Kerangka Pemikiran Konseptual METODE PENELITIAN

jangka panjang. Bagan kerangka pemikiran konseptual tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Kerangka Pemikiran Konseptual BAB IV GAMBARAN UMUM Rumah Makan Wong Solo Analisis Internal Eksternal Analisis SWOT STRATEGI PEMASARAN Matrik IFE EFE Analisis Bauran Pemasaran Analisis Lingkungan Ekaternal 1. Lingkungan Makro 2. Lingkungan Mikro Analisis Lingkungan Internal 2. Aspek Organisasi 3. Aspek Pemasaran 4. Aspek Produksi dan Operasi 5. Aspek Sumber Daya Manusia GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 . Kondisi Lingkungan Area Penelitian Jakarta Timur merupakan salah satu bagian dari propinsi DKI Jakarta, dengan jumlah penduduk kurang lebih 1.959.022 jiwa serta tingkat sosial ekonomi yang relatif semakin meningkat Pemda Jaktim, 2007, hal 4, dengan tingkat kesibukan masyarakat kota Jakarta yang tinggi menjadikan Jakarta Timur salah satu “pangsa pasar” makanan siap saji, hal ini berarti terbukanya peluang usaha di bidang makanan siap saji. Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dengan pertumbuhan kurang lebih 2,4 persen per tahun, angka ini merupakan potensi pasar atau konsumen cukup potensial dengan pendapatan perkapita sebesar Rp. 5.057.040,00. Pemda Jaktim, 2007, hal 4 Pendapatan perkapita masyarakat Jakarta Timur yang semakin tinggi, mendorong permintaan atau pertumbuhan menjadi lebih besar baik kuantitas dan kualitas produk maupun kesinambungan penyediaannya. Melihat hal ini Ayam Bakar Wong Solo pada tahun 2002 mulai memasuki Ibu kota Jakarta. “Kepung Jakarta” , menjadi tekad bulat untuk menguasai pasar ibu kota untuk menyajikan makanan tradisional Hingga saat ini Rumah Makan Wong Solo sudah tersebar di beberapa lokasi Jakarta Timur diantaranya Kalimalang, Cibubur, dan Pondok Gede.

4.2 . Sejarah Ayam Bakar Wong Solo

Sejarah pendirian Rumah Makan Wong Solo bermula dari tekad yang kuat Puspo Wardoyo, dengan modal awal yang dimilikinya berjumlah Rp. 700.000,00 Puspo Wardoyo mulai merintis waralaba Wong Solo hingga menjadi sebesar sekarang ini dari titik paling bawah. Dari kecil Puspo Wardoyo telah membantu orangtuanya berdagang makanan, seperti ayam goreng, ayam bakar, goreng asem ayam, dan menu ayam lainnya di warung dekat kampus UNS Solo. Kemampuan dalam meramu masakan didapatnya sewaktu bekerja membantu ayahnya berdagang. Dengan pengalaman yang dimiliki, Puspo Wardoyo merancang sendiri menu-menunya, sebelum menu di tawarkan, terlebih dahulu dilakukan uji coba berkali-kali sampai mendapatkan rasa yang benar-benar cocok. Dari riset menu saat ini sudah terdapat sekitar 50 menu. Sebagian besar merupakan modifikasi dari masakan-masakan yang telah diciptakan sebelumnya. Menu yang dihidangkan bervariasi, dari bahan dasar ayam dan ikan, sayur mayur dan buah buahan. Nama yang diberikan untuk menu hasil karyanya sangatlah unik. Ada jus Poligami dan Jus Dimadu. Jus poligami berisi gabungan buah-buahan berserat yang dicampur menjadi satu. Sedangkan Jus Dimadu kombinasi buah Markisa dengan buah Torung yang merupakan buah khas Medan. Rasanya, semanis madu. Dari sisi penampilan karyawan sedikit demi sedikit ditingkatkan, dengan memakai seragam, sekarang memakai seragam sehingga penampilan lebih bagus. Semua usaha-usaha dilakukan adalah untuk membangun citra kepada para pelanggan. Berkat bisnis tersebut Puspo Wardoyo sang pemilik pernah dua kali menyabet penghargaan