Semua siswa aktif dalam kegiatan kelompok sehingga keterampilan sosial mereka terus mengalami peningkatan.
2. Peningkatan hasil belajar akibat penerapan STAD
Hasil belajar siswa terus mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran STAD. Semula rata-rata nilai
yang dicapai oleh kelas XI IPS 1 yang didapat melalui pre test adalah 64 dan hanya 11 siswa yang mampu mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal. Setelah dilakukan penerapan model pembelajaran STAD pada siklus pertama nilai rata-rata pencapain
hasil belajar meningkat menjadi 71 dan 22 siswa telah berhasil mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal. Pada siklus kedua rata-
rata hasil belajar meningkat menjadi 87 dan semua siswa telah berhasil mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal.
Peningkatan hasil belajar tersebut akibat penerapan model pembelajaran STAD berjalan dengan baik dan lancar. Saat
diskusi siswa saling bertukar informasi. Siswa yang berprestasi tinggi mau dan mampu membantu anggota kelompok yang
berprestasi sedang dan rendah. Masing-masing anggota kelompok telah bekerja sama dengan baik, tidak terlihat siswa yang pasif
dalam kelompok, mereka ikut andil mengerjakan soal-soal dalam LKS. Masing-masing kelompok berusaha menyelesaikan soal-soal
secara benar dan tepat waktu.
Siswa sangat antusias saat guru mengumumkan akan ada penghargaan bagi kelompok terbaik. Mereka termotivasi untuk
mendapatkan penghargaan sebagai tim terbaik dan mendapatkan hadiah. Oleh karena itu mereka berdiskusi dengan serius dan
berusaha mengusai materi agar mampu mengerjakan kuis post test
dengan baik karena mereka tahu bahwa penghargaan kelompok tergantung masing-masing anggota kelompok dalam
melampaui nilai skor dasar pre test mereka. Atas dasar tersebut hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 terus mengalami peningkatan.
137
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dapat diperoleh kesimpulan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa kelas XI IPS
1. Peningkatan keterampilan sosial siswa tersebut tampak dari hasil observasi dan kuesioner siswa. Pada saat observasi awal rata-rata
keterampilan sosial siswa dalam kelas adalah 74 dan rata-rata hasil kuesioner adalah 95. Rata-rata hasil observasi keterampilan sosial saat
siklus pertama naik menjadi 85 naik lagi sebesar 101 pada siklus kedua, sedangkan rata-rata hasil kuesioner keterampilan sosial saat siklus
pertama naik menjadi 100 naik lagi sebesar 101 pada siklus kedua. Dari hasil tersebut dapat terlihat adanya peningkatan
keterampilan sosial siswa sebesar 9,48 pada siklus pertama dan 9,19 pada siklus kedua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ada peningkatan keterampilan sosial setelah penerapan model pembelajaran STAD
Sedangkan untuk hasil belajar, rata-rata nilai kelas sebelum STAD
adalah 64, naik menjadi 72 pada siklus pertama dan 87 pada siklus kedua. Dari hasil tersebut dapat terlihat adanya peningkatan hasil
belajar siswa sebesar 12,5 pada siklus pertama dan 20,83 pada siklus kedua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
peningkatan hasil belajar setelah penerapan model pembelajaran STAD. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian dalam penelitian ini dapat meningkatkan
keterampilan sosial dan hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.
B. Keterbatasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa keterbatasan terkait penelitian ini:
1. Dalam penelitian ini siklus pertama dan siklus kedua menggunakan metode yang sama untuk materi yang sama sehingga akan
berpotensi peningkatan hasil. 2. Beberapa data siswa tidak lengkap karena siswa tersebut tidak
masuk sekolah sehingga tidak dapat diikutsertakan dalam hasil penelitian.
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ditunjukan pada pihak yang terkait dalam penelitian ini:
1. Guru hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
sebagai alternatif pembelajaran agar siswa tidak jenuh dalam belajar serta berguna untuk melatih keterampilan sosial siswa
sehingga hasil belajar akan meningkat. 2. Pentingnya manajemen waktu pada saat penelitian berlangsung.
Penggunaan waktu yang tepat akan sangat membantu penelitian selesai sesuai dengan rencana. Waktu yang tepat akan memastikan
setiap sesi dalam penelitian berjalan dengan maksimal, sehingga hasil penelitian akan menjadi lebih optimal.
3. Pentingnya waktu tatap muka antara guru mitra dan peneliti dalam hal persiapan pembelajaran, sehingga pada saat penerapan tidak
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang menyebabkan waktu penelitian menjadi berkurang.
4. Pentingnya persiapan-persiapan secara matang dan maksimal berkaitan dengan media dan alat-alat yang diperlukan untuk
menghindari kekacauan dan kesalahan-kesalahan selama proses pembelajaran berlangsung.