karakteristik ini, akan diperoleh gambaran gabungan atas budaya organisasi. Gambaran itu menjadi dasar bagi perasaan pemahaman
bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi, cara penyelesaian urusan di dalamnya, dan cara para anggota diharapkan
berperilaku. Persepsi terhadap budaya organisasi didasarkan pada kondisi yang
dialami seseorang dalam organisasinya, seperti penghargaan, dukungan dan perilaku yang diharapkan diperoleh di organisasi. Oleh karena itu,
sistem nilai umum merupakan bagian dari keseluruhan budaya organisasi dimana nilai-nilai tersebut adalah inti dari budaya organisasi
yang tercermin dalam praktek organisasi.
2. Konflik Peran
a. Pengertian Konflik Pengertian konflik menurut Robbins 2003 : 546 “Proses yang
dimulai ketika satu pihak menganggap pihak lain secara negatif mempengaruhi, atau akan secara negatif mempengaruhi, sesuatu yang
menjadi keperdulian pihak pertama”. Berdasarkan Encyclopedia of Professional Management Bittle,
1998, terdapat penjelasan bahwa tingkatan konflik dalam organisasi itu antara lain dijelaskan seperti berikut :
1 Tingkatan pertama adalah the unvisible conflict. Konflik yang
terjadi pada tingkatan ini adalah konflik yang masih ada di
Universitas Sumatera Utara
batin kita tidak kelihatan. Ada beberapa ketidakcocokan antara kita dengan orang lain, tetapi ketidakcocokan itu tidak
nampak atau tidak muncul ke dalam ucapan mulut, sikap, dan tindakan.
2 Tingkatan kedua adalah the perceived experienced conflict.
Konflik yang terjadi pada tingkatan ini adalah konflik yang
sudah kita ketahui, kita alami atau sudah nampak. Kita dengan orang lain sudah sama-sama mengalami perbedaan yang kita
munculkan dalam bentuk perlawanan. Perbedaan itu bisa jadi berbeda dalam pendapat, harapan,
kebutuhan, motif,
tuntutan atau tindakan. Perlawanan itu bisa jadi dalam bentuk perlawanan mulut atau sikap.
3 Tingkatan ketiga adalah the fighting. Pada tingkatan ini,
konflik sudah berubah menjadi perlawanan fisik, baku hantam, perkelahian, atau hal-hal yang semisal dengan itu. Menurut
kamus, fighting adalah melawan orang lain dengan pukulan atau senjata blow or weapon.
Menurut Dahrendorf 1959 : 241 konflik itu disebabkan karena, antara lain
1 perlakuan yang mendiskreditkan atau ada pihak yang merasa
tidak dihargai, terutama pada momen-momen yang sensitif.
Universitas Sumatera Utara
2 Manajemen gagal dalam mendefinisikan peranan dan tugas
masing-masing orang atau bagian secara jelas sehingga terjadi ketumpang-tindihan peranan.
3 Komunikasi yang lemah atau munculnya kesalahpahaman
tentang apa yang perlu dilakukan dan kapan. Ini terkait dengan keputusan yang tidak jelas atau sosialisasi kebijakan yang
tidak jelas. 4
Kegagalan dalam mengontrol diri atau kehilangan kendali losing temparement.
5 A personalitiy clash yang bentuknya macam-macam. Kalau
ada orang yang tidak suka terhadap gaya kempemimpinan atau gaya kerja orang-orang tertentu mungkin
ini bisa
menimbulkan konflik di tempat kerja. 6
Kurang pengalaman dalam menduduki posisi tertentu atau peranan tertentu. Orang yang baru menduduki posisi
atau jabatan tertentu, biasanya sering melakukan hal-hal yang bisa
menimbulkan konflik.
b. Pengertian Peran