Deskripsi Penelitian HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

penyesuaian. Guru melakukan apersepsi dengan cara bertanya jawab dengan siswa. Hal ini dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu dan juga merangsang perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Pada awalnya, kondisi kelas masih belum kondusif untuk pembelajaran, siswa banyak yang masih mengobrol dengan temannya dan melakukan aktivitas sendiri karena pelajaran dilakukan setelah istirahat. Guru berusaha untuk mengendalikan kelas dengan cara menyapa dan menjelaskan kepada mereka bahwa kegiatan pembelajaran akan segera dimulai. Secara bertahap kondisi kelas menjadi kondusif untuk belajar. Saat kondisi kelas telah kondusif, guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Selesai menyampaikan materi pembelajaran, guru memberi soal kepada siswa yang akan dikerjakan dalam kelompok. Lalu guru meminta seluruh siswa membentuk kelompok dan melakukan diskusi. Guru membiarkan siswa untuk mencari kelompok sendiri-sendiri dan tidak ambil bagian dalam pembentukan kelompok. Saat diskusi sedang berlangsung guru selalu berkeliling untuk melihat apakah siswa telah benar-benar menguasai materi yang ia sampaikan dan bisa mengerjakan tugas dengan baik. Setelah dikerjakan dalam kelompok guru membahas soal diskusi dan mencocokannya. Guru memang telah berusaha mengaktifkan siswa, namun proses pembelajaran masih cenderung berpusat pada guru. Pada akhir pembelajaran, guru mengucapkan salam penutup dan mengingatkan siswa untuk belajar lagi tentang materi jurnal penyesuaian karena pengetahuan siswa dirasa masih rendah. Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung lampiran 23, halaman 211: Tabel 5.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Sebelum STAD No Deskriptor Ya Tidak 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √ 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi √ 3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas √ 4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok √ 5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok √ 6 Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama yang baik antar individu di dalam kelompok diskusinya √ 7 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok √ 8 Guru melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan √ 9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri √ 10 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, √ 11 Guru tidak menjelaskan cara kerja kelompok dan tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok √ 12 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas √ 13 Guru membiarkan siswa berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif √ 14 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan √ 15 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku √ 16 Guru meninggalkan kelas di saat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan √ 17 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran. √ 18 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik √ 19 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pretest dan posttest √ b. Observasi kelas observing classroom Secara fisik ruang kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 cukup memadai untuk proses belajar mengajar. Fasilitas kelas relatif lengkap. Fasilitas tersebut antara lain whiteboard, meja guru, kursi guru, kursi siswa, meja untuk siswa, papan pengumuman, viewer , lcd, jam dinding, dan kipas angin. Selain itu, di dalam kelas juga disediakan buku untuk mencatat kemajuan kelas. Dalam ruang kelas tersedia ventilasi yang memadai agar sirkulasi udara ke dalam kelas lancar. Pencahayaan kelas juga sudah cukup baik. Lingkungan kelas sudah cukup kondusif untuk pembelajaran. Selain itu, suara kendaraan yang lalu lalang di jalan juga tidak begitu terdengar karena letak sekolah cukup jauh dari jalan besar. Pada saat pembelajaran berlangsung, kondisi kelas terlihat belum kondusif untuk belajar, siswa terlihat belum siap mengikuti pembelajaran karena proses belajar dilakukan setelah jam istirahat, selain itu guru kurang tegas dalam menegur siswa yang ribut. Ketidaksiapan siswa mengikuti pembelajaran juga mengakibatkan siswa membuat kegaduhan dengan cara mengajak temannya mengobrol. Dalam mengajar di kelas guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Saat diskusi sedang berlangsung siswa cenderung gaduh, selain itu banyak siswa yang tidak terlibat aktif dalam proses diskusi. Dari rangkaian keadaan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut lampiran 24, halaman 216: Tabel 5.2 Hasil Observasi Aktivitas Kelas Sebelum STAD No Deskriptor Ya Tidak 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda-beda √ 2 Kelas terdiri dari siswa dengan asal usul yang berbeda-beda √ 3 Ada sejumlah aturan yang harus ditaati oleh para siswa √ 4 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan √ 5 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas sekolah √ 6 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat malas serta membuat kegaduhan di dalam kelas √ 7 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok √ 8 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya. √ 9 Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran √ 10 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan √ 11 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan √ 12 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi √ 13 Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat dipahami dengan jelas √ 14 Kelas terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik √ 15 Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit √ 16 Kelas dapat terorganisir dengan baik √ 17 Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan √ c. Observasi siswa observing student Saat pelajaran akan dimulai, siswa masih sibuk dengan dirinya sendiri. Kebanyakan siswa masih mengobrol dengan temannya. Setelah guru mengucapkan salam, beberapa siswa mulai memperhatikan guru sementara yang lain masih ada yang mengobrol dengan temannya. Setelah guru menegur mereka, kondisi kelas menjadi lebih kondusif. Siswa mulai mempersiapkan buku pelajaran akuntansi saat guru mulai menjelaskan materi pelajaran. Selama pembelajaran, siswa terlihat pasif. Saat guru memberi pertanyaan kepada siswa, hanya beberapa siswa yang berkemauan menjawab pertanyaan. Sedangkan siswa yang lain menunggu guru yang menunjuk mereka. Pada pertengahan pembelajaran, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan dengan berkelompok. Kemudian siswa memilih sendiri anggota kelompoknya. Saat membuat kelompok siswa cenderung berkelompok dengan teman sebangkunya dan teman yang mereka sukai sehingga terlihat juga kelompok yang hanya terdiri dari tiga orang anggota karena tidak ada teman yang ingin bergabung. Di dalam kelompok hanya terlihat beberapa siswa saja yang aktif untuk mengerjakan sedangkan yang lain sibuk menggobrol, peneliti melihat tidak adanya kerjasama yang baik dan pembagian tugas dalam pengerjaan soal diskusi sehingga saat hasil diskusi dicocokan dan guru memberikan pertanyaan, hanya siswa yang aktif dalam kelompok yang bisa menjawab. Berdasarkan kondisi yang demikian, peneliti menyimpulkan kurangnya keterampilan sosial yang dimiliki siswa dalam proses diskusi kelompok. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan sosial siswa. Dari rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut lampiran 25, halaman 220 dan 222: Tabel 5.3 Hasil Observasi Perilaku Siswa Sebelum STAD No Deskriptor Ya Tidak 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √ 4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ 6 Siswa menanyakan materi yang belum paham √ Tabel 5.4 Hasil Observasi Perilaku Siswa di dalam Kelompok Sebelum STAD No Deskriptor Ya Tidak 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi dalam kelompok √ 2 Saling bertukar pikiran dan pendapat √ 3 Berbagi tugas dalam pengerjaan tugas √ 4 Pertanyaan yang diajukan ada kaitannya dengan pembelajaran √ 5 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan √ 6 Menghargai saran dan pendapat teman lainnya √ Berikut ini disertakan nilai pre test siswa kelas XI IPS 1 sebelum penerapan STAD, dimana tingkat ketuntasan yang diharapkan adalah 70 lampiran 35, halaman 246: Tabel 5.5 Nilai Pre Test Sebelum STAD No Nama Siswa Pre test Siklus I Keterangan 1 AGUS WIDODO 63 Tidak Tuntas 2 ALFONSUS LINTANG 51 Tidak Tuntas 3 A. HERLINAWATI 75 Tuntas 4 BERNADETA DEWI 50 Tidak Tuntas 5 CHATARINA TITIN 80 Tuntas 6 DHIAN ARI N. 50 Tidak Tuntas 7 DIKI APRIAWAN 75 Tuntas 8 EDWARD ARIA JALU 63 Tidak Tuntas 9 HERIBERTUS AGUS 75 Tuntas 10 IRENE SARI 63 Tidak Tuntas 11 JULIUS BIANTO 50 Tidak Tuntas 12 LAURENSIA DESI 80 Tuntas 13 M. CHRISTIATRI 63 Tidak Tuntas 14 MARIA IKE 63 Tidak Tuntas 15 MARIA GORETI 50 Tidak Tuntas 16 P. AGUSTINUS 62 Tidak Tuntas 17 PRISTIANI 70 Tuntas 18 RAHMA DEFI 61 Tidak Tuntas 19 ROBERTUS DIAN 50 Tidak Tuntas 20 ROBERTUS DWI 75 Tuntas 21 RUSPITASARI 80 Tuntas 22 SARA SITUMORANG 50 Tidak Tuntas 23 SINYORE PHILIPS 63 Tidak Tuntas 24 THERESIA KRISTI 50 Tidak Tuntas 25 WAHYU APRILIANI 63 Tidak Tuntas 26 WAHYUNI 50 Tidak Tuntas 27 Y. SIGIT TRI 75 Tuntas 28 YASHINTA KURNIA 60 Tidak Tuntas 29 YOHANA JOHAN 75 Tuntas 30 YOSEPH YUDHA 60 Tidak Tuntas 31 YULIYANTI 75 Tuntas JUMLAH 1970 RATA-RATA 64 Dari hasil tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa rendah, dilihat dari jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal hanya 11 siswa dari 36 siswa yang berarti dari seluruh siswa hanya 31 yang mampu mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal dan nilai rata-rata kelas hanya 64. Dari data tersebut maka diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. d. Observasi keterampilan sosial siswa Observasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keterampilan sosial siswa sebelum diterapkan model pembelajaran STAD. Lembar observasi ini diisi oleh guru mitra sesuai dengan keadaan siswa satu per satu. Adapun hasil observasi keterampilan sosial sebelum STAD adalah sebagai berikut lampiran 33, halaman 242: Tabel 5.6 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siswa Sebelum STAD No Nama Siswa Observasi sebelum STAD 1 AGUS WIDODO 81 2 ALFONSUS LINTANG 72 3 ANASTASIA HERLINAWATI 76 4 BERNADETA DEWI 89 5 CHATARINA TITIN MUGI LESTARI 73 6 DHIAN ARI NUGROHO 64 7 DIKI APRIAWAN 65 8 EDWARD ARIA JALU TAUFAN 74 9 HERIBERTUS AGUS PURWAKA 92 10 IRENE SARI 71 11 JULIUS BIANTO SADEWO 91 12 LAURENSIA DESI PRIMAWATI 70 13 M. CHRISTIATRI WULANDARI 75 14 MARIA IKE 82 15 MARIA GORETI 72 16 P. AGUSTINUS WAHYU 73 17 PRISTIANI 80 18 RAHMA DEFI SAFRIANI 73 19 ROBERTUS DIAN APRIYANTO 65 20 ROBERTUS DWI 67 21 RUSPITASARI 75 22 SARA SITUMORANG 69 23 SINYORE PHILIPS MAAR 72 24 THERESIA KRISTI 75 25 WAHYU APRILIANI 69 26 WAHYUNI 74 27 Y. SIGIT TRI WAHYUDI 72 28 YASHINTA KURNIA BRILYANTI 76 29 YOHANA JOHAN ASTUTI 69 30 YOSEPH YUDHA PRIYONO 74 31 YULIYANTI 75 JUMLAH 2305 RATA-RATA 74 Dari tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil observasi adalah 74. Hasil tersebut akan diintepretasikan menggunakan pendekatan PAP tipe II sebagai berikut: Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Observasi Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP tipe II Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan 93 – 115 - - Sangat baik 76 – 92 8 26 Baik 64 – 75 23 74 Cukup 53 – 63 - - Kurang baik 23 – 52 - - Sangat kurang baik Dari hasil observasi keterampilan sosial siswa dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil observasi keterampilan sosial sebelum implementasi STAD adalah cukup, terbukti dari hasil rata-rata 74. Karena pencapaian hasil tersebut belum maksimal maka perlu dilakukan suatu model pembelajaran yang menumbuhkan keterampilan sosial siswa. a. Kuesioner keterampilan sosial siswa Selain melakukan observasi keterampilan sosial, peneliti juga membagikan kuesioner keterampilan sosial siswa sebelum penerapan model pembelajaran STAD. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan sosial siswa sebelum diterapkan model pembelajaran STAD. Kuesioner ini diisi oleh semua siswa. Adapun hasil kuesioner keterampilan sosial siswa sebagai berikut lampiran 34, halaman 244: Tabel 5.8 Hasil Kuesioner Keterampilan Sosial Siswa Sebelum STAD No Nama Siswa Kuesioner Sebelum STAD 1 AGUS WIDODO 96 2 ALFONSUS LINTANG 96 3 ANASTASIA HERLINAWATI 105 4 BERNADETA DEWI 100 5 CHATARINA TITIN MUGI LESTARI 97 6 DHIAN ARI NUGROHO 99 7 DIKI APRIAWAN 98 8 EDWARD ARIA JALU TAUFAN 83 9 HERIBERTUS AGUS PURWAKA 113 10 IRENE SARI 103 11 JULIUS BIANTO SADEWO 95 Dari tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil kuesioner keterampilan sosial siswa adalah 95. Hasil tersebut akan diintepretasikan menggunakan pendekatan PAP tipe II sebagai berikut : Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Kuesioner Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP tipe II Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan 101 – 125 7 23 Sangat baik 83 – 100 23 74 Baik 70 – 82 1 3 Cukup 58 – 69 - - Kurang baik 25 – 57 - - Sangat kurang baik 12 LAURENSIA DESI PRIMAWATI 84 13 M. CHRISTIATRI WULANDARI 75 14 MARIA IKE 87 15 MARIA GORETI 98 16 P. AGUSTINUS WAHYU 106 17 PRISTIANI 107 18 RAHMA DEFI SAFRIANI 102 19 ROBERTUS DIAN APRIYANTO 95 20 ROBERTUS DWI 89 21 RUSPITASARI 94 22 SARA SITUMORANG 87 23 SINYORE PHILIPS MAAR 95 24 THERESIA KRISTI 102 25 WAHYU APRILIANI 89 26 WAHYUNI 90 27 Y. SIGIT TRI WAHYUDI 87 28 YASHINTA KURNIA BRILYANTI 89 29 YOHANA JOHAN ASTUTI 88 30 YOSEPH YUDHA PRIYONO 96 31 YULIYANTI 88 JUMLAH 2933 RATA-RATA 95 Dari hasil kuesioner keterampilan sosial siswa dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil kuesioner keterampilan sosial sebelum implementasi STAD adalah baik. Karena pencapaian hasil tersebut dirasa belum maksimal maka perlu dilakukan suatu model pembelajaran yang menumbuhkan keterampilan sosial siswa. Berdasarkan hasil observasi pada guru, aktivitas kelas, perilaku siswa, serta wawancara dengan guru dan siswa, dapat disimpulkan bahwa selama pembelajaran berlangsung guru cenderung berceramah, tanya jawab, diskusi dan latihan soal saja. Pemilihan metode tersebut memang membuat guru lebih dapat menghemat waktu dan juga karena metode tersebut mudah untuk diterapkan, akan tetapi metode pembelajaran tersebut menyebabkan siswa cenderung pasif dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang monoton akan mengakibatkan siswa mencari kesibukan sendiri, seperti mengobrol dengan teman sebelahnya, melamun, mengantuk dan sebagainya. Dampaknya adalah tujuan pembelajaran kurang tercapai. Secara keseluruhan, peran guru sangat dominan dalam pembelajaran padahal seharusnya siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran di kelas baik itu dalam diskusi, tanya jawab, dan berpendapat dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu berdasarkan hasil observasi keterampilan sosial yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan di kelas adalah cukup. Sedangkan berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh siswa menunjukkan rata keterampilan sosial di kelas adalah baik. Disini terlihat perbedaan hasil keterampilan sosial yang diamati oleh guru dan hasil yang diisi oleh siswa, kemungkinan perbedaan tersebut karena guru belum bisa melihat secara detail satu per satu anak saat diskusi kelompok karena jumlah siswa yang terlalu banyak yaitu 36 siswa. Mungkin juga perbedaan hasil disebabkan karena siswa dalam mengisi tidak berdasarkan keadaan yang sebenarnya mereka rasakan yaitu memberikan skor tinggi pada pernyataan positif dan memberikan skor rendah pada pernyataan negatif sehingga hasil rata-rata kuesioner keterampilan sosial siswa adalah baik. Namun dari hasil observasi keterampilan sosial yang dilakukan oleh guru dan hasil kuesioner yang diisi oleh siswa menunjukkan hasil yang belum maksimal. Berdasarkan keadaan pembelajaran di atas, permasalahan yang muncul adalah rendahnya keterampilan sosial dan hasil belajar akan materi yang sedang dipelajari. Rendahnya keterampilan sosial siswa tampak pada saat diskusi kelompok sedang berlangsung, mereka hanya mau berkelompok dan berinteraksi dengan teman yang disukai saja, selain itu dalam aktivitas kelompok didominasi oleh siswa yang pintar sedangkan yang lain hanya mengobrol tidak ikut berperan dalam pengerjaan tugas diskusi. Peneliti menduga akar permasalahan rendahnya keterampilan sosial dan hasil belajar siswa tersebut adalah kurangnya variasi metode pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar. Metode pembelajaran guru yang monoton akan menyebabkan siswa bosan dan cenderung sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Kondisi yang demikian menyebabkan kondisi kelas kurang kondusif, untuk pembelajaran. Akibatnya hasil pembelajaran kurang memuaskan. Hal tersebut merupakan permasalahan riil yang muncul di dalam kelas. Oleh sebab itu, guru diharapkan mampu menerapkan metode pembelajaran yang berbeda dan bervariasi. Metode pembelajaran sangat beragam jenisnya. Masing-masing memiliki karakteristik sendiri dan memiliki kelebihan serta kekurangan. Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut, selanjutnya guru dan peneliti berkolaborasi untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam metode ini, guru bertindak sebagai fasilitator saat diskusi sedang berlangsung. Jadi siswa berkesempatan lebih berperan aktif karena dengan metode STAD siswa bekerja sama dengan siswa lain di dalam kelompok sehingga mereka dapat saling berpendapat dan bertanya jawab dengan teman dalam kelompok. Dalam metode STAD pembagian kelompok heterogen. Jadi kelompok satu dengan kelompok yang lain memiliki kemampuan yang sama. Pada saat diskusi siswa diharapkan dapat berusaha sebaik mungkin untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya serta dapat menumbuhkan persaingan secara sehat antar kelompok selama jalannya diskusi. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan keterampilan sosial dan hasil belajar mereka akan meningkat, siswa lebih aktif bertanya, mengemukakan pendapat saat diskusi, dan sebagainya. Tugas guru dalam penelitian ini adalah sebagai fasilitator yang mendampingi siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan. Dengan demikian, implementasi metode ini diharapkan mampu merubah suasana kelas dari yang semula kurang kondusif dan kurang antusias menjadi suasana kelas yang lebih hidup, kondusif sehingga para siswa mempunyai keterampilan sosial dan hasil belajar yang lebih baik. 2. Siklus pertama Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 Maret 2012 pada pukul 10.15 WIB sampai dengan pukul 11.45 WIB yaitu pada jam kelima sampai dengan jam keenam. Materi pembelajaran adalah pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan jasa. Jumlah siswa kelas XI IPS 1 adalah 36 siswa. Dari jumlah siswa tersebut, lima siswa tidak hadir pada penelitian ini. Berikut ini diuraikan penerapan model kooperatif tipe STAD pada siklus pertama. a. Perencanaan Dalam tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus I: 1 Peneliti dan guru mitra menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya. Pemetaan tersebut selanjutnya menjadi dasar untuk membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang mana karakteristik siswa dalam satu kelompok adalah heterogen. Cara pembentukan kelompok yaitu dengan melihat hasil rata-rata nilai ulangan siswa serta pengamatan guru selama proses pembelajaraan. Setelah itu, siswa dibagi menjadi tiga ranking yaitu siswa dengan prestasi atau nilai akademik tinggi, sedang, dan rendah. Dalam setiap kelompok terdapat 2 orang berprestasi tinggi, 2 orang berprestasi sedang dan 2 orang berprestasi rendah. Dari hasil pembagian kelompok tersebut terbentuk enam kelompok dengan kemampuan akademik yang beragam. Enam kelompok yang terbentuk selanjutnya diberi nama kelompok harta, kelompok hutang, kelompok modal, kelompok pendapatan, kelompok beban dan kelompok prive. 2 Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup: Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP, materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, soal pre test dan post test, dan hadiah. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran. a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti membuat RPP yang berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber pembelajaran, dan evaluasi. RPP ini dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP menguraikan secara detail langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Hal ini akan membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran lampiran 13, halaman 166. b Materi pembelajaran Materi pelajaran ini adalah jurnal penyesuaian perusahaan jasa. Materi yang disampaikan berupa penjelasan secara garis besar tentang akun-akun yang di debit dan di kredit serta pencatatan ke dalam jurnal penyesuaian secara teliti dan benar lampiran 14, halaman 173. c Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa di sini yaitu soal-soal yang harus dikerjakan siswa di dalam kelompok. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat belajar dalam tim, berdiskusi dan berbagi pengetahuan antara siswa yang satu dengan siswa lain dalam kelompok lampiran 16, halaman 179. d Soal pre test dan post test Soal ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan membandingkan nilai pre test dengan nilai post test lampiran 17, halaman 192. e Hadiah Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan skor terbaik. Hadiah yang diberikan berupa alat-alat tulis lampiran 37, halaman 248 3 Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang terdiri dari: a Lembar observasi kegiatan guru Lembar observasi kegiatan guru ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung lampiran 7, halaman 154. b Lembar observasi kelas Lembar observasi kelas ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung lampiran 8, halaman 156. c Lembar observasi kegiatan siswa Lembar observasi kegiatan siswa ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa pada saat mengikuti pembelajaran lampiran 9, hal 158. d Lembar observasi keterampilan sosial Lembar observasi keterampilan sosial digunakan untuk mengetahui kegiatan dan perilaku siswa pada saat diskusi kelompok lampiran 11, halaman 162. e Kuesioner keterampilan sosial siswa Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan sosial mereka saat diterapkannya model pembelajaran STAD lampiran 12, halaman 163. f Lembar skor tim Lembar skor tim digunakan untuk mencatat perolehan point perbaikan siswa dengan membandingkan nilai pre test dan nilai post test masing-masing kelompok lampiran 20, halaman 208. b. Tindakan Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkah pada tahap ini sebagai berikut: 1 Presentasi kelas Pada awal pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan mengulas kembali materi pelajaran yang telah dipelajari minggu lalu yaitu tentang mencatat jurnal penyesuaian perusahaan jasa dan mengaitkannya dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saat menerangkan materi. 2 Membagi siswa dalam kelompok Pembentukan kelompok sudah dilakukan guru dan peneliti pada tahap awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah 6 kelompok siswa dengan anggota masing-masing kelompok 6 orang. Pada tahap ini guru meminta siswa untuk melihat daftar kelompok yang telah terpasang pada papan pengumuman untuk mengetahui nama-nama kelompok beserta anggotanya. Kemudian guru mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya dan meminta mereka menempati meja yang telah diberi papan nama kelompok. Guru selanjutnya meminta siswa untuk memasang call card yang telah disediakan oleh peneliti dan menjelaskan aturan main dan tata tertib pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan dilakukan. 3 Belajar dalam tim Belajar dalam tim yaitu siswa belajar di dalam kelompok masing-masing dan mengerjakan soal-soal dalam LKS. Di sini siswa ditantang untuk menyelesaikan soal-soal secara benar dan tepat waktu. Selain itu saat di dalam kelompok ini dapat dilihat keterampilan sosial siswa yaitu bagaimana mereka menjalankan tugas, bagaimana mereka bekerjasama untuk mencapai tujuan, bagaimana mereka berperan dalam kelompok, dan lain-lain. Pengerjaan soal LKS selama 30 menit. Saat diskusi kelompok masing-masing anggota harus memastikan bahwa mereka bisa mengusai materi dan mengerjakan soal yang diberikan, karena penghargaan kelompok tergantung masing-masing anggota kelompok dalam melampaui skor dasar mereka yaitu nilai pre test. 4 Kuis atau post test Kuis atau post test ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah dilakukannya diskusi kelompok. Kuis atau post test dilakukan secara tertutup dan siswa tidak boleh saling bekerjasama. 5 Penghargaan kelompok Penghargaan kelompok lampiran 32, halaman 240 dilakukan dengan melihat skor paling tertinggi masing- masing kelompok. Skor masing-masing kelompok diperoleh dengan menjumlahkan point perbaikan masing-masing anggota dalam satu kelompok, kemudian dirata-rata dan dikonversikan ke dalam tabel skor penghargaan kelompok. Pada siklus pertama ini, juara I adalah kelompok modal dengan nilai rata-rata kelompok 26 dengan predikat super team , juara II adalah kelompok hutang dengan nilai rata- rata kelompok 24 dengan predikat super team, dan juara III adalah kelompok harta dengan nilai rata-rata kelompok 22 dengan predikat super team. Masing-masing juara akan mendapatkan penghargaan berupa hadiah alat-alat tulis. c. Observasi Hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1 Observasi terhadap guru Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini lampiran 27, halaman 227: Tabel 5.10 Aktivitas Guru pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe STAD √ 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe STAD di kelas √ 3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas √ 4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok STAD √ 5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok √ 6 Guru memberikan pengarahan kepada siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan √ 7 Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama yang baik antar individu di dalam kelompok diskusinya √ 8 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok √ 9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan √ 10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri √ 11 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok √ 12 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas √ 13 Guru membiarkan siswa berkeliling √ dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif 14 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan √ 15 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku √ 16 Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan √ 17 Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran. √ 18 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok √ 19 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik √ 20 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pre test dan post test √ Tabel 5.10 menunjukkan bahwa secara umum guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan baik. Dalam siklus pertama ini, tampak bahwa pada awal pembelajaran guru memberikan materi yang akan dipelajari melalui presentasi di depan kelas dengan cara mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe STAD di kelas. Guru juga menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setelah kegiatan awal dilaksanakan, guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai kelompok yang telah dibentuk. Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok, siswa diberikan soal kuis post test guna mengetahui pemahaman mereka tentang materi yang telah mereka pelajari dalam kelompok. Kuis dilakukan secara tertutup dan dikerjakan sendiri-sendiri tanpa diskusi dengan teman. Setelah selesai guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang mendapat point perbaikan tertinggi. Pada akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi pembelajaran dan membagikan lembar refleksi untuk mengetahui apa yang dipahami, diingat, dirasakan dan dialami oleh siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD yang baru saja dilaksanakan lampiran 31, halaman 233. 2 Observasi terhadap kelas Hasil pengamatan kelas dalam proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.11 Observasi Aktivitas Kelas Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda-beda √ 2 Ada sejumlah aturan yang harus ditaati √ oleh para siswa 3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan √ 4 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas sekolah √ 5 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat malas serta membuat kegaduhan di dalam kelas √ 6 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok √ 7 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya. √ 8 Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran tipe STAD √ 9 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan √ 10 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan √ 11 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi √ 12 Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat dipahami dengan jelas √ 13 Kelas ini terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik √ 14 Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit √ 15 Kelas dapat terorganisir dengan baik √ 16 Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan √ Tabel 5.11 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut tampak ketika guru menerapkan beberapa peraturan yang harus ditaati siswa agar tercipta suasana kelas yang kondusif. Para siswapun tampak antusias dalam kerja kelompoknya, serta ikut berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran STAD. Kondisi yang demikian akan mendukung proses pembelajaran ke arah yang lebih baik lampiran 28, halaman 229. 3 Observasi terhadap siswa a Aktivitas siswa secara umum selama proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.12 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √ 4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ 6 Siswa menanyakan materi yang belum paham √ Tabel 5.12 menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran, seluruh perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran. Pada saat dilaksanakan diskusi kelompok, seluruh siswa dalam kelompok saling bertukar pikiran dan pendapat serta berbagi tugas dalam pengerjaan tugas. Ketika mereka ada kesulitan dalam pembelajaran, mereka mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan pembelajaran. Dan ketika guru atau teman lain bertanya, mereka menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Selain itu mereka juga dapat menghargai saran dan pendapat dari teman lainnya lampiran 29, halaman 231. b Aktivitas siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.13 Rangkuman Aktivitas Siswa Dalam Kelompok Saat Penerapan STAD Siklus 1 No Deskriptor Ya Tidak 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi dalam kelompok √ 2 Saling bertukar pikiran dan pendapat √ 3 Berbagi tugas dalam pengerjaan tugas √ 4 Pertanyaan yang diajukan ada kaitannya dengan pembelajaran √ 5 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan √ 6 Menghargai saran dan pendapat teman lainnya √ Tabel 5.13 menunjukkan bahwa pada saat belajar dalam tim, siswa menunjukkan aktivitas yang positif. Dalam kegiatan kelompok, hampir seluruh siswa berpendapat dan berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing. Dimungkinkan hal tersebut, karena siswa terdorong untuk memperoleh skor terbaik dalam kuis post test dan mendapatkan penghargaan, sehingga siswa berusaha sungguh-sungguh mengerjakan dan memahami soal-soal dalam LKS lampiran 30, halaman 232. 4 Observasi terhadap keterampilan sosial siswa Hasil observasi terhadap keterampilan sosial siswa saat diskusi kelompok pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini lampiran 33, halaman 242: Tabel 5.14 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siswa Saat STAD Siklus I No Nama Siswa Sebelum STAD Siklus I 1 AGUS WIDODO 81 89 2 ALFONSUS LINTANG 72 80 3 ANASTASIA HERLINAWATI 76 76 4 BERNADETA DEWI 89 105 5 CHATARINA TITIN MUGI 73 91 6 DHIAN ARI NUGROHO 64 68 7 DIKI APRIAWAN 65 64 8 EDWARD ARIA JALU TAUFAN 74 99 9 HERIBERTUS AGUS PURWAKA 92 108 10 IRENE SARI 71 78 11 JULIUS BIANTO SADEWO 91 106 12 LAURENSIA DESI PRIMAWATI 70 91 13 M. CHRISTIATRI WULANDARI 75 97 14 MARIA IKE 82 100 15 MARIA GORETI 72 78 16 P. AGUSTINUS WAHYU 73 84 17 PRISTIANI 80 103 18 RAHMA DEFI SAFRIANI 73 77 19 ROBERTUS DIAN APRIYANTO 65 78 20 ROBERTUS DWI 67 72 21 RUSPITASARI 75 79 22 SARA SITUMORANG 69 86 23 SINYORE PHILIPS MAAR 72 71 24 THERESIA KRISTI 75 91 25 WAHYU APRILIANI 69 70 26 WAHYUNI 74 81 27 Y. SIGIT TRI WAHYUDI 72 72 28 YASHINTA KURNIA B 76 78 29 YOHANA JOHAN ASTUTI 69 78 30 YOSEPH YUDHA PRIYONO 74 79 31 YULIYANTI 75 99 JUMLAH 2350 2628 RATA-RATA 74 85 Dari tabel 5.14 tersebut dapat diketahui rata-rata hasil observasi sebelum STAD adalah 74 dan pada siklus I adalah 85. Hasil pada siklus I tersebut dapat diintepretasikan menggunakan pendekatan PAP tipe II sebagai berikut: Tabel 5.15 Hasil Perhitungan Observasi Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP tipe II Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan 93 – 115 8 26 Sangat baik 76 – 92 17 55 Baik 64 – 75 6 19 Cukup 53 – 63 - - Kurang baik 23 – 52 - - Sangat kurang baik Dari hasil observasi keterampilan sosial siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil observasi keterampilan sosial setelah implementasi STAD siklus pertama adalah baik. Jika dibandingkan dengan hasil observasi keterampilan sosial sebelum STAD, hasil observasi pada siklus pertama ini mengalami peningkatan sebesar 14,86 yaitu dari nilai rata-rata sebelum STAD sebesar 74 atau cukup menjadi 85 atau baik pada siklus pertama. 5 Kuesioner keterampilan sosial siswa Hasil kuesioner terhadap keterampilan sosial siswa saat diskusi kelompok pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini lampiran 34, halaman 244: Tabel 5.16 Hasil Kuesioner Keterampilan Sosial Siswa Setelah STAD Siklus I No Nama Siswa Sebelum STAD Siklus 1 1 AGUS WIDODO 96 91 2 ALFONSUS LINTANG 96 114 3 ANASTASIA HERLINAWATI 105 101 4 BERNADETA DEWI 100 103 5 CHATARINA TITIN 97 98 6 DHIAN ARI NUGROHO 99 86 7 DIKI APRIAWAN 98 102 8 EDWARD ARIA JALU TAUFAN 83 95 9 HERIBERTUS AGUS PURWAKA 113 110 10 IRENE SARI 103 108 11 JULIUS BIANTO SADEWO 95 91 12 LAURENSIA DESI PRIMAWATI 84 91 13 M. CHRISTIATRI WULANDARI 75 89 14 MARIA IKE 87 107 15 MARIA GORETI 98 91 16 P. AGUSTINUS WAHYU 106 105 17 PRISTIANI 107 117 18 RAHMA DEFI SAFRIANI 102 121 19 ROBERTUS DIAN APRIYANTO 95 108 20 ROBERTUS DWI 89 94 21 RUSPITASARI 94 97 22 SARA SITUMORANG 87 90 23 SINYORE PHILIPS MAAR 95 99 24 THERESIA KRISTI 102 100 25 WAHYU APRILIANI 89 96 26 WAHYUNI 90 93 27 Y. SIGIT TRI WAHYUDI 87 96 28 YASHINTA KURNIA BRILYANTI 89 102 29 YOHANA JOHAN ASTUTI 88 90 30 YOSEPH YUDHA PRIYONO 96 101 31 YULIYANTI 88 101 JUMLAH 2933 3087 RATA-RATA 95 100 Dari tabel 5.16 dapat diketahui bahwa rata-rata hasil kuesioner siswa sebelum STAD adalah 95 dan siklus I adalah 100. Hasil pada siklus I tersebut dapat diintepretasikan menggunakan pendekatan PAP tipe II sebagai berikut : Tabel 5.17 Hasil Perhitungan Kuesioner Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP tipe II Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan 101 – 125 14 45 Sangat baik 83 – 100 17 55 Baik 70 – 82 - - Cukup 58 – 69 - - Kurang baik 25 – 57 - - Sangat kurang baik Dari hasil kuesioner keterampilan sosial siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil kuesioner keterampilan sosial STAD siklus pertama adalah baik. Jika dibandingkan dengan hasil kuesioner keterampilan sosial sebelum STAD, hasil kuesioner pada siklus pertama ini mengalami peningkatan sebesar 5,26 yaitu dari nilai rata- rata sebelum STAD sebesar 95 menjadi 100 pada siklus pertama. 6 Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa setelah diterapkan STAD siklus pertama dengan tingkat ketuntasan sebesar 70 adalah sebagai berikut lampiran 36, halaman 247: Tabel 5.18 Nilai Post Test Siswa Siklus I No Nama Siswa Pre test Post test Siklus I 1 AGUS WIDODO 63 65 2 ALFONSUS LINTANG 51 72 3 A. HERLINAWATI 75 79 4 BERNADETA DEWI 50 72 5 CHATARINA TITIN 80 72 6 DHIAN ARI N. 50 70 7 DIKI APRIAWAN 75 76 8 EDWARD ARIA JALU 63 65 9 HERIBERTUS AGUS 75 72 10 IRENE SARI 63 72 11 JULIUS BIANTO 50 72 12 LAURENSIA DESI 80 86 13 M. CHRISTIATRI 63 72 14 MARIA IKE 63 72 15 MARIA GORETI 50 86 16 P. AGUSTINUS 62 65 17 PRISTIANI 70 72 18 RAHMA DEFI 61 60 19 ROBERTUS DIAN 50 57 20 ROBERTUS DWI 75 70 21 RUSPITASARI 80 86 22 SARA SITUMORANG 50 60 23 SINYORE PHILIPS 63 72 24 THERESIA KRISTI 50 60 25 WAHYU APRILIANI 63 60 26 WAHYUNI 50 86 27 Y. SIGIT TRI 75 86 28 YASHINTA KURNIA 60 72 29 YOHANA JOHAN 75 72 30 YOSEPH YUDHA 60 65 31 YULIYANTI 75 76 JUMLAH 1970 2222 RATA-RATA 64 71 Dari tabel 5.18 kolom post test di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 belum maksimal. Hal tersebut terbukti dari 31 siswa, 9 siswa belum berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal dan nilai rata-rata kelas hanya 71. Jika dibandingkan dengan hasil pre test sebelum STAD, hasil post test pada siklus pertama ini mengalami peningkatan sebesar 10,94 yaitu dari nilai rata-rata pre test sebesar 64 menjadi 71 pada siklus pertama. Selain itu jika sebelum STAD terdapat 25 siswa yang tidak berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal, pada siklus pertama ini hanya 9 siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. d. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi dengan menggunakan metode pembelajaran STAD. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Refleksi dilakukan oleh guru mitra dan siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus pertama: 1 Hasil refleksi guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut lampiran 31, halaman 233: Tabel 5.19 Instrumen Refleksi Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode STAD No Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan Komponen yang digunakan sudah bagus dan cukup komunikatif. 2 Penilaian guru terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD Siswa sebagian besar sudah aktif dalam pembelajaran. 3 Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD Hambatan yang muncul kelas agak ramai. 4 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD Siswa lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya sehingga benar-benar tahu. 5 Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut Ada kemajuan terutama bagi yang belum bisa atau kurang bisa 6 Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD Yang perlu ditingkatkan adalah soal yang dibuat lebih kompleks. 7 Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas? Sebagian besar siswa menyukai metode ini. Tabel 5.19 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD setelah melakukan tindakan di kelas. Kesan guru tentang komponen pembelajaran yang telah diterapkan secara umum sudah baik dan variatif, tetapi masih butuh persiapan yang lebih terencana lagi. Selain itu kendala yang dihadapi yaitu siswa masih ramai dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam kaitannya dengan siswa, kesan guru yaitu siswa lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya sehingga siswa memahami dengan sungguh materi yang dipelajari. 2 Lembar refleksi siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: Tabel 5.20 Instrumen Refleksi Rangkuman Refleksi Siswa Terhadap Metode Pembelajaran STAD No Uraian Komentar 1 Bagaimana pendapat anda terhadap metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan? Model pembelajaran baik dan efektif. Dari 31 siswa, 29 siswa atau 94 menjawab metode yang digunakan baik dan 2 siswa atau 6 menjawab cukup. 2 Apakah anda merasa santai atau rileks dalam mengikuti proses pembelajaran dengan STAD? Santai tapi serius. Dari 31 siswa, 26 siswa atau 84 menjawab santai, 5 siswa atau 26 menjawab tidak santai. 3 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan STAD, jika diterapkan kembali? Berminat, karena dapat memudahkan dalam belajar Dari 31 siswa, 26 siswa atau 84 menjawab berminat dan 5 siswa atau 26 menjawab belum berminat. 4 Apa dengan menggunakan model pembelajaran STAD diskusi kelompok anda berjalan lancar? Ya, berjalan lancar Dari 31 siswa, 27 siswa atau 87 menjawab diskusi berlajan lancar, 4 siswa atau 13 menjawab diskusi tidak berjalan lancar. 5 Apa yang membuat anda senang ketika mengikuti proses pembelajaran dengan STAD? Anggota kelompok dapat berperan aktif 6 Apa yang membuat anda tidak senang ketika mengikuti proses pembelajaran dengan STAD ? Tidak menguasai materi 7 Apakah anda merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru? Tidak Dari 31 siswa 27 siswa atau 87 menjawab tidak kesulitan dan 4 siswa atau 13 menjawab masih ada sedikit kesulitan. 8 Hambatan apa yang anda temui ketika mengikuti proses pembelajaran dengan STAD? Waktu yang diberikan sedikit 9 Pengalaman baru apa yang anda rasakan selama mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran STAD Mendapat pengetahuan baru dari teman yang telah menguasai materi Tabel 5.20 menunjukkan respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil refleksi siswa secara umum yaitu mereka menikmati pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut, karena pembelajaran menjadi tidak monoton. Selain itu, mereka menjadi lebih berminat terhadap materi yang sedang diajarkan. Hal-hal yang masih perlu diperbaiki yaitu terkait dengan soal yang diberikan harus menggunakan bahasa yang lebih mudah agar mudah dicerna oleh siswa dan waktu pengerjaan soal perlu ditambah. Secara umum, pelaksanaan penelitian siklus pertama berjalan dengan lancar. Guru mitra telah melaksanakan prosedur penelitian dengan baik, mampu mengarahkan siswa untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD , dampaknya siswa menjadi lebih aktif dan berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi di kelas. Selain itu siswa mampu bekerja sama dalam kelompok sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Namun masih ada beberapa siswa yang masih pasif dalam kegiatan kelompok, pencapaian hasil keterampilan sosial juga belum mencapai skor yang paling maksimal dan beberapa siswa belum mencapai nilai standar ketuntasan minimal. Dengan melihat kondisi yang demikian, maka penelitian siklus kedua perlu dilakukan. 3. Siklus kedua Penelitian dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 April 2012 pada pukul 10.15 WIB sampai dengan pukul 11.45 WIB yaitu pada jam kelima sampai dengan jam keenam. Materi pembelajaran adalah pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan jasa. Jumlah siswa kelas XI IPS 1 adalah 36 siswa. Dari jumlah siswa tersebut, dua siswa tidak hadir pada penelitian ini. Berikut ini diuraikan penerapan model kooperatif tipe STAD pada siklus pertama. a. Perencanaan Dalam tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus II: 1 Peneliti dan guru mitra meneliti kembali kekurangan- kekurangan yang terjadi dalam siklus pertama guna perbaikan dalam siklus kedua ini. 2 Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup: Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP, materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, soal pre test dan post test, dan hadiah. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran. a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti membuat RPP yang berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber pembelajaran, dan evaluasi. RPP ini dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP menguraikan secara detail langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Hal ini akan membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran lampiran 13, halaman 166. b Materi pembelajaran Materi pelajaran ini adalah jurnal penyesuaian perusahaan jasa. Materi yang disampaikan berupa penjelasan secara garis besar tentang akun-akun yang di debit dan di kredit serta pencatatan ke dalam jurnal penyesuaian secara teliti dan benar lampiran 14, halaman 173. c Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa di sini yaitu soal-soal yang harus dikerjakan siswa di dalam kelompok. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat belajar dalam tim, berdiskusi dan berbagi pengetahuan antara siswa yang satu dengan siswa lain dalam kelompok lampiran 16, halaman 179. d Soal pre test dan post test Soal ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan membandingkan nilai pre test dengan nilai post test lampiran 17, halaman 192. e Hadiah Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan skor terbaik. Hadiah yang diberikan berupa alat-alat tulis lampiran 47, halaman 269. 3 Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang terdiri dari: a Lembar observasi kegiatan guru Lembar observasi kegiatan guru ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung lampiran 7, halaman 154. b Lembar observasi kelas Lembar observasi kelas ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung lampiran 8, hal 156. c Lembar observasi kegiatan siswa Lembar observasi kegiatan siswa ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa pada saat mengikuti pembelajaran lampiran 9, halaman 158. d Lembar observasi keterampilan sosial Lembar observasi keterampilan sosial digunakan untuk mengetahui kegiatan dan perilaku siswa pada saat diskusi kelompok lampiran 11, halaman 162. e Kuesioner keterampilan sosial siswa Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan sosial siswa saat diterapkannya model pembelajaran STAD lampiran 12, halaman 163. f Lembar skor tim Lembar skor tim digunakan untuk mencatat perolehan point perbaikan siswa dengan membandingkan nilai pre test dan nilai post test masing-masing kelompok lampiran 20, halaman 208. b. Tindakan Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkah pada tahap ini sebagai berikut: 1 Presentasi kelas Pada awal pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan mengulas kembali materi pelajaran yang telah dipelajari minggu lalu yaitu tentang mencatat jurnal penyesuaian perusahaan jasa dan mengaitkannya dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saat menerangkan materi. 2 Membagi siswa dalam kelompok Pembentukan kelompok sudah dilakukan guru dan peneliti pada tahap awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah enam kelompok dengan anggota masing-masing kelompok enam orang. Pada tahap ini guru meminta siswa untuk melihat daftar kelompok yang telah terpasang pada papan pengumuman untuk mengetahui nama-nama kelompok beserta anggotanya. Kemudian guru mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya dan meminta mereka menempati meja yang telah diberi papan nama kelompok. Guru selanjutnya meminta siswa untuk memasang call card yang telah disediakan oleh peneliti dan menjelaskan aturan main dan tata tertib pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan dilakukan. 3 Belajar dalam tim Belajar dalam tim yaitu siswa belajar di dalam kelompok masing-masing dan mengerjakan soal-soal dalam LKS. Disini siswa ditantang untuk menjawab benar soal-soal dan tepat waktu. Pada saat belajar dalam kelompok, peneliti dapat mengamati keterampilan sosial siswa yaitu bagaimana mereka menjalankan tugas, bagaimana mereka bekerjasama untuk mencapai tujuan, bagaimana mereka berperan dalam kelompok, dan lain-lain. Pengerjaan soal LKS selama 30 menit. Saat diskusi kelompok masing-masing anggota harus memastikan bahwa mereka bisa mengusai materi dan mengerjakan soal yang diberikan, karena penghargaan kelompok tergantung partisipasi masing-masing anggota kelompok dalam melampaui skor dasar mereka yaitu nilai post test . 4 Kuis atau post test Kuis atau post test ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah dilakukannya diskusi kelompok. Kuis atau post test dilakukan secara tertutup dan siswa tidak boleh saling bekerjasama. 5 Penghargaan kelompok Penghargaan kelompok lampiran 43, halaman 262 dilakukan dengan melihat skor paling tertinggi masing- masing kelompok. Skor masing-masing kelompok diperoleh dengan menjumlahkan point perbaikan masing-masing anggota dalam satu kelompok, kemudian dirata-rata dan dikonversikan ke dalam tabel skor penghargaan kelompok. Pada siklus kedua ini, juara I adalah kelompok modal dengan nilai rata-rata kelompok 28 dengan predikat super team , juara II adalah kelompok harta dengan nilai rata-rata kelompok 27 dengan predikat super team, dan juara III adalah kelompok beban dengan nilai rata-rata kelompok 27 dengan predikat super team. Masing-masing juara akan mendapatkan penghargaan berupa hadiah alat-alat tulis. c. Observasi Hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1 Observasi terhadap guru Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada siklus kedua. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus kedua disajikan dalam tabel berikut ini lampiran 38, halaman 249: Tabel 5.21 Aktivitas Guru pada Siklus II No Deskriptor Ya Tidak 1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe STAD √ 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok √ bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe STAD di kelas 3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas √ 4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok STAD √ 5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok √ 6 Guru memberikan pengarahan kepada siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan √ 7 Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama yang baik antar individu di dalam kelompok diskusinya √ 8 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok √ 9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan √ 10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri √ 11 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok √ 12 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas √ 13 Guru membiarkan siswa berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif √ 14 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan √ 15 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku √ 16 Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan √ 17 Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran. √ 18 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok √ 19 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik √ 20 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pretest dan posttest √ Tabel 5.21 menunjukkan bahwa secara umum guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan baik. Dalam siklus kedua ini, tampak bahwa pada awal pembelajaran guru memberikan materi yang akan dipelajari melalui presentasi di depan kelas dengan cara mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe STAD di kelas. Setelah kegiatan awal dilaksanakan, guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk. Pembentukan kelompok sama dengan siklus pertama. Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok, siswa diberikan soal kuis post test guna mengetahui pemahaman mereka tentang materi yang telah mereka pelajari dalam kelompok. Kuis dilakukan secara tertutup dan dikerjakan sendiri-sendiri tanpa diskusi dengan teman. Setelah kuis selesai, peneliti mengkoreksi jawaban post test dan menghitung point perbaikan yang disumbangkan masing-masing siswa untuk kelompokknya. Selanjutnya guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang mendapat point perbaikan tertinggi. Pada akhir pembelajaran, guru melakukan evaluasi pembelajaran dan membagikan lembar refleksi untuk mengetahui apa yang dipahami, diingat, dirasakan dan dialami oleh siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD yang baru saja dilaksanakan lampiran 42, halaman 255. 2 Observasi terhadap kelas Hasil pengamatan kelas dalam proses pembelajaran pada siklus kedua disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.22 Observasi Aktivitas Kelas Siklus II No Deskriptor Ya Tidak 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda-beda √ 2 Ada sejumlah aturan yang harus ditaati oleh para siswa √ 3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan √ 4 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas sekolah √ 5 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat malas serta membuat kegaduhan di dalam kelas √ 6 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok √ 7 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya. √ 8 Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran tipe STAD √ 9 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan √ 10 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan √ 11 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi √ 12 Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat dipahami dengan jelas √ 13 Kelas ini terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik √ 14 Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit √ 15 Kelas dapat terorganisir dengan baik √ 16 Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan √ Tabel 5.22 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut tampak ketika guru menerapkan beberapa peraturan yang harus ditaati siswa agar tercipta suasana kelas yang kondusif. Para siswapun tampak antusias dalam kerja kelompoknya, serta ikut berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran STAD. Kondisi yang demikian akan mendukung proses pembelajaran ke arah yang lebih baik lampiran 39, halaman 251. 3 Observasi terhadap siswa a Aktivitas siswa secara umum selama proses pembelajaran pada siklus kedua disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.23 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran pada Siklus II No Deskriptor Ya Tidak 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √ 4 Siswa mencatat hal-hal penting √ 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ 6 Siswa menanyakan materi yang belum paham √ Tabel 5.23 menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran, seluruh perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran. Pada saat dilaksanakan diskusi kelompok, seluruh siswa dalam kelompok saling bertukar pikiran dan pendapat serta berbagi tugas dalam pengerjaan tugas. Ketika mereka ada kesulitan dalam pembelajaran, mereka mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan pembelajaran. Dan ketika guru atau teman lain bertanya, mereka menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan. Selain itu mereka juga dapat menghargai saran dan pendapat dari teman lainnya lampiran 40, halaman 253. Jika dibandingkan dengan hasil observasi siklus pertama, pada siklus kedua ini siswa cenderung lebih tenang, serius dan mampu beradaptasi dengan baik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran STAD. b Aktivitas siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran pada siklus kedua disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.24 Rangkuman Aktivitas Siswa Dalam Kelompok Saat Penerapan STAD Siklus II No Deskriptor Ya Tidak 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi dalam kelompok √ 2 Saling bertukar pikiran dan pendapat √ 3 Berbagi tugas dalam pengerjaan tugas √ 4 Pertanyaan yang diajukan ada kaitannya dengan pembelajaran √ 5 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan √ 6 Menghargai saran dan pendapat teman lainnya √ Tabel 5.23 menunjukkan bahwa pada saat belajar dalam kelompok, siswa menunjukkan aktivitas yang positif. Dalam kegiatan kelompok, Seluruh siswa berpendapat dan berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing. Dimungkinkan hal tersebut, karena siswa terdorong untuk memperoleh skor terbaik dalam kuis post test dan mendapatkan penghargaan, sehingga siswa berusaha sungguh-sungguh mengerjakan dan memahami soal-soal dalam LKS. Jika dibandingkan dengan hasil observasi pada siklus pertama, dalam siklus kedua ini siswa cenderung lebih serius dalam diskusi kelompok. Suasana kelaspun lebih kondusif untuk belajar karena ruangan yang dipakai lebih luas dari pada ruang kelas pada siklus pertama sehingga mereka lebih nyaman dan leluasa untuk berdiskusi. Mereka mampu bekerjasama dengan baik, saling membantu jika mengalami kesulitan, saling mengahargai pendapat masing-masing anggota kelompok dan mereka tidak membicarakan masalah diluar materi pelajaran yang sedang dibahas. 4 Observasi terhadap keterampilan sosial siswa Hasil observasi terhadap keterampilan sosial siswa saat diskusi kelompok pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini lampiran 44, halaman 264: Tabel 5.25 Hasil Observasi Keterampilan Sosial Siswa pada Saat STAD Siklus II No Nama Siswa Siklus I Siklus II 1 AGUS WIDODO 89 105 2 ALFONSUS LINTANG 80 101 3 ANASTASIA HERLINAWATI 76 98 4 BERNADETA DEWI 105 101 5 CHATARINA TITIN MUGI 91 114 6 DHIAN ARI NUGROHO 68 95 7 DIKI APRIAWAN 64 98 8 EDWARD ARIA JALU TAUFAN 99 109 9 HERIBERTUS AGUS PURWAKA 108 105 10 IRENE SARI 78 99 11 JULIUS BIANTO SADEWO 106 103 12 LAURENSIA DESI PRIMAWATI 91 101 13 M. CHRISTIATRI WULANDARI 97 102 14 MARIA IKE 100 101 15 MARIA GORETI 78 99 16 P. AGUSTINUS WAHYU 84 106 17 PRISTIANI 103 99 18 RAHMA DEFI SAFRIANI 77 95 19 ROBERTUS DIAN APRIYANTO 78 106 20 ROBERTUS DWI 72 105 21 RUSPITASARI 79 98 22 SARA SITUMORANG 86 107 23 SINYORE PHILIPS MAAR 71 91 24 THERESIA KRISTI 91 103 25 WAHYU APRILIANI 70 104 26 WAHYUNI 81 92 27 Y. SIGIT TRI WAHYUDI 72 97 28 YASHINTA KURNIA BRILYANTI 78 103 29 YOHANA JOHAN ASTUTI 78 109 30 YOSEPH YUDHA PRIYONO 79 96 31 YULIYANTI 99 101 JUMLAH 2628 3143 RATA-RATA 85 101 Dari tabel 5.25 tersebut dapat diketahui rata-rata hasil observasi siklus I adalah 85 dan siklus II adalah 101. Hasil pada siklus II tersebut dapat diintepretasikan menggunakan pendekatan PAP tipe II sebagai berikut: Tabel 5.26 Hasil Perhitungan Observasi Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP tipe II Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan 93 – 115 29 94 Sangat baik 76 – 92 2 6 Baik 64 – 75 - - Cukup 53 – 63 - - Kurang baik 23 – 52 - - Sangat kurang baik Dari hasil observasi keterampilan sosial tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil observasi keterampilan sosial siklus kedua adalah sangat baik. Jika dibandingkan dengan hasil observasi keterampilan sosial siklus pertama, hasil observasi pada siklus kedua ini mengalami peningkatan sebesar 18, 82 yaitu dari nilai rata-rata siklus pertama sebesar 85 atau baik menjadi 101 atau sangat baik pada siklus kedua. 5 Kuesioner keterampilan sosial siswa Hasil kuesioner terhadap keterampilan sosial siswa saat diskusi kelompok pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini lampiran 45, halaman 266: Tabel 5.27 Hasil Kuesioner Keterampilan Sosial Siswa Setelah STAD Siklus II No Nama Siswa Siklus I Sikus II 1 AGUS WIDODO 91 92 2 ALFONSUS LINTANG 114 121 3 ANASTASIA HERLINAWATI 101 103 4 BERNADETA DEWI 103 104 5 CHATARINA TITIN MUGI 98 101 6 DHIAN ARI NUGROHO 86 94 7 DIKI APRIAWAN 102 101 8 EDWARD ARIA JALU TAUFAN 95 98 9 HERIBERTUS AGUS PURWAKA 110 107 10 IRENE SARI 108 101 11 JULIUS BIANTO SADEWO 91 94 12 LAURENSIA DESI PRIMAWATI 91 92 13 M. CHRISTIATRI WULANDARI 89 95 14 MARIA IKE 107 109 15 MARIA GORETI 91 101 16 P. AGUSTINUS WAHYU 105 105 17 PRISTIANI 117 111 18 RAHMA DEFI SAFRIANI 121 120 19 ROBERTUS DIAN APRIYANTO 108 110 20 ROBERTUS DWI 94 95 21 RUSPITASARI 97 99 22 SARA SITUMORANG 90 92 23 SINYORE PHILIPS MAAR 99 100 24 THERESIA KRISTI 100 109 25 WAHYU APRILIANI 96 99 26 WAHYUNI 93 94 27 Y. SIGIT TRI WAHYUDI 96 95 28 YASHINTA KURNIA 102 103 29 YOHANA JOHAN ASTUTI 90 93 30 YOSEPH YUDHA PRIYONO 101 107 31 YULIYANTI 101 96 JUMLAH 3087 3141 RATA-RATA 100 101 Dari tabel 5.27 dapat diketahui bahwa rata-rata hasil kuesioner siswa siklus I adalah 100 dan pada siklus II adalah 101. Hasil siklus II tersebut dapat diintepretasikan menggunakan pendekatan PAP tipe II sebagai berikut : Tabel 5.28 Hasil Perhitungan Kuesioner Keterampilan Sosial Berdasarkan PAP tipe II Interval Skor Jumlah Persentase Keterangan 101 – 125 16 52 Sangat baik 83 – 100 15 48 Baik 70 – 82 - - Cukup 58 – 69 - - Kurang baik 25 – 57 - - Sangat kurang baik Dari hasil kuesioner keterampilan sosial siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil kuesioner keterampilan sosial siklus kedua adalah sangat baik. Jika dibandingkan dengan hasil kuesioner keterampilan sosial siklus pertama, hasil kuesioner pada siklus kedua ini mengalami peningkatan sebesar 1 yaitu dari nilai rata-rata siklus pertama sebesar 100 atau baik menjadi 101 atau sangat baik pada siklus kedua. 6 Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa setelah diterapkan STAD siklus pertama adalah sebagai berikut lampiran 46, halaman 268: Tabel 5.29 Nilai Post Test Siswa Siklus II N0 Nama Siswa Post test Siklus I Siklus II 1 AGUS WIDODO 65 86 2 ALFONSUS LINTANG 72 78 3 ANASTASIA HERLINAWATI 79 86 4 BERNADETA DEWI 72 78 5 CHATARINA TITIN MUGI 72 100 6 DHIAN ARI NUGROHO 70 72 7 DIKI APRIAWAN 76 78 8 EDWARD ARIA JALU TAUFAN 65 86 9 HERIBERTUS AGUS PURWAKA 72 93 10 IRENE SARI 72 78 11 JULIUS BIANTO SADEWO 72 86 12 LAURENSIA DESI PRIMAWATI 86 100 13 M. CHRISTIATRI WULANDARI 72 72 14 MARIA IKE 72 100 15 MARIA GORETI 86 100 16 P. AGUSTINUS WAHYU 65 79 17 PRISTIANI 72 100 18 RAHMA DEFI SAFRIANI 60 86 19 ROBERTUS DIAN APRIYANTO 57 86 20 ROBERTUS DWI 70 72 21 RUSPITASARI 86 100 22 SARA SITUMORANG 60 65 23 SINYORE PHILIPS MAAR 72 86 24 THERESIA KRISTI 60 72 25 WAHYU APRILIANI 60 86 26 WAHYUNI 86 93 27 Y. SIGIT TRI WAHYUDI 86 100 28 YASHINTA KURNIA 72 100 29 YOHANA JOHAN ASTUTI 72 100 30 YOSEPH YUDHA PRIYONO 65 86 31 YULIYANTI 76 86 JUMLAH 2222 2690 RATA-RATA 71 87 Dari tabel 5.29 kolom post test siklus II di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 siklus kedua adalah sangat baik. Hal tersebut terbukti seluruh siswa telah berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dan rata-rata pencapain nilai kelas adalah 87. Jika dibandingkan dengan hasil post test siklus pertama, hasil post test siklus kedua ini mengalami peningkatan sebesar 22,54 yaitu dari nilai rata- rata siklus pertama sebesar 71 menjadi 87 pada siklus kedua. Selain itu, jika pada siklus pertama masih terdapat 9 siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, pada siklus kedua ini seluruh siswa telah berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal. d. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi dengan menggunakan metode pembelajaran STAD siklus kedua. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus kedua. Refleksi dilakukan oleh guru mitra dan pada siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus kedua: 1 Hasil refleksi guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus kedua adalah sebagai berikut lampiran 42, halaman 255: Tabel 5.30 Instrumen Refleksi Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode STAD No Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan Komponen yang digunakan sudah bagus dan cukup komunikatif. 2 Penilaian guru terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD Sebagian besar siswa telah aktif dalam pembelajaran. 3 Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD Hambatan yang muncul kelas agak sedikit ramai. 4 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD Siswa lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya sehingga benar-benar paham. 5 Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut Ada kemajuan terutama bagi yang belum bisa. 6 Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD Soal dibuat lebih kompleks. 7 Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas? Sebagian besar siswa menyukai metode ini. Tabel 5.28 menunjukkan hasil refleksi guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD setelah melakukan siklus kedua di kelas. Kesan guru tentang komponen pembelajaran yang telah diterapkan secara umum sudah cukup baik dan variatif, tetapi masih butuh persiapan yang lebih terencana lagi. Selain itu kendala yang dihadapi yaitu siswa masih ramai dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam kaitannya dengan siswa, kesan guru yaitu siswa lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya sehingga siswa memahami dengan sungguh materi yang dipelajari. 2 Lembar refleksi siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD siklus kedua adalah sebagai berikut: Tabel 5.31 Instrumen Refleksi Rangkuman Refleksi Siswa Terhadap Metode Pembelajaran STAD No Uraian Komentar 1 Bagaimana pendapat anda terhadap metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan? Menyenangkan karena melatih kekompakan. Dari 32 siswa, 31 siswa atau 97 menjawab metode yang digunakan baik dan 1 siswa atau 3 menjawab cukup. 2 Apakah anda merasa santai atau rileks dalam mengikuti proses pembelajaran dengan STAD? Ya, sangat santai tapi tetap serius. Dari 32 siswa, 30 siswa atau 94 menjawab santai dan 2 siswa atau 6 menjawab belum santai. 3 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan STAD, jika diterapkan kembali? Ya, saya berminat karena tidak membosankan. Dari 32 siswa, 29 siswa atau 91 menjawab beminat dan 3 siswa atau 9 menjawab belum berminat. 4 Apa dengan menggunakan model pembelajaran STAD diskusi kelompok anda berjalan lancar? Ya, sangat lancar dan diskusi dapat berjalan serius. Dari 31 siswa, 29 siswa atau 94 menjawab diskusi berlajan lancar. 2 siswa atau 6 menjawab diskusi belum berjalan lancar. 5 Apa yang membuat anda senang ketika mengikuti proses pembelajaran dengan STAD? Bisa berdiskusi dengan teman. 6 Apa yang membuat anda tidak senang ketika mengikuti proses pembelajaran dengan STAD ? Tidak ada 7 Apakah anda merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru? Ya, karena belum menguasai materi tapi sedikit paham Dari 32 siswa, 29 siswa atau 94 menjawab tidak ada kesulitan dan 3 siswa atau 6 menjawab kesulitan. 8 Hambatan apa yang anda temui ketika mengikuti proses pembelajaran dengan STAD? Materi yang sulit 9 Pengalaman baru apa yang anda rasakan selama mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran STAD Mendapat pengetahuan baru dari teman yang telah menguasai materi Tabel 5.29 menunjukkan hasil refleksi siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kesan siswa secara umum yaitu mereka menikmati pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut, karena pembelajaran menjadi tidak monoton. Selain itu, mereka dapat bekerjasama dengan baik dan lancar saat proses diskusi kelompok. Mereka juga lebih paham terhadap materi yang sedang diajarkan. Secara umum, pelaksanaan penelitian siklus kedua berjalan dengan lancar. Guru mitra telah melaksanakan prosedur penelitian dengan baik, mampu mengarahkan siswa untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD , dampaknya siswa menjadi lebih aktif dalam kelompok, dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok dan saling berbagi pengetahuan dalam mengikuti pembelajaran akuntansi di kelas. Selain itu siswa mampu bekerja sama dengan baik dalam kelompok, seluruh anggota kelompok telah terlibat dalam diskusi sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Semua siswa aktif dalam kegiatan kelompok dan semua siswa telah mencapai nilai standar ketuntasan minimal.

B. Pembahasan

1. Peningkatan keterampilan sosial akibat penerapan STAD

Hasil keterampilan sosial siswa terus mengalami perbaikan setelah diterapkannya model pembelajarn STAD. Semula hasil observasi yang dilakukan oleh guru sebelum penerapan STAD menunjukan bahwa rata-rata hasil keterampilan sosial kelas adalah 74 yang berarti cukup dan hasil kuesioner yang diisi oleh siswa adalah 95 yang berarti baik. Pada penerapan STAD siklus pertama, rata-rata hasil observasi dan kuesioner keterampilan sosial masing- masing mengalami peningkatan yaitu 85 untuk hasil observasi dan 100 untuk hasil kuesioner, yang berarti bahwa pencapaian keterampilan sosial pada siklus pertama adalah baik. Karena perlu pemantapan terhadap implementasi metode STAD ini maka dilakukan siklus kedua. Dalam siklus kedua ini hasil observasi dan kuesioner masing-masing adalah 101 yang berarti bahwa pencapaian keterampilan sosial adalah sangat baik. Peningkatan keterampilan sosial ini merupakan akibat penerapan model pembelajaran STAD berjalan dengan lancar. Guru mitra telah melaksanakan prosedur penelitian dengan baik, mampu mengarahkan siswa untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, dampaknya siswa menjadi lebih aktif dalam kelompok, dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok dan saling berbagi pengetahuan dalam mengikuti pembelajaran akuntansi di kelas. Selain itu, siswa mampu bekerja sama dengan baik dalam kelompok, seluruh anggota kelompok telah terlibat dalam diskusi sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Semua siswa aktif dalam kegiatan kelompok sehingga keterampilan sosial mereka terus mengalami peningkatan.

2. Peningkatan hasil belajar akibat penerapan STAD

Hasil belajar siswa terus mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran STAD. Semula rata-rata nilai yang dicapai oleh kelas XI IPS 1 yang didapat melalui pre test adalah 64 dan hanya 11 siswa yang mampu mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal. Setelah dilakukan penerapan model pembelajaran STAD pada siklus pertama nilai rata-rata pencapain hasil belajar meningkat menjadi 71 dan 22 siswa telah berhasil mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal. Pada siklus kedua rata- rata hasil belajar meningkat menjadi 87 dan semua siswa telah berhasil mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal. Peningkatan hasil belajar tersebut akibat penerapan model pembelajaran STAD berjalan dengan baik dan lancar. Saat diskusi siswa saling bertukar informasi. Siswa yang berprestasi tinggi mau dan mampu membantu anggota kelompok yang berprestasi sedang dan rendah. Masing-masing anggota kelompok telah bekerja sama dengan baik, tidak terlihat siswa yang pasif dalam kelompok, mereka ikut andil mengerjakan soal-soal dalam LKS. Masing-masing kelompok berusaha menyelesaikan soal-soal secara benar dan tepat waktu.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENERAPKAN DASAR �.

0 1 23

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

0 1 30

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dan prestasi belajar pada mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan.

2 12 298

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

0 0 300