Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L. Nuryanto, 2000.
3. Kandungan Buah Melon
Tabel II. Kandungan Buah Melon Samadi, 2007.
No Unsur Gizi
Jumlah
1 Energi kalori
23 2
Protein g 0,6
3 Kalsium mg
17 4
Vitamin A IU 2,400
5 Vitamin C mg
30 6
Thiamin mg 0,045
7 Riboflavin mg
0,065 8
Niacin mg 1,0
9 Karbohidrat g
6,0 10
Besi mg 0,5
11 Nicotinamida mg
0,5 12
Air mL 93,0
13 Serat g
0,4
D. Ekstraksi
1. Pengertian dan Prinsip Ekstraksi
Liquid-liquid Extraction LLE merupakan salah satu ekstraksi yang
sering digunakan untuk memisahkan suatu analit dari komponen lain yang tidak diharapkan. LLE adalah suatu metode pemisahan dengan menggunakan dua fase
pelarut yang saling tidak bercampur dengan memperhatikan nilai P-nya. Metode ini digunakan dengan menggunakan tabung sentrifuge dimana hanya memerlukan
sampel yang lebih sedikit Cairns, 2004. Ekstraksi cair-cair digunakan sebagai cara untuk praperlakuan sampel
atau clean-up sampel untuk memisahkan analit-analit dari komponen-komponen
matriks yang mungkin mengganggu pada saat kuantifikasi atau deteksi analit. Di samping itu, ekstraksi pelarut juga digunakan untuk memekatkan analit yang ada
dalam sampel dengan jumlah kecil sehingga tidak memungkinkan atau menyulitkan untuk deteksi atau kuantifikasinya Gandjar dan Rohman, 2007.
Dalam bentuk paling sederhana, suatu alikuot larutan air digojog dengan pelarut organik yang tidak campur dengan air. Kebanyakan prosedur ekstraksi
cair-cair melibatkan ekstraksi analit dari fase air ke dalam pelarut organik yang bersifat non polar atau agak polar seperti heksana, metilbenzen, atau
diklorometan. Meskipun demikian, proses sebaliknya ekstraksi analit dari pelarut organik non polar ke dalam air juga mungkin terjadi Gandjar dan Rohman,
2007. Analit-analit yang mudah terekstraksi dalam pelarut organik adalah
molekul-molekul netral yang berikatan secara kovalen dengan substituen yang bersifat non polar atau agak polar. Sementara itu, senyawa-senyawa polar dan
senyawa-senyawa yang mudah mengalami ionisasi akan tertahan dalam fase air Gandjar dan Rohman, 2007.
Ekstraksi cair-cair ditentukan oleh distribusi Nerst atau hukum partisi yang menyatakan bahwa “pada konsentrasi dan tekanan yang konstan, analit akan
terdistribusi dalam proporsi yang selalu sama diantara dua pelarut yang saling tidak campur”. Perbandingan konsentrasi pada keadaan setimbang di dalam dua
fase disebut dengan koefisien distribusi atau koefisien partisi KD dan dirumuskan sebagai berikut:
KD =
Sorg Saq
Keterangan: KD
= koefisien partisi [S]org = konsentrasi analit dalam fase organik
[S]aq = konsentrasi analit dalam fase air Dalam prakteknya, analit seringkali berada dalam bentuk kimia yang
berbeda karena adanya disosiasi ionisasi, protonasi, dan juga kompleksasi atau polimerasi karenanya ekspresi yang lebih berguna adalah rasio distribusi atau
rasio partisi D. Persamaannya adalah sebagai berikut: D =
Csorg Csaq
Keterangan: D
= rasio partisi Csorg = konsentrasi total analit dalam segala bentuk dalam fase organik
Csaq = konsentrasi total analit dalam segala bentuk dalam fase air Analit yang mempunyai rasio distribusi besar 104 atau lebih akan
mudah terekstraksi ke dalam pelarut organik meskipun proses kesetimbangan yang berarti 100 solut terekstraksi atau tertahan tidak pernah terjadi.
Kebanyakan ekstraksi dilakukan dengan menggunakan corong pisah dalam waktu beberapa menit. Akan tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio
distribusi yang kecil 1, ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada larutan sampel secara terus menerus Gandjar dan Rohman,
2007.
2. Pemilihan Pelarut