BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntan merupakan suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan
memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar
akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
diterapkan secara konsisten. Profesi ini disebut juga sebagai auditor.
Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36PM2003 menyebutkan bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK dan telah diaudit oleh akuntan publik. Standar Profesional Akuntan Publik SPAP
pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya harus
berdasarkan pada ada tidaknya kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu kesatuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam periode satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan. Audit yang independen adalah pemeriksaan yang objektif
atas laporan keuangan yang disiapkan oleh suatu perseroan, persekutuan atau firma partnership, perusahaan perorangan ataupun badan usaha lain
yang diaudit atau auditee. Tujuan utama dari audit yang independen ini
Universitas Sumatera Utara
adalah menginvestigasi dan menentukan apakah laporan keuangan yang diaudit tersebut telah disusun sesuai dengan cara-cara pelaporan keuangan
yang semestinya oleh pihak yang diaudit. Pada umumnya, prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum merupakan kriteria audit yang tepat untuk
menilai praktik pelaporan keuangan organisasi yang diaudit. Proses audit yang independen biasanya diakhiri dengan pernyataan mengenai kewajaran
dan keandalan laporan keuangan tersebut. Pernyataan audit ini disampaikan kepada manajemen perusahaan yang diaudit dan pihak-pihak luar yang
menerima laporan keuangan tersebut dalam bentuk laporan audit tertulis
yang menyertakan laporan keuangan.
Cara pandang auditor dalam menanggapi informasi berhubungan dengan tanggung jawab dan risiko audit yang akan dihadapi oleh auditor
sehubungan dengan pertimbangan yang dibuatnya. Pertimbangan seorang auditor memiliki pengaruh yang kuat terhadap opini yang akan dikeluarkan
kemudian. Sementara itu, seorang auditor dalam melakukan tugasnya membuat audit judgment tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
bersifat teknis ataupun non teknis. Aspek perilaku individu, sebagai salah satu faktor yang banyak mempengaruhi pembuatan audit judgment Jamilah,
2007. Beberapa hasil penelitian dalam bidang audit menunjukkan terdapat berbagai variasi faktor individual yang dapat mempengaruhi judgment
auditor dalam melaksanakan review selama proses pelaksanaan audit.
Peranan budaya organisasi pun tidak dapat diremehkan sebagai sarana dalam membangun dan mewujudkan perilaku individu sesuai harapan
Universitas Sumatera Utara
organisasi. Budaya organisasi sangat diperlukan oleh setiap perusahaan yang perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan perubahan lingkungan
organisasi Febriyanti, 2007. Setiap organisasi memiliki budaya, dan bergantung kepada kekuatannya, budaya dapat mempunyai pengaruh yang
bermakna pada sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi. Lingkungan organisasi itu sendiri terdiri dari sumber daya manusia dengan latar belakang
dan tingkatan yang berbeda. Sementara budaya melekat pada masing-masing individu yang akan tercermin dalam sikap dan perilaku individu pada saat
melaksanakan pekerjaan, dan akan menjadi budaya yang akan diyakini oleh kelompok jika budaya tersebut diterapkan secara berkesinambungan saat
melaksanakan kerja dan terbentuk suatu budaya. Budaya kerja itu lah yang membentuk budaya organisasi, yang akan menentukan keberhasilan suatu
organisasi, apapun bentuk dan tujuan organisasi tersebut.
Budaya yang dianut suatu organisasi dapat memberikan stabilitas pada organisasi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa budaya organisasi itu pun
dapat pula menjadi hambatan utama terhadap perubahan. Maka pemahaman pengambil keputusan terhadap budaya organisasi merupakan suatu
keharusan. Hal ini karena budaya organisasi ini memiliki peran sebagai alat untuk mencapai tujuan dengan mempertanyakan nilai-nilai seperti apa yang
dibutuhkan organisasi tersebut, agar senantiasa kondusif.
Konflik peran sendiri tidak dapat dipisahkan dari kinerja organisasi. Konflik peran terjadi jika seseorang memiliki beberapa peran yang saling
bertentangan atau ketika sebuah posisi tunggal memiliki harapan potensial
Universitas Sumatera Utara
yang saling bertentangan. Setiap peran mengacu pada sebuah indentitas yang mendefinisikan siapa mereka dan bagaimana mereka harus bertindak
dalam situasi tertentu.
Contohnya, di dalam suatu fakultas, seorang dosen dapat menduduki jabatan struktural. Di sini ia memiliki peran ganda yaitu sebagai manajer dan
sebagai akademisipendidik. Sebagai seorang manajer ia harus mendasarkan pekerjaannya pada efisiensi dan pencapaian tujuan organisasi. Sementara
sebagai seorang akademisi, ia harus berorientasi pada nilai-nilai profesinya yang secara spesifik disebut dengan orientasi profesional. Demikian halnya
yang dapat terjadi pada seorang auditor di dalam Kantor Akuntan Publik.
Auditor, sebagai suatu profesi yang harus mempertahankan independensi dan profesionalitasnya, selalu dihadapkan dengan tugas-tugas
yang kompleks, banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, terdapat berbagai variasi
faktor individual yang dapat mempengaruhi auditor dalam membuat suatu audit judgement. Adapun pengaruh faktor individual ini berubah-ubah sesuai
dengan kompleksitas tugas Zulaikha, 2006. Tingkat kesulitan tugas dan struktur tugas merupakan dua aspek penyusun dari kompleksitas tugas.
Tingkat sulitnya tugas selalu dikaitkan dengan banyaknya informasi tentang tugas tersebut, sementara struktur adalah terkait dengan kejelasan informasi
Jamilah, 2007.
Pengujian pengaruh kompleksitas tugas ini diperlukan karena kecenderungan bahwa tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak
Universitas Sumatera Utara
menghadapi persoalan kompleks. Bonner 1994 dalam Jamilah 2007 mengemukakan ada tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian
terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap
kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para
peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit. Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim
manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan
tugas audit.
Akuntan, atau dalam hal ini adalah auditor, sering berhadapan dengan keputusan yang hasilnya tidak cukup oleh kode etik maupun oleh standar
akuntansi berterima umum. Sebagai profesional, auditor mengakui tanggung jawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi,
termasuk untuk berperilaku yang terhormat, sekalipun ini merupakan pengorbanan pribadi Wahyudi, 2006. Berkaitan dengan itu, menurut
Payamba 2006, auditor sebagai pihak independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan harus memberikan opini atas laporan
keuangan yang diauditnya berdasarkan keyakinan profesionalnya. Adapun untuk membentuk suatu opini, maka auditor mengumpulkan berbagai bukti
dan informasi.
Proses pengolahan informasi itu sendiri terdiri dari tiga tahapan, yaitu: input, proses, output. Pada tahap input dan proses, kompleksitas tugas
Universitas Sumatera Utara
meningkat seiring bertambahnya faktor informasi yang diperoleh Bonner, 1994 dalam Jamilah, 2007 . Terdapat perbedaan antara pengertian
banyaknya informasi yang ada number of cues available dengan banyaknya informasi yang terolah number of cues processed. Banyaknya
informasi yang ada, seorang decision maker harus berusaha melakukan pemilahan terhadap informasi-informasi
tersebut meliputi upaya penyeleksian dan pertimbangan-pertimbangan dan kemudian
mengintegrasikannya ke dalam suatu bentuk pertimbangan. Keputusan bisa diberikan segera bila banyak informasi yang diamati tidak meninggalkan
batas-batas kemampuan dari seorang decision maker yang dalam hal ini
adalah seorang auditor. Pertimbangan auditor merupakan proses kognitif
yang merupakan perilaku pemilihan dan pembentukan keputusan, dimana pertimbangan itu sendiri merupakan suatu proses yang terus menerus dalam
perolehan informasi termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya, pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih
lanjut. Jika informasi terus-menerus datang, akan muncul pertimbangan dan
keputusan baru.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi, Konflik
Peran, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Pertimbangan Auditor Tahun 2009 pada Kantor Akuntan Publik di Medan”.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah