Konflik peran timbul karena adanya dua ”perintah” yang berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan salah satu perintah
saja yang akan mengakibatkan terabaikannya perintah yang lain. Seorang profesional dalam melaksanakan tugasnya, terutama ketika
menghadapi suatu masalah tertentu akan sering menerima dua perintah sekaligus. Perintah yang pertama datangnya dari kode etik profesi,
sedangkan yang kedua dari sistem pengendalian yang berlaku di perusahaan kekuasaan birokratis. Apabila profesional bertindak sesuai
dengan kode etiknya, maka ia akan merasa tidak berperan sebagai karyawan perusahaan yang baik, dan sebaliknya jika ia bertindak sesuai
dengan prosedur yang berlaku di perusahaan, maka ia akan merasa
bertindak secara tidak profesional.
3. Kompleksitas Tugas
a. Pengertian Kompleksitas
Kompleksitas adalah kualitas yang memungkinkan sesuatu tersusun dari sejumlah besar unsur, yang diatur secara lebih ketat di
antara unsur-unsur itu. Kompleksitas bukanlah semata-mata soal besarnya unsur yang dikandung sesuatu hal, tetapi terlebih2 soal
organisasi dari unsur itu. Bagus, 2000:471. Ada dua jenis kompleksitas yang berpengaruh pada
pengembangan sistem Indriantoro, 2000, yaitu
Universitas Sumatera Utara
1 Kompleksitas Tugas yaitu yang berasal dari lingkungan pemakai
dan berkaitan dengan ambiguitas dan ketidakpastian yang ada disekitar dunia bisnis atau lingkungan organisasi.
2 Kompleksitas Sistem yaitu yang berasal dari lingkungan
pengembang dan berkaitan dengan ambiguitas dan ketidakpastian yang terjadi di sekitar pengembangan sistem.
b. Pengertian Kompleksitas Tugas
Sanusi dan Iskandar 2007 dalam Cecilia 2007 mendefinisikan kompleksitas tugas sebagai tugas yang tidak terstruktur,
membingungkan dan sulit.
Tingkat kesulitan tugas dan struktur tugas merupakan dua aspek penyusunan dari kompleksitas tugas. Tingkat sulitnya tugas selalu
dikaitkan dengan banyaknya informasi tentang tugas tersebut, sementara struktur adalah terkait dengan kejelasan informasi
information clarity. Menurut Bonner 1994 dalam Jamilah et.al, 2007, proses pengolahan informasi terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
input, proses, output. Pada tahap input dan proses, kompleksitas tugas
meningkat seiring bertambahnya faktor cues informasi yang menjadi sumber penelitian. Dengan banyaknya cues yang tersedia, seorang
decision maker harus berusaha melakukan pemilahan terhadap cues- cues tersebut dan kemudian mengintegrasikannya ke
dalam suatu pendapat. Keputusan bisa diberikan segera bila banyak cues yang
Universitas Sumatera Utara
diamati tidak meninggalkan batas-batas kemampuan dari seorang
decesion maker Zulaikha, 2006.
Menurut Weick 1979 dalam Cecilia 2007 menyimpulkan bahwa kompleksitas tugas muncul dari ambiguitas dan struktur yang
lemah, baik dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas lain yang
terlibat. Untuk tugas-tugas yang memiliki ambiguitas dan tidak terstruktur akan berakibat tidak dapatnya teridentifikasi alternatif-
alternatif yang ada sehingga data tidak dapat diperoleh dan outputnya tidak dapat diprediksi.
4. Pertimbangan Auditor