Pengertian Budaya Pengertian Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya

Edward Burnett dalam Ndraha 2003 mengemukakan pendapat, sebagai berikut: “Culture or civilization, take in its wide technografhic sense, is that complex whole which includes knowledge, bilief, art, morals, law, custom and any other capabilities and habits acquired by men as a member of society”. Budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas meliputi ilmu pengetahuan, keyakinanpercaya, seni, moral, hukum, adapt istiadat, dan berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggoa masyarakat.Menurut Edgar H. Schein dalam Ndraha 2003, budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi ekstrenal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkandiwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan dan merasakan terkait degan masalah-masalah tersebut. Ada sebelas unsur budaya, yaitu : 1 Ilmu Pengetahuan 2 Kepercayaan Universitas Sumatera Utara 3 Seni 4 Moral 5 Hukum 6 Adat-istiadat 7 Perilakukebiasaan norma masyarakat 8 Asumsi dasar 9 Sistem Nilai 10 PembelajaranPewarisan 11 Masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal

b. Pengertian Organisasi

Robbins 2006 : 4 mendefinisikan organisasi sebagai unit sosial yang dengan sengaja dikelola, terdiri atas dua orang atau lebih, yang berfungsi secara realtif terus menerus untuk mencapai satu sasaran atau serangkaian sasaran bersama. Bedasarkan basis definisi tersebut, perusahaan manufaktur dan jasa adalah organisasi, demikian pula sekolah, rumah sakit, gereja, satuan militer, toko ritel, departemen kepolisian, dan badan-badan pemerintahan lokal, negara bagian, dan federal. Unsur-unsur yang membentuk organisasi yaitu kumpulan orang, kerjasama, tujuan bersama, sisem koordinasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, serta sumber daya organisasi, Pengertian organisasi menurut Philiph Selznick dalam Ndraha 2003 “pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa Universitas Sumatera Utara tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab”. c. Pengertian Budaya Organisasi Irianto 2006 menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan sebentuk nilai-nilai yang dianut oleh setiap anggota organisasi tentang apa tujuan dari organisasi itu berdiri, bagaimana cara kerjanya, dan dihargai oleh anggota organisasi itu sendiri sebagai suatu hal yang penting. Budaya organisasi adalah suatu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam Cahyono, 2005. Defenisi ini mendapati tiga karakteristik budaya organisasi yang penting. Pertama, budaya organisasi diberikan kepada karyawan baru melalui proses sosialisasi. Kedua, budaya organisasi mempengaruhi perilaku karyawan di tempat kerja. Ketiga, budaya berlaku pada dua tingkat yang berbeda yaitu masing-masing pada tingkat variasi yang terkait dengan pandangan ke luar dan kemampuan bertahan terhadap perubahan. Sementara itu, Cahyono 2005 mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu sistem nilai-nilai, keyakinan, dan norma-norma yang unik, dimiliki secara bersama oleh anggota suatu organisasi. Budaya organisasi dapat menjadi kekuatan positif dan negatif dalam mencapai prestasi organisasi yang efektif. Universitas Sumatera Utara Budaya organisasi dapat pula dimaknai sebagai filosofi dasar yang memberikan arahan bagi kebijakan organisasi dalam pengelolaan karyawan dan klien Robbins, 2006 : 721. Dalam hal ini Robbins memberikan 7 karakteristik budaya organisasi sebagai berikut : 1 Inovasi dan pengambilan risiko. Sejauh mana para karyawan didorong agar inovatif dan mengambil risiko. 2 Perhatian terhadap detail. Sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan presisi kecermatan, analisis, dan perhatian terhadap detail. 3 Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memutuskan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu. 4 Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan dampak hasil-hasil pada orang-orang di dalam organisasi. 5 Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan berdasar tim, bukannya berdasar individu. 6 Keagresifan. Sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya santai-santai. 7 Kemantapan. Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo bukannya pertumbuhan. Setiap karakteristik tersebut berada pada skala dari rendah ke tinggi. Maka, dengan menilai organisasi itu berdasarkan ketujuh Universitas Sumatera Utara karakteristik ini, akan diperoleh gambaran gabungan atas budaya organisasi. Gambaran itu menjadi dasar bagi perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi, cara penyelesaian urusan di dalamnya, dan cara para anggota diharapkan berperilaku. Persepsi terhadap budaya organisasi didasarkan pada kondisi yang dialami seseorang dalam organisasinya, seperti penghargaan, dukungan dan perilaku yang diharapkan diperoleh di organisasi. Oleh karena itu, sistem nilai umum merupakan bagian dari keseluruhan budaya organisasi dimana nilai-nilai tersebut adalah inti dari budaya organisasi yang tercermin dalam praktek organisasi.

2. Konflik Peran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Dengan Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Medan)

4 108 125

Pengaruh Tekanan Ketaatan, Independensi Auditor, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Judgment Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Medan

1 54 62

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, PENGALAMAN DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP PERTIMBANGAN AUDITOR DALAM PEMBERIAN OPINI (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Malang)

0 6 19

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, INDEPENDENSI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Independensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di

0 2 19

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, INDEPENDENSI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Independensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di

0 3 17

PENGARUH GENDER, KOMPLEKSITAS TUGAS, TEKANAN KETAATAN, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP Pengaruh Gender, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan D

0 2 15

PENGARUH GENDER, KOMPLEKSITAS TUGAS, TEKANAN KETAATAN, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP Pengaruh Gender, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan D

1 7 14

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MALANG DAN SURABAYA

0 0 15

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN PROFESIONAL AUDITOR, DAN TINGKAT RELIGIUSITAS AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN ETIS AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 173

PENGARUH IKLIM ORGANISASI, KONFLIK PERAN DAN KELEBIHAN PERAN TERHADAP KINERJA AUDITOR ( STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG) - Unika Repository

0 0 8