang beroperasi hingga tahun 1958 dan pada tahun 1961 namanya berubah menjadi PT. Tolan Tiga Indonesia. PT. Tolan Tiga Indonesia didirikan lebih lanjut untuk menjadi perusahaan manajemen untuk SIPEF Group, MP Evans Group, Jabelmalux Group dan PT. Agro Muko yang berkegiatan di Indonesia dan mengelola sekitar 66.303 hektar perkebunan kelapa sawit dan karet di Sumatera dan 1.787 hektar te di Cibuni, Jawa Barat. Kantor Medan disebut seb agai Head Office, adalah pusat aktivitas SIPEF Group di Indonesia, berlokasi di Gedung Bank Sumut Lantai 7, Jl. Imam Bonjol No. 18 Medan, Sumatera Utara. Head Office ini mengelola dan mengontrol perkembangan pertanian, teknik, SDM, administrasi dan keuangan untuk 20 perkebunan kelapa sawit, 6 perkebunan karet, 1 perkebunan te, 5 pabrik minyak kelapa sawit, 3 pabrik karet dan 1 pabrik the. Lebih dari 12.000 orang dipekerjakan oleh perusahaan tersebut. 56 Visi dan misi perusahaan adalah sebagai berikut: Visi Kami, manajemen, staff dan pekerja antusias dalam membuat PT. Tolan Tiga Indonesia menjadi perusahaan perkebunan terbaik di Indonesia sehingga dapat memberikan penghargaan kepada stakeholder PT. Tolan Tiga Indonesia. Misi Manajemen, staff dan pekerja percaya pada perbaikan berkelanjutan dalam operasi sehari-hari dan percaya diri dalam mencapai target yang telah ditetapkan menuju industry nihil dan isu-isu hubungan masyarakat serta isu-isu lingkungan nihil, dengan kepatuhan terhadap Konservasi perusahaan dan Keberlanjutan Kebijakan Lingkungan dalam prinsip-prinsip dan praktek-praktek PT. Tolan Tiga Indonesia dan semua asosiasi perusahaan berkomitmen untuk memberikan ketepatan waktu kepada pelanggan dan CPO, PK, RSS dan SIR berkualitas baik pada nilai produksi dengan tidak ada keluhan.

4.1.2 Ruang Lingkup Perusahaan

PT. Tolan Tiga Indonesia merupakan manajemen dari perusahaan SIPEF yang berkedudukan di Belgia, sebuah perusahaan penanaman modal asing yang bergerak di bidang usaha sector perkebunan. Sejalan dengan perkembangan waktu telah terjadi perubahan-perubahan sehingga saat ini PT. Tolan Tiga juga ditetapkan sebagai kantor besar pengendalian Manajemen atau induk operasional pengelolaan perusahaan-perusahaan sebagai berikut: 57 Tabel 4.1 Tabel Perusahaan-Perusahaan di bawah Naungan PT. Tolan Tiga Indonesia No. Perusahaan Kebun Daerah 1. PT. Tolan Tiga Indonesia Perlabian Tolan Sumatera Utara 2. PT. Eastern Sumatera Indonesia Bukit Maradja Sumatera Utara 3. PT. Kerasaan Indonesia Kerasaan Sumatera Utara 4. PT. Timbang Deli Indonesia Timbang Deli Sumatera Utara 5. PT. Bandar Sumatera Indonesia Bandar Pinang Sumatera Utara 6. PT. Melania Indonesia Cibuni MAS Jawa Barat Palembang 7. PT. Umbul Mas Wisesa UMW Sumatera Utara 8. PT. Toton Usaha Mandiri TUM Sumatera Utara 9. PT. Citra Sawit Mandiri CSM Sumatera Utara 10. PT. Agro Muko Mukomuko Tanah Rekah Sei Betung Talang Petai Bunga Tanjung Air Buluh Air Bikuk Sei Kiang Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu Bengkulu 11. PT. MukoMuko Agro Sejahtera MMAS Bengkulu Sumber : PT. Tolan Tiga Indonesia Medan 2011 Produk-produk yang dihasilkan perusahan di bawah PT. Tolan Tiga antara lain: 1. CPO Crude Palm Oil dan PK Palm Kernel Hasil produk ini diolah dari TBS Tandan Buah Segar yaitu buah kelapa sawit yang telah masak. 2. RSS Rubber Smoked Sheet Hasil produksi ini merupakan lembaran-lembaran karet yang telah diasapkan yang diolah dari getah karet. 3. Teh Penanamannya dilakukan di kawasan Puncak, Jawa Barat yang diambil hasilnya dari pucuk teh. 58 Jenis teh yang ditanam antara lain: a. Jenis Ortodox, terdiri dari: i. BOPF Broken Orange Peko Fanning ii. BP Broken Peko iii. BT Broken Tea iv. PF Peko Fanning v. Dust b. Jenis CTC, terdiri dari: i. BT II Broken Tea II ii. PF II iii. Fanning II iv. Dust II v. Bohea

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah susunan atau perwujudan yang mencerminkan arus atau garis perintah, tugas, kewajiban, serta tanggung jawab. Struktur organisasi yang ada pada PT. Tolan Tiga Indonesia adalah struktur organisasi “Garis dan Staff Line and Staff Organization” yang menggambarkan pembagian tanggung jawab dan wewenang di dalam perusahaan secara vertical dan mencerminkan hubungan antara departemen-departemen secara horizontal. Dalam pelaksanaan kegiatan, perusahaan dipimpin oleh seorang President Director dan dalam melakukan tugasnya President Director dibantu oleh tiga orang Direktur yaitu Direktur Estate, Direktur Engineering dan Direktur Finance. Selanjutnya 59 sebagai pelaksana kegiatan pada perusahaan tersebut terdiri dari Departemen- departemen di bawah ini: 1. HRAD Human Resources and Administration Department Bertugas dan bertanggung jawab untuk: a. Menetapkan dan melaksanakan peraturan dan ketentuan demi kelancaran operasional perusahaan. b. Agar perusahaan berjalan sesuai dengan anggaran-anggaran dasar perseroan dan peraturan perundang-undangan mengenai perusahaan. c. Semua hal yang menyangkut tenaga kerja dan SDM, peraturan dan ketentuan ketenagakerjaan dan syarat-syarat kerja, penerimaan pekerja, penggajian, pengobaran, kesehatan, social, kesejahteraan pekerja, mutasi, promosi dan kegiatan SDM lainnya. 2. ESD Estate Department Menetapkan kebijakan dan prosedur kultur teknis untuk mendapat persetujuan pelaksanaannya dari perusahaan yang bersangkutan, menata serta memonitor semua kegiatan operasional perkebunan termasuk kinerjanya dan memastikan bahwa semua kebun berpedoman serta bertinfak sesuai estimate yang telah disetujui termasuk perubahannya. 3. FAD Finance and Accounting Department Semua hal-hal yang menyangkut pembukuan dan keuangan, perpajakan dan asuransi menurut peraturan dan undang-undang yang berlaku. 4. ENGD Engineering Departement 60 Bertugas dan bertanggung jawab untuk: a. Bertanggung jawab atas pabrik yang dikelola termasuk peralatan, perawatan dan pemakaian mesin yang efisien. b. Membuat rekomendasi demi peningkatan proses produksi dan operasional secara efisien, mengadakan pengawasan terhadap pembangunan dan pemasangan peralatan baru, menjalin hubungan dengan instansi pemerintah dan badan-badan lainnya yang terkait. c. Menjamin bahwa semua peraturan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan mendapatkan peralatan kapital yang sesuai dengan kondisi yang diperlukan. d. Berkerjasama dengan ESD dalam mengawasi pekerjaan bangunan di semua kebun perusahaan. 5. IAD Internal Audit Department Bertanggungjawab atas terlaksananya internal kontrol yang baik yang mennyangkut financial dan non-finansial di seluruh organisasi perusahaan. Ruang lingkupnya mencakup seluruh kebun, pabrik dan termasuk Head Office di Medan. 6. IT Information Technology Department Bertugas dan bertanggung jawab untuk pelaksanaan IT di perusahaan. 7. MD Marketing Department Bertanggungjawab atas semua penjualan komoditi dari semua kebun yang penjualannya tidak ditangani oleh SIPEF. Melakukan pembelian, hasil dari pihak luar, pengaturan logistik, transportasi, pengapalan, penggudangan, 61 penagihgan pembayaran dari pembeli, syarat-syarat perdagangan, kredit rating dan resiko pasar. 8. PS Purchasing Section Tugasnya adalah melaksanakan pembelian secara terpusat untuk kebutuhan-kebutuhan kebunpabrik dan berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari pembelian dalam jumlah besar dan memenuhi standar. Pembelian sedapat mungkin dilaksanakan melalui persaingan tender terbuka. 9. CA Corporate Affair Bertugas dan bertanggungjawab untuk: a. Menangani penyelenggaraan rapat formal perusahaan antara lain rapat umum pemegang saham dan rapat komisaris. b. Membuat laporan tahunan c. Menjaga hubungan dengan para pemegang saham dan mengatasi komplain dari para pemegang saham. 10. ENC Environment and Conservation Department Bertugas dan bertanggungjawab untuk: a. Memastikan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan dan undang- undang yang berlaku yang berhubungan dengan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. b. Memantau kepatuhan dan mendukung serta mengontrol laporan yang tepat oleh kebunpabrik. 62

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 orang karyawan PT. London Sumatera Medan. Jumlah 30 responden diambil agar dapat memenuhi asumsi kurva normal pada uji statistik.

4.2.1 Hasil Uji Validitas

Pada pra survey, kuesioner yang berisi 30 pernyataan yang menyangkut tentang pengaruh konflik dan kejenuhan terhadap kepuasan kerja melalui motivasi yang hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 4.2 Validitas Tiap Butir Pernyataan Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted Validitas VAR00001 156.34 65.734 .672 .971 Valid VAR00002 156.41 64.108 .723 .971 Valid VAR00003 156.38 64.172 .860 .970 Valid VAR00004 156.41 63.037 .947 .970 Valid VAR00005 156.45 61.970 .810 .970 Valid VAR00006 156.41 63.037 .947 .970 Valid VAR00007 156.52 63.973 .554 .972 Valid VAR00008 156.41 63.037 .947 .970 Valid VAR00009 156.34 65.734 .672 .971 Valid VAR00010 156.52 63.973 .554 .972 Valid VAR00011 156.48 62.973 .766 .970 Valid VAR00012 156.48 62.187 .729 .971 Valid VAR00013 156.52 63.973 .554 .972 Valid VAR00014 156.34 65.734 .672 .971 Valid VAR00015 156.52 63.044 .443 .974 Valid VAR00016 156.41 63.037 .947 .970 Valid VAR00017 156.38 64.172 .860 .970 Valid VAR00018 156.41 64.108 .723 .971 Valid VAR00019 156.38 64.172 .860 .970 Valid 63 VAR00020 156.41 63.037 .947 .970 Valid VAR00021 156.45 61.970 .810 .970 Valid VAR00022 156.38 64.172 .860 .970 Valid VAR00023 156.48 62.973 .766 .970 Valid VAR00024 156.52 63.973 .554 .972 Valid VAR00025 156.34 65.734 .672 .971 Valid VAR00026 156.45 61.970 .810 .970 Valid VAR00027 156.38 64.172 .860 .970 Valid VAR00028 156.34 65.734 .672 .971 Valid VAR00029 156.34 65.734 .672 .971 Valid VAR00030 156.41 63.966 .753 .970 Valid VAR00031 156.45 63.756 .545 .972 Valid VAR00032 156.38 64.172 .860 .970 Valid VAR00033 156.45 61.970 .810 .970 Valid Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Pada tabel 4.2 terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation untuk seluruh butir pernyataan 0,361.

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas

Suatu konstruk dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Reliabilitas Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .972 33 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015 Berdasarkan tabel 4.3 Reliability Statistics, Cronbach’s Alpha = 0,972 dengan jumlah pernyataan 33 butir, menunjukkan bahwa pernyataan ini reliable dan dapat dijadikan sebagai instrument penelitian. Hal ini dikarenakan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu 0,972 0,6 sehingga instrument yang dalam 64 penelitian tersebut dapat dinyatakan telah reliable dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument dalam penelitan.

4.3 Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 8 butir untuk variabel x 1 , 9 butir untuk variabel x 2 , 8 butir untuk variabel y dan 8 butir untuk variabel z. Jadi total seluruh pernyataan adalah 34 butir. Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden berisikan pernyataan mengenai Konflik x 1 dan Kejenuhan x 2 terhadap Kepuasan Kerja y melalui Motivasi z. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Tolan Tiga Indonesia Medan.

4.3.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Tolan Tiga Indonesia Medan. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia, departemen dan masa kerja.

4.3.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Mayoritas responden berjenis kelamin pria dengan persentase 66,7 atau berjumlah 32 orang, dan responden berjenis kelamin wanita dengan persentase 33,3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut Tabel.4.4 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Kategori Jumlah Nominal orang 1. Pria 32 66,7 2. Wanita 16 33,3 Total 48 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah 65

4.3.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia mayoritas responden berada di kategori usia 35-44 tahun dengan persentase 45,8 atau berjumlah 22 orang, sisanya berusia 45-55 tahun dengan persentase 29,2, 25-34 tahun dengan persentase 25. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.5 Berikut. Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No. Kategori Tahun Jumlah Nominal orang 1. 25-34 12 25 2. 35-44 22 45,8 3. 45-55 14 29,2 Total 48 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah

4.3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen

Departemen mayoritas responden merupakan Finance Account Dept. dengan persentase 22,9 atau berjumlah 11 orang, sisanya Estate Dept sebesar 16,7, Human Resource Admin Dept sebesar 12,5, Engineering Dept sebesar 10,4, Marketing Dept sebesar 10,4, Internal Audit Dept sebesar 6,2, Purchasing Section sebesar 6,2, Information Technology Dept sebesar 4,2, Corporate Affair sebesar 4,2, Environment Conservation Dept 4,2 dan Company Doctor sebesar 2,1. Karakteristik responden berdasarkan departemen dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut. Tabel 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Departemen No. Kategori Departemen Jumlah Nominalorang 1. Human Resources Admin Dept. 6 12,5 2. Company Doctor 1 2,1 3. Estate Dept. 8 16,7 4. Finance Account Dept. 11 22,9 66 5. Engineering Dept. 5 10,4 6. Internal Audit Dept. 3 6,2 7. Information Technology Dept. 2 4,2 8. Marketing Dept. 5 10,4 9. Purchasing Section 3 6,2 10. Corporate Affair 2 4,2 11. Environment Conservation Dept. 2 4,2 Jumlah 48 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah

4.3.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja mayoritas responden berada pada kategori 10 tahun dengan persentase 47,9 atau berjumlah 23 orang, sisanya 5-10 tahun dengan persentase 27,1, 1-5 tahun dengan persentase 25. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7 Identitas Responden Berdasarkan Masa Kerja No. Kategori Tahun Jumlah Nominal orang 1. 1-5 Tahun 12 25 2. 5-10 Tahun 13 27,1 3. 10 Tahun 23 47,9 Total 48 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah

4.3.2 Deskriptif Variabel

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian pengaruh konflik dan kejenuhan melalui motivasi pada karyawan PT. Tolan Tiga Indonesia Medan, dengan tanggapan responden sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju STS = 1 Tidak Setuju TS = 2 Netral N = 3 Setuju S = 4 Sangat Setuju SS = 5 67

4.3.2.1 Konflik X

1 Tanggapan responden mengenai konflik X 1 : Tabel 4.8 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Konflik Item Pernyataan 1 2 3 4 5 Total F F F F F F 1 2 4,16 4 8,33 2 4,16 19 39,59 21 43,76 48 100 2 1 2,08 0,0 3 6,25 17 35,42 27 56,25 48 100 3 1 2,08 0.0 3 6,25 19 39,59 25 52,08 48 100 4 2 4,16 2 4,16 2 4,16 18 37,5 24 50,02 48 100 5 2 4,16 2 4,16 3 6,25 16 33,33 25 52,08 48 100 6 2 4,16 2 4,16 2 4,16 17 35,42 25 52,08 48 100 7 2 4,16 3 6,25 2 4,16 17 35,42 24 50,02 48 100 8 1 2,08 1 2,08 1 2,08 21 43,76 24 50,02 48 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah 1. Pada pernyataan “Saya merasakan ketidaknyamanan dengan rekan kerja saat bekerja”, dapat digambarkan bahwa 21 orang atau 43,76 responden menyatakan nyaman 4, sedangkan 19 orang atau 39,59 responden menyatakan sangat nyaman 5, 4 orang atau 8,33 responden menyatakan tidak nyaman 2, 2 orang atau 4,26 responden menyatakan sangat tidak nyaman 2 dan 2 orang atau 4,26 responden menyatakan netral . Hal ini menunjukkan bahwa ketidaknyamanan saat bekerja akan mempengaruhi konflik dengan rekan kerja. 2. Pada pernyataan “Saya memiliki hubungan baik dengan rekan kerja”, dapat digambarkan bahwa 27 orang atau 56,25 responden menyatakan baik 4, sedangkan 17 orang atau 35,42 responden menyatakan sangat baik 5, 3 orang atau 6,25 responden menyatakan netral 3 dan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sangat tidak baik 1. Hal ini 68 menunjukkan bahwa hubungan yang baik dengan rekan kerja dapat mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik. 3. Pada pernyataan “Saya merasa mudah marah saat bekerja”, dapat digambarkan bahwa 25 orang atau 52,08 responden menyatakan sangat tidak mudah marah 5, sedangkan 19 orang atau 39,59 responden menyatakan tidak mudah marah 4, 3 orang atau 6,25 responden menyatakan netral 3 dan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sangat mudah marah 1. Hal ini menunjukkan bahwa perasaan mudah marah dapat membuat suasana menjadi kurang kondusif di antara karyawan. 4. Pada pernyataan “Sering terjadi salah paham di antara karyawan”, dapat digambarkan bahwa 24 orang atau 50,02 responden menyatakan tidak pernah terjadi 5, sedangkan 18 orang atau 37,5 responden menyatakan pernah terjadi 4, 2 orang atau 4,16 responden menyatakan netral 3, 2 orang atau 4,16 responden menyatakan sering terjadi 4 dan 2 orang atau 4,16 responden menyatakan sangat sering terjadi 5. Hal ini menunjukkan kesalahpahaman dapat menyebabkan terjadinya konflik di antara karyawan. 5. Pada pernyataan “Saya merasa ada ketidaksesuaian dalam hal pembagian tugas”, dapat digambarkan bahwa 25 orang atau 52,08 responden menyatakan sangat sesuai 5, sedangkan 16 orang atau 33,33 responden menyatakan sesuai 4, 3 orang atau 6,25 responden menyatakan netral, 2 orang atau 4,16 responden menyatakan tidak sesuai, dan 2 orang atau 69 4,16 responden menyatakan sangat tidak sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa kesesuaian tugas diperlukan untuk mencapai tujuan dalam perusahaan. 6. Pada pernyataan “Sering terjadi perselisihan ide antar karyawan”, dapat digambarkan bahwa 25 orang atau 52,08 responden menyatakan tidak pernah terjadi 5, sedangkan 17 orang atau 35,42 responden menyatakan pernah terjadi 4, 2 orang atau 4,16 responden menyatakan netral 3, 2 orang atau 4,16 menyatakan sering terjadi 2 dan 2 orang atau 4,16 menyatakan sangat sering terjadi 1. Hal ini menunjukkan bahwa perselisihan ide di antara karyawan dapat menimbulkan konflik kerja jika tidak disertai pemaaman yang memadai terhadap ide-ide tersebut. 7. Pada pernyataan “Saya memiliki pandangan yang berbeda saat bekerja dengan rekan kerja”, dapat digambarkan bahwa 24 orang atau 50,02 responden menyatakan sangat sama 5, sedangkan 17 orang atau 35,42 responden menyatakan sama 4, 3 orang atau 6,25 responden menyatakan berbeda 2, 2 orang atau 4,16 responden menyatakan netral 3 dan 2 orang atau 4,16 responden menyatakan sangat berbeda 1. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan pandangan saat bekerja dapat mengarah ke konflik di antara karyawan. 8. Pada pernyataan “Sering terjadi ketidaksepakatan dalam membuat keputusan”, dapat digambarkan bahwa, 24 orang atau 50,02 responden menyatakan tidak pernah terjadi 5, sedangkan 21 orang atau 43,76 70 responden menyatakan pernah terjadi 4, 1 orang atau 2,08 responden menyatakan netral 3, 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sering terjadi 2 dan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sangat sering 1. Hal ini menunjukkan bahwa ketidaksepakatan dalam membuat keputusan berawal dari karyawan yang memiliki persepsi berbeda. Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat diambil kesimpulan bahwa hal-hal yang paling dominan dapat menimbulkan konflik adalah ketidaknyamanan dengan rekan kerja dan pandangan yang berbeda saat bekerja. Hal ini terlihat dari pernyataan “Saya merasakan ketidaknyamanan dengan rekan kerja” sebanyak 4 orang menyatakan tidak nyaman dan 2 orang menyatakan sangat tidak nyaman, pernyataan “Saya memiliki pandangan yang berbeda saat bekerja dengan rekan kerja” sebanyak 3 orang menyatakan memiliki pandangan berbeda dan 2 orang menyatakan memiliki pandangan sangat berbeda. Dapat disimpulkan bahwa konflik kerja yang terjadi di karyawan sedang.

4.3.2.2 Kejenuhan x

2 Tanggapan responden mengenai kejenuhan x 2 : Tabel 4.9 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kejenuhan Item Pernyataan 1 2 3 4 5 Total F F F F F F 1 1 2,08 1 2,08 3 6,25 8 16,67 35 72,92 48 100 2 1 2,08 0,0 4 8,33 8 16,67 35 72,92 48 100 3 0,0 1 2,08 2 4,16 5 10,42 40 83,34 48 100 4 1 2,08 1 2,08 1 2,08 2 4,16 43 89,6 48 100 5 1 2,08 2 4,16 0,0 5 10,42 40 83,34 48 100 6 1 2,08 1 2,08 3 6,25 2 4,16 41 85,43 48 100 7 1 2,08 3 6,25 1 2,08 2 4,16 41 85,43 48 100 8 1 2,08 2 4,16 2 4,16 4 8,33 39 81,27 48 100 9 1 2,08 1 2,08 3 6,25 4 8,33 39 81,27 48 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah 71 1. Pada pernyataan “Saya mengalami kelelahan fisik seperti sakit kepala”, dapat digambarkan bahwa 35 orang atau 72,92 responden menyatakan tidak pernah terjadi 5, sedangkan 8 orang atau 16,67 responden menyatakan pernah terjadi 4, 3 orang atau 6,25 responden menyatakan netral 3, 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sering terjadi 2 dan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sangat sering terjadi 1. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki kelelahan fisik dapat menunda untuk mengerjakan pekerjannya. 2. Pada pernyataan “Saya mengalami kelelahan emosi seperti sering kesal”, dapat digambarkan bahwa 35 orang atau 72,92 responden menyatakan tidak pernah terjadi 5, sedangkan 8 orang atau 16,67 responden menyatakan pernah terjadi 4, 4 orang atau 8,33 responden menyatakan netral 3 dan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sangat sering 1. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki kelelahan emosi menyebabkan karyawan menarik diri dari rekan kerja. 3. Pada pernyataan “Saya mengalami kelelahan pikiran seperti tidak mampu berkonsentrasi”, dapat digambarkan bahwa 40 orang atau 83,34 responden menyatakan tidak pernah terjadi 5, sedangkan 5 orang atau 10,42 responden menyatakan pernah terjadi 4, 2 orang atau 4,16 responden menyatakan netral 3 dan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sering terjadi 2. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki kelelahan pikiran, prestasi kerjanya akan semakin menurun. 72 4. Pada pernyataan “Saya merasa terlalu diatur oleh perusahaan dalam mengerjakan tugas”, dapat digambarkan bahwa 43 orang atau 89,6 responden menyatakan sangat tidak terlalu diatur 5, sedangkan 2 orang atau 4,16 responden menyatakan tidak terlalu diatur 4, 1 orang atau 2,08 responden menyatakan netral 3, 1 orang atau 2,08 responden menyatakan terlalu diatur 2 dan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sangat terlalu diatur 1. Hal ini menunjukkan bahwa perasaan terlalu diatur oleh perusahaan dapat mengakibatkan karyawan tidak dapat mengekspresikan diri secara baik dalam mengerjakan tugasnya. 5. Pada pernyataan “Saya tidak suka melakukan perubahan-perubahan”, dapat digambarkan bahwa 40 orang atau 83,34 responden menyatakan sangat suka 5, sedangkan 5 orang atau 10,42 responden menyatakan suka 4, 2 orang atau 4,16 responden menyatakan tidak suka 2 dan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sangat tidak suka 1. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang tidak suka melakukan perubahan cenderung tidak melakukan inovasi akan pekerjaannya, dan hasil kerjanya juga tidak menarik. 6. Pada pernyataan “Saya memilih untuk menyindiri saat bekerja”, dapat digambarkan bahwa 41 orang atau 85,43 responden menyatakan sangat tidak suka menyendiri 5, sedangkan 3 orang atau 6,25 responden menyatakan netral 3, 2 orang atau 4,16 responden menyatakan tidak suka menyendiri 2, 1 orang atau 2,08 responden menyatakan suka menyendiri 4 dan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sangat suka 73 menyendiri 1. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja sendiri menunjukkan sikap yang menjauh dari lingkungan social. 7. Pada pernyataan “Saya sering tidak masuk kantor”, dapat digambarkan bahwa 41 orang atau 85,43 responden menyatakan sangat rajin masuk 5, 3 orang atau 6,25 responden menyatakan sering tidak masuk 2, 2 orang atau 4,16 responden menyatakan rajin masuk 4, 1 orang atau 2,08 responden menyatakan netral 3 sedangkan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sangat sering tidak masuk 1. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya absen karyawan dapat diakibatkan oleh karyawan yang mengalami keletihan dalam bekerja. 8. Pada pernyataan “Saya memiliki keengganan untuk bekerja”, dapat digambarkan bahwa 39 orang atau 81,27 responden menyatakan sangat rajin bekerja 5, 4 orang atau 8,33 responden menyatakan rajin bekerja 4, 2 orang atau 4,16 responden menyatakan netral, 2 orang atau 4,16 responden menyatakan enggan bekerja 2, sedangkan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sangat enggan bekerja 1. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang enggan bekerja mulai kehilangan komitmen dalam pekerjaannya. 9. Pada pernyataan “Saya sering menunda pekerjaan yang diberikan kepada saya”, dapat digambarkan bahwa 39 orang atau 81,27 responden menyatakan tidak pernah menunda 5, 4 orang atau 8,33 responden menyatakan pernah menunda 4, 3 orang atau 6,25 responden menyatakan netral 3, 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sering 74 menunda 2 sedangkan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan sering menunda 1. Hal ini menunjukkan bahwa menunda pekerjaan disebabkan oleh penurunan keinginan untuk bekerja seiring waktu. Berdasarkan tabel 4.9 maka dapat diambil kesimpulan bahwa hal-hal yang paling dominan menjadi indicator kejenuhan adalah tidak masuk kantor dan keengganan bekerja. Hal ini terlihat dari pernyataan “Saya sering tidak masuk kantor” sebanyak 3 orang menyatakan sering tidak masuk dan 1 orang menyatakan sangat sering tidak masuk, dan pernyataan “Saya memiliki keengganan untuk bekerja” sebanyak 2 orang menyatakan enggan bekerja dan 2 orang menyatakan sangat enggan bekerja. Dapat disimpulkan bahwa kejenuhan yang terjadi di karyawan rendah.

4.3.2.3 Kepuasan Kerja y

Tanggapan responden mengenai kepuasan kerja y: Tabel 4.10 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Item Pernyataan 1 2 3 4 5 Total F F F F F F 1 0,0 0,0 8 16,67 19 39,58 21 43,75 48 100 2 0,0 0,0 8 16,67 27 56,25 13 27,08 48 100 3 0,0 0,0 7 14,58 22 45,84 19 39,58 48 100 4 0,0 0,0 7 14,58 24 50 17 35,42 48 100 5 0,0 0,0 6 12,5 26 54,17 16 33,33 48 100 6 0,0 0,0 8 16,67 24 50 16 33,33 48 100 7 0,0 0,0 5 10,42 24 50 19 39,58 48 100 8 0,0 0,0 6 12,5 22 45,84 20 41,66 48 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah 1. Pada pernyataan “Gaji yang saya dapat sesuai dengan beban kerja saya selama ini”, dapat digambarkan bahwa 21 orang atau 43,75 responden menyatakan sangat sesuai 5, sedangkan 19 orang atau 39,58 75 menyatakan sesuai 4 dan 8 orang atau 16,67 responden menyatakan netral 3. Hal ini menunjukkan bahwa kesulitan pekerjaan, resiko dan tanggung jawab disesuaikan dengan gaji yang diterima. 2. Pada pernyataan “Saya mendapatkan tunjangan yang sesuai prestasi kerja saya”, dapat digambarkan bahwa 27 orang atau 56,25 responden menyatakan sesuai 4, sedangkan 13 orang atau 27,08 responden menyatakan sangat sesuai 5 dan 8 orang atau 16,67 responden menyatakan netral 3. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kerja yang dicapai karyawan sesuai dengan tujuan perusahaan. 3. Pada pernyataan “Ada banyak peluang promosi yang diberikan kepada saya”, dapat digambarkan bahwa 22 orang atau 45,84 responden menyatakan banyak peluang 4, sedangkan 19 orang atau 39,58 responden menyatakan sangat banyak peluang 5 dan 7 orang atau 14,58 responden menyatakan netral 3. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian promosi kepada karyawan maka kepuasan kerja yang dimiliki karyawan juga akan meningkat. 4. Pada pernyataan “Pekerjaan saya membutuhkan berbagai ketrampilan yang dimiliki”, dapat digambarkan bahwa 24 orang atau 50 responden menyatakan dibutuhkan 4, sedangkan 17 orang atau 35,42 responden menyatakan sangat dibutuhkan 5 dan 7 orang atau 14,58 responden menyatakan netral 3. Hal ini menunjukkan bahwa ketrampilan yang dimiliki karyawan diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. 76 5. Pada pernyataan “Saya merasa pekerjaan saya penting dalam mencapai tujuan perusahaan”, dapat digambarkan bahwa 26 orang atau 54,17 responden menyatakan penting 4, sedangkan 16 orang atau 33,33 responden menyatakan sangat penting 5 dan 6 orang atau 12,5 responden menyatakan netral 3. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang merasa pekerjaan yang ia miliki mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan perusahaan bekerja lebih giat dan rajin. 6. Pada pernyataan “Ada kebebasan dalam mengerjakan tugas yang diberikan”, dapat digambarkan bahwa 24 orang atau 50 responden menyatakan bebas 4, sedangkan 16 orang atau 33,33 responden menyatakan sangat bebas 5 dan 8 orang atau 16,67 responden menyatakan netral 3. Hal ini menunjukkan bahwa kebebasan dalam mengerjakan tugas dapat mendorong karyawan lebih bertanggung jawab akan hasil kerjanya. 7. Pada pernyataan “Tempat bekerja saya memadai untuk membantu saya melaksanakan tugas”, dapat digambarkan bahwa 24 orang atau 50 responden menyatakan memadai 4, sedangkan 19 orang atau 39,58 responden menyatakan sangat memadai 5 dan 5 orang atau 10,42 responden menyatakan netral 3. Hal ini menunjukkan bahwa tempat bekerja yang memadai membuat karyawan lebih fokus dalam mengerjakan tugasnya. 8. Pada pernyataan “Saya menyukai suasana lingkungan pekerjaan saya saat ini”, dapat digambarkan bahwa 22 orang atau 45,84 responden 77 menyatakan menyukai 4, sedangkan 20 orang atau 41,66 responden menyatakan sangat menyukai 5 dan 6 orang atau 12,5 responden menyatakan netral 3. Hal ini menunjukkan bahwa suasana lingkungan yang baik dan kondusif diperlukan untuk membantu karyawan mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan tabel 4.10 maka dapat diambil kesimpulan bahwa hal-hal yang paling dominan menjadi indicator kepuasan kerja adalah gaji dan suasan bekerja. Hal ini terlihat dari pernyataan “Gaji yang saya dapat sesuai dengan beban kerja saya selama ini” sebanyak 21 orang menyatakan sangat sesuai dan 19 orang menyatakan sesuai, dan pernyataan “Saya menyukai suasana lingkungan pekerjaan saya saat ini” sebanyak 22 orang menyatakan menyukai dan 20 orang menyatakan sangat menyukai. Dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja yang dimiliki karyawan tinggi.

4.3.2.4 Motivasi z

Tanggapan responden mengenai motivasi z: Tabel 4.11 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Item Pernyataan 1 2 3 4 5 Total F F F F F F 1 0,0 0,0 0,0 28 58,33 20 41,67 48 100 2 0,0 0,0 0,0 25 52,08 23 47,92 48 100 3 0,0 0,0 0,0 26 54,17 22 45,83 48 100 4 0,0 0,0 1 2,08 24 50 23 47,92 48 100 5 0,0 0,0 0,0 27 56,25 21 43,75 48 100 6 0,0 0,0 0,0 26 54,17 22 45,83 48 100 7 0,0 0,0 0,0 28 58,33 20 41,67 48 100 8 0,0 0,0 0,0 30 62,5 18 37,5 48 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah 78 1. Pada pernyataan “Saya senang dengan pekerjaan saya sekarang”, dapat digambarkan bahwa 28 orang atau 58,33 responden menyatakan senang 4, sedangkan 20 orang atau 41,67 responden menyatakan sangat senang 5. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik. 2. Pada pernyataan “Saya merasa ada kemajuan dalam karir saya selama bekerja”, dapat digambarkan bahwa 25 orang atau 52,08 responden menyatakan ada kemajuan 4, sedangkan 23 orang atau 47,92 responden menyatakan sangat ada kemajuan 5. Hal ini menunjukkan bahwa karir adalah sesuatu yang harus dikejar oleh setiap karyawan, oleh karena itu perusahaan harus memberi kesempatan. 3. Pada pernyataan “Saya sering mendapat penghargaan atas hasil kerja yang saya lakukan ”, dapat digambarkan bahwa 26 orang atau 54,17 responden menyatakan mendapat penghargaan 4, sedangkan 22 orang atau 45,83 responden menyatakan sering mendapat penghargaan 5. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian penghargaan dapat memberikan kepuasan pada karyawan agar mempengaruhi karyawan untuk meningkatkan kinerja. 4. Pada pernyataan “Saya selalu menyelesaikan tugas sesuai dengan instruksi yang diberikan”, dapat digambarkan bahwa 24 orang atau 50 responden menyatakan sesuai 4, sedangkan 23 orang atau 47,92 responden menyatakan sangat sesuai 5 dan 1 orang atau 2,08 responden menyatakan netral 3. Hal ini menunjukkan bahwa kejelasan instruksi 79 diperlukan karyawan agar hasil kerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. 5. Pada pernyataan “Pengawasan yang dilakukan pada karyawan sudah baik”, dapat digambarkan bahwa 27 orang atau 56,25 responden menyatakan baik 4, sedangkan 21 orang atau 43,75 responden menyatakan sangat baik 5. Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan yang baik terhadap karyawan dapat memberikan karyawan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya dalam pekerjaan. 6. Pada pernyataan “Semua karyawan mendapat kesempatan promosi yang sama”, dapat digambarkan bahwa 26 orang atau 54,17 responden menyatakan sama 4, sedangkan 22 orang atau 45,83 responden menyatakan sangat sama 5. Hal ini menunjukkan bahwa promosi dapat diartikan sebagai penghargaan atas potensi dan prestasi yang diberikan karyawan kepada perusahaan selama ini. 7. Pada pernyataan “Kondisi kerja sudah sangat menyenangkan”, dapat digambarkan bahwa 28 orang atau 58,33 responden menyatakan menyenangkan 4, sedangkan 20 orang atau 41,67 responden menyatakan sangat menyenangkan 5. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kondisi kerja yang menyenangkan karyawan dapat bekerja lebih nyaman dan mendorong karyawan bekerja lebih keras. 8. Pada pernyataan “Perusahaan memberikan insentif yang sesuai dengan beban kerja”, dapat digambarkan bahwa 30 orang atau 62,5 responden menyatakan sesuai 4, sedangkan 18 orang atau 37,5 responden 80 menyatakan sangat sesuai 5. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian insentif yang sesuai diharapkan karyawan dapat meningkatkan kinerja. Berdasarkan tabel 4.11 maka dapat diambil kesimpulan bahwa hal-hal yang paling dominan menjadi indikator motivasi adalah insentif, pekerjaan itu sendiri dan kondisi kerja. Hal ini terlihat dari pernyataan “Perusahaan memberikan insentif yang sesuai dengan beban kerja” sebanyak 30 orang menyatakan sesuai dan 18 orang menyatakan sangat sesuai, pernyataan “Saya senang dengan pekerjaan saya sekarang” sebanyak 28 orang menyatakan senang dan 20 orang menyatakan sangat senang dan pernyataan “Kondisi kerja sudah sangat menyenangkan” sebanyak 28 orang menyatakan menyenangkan dan 20 orang menyatakan sangat menyenangkan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi yang diberikan kepada karyawan tinggi.

4.4 Pengujian Hipotesis 1 dan 2

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi yang normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisis histogram, grafik dan uji statistik Kolmogrov-Smirnov.

4.4.1.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Jika bentuk grafik tidak melenceng ke kiri atau ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal. Sebaliknya, jika bentuk grafik 81 melenceng ke kiri atau ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel tidak berdistribusi normal. Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Tampilan grafik histogram yang terdapat pada Gambar 4.1 tersebut memberikan pola distribusi yang normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak miring ke kiri atau miring ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk lonceng.

4.4.1.2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik

Jika titik masih menyebar di sekitar garis diagonal, maka data telah berdistribusi normal. Sebaliknya jika titik tidak menyebar di sekitar garis diagonal, maka data tidak berdistribusi normal. 82 Gambar 4.2 Grafik Normal Plot Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Pada Gambar 4.2 Grafik Normal Plot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.4.1.3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Selain dengan analisis grafik, uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat angka signifikan dari Kolmogorov-Smirnov text, yaitu dengan cara melakukan uji Kolmogorov-Smirnov pada data residual. Jika Asymp. Sig. 2- tailed 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika Asymp. Sig. 2- tailed 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. 83 Tabel 4.12 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.23694810 Most Extreme Differences Absolute .128 Positive .128 Negative -.072 Kolmogorov-Smirnov Z .884 Asymp. Sig. 2-tailed .415 a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Berdasarkan uji Kolomogorov-Smirnov yang disajikan dalam Tabel 4.12, dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,415 yang lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan satu dengan pengamatan lain, jika varians residual dari pengamatan satu dengan pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik ialah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan dua pendekatan : 84

4.4.2.1 Pendekatan Grafik dengan Scatter Plot

Gambar 4.3 Grafik Scatter Plot Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan.

4.4.2.2 Pendekatan Statistik dengan Glejser Tabel 4.13

Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -5.128 2.819 -1.819 .076 KONFLIK .083 .072 .171 1.142 .260 KEJENUHAN .076 .056 .204 1.359 .181 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai signifikansi konflik kerja dan kejenuhan di atas tingkat kepercayaan 5. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak 85 terjadi gejala heteroskdastisitas dalam model regresi. 4.4.3 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Multikoliniearitas terjadi apabila nilai tolerance Tolerance 0,10 dan variance inflation factor VIF 10. Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant 18.525 4.426 4.186 .000 KONFLIK .753 .114 .742 6.617 .000 .895 1.117 KEJENUHAN -.210 .088 -.267 -2.384 .021 .895 1.117 a. Dependent Variable: MOTIVASI Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Dari tabel 4.14 dapat terlihat bahwa nilai Tolerance dari variabel bebas sebesar 0,895 lebih besar dari 0,1. Sedangkan untuk nilai VIF sebesar 1,117 lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikoliniearitas.

4.4.4 Uji Simultan Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. F 0,05 maka H diterima, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika sig.F ≤ 0,05 maka H a diterima, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. 86 Pada penelitian ini nilai F hitung akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat signifikan � = 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: 1. F hitung ≤ F tabe l maka H diterima atau H a ditolak. 2. F hitung Ft abel maka H ditolak atau H a diterima. Tabel 4.15 Hasil Uji Simultan Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 70.067 2 35.034 21.923 .000 a Residual 71.912 45 1.598 Total 141.979 47 a. Predictors: Constant, KEJENUHAN, KONFLIK b. Dependent Variable: MOTIVASI Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Hasil uji F pada Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah sebesar 21,923 dengan tingkat signifikansi 0,000 0,05. Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai F tabel sebesar 3,204. Hal ini menunjukkan bahwa nilai F hitung F tabel yang berarti H ditolak dan H a diterima, artinya secara simultan atau serempak variabel bebas yakni konflik kerja dan kejenuhan memiliki pengaruh signifikan terhadap motivasi.

4.4.5 Uji Parsial Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsialindividual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. t 0,05 maka H diterima, artinya secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika sig.t ≤ 0,05 maka H a 87 diterima, artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pada tingkat signifikan � = 5. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial pada uji-t ini adalah: 1. Jika Sig 0,05 dan t hitung t tabel maka H diterima atau H a ditolak. 2. Jika Sig 0,05 dan t hitung t tabel maka H ditolak atau H a diterima. Tabel 4.16 Hasil Uji Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 18.525 4.426 4.186 .000 KONFLIK .753 .114 .742 6.617 .000 KEJENUHAN -.210 .088 -.267 -2.384 .021 a. Dependent Variable: MOTIVASI Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.16, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda seperti berikut : Z = 18,525 + 0,742 X 1 + -0,267 X 2 + e Di mana : Z : Motivasi a : Konstanta b 1 : Koefisien Regresi Konflik Kerja b 2 : Koefisien Regresi Kejenuhan X 1 : Konflik Kerja X 2 : Kejenuhan 88 e : error term Berdasarkan hasil pengolahan uji t yang tertera pada Tabel 4.16, maka dapat dijelaskan hasil pengujian sebagai berikut : a. Konstanta sebesar 18,525 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel bebas konflik kerja dan kejenuhan atau variabel bebas sama dengan nol, maka motivasi sebesar 18,525 b. Variabel konflik kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 dan nilai t hitung 6,617 t tabel 2,014, artinya jika variabel konflik kerja ditingkatkan sebesar satu satuan maka motivasi akan mengalami peningkatan sebesar 0,742 satuan. c. Variabel kejenuhan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap motivasi. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,021 dan nilai t hitung -2,384 t tabel 2,014, jika variabel kejenuhan ditingkatkan sebesar satu satuan maka motivasi akan mengalami penurunan sebesar - 0,267 satuan.

4.4.6 Uji Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel bebas. Apabila nilai R 2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut maka variabel bebas secara keseluruhan bisa menjelaskan variabel terikat. 89 Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .702 a .494 .471 1.264 a. Predictors: Constant, KEJENUHAN, KONFLIK b. Dependent Variable: MOTIVASI Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang dapat dilihat pada Tabel 4.17, diketahui bahwa nilai R sebesar 0,702 yang berarti hubungan konflik kerja dan kejenuhan terhadap motivasi adalah sebesar 70,2. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,471 yang berarti 47,1 faktor yang berpengaruh terhadap motivasi dapat dijelaskan oleh konflik kerja dan kejenuhan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 52,9 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini, seperti gaji, lingkungan kerja dan kepemimpinan.

4.5 Pengujian Hipotesis 3, 4 dan 5

4.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi yang normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisis histogram, grafik dan uji statistik Kolmogrov-Smirnov.

4.5.1.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

Jika bentuk grafik tidak melenceng ke kiri atau ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal. Sebaliknya, jika bentuk grafik 90 melenceng ke kiri atau ke kanan, maka menunjukkan bahwa variabel tidak berdistribusi normal. Gambar 4.4 Grafik Histogram Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Tampilan grafik histogram yang terdapat pada Gambar 4.4 tersebut memberikan pola distribusi yang normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak miring ke kiri atau miring ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk lonceng.

4.5.1.2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik

Jika titik masih menyebar di sekitar garis diagonal, maka data telah berdistribusi normal. Sebaliknya jika titik tidak menyebar di sekitar garis diagonal, maka data tidak berdistribusi normal. 91 Gambar 4.5 Grafik Normal Plot Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Pada Gambar 4.5 Grafik Normal Plot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.5.1.3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Selain dengan analisis grafik, uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat angka signifikan dari Kolmogorov-Smirnov text, yaitu dengan cara melakukan uji Kolmogorov-Smirnov pada data residual. Jika Asymp. Sig. 2- tailed 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika Asymp. Sig. 2- tailed 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. 92 Tabel 4.18 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test pada Variabel Kepuasan Kerja One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.84508797 Most Extreme Differences Absolute .148 Positive .148 Negative -.080 Kolmogorov-Smirnov Z 1.024 Asymp. Sig. 2-tailed .245 a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Berdasarkan uji Kolomogorov-Smirnov yang disajikan dalam Tabel 4.18, dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,245 yang lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal.

4.5.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan satu dengan pengamatan lain, jika varians residual dari pengamatan satu dengan pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik ialah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan dua pendekatan : 93

4.5.2.1 Pendekatan Grafik dengan Scatter Plot

Gambar 4.6 Grafik Scatter Plot Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan.

4.5.2.2 Pendekatan Statistik dengan Glejser

Tabel 4.19 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -6.551 4.458 -1.469 .149 KONFLIK -.252 .137 -.382 -1.846 .072 KEJENUHAN .110 .080 .215 1.373 .177 MOTIVASI .339 .127 .521 2.660 .061 a. Dependent Variable: absut Pada Tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai signifikansi konflik kerja, kejenuhan dan motivasi di atas tingkat kepercayaan 5. Jadi, dapat disimpulkan 94 bahwa tidak terjadi gejala heteroskdastisitas dalam model regresi. 4.5.3 Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Multikoliniearitas terjadi apabila nilai tolerance Tolerance 0,10 dan variance inflation factor VIF 10. Tabel 4.20 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 45.473 7.870 5.778 .000 KONFLIK -.494 .241 -.378 -2.050 .046 .454 2.203 KEJENUHAN -.344 .141 -.340 -2.442 .019 .795 1.258 MOTIVASI .555 .225 .431 2.469 .018 .506 1.974 a. Dependent Variable: KEPUASAN_KERJA Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Dari tabel 4.20 dapat terlihat bahwa nilai Tolerance dari variabel konflik kerja sebesar 0,454, variabel kejenuhan sebesar 0,795 dan variabel motivasi sebesar 0,506 lebih besar dari 0,1. Sedangkan untuk nilai VIF variabel konflik kerja sebesar 2,203, variabel kejenuhan sebesar 1,258 dan variabel motivasi sebesar 1,974 lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikoliniearitas.

4.5.4 Uji Simultan Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. 95 Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. F 0,05 maka H diterima, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika sig.F ≤ 0,05 maka H a diterima, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini nilai F hitung akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat signifikan � = 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: 1. F hitung ≤ F tabe l maka H diterima atau H a ditolak. 2. F hitung Ft abel maka H ditolak atau H a diterima. Tabel 4.21 Hasil Uji Simultan Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 75.912 3 25.304 6.958 .001 a Residual 160.004 44 3.636 Total 235.917 47 a. Predictors: Constant, MOTIVASI, KEJENUHAN, KONFLIK b. Dependent Variable: KEPUASAN_KERJA Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Hasil uji F pada Tabel 4.21 menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah sebesar 6,958 dengan tingkat signifikansi 0,001 0,05. Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai F tabel sebesar 2,816. Hal ini menunjukkan bahwa nilai F hitung F tabel yang berarti H ditolak dan H a diterima, artinya secara simultan atau serempak variabel bebas yakni konflik kerja, kejenuhan dan motivasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.

4.5.5 Uji Parsial Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas 96 secara parsialindividual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. t 0,05 maka H diterima, artinya secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika sig.t ≤ 0,05 maka H a diterima, artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel pada tingkat signifikan � = 5. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial pada uji-t ini adalah: 1. Jika Sig 0,05 dan t hitung t tabel maka H diterima atau H a ditolak. 2. Jika Sig 0,05 dan t hitung t tabel maka H ditolak atau H a diterima. Tabel 4.22 Hasil Uji Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 45.473 7.870 5.778 .000 KONFLIK -.494 .241 -.378 -2.050 .046 KEJENUHAN -.344 .141 -.340 -2.442 .019 MOTIVASI .555 .225 .431 2.469 .018 a. Dependent Variable: KEPUASAN_KERJA Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.22, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda seperti berikut : Y = 45,473 + -0,378 X 1 + -0,340 X 2 + 0,431 Z+ e Di mana : 97 Y : Kepuasan kerja a : Konstanta b 1 : Koefisien Regresi Konflik Kerja b 2 : Koefisien Regresi Kejenuhan b 3 : Koefisien Regresi Motivasi X 1 : Konflik Kerja X 2 : Kejenuhan Z : Motivasi e : error term Berdasarkan hasil pengolahan uji t yang tertera pada Tabel 4.12, maka dapat dijelaskan hasil pengujian sebagai berikut : a. Konstanta sebesar 45,473 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel bebas konflik kerja, kejenuhan dan motivasi atau variabel bebas sama dengan nol, maka kepuasan kerja sebesar 45,473. b. Variabel konflik kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,046 dan nilai t hitung -2,050 t tabel 2,015, artinya jika variabel konflik kerja ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan kerja akan mengalami penurunan sebesar -0,378 satuan. c. Variabel kejenuhan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,019 dan nilai t hitung -2,442 t tabel 2,015, artinya jika variabel kejenuhan ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan kerja akan mengalami 98 penurunan sebesar -0,340 satuan. d. Variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,018 dan nilai t hitung 2,469 t tabel 2,015, artinya jika variabel motivasi ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan kerja akan mengalami peningkatan sebesar 0,431 satuan.

4.5.6 Uji Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel bebas. Apabila nilai R 2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut maka variabel bebas secara keseluruhan bisa menjelaskan variabel terikat. Tabel 4.23 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .567 a .322 .276 1.907 a. Predictors: Constant, MOTIVASI, KEJENUHAN, KONFLIK b. Dependent Variable: KEPUASAN_KERJA Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang dapat dilihat pada Tabel 4.23, diketahui bahwa nilai R sebesar 0,567 yang berarti hubungan konflik kerja, kejenuhan dan motivasi terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 56,7. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,276 yang berarti 27,6 faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja dapat dijelaskan oleh konflik kerja, kejenuhan dan motivasi. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 72,4 dapat dijelaskan 99 oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini seperti promosi, keamanan kerja, supervisi, komunikasi dan fasilitas.

4.6 Pengujian Hipotesis 6 dan 7

Pengujian hipotesis 6 dan 7 dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis jalur. Path analysis memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel berdasarkan pada teori. Tujuan dari analisis jalur adalah untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung dari beberapa variabel sebagai variabel penyebab, terhadap beberapa variabel lainnya sebagai variabel akibat. Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi dan dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Gambar4.7 Diagram Jalur Empiris Kepuasan Kerja Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2015 Pengaruh tidak langsung konflik kerja dan kejenuhan terhadap kepuasan kerja melalui motivasi dapat dilihat sebagai berikut: Konflik Kerja x 1 Kejenuhan x 2 Motivasi z Kepuasan Kerja y pZX 1 = 0,742 pZX 2 = -0,267 pYX 2 = -0,340 pYX 1 = -0,378 pYZ = 0,431 100 1. Pengaruh tidak langsung indirect effect, konflik X 1 ke kepuasan kerja Y melalui motivasi Z = p ZX 1 x p YZ = 0,742 x 0,431 = 0,319802 2. Pengaruh tidak langsung indirect effect, kejenuhan X 2 ke kepuasan kerja y melalui motivasi z = p ZX 2 x p YZ = -0,267 x 0,431 = -0,115077 Penjelasan: 1. Variabel konflik kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja melalui motivasi. Jika variabel konflik kerja ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan kerja akan mengalami peningkatan sebesar 0,319802 satuan. 2. Variabel kejenuhan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja melalui motivasi. Jika variabel kejenuhan ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan kerja akan mengalami peningkatan sebesar - 0,115077 satuan. Pengaruh total konflik kerja X 1 terhadap kepuasan kerja Y melalui motivasi Z dapat dijelaskan dalam tabel 4.24 sebagai berikut 101 Tabel 4.24 Pengaruh total konflik kerja terhadap kepuasan kerja Pengaruh langsung -0,378 Pengaruh tidak langsung 0,319 Pengaruh total -0,059 Pada tabel 4.24 terlihat bahwa pengaruh total konflik kerja terhadap kepuasan kerja adalah -0,059 Pengaruh total kejenuhan X 2 terhadap kepuasan kerja Y melalui motivasi Z dapat dijelaskan dalam tabel 4.25 sebagai berikut Tabel 4.25 Pengaruh total kejenuhan terhadap kepuasan kerja Pengaruh langsung -0,340 Pengaruh tidak langsung -0,115 Pengaruh total -0,455 Pada tabel 4.25 terlihat bahwa pengaruh total konflik kerja terhadap kepuasan kerja adalah -0,455

4.5 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pelaksanaan Program Penilaian Kinerja Dan Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Head Office Di PT. Tolan Tiga Indonesia Medan

2 65 198

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Karyawan Pada PT.Tolan Tiga Indonesia

3 55 116

PENGARUH STRES KERJA, MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, KONFLIK KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Konflik Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Pt. Bank Buk

0 3 16

PENGARUH STRES KERJA, MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN, KONFLIK KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja, Kepemimpinan, Konflik Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Pada Pt. Bank Buk

0 4 15

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. MENARA Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT.Menara Kartika Buana Karanganyar.

0 0 12

b) Berilah tanda check list () pada salah satu jawaban yang menurut - Pengaruh Konflik Dan Kejenuhan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Melalui Motivasi Terhadap Karyawan Pt. Tolan Tiga Indonesia Medan

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konflik 2.1.1 Pengertian Konflik - Pengaruh Konflik Dan Kejenuhan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Melalui Motivasi Terhadap Karyawan Pt. Tolan Tiga Indonesia Medan

0 1 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Konflik Dan Kejenuhan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Melalui Motivasi Terhadap Karyawan Pt. Tolan Tiga Indonesia Medan

0 0 9

Pengaruh Konflik Dan Kejenuhan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Melalui Motivasi Terhadap Karyawan Pt. Tolan Tiga Indonesia Medan

0 1 11

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

0 0 154