Kinerja GC-ECD dalam Mendeteksi

1. Kinerja GC-ECD dalam Mendeteksi

Azoxystrobin pada Matriks Ekstrak Melon Bersih Jalur C a. b. Gambar 14. Blangko Matriks Melon a dan Blanko yang Diadisi Standar Azoxystobin b Selektifitas merupakan kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen-komponen lain dalam matriks sampel seperti ketidakmurnian, produk degradasi dan komponen matriks. Dapat dilihat pada gambar 14a. bahwa tidak adanya peak pengganggu dalam waktu tR Azoxystrobin Blank DCB azoxystrobin 32,294 menit. Hal ini membuktikan bahwa berbagai impurities dari matriks tidak mempengaruhi selektifitas metode. Hal ini juga ditunjukan dengan nilai resolusi yang ≥ 1,2 seperti tabel dibawah ini: Tabel XIII. Kinerja GC ECD dalam Mendeteksi Azoxystrobin dalam Buah Melon No Rs awal Rs Akhir N Tf Keajegan Tr 1 2,975 3,584 112472,232 0,667 1,423 2 2,994 5,444 186626,592 0,333 1,428 3 2,541 3,009 57551,187 0,750 1,424 4 2,534 4,254 82830,375 0,500 1,429 5 2,123 3,564 82207,976 0,500 1,483 6 2,884 3,240 77907,230 0,500 1,423 Penelitian ini memiliki tiga kurva baku adisi yaitu penambahan standar sebelum ekstraksi Jalur A; penambahan standar sebelum clean-up Jalur B; dan penambahan standar sebelum diinjeksikan ke GC-ECD Jalur C. Peneliti memulai dengan Jalur C untuk memastikan bahwa penambahan standar pada matriks tetap dapat memberikan recovery yang baik yaitu berkisar antara 80- 120. Parameter-parameter yang telah dipenuhi saat penambahan standar sebelum diinjeksikan ke GC-ECD Jalur C meliputi akurasi dan presisi yang ditunjukan dalam tabel dibawah ini: Tabel XIV. Hasil Presisi Jalur C Massa ng Respon factor R1 R2 0,137 0,151 0,064 0,228 0,119 0,075 0,319 0,158 0,078 0,456 0,207 0,089 0,593 0,215 0,086 0,730 0,207 0,093 0,912 0,187 0,093 Rata-rata 0,178 0,082 SD 0,036 0,011 RSD 20 13 Tabel XV. Hasil Akurasi Jalur C Massa ng Recovery 1 Recovery 2 Recovery 3 Rata-rata Recovery 0,137 61,691 98,174 134,010 97,958 0,228 77,110 156,359 120,064 117,844 0,319 80,826 114,100 119,695 104,874 0,456 81,079 91,776 107,902 93,585 0,593 83,640 90,992 113,767 96,133 0,730 88,984 97,238 105,450 97,224 Repeatability Jalur C dapat dikatakan optimum karena nilai RSD 13-20. Rentang kadar 0,137 ng- 0,730 ng memiliki recovery berkisar antara 93-117. Nilai recovery didapatkan dengan memasukan hasil respon GC-ECD pada persamaan kurva baku dengan kriteria kurva baku yang mendekati tanggal penginjekan sampel validasi. Peneliti menggunakan kurva baku karena berdasarkan hasil uji signifikansi antara kurva baku dengan kurva adisi tidak berbeda signifikan secara statistik. Dimana didapatkan hasil nilai t thitung sebesar 1,513771 dan t tabel sebesar 2,14 , yang mana jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka nilai yang diujikan tidak berbeda signifikan. Gambar 15. Kurva Baku vs Kurva Adisi C Dalam penelitian ini didapatkan nilai D atas kedekatan nilai yang didapat dengan yang ditambahkan berkisar antara 1,7-14,8, maka prosedur analisis Jalur C dapat disimpulkan telah optimum dilihat dari kriteria presisi dan akurasi baik dari nilai recovery yang dapat berkisar antara 70-125 atau nilai D yang mampu ≤ 20 . Tabel XVI. Hasil D Jalur C Massa ng D 0,137 14,896 0,228 6,329 0,319 7,945 0,456 1,701 0,593 4,622 0,730 2,724 y = 4.4245x + 0.5503 R² = 0.9942 y = 4.5508x + 0.2963 R² = 0.989 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 0.2 0.4 0.6 0.8 1 R a ti o A U C A zo x D C B Massa ng Kurva Baku vs Kurva Adisi C Kurva Adisi C Kurva Baku Linear Kurva Adisi C Linear Kurva Baku

2. Kinerja Clean-up dengan Kolom SPE C