d. Refleksi Reflecting Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau
reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam
kelasnya. 4.
Tujuan PTK Tujuan PTK menurut Mulyasa dalam buku praktik penelitian
tindakan kelas 2009:89, adalah sebagai berikut: a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta
kualitas pembelajaran. b. Meningkatkan layananan profesional dalam konteks
pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.
c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat
waktu dan sasarannya. d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian
secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang
berkesinambungan.
e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.
5. Manfaat PTK
Manfaat PTK Mulyasa, 2009:90 sebagai berikut : a. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga
pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta didik.
b. Merupakan upaya pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP sesuai dengan karakteristik pembelajaran,
serta situasi dan kondisi kelas. c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian
yang dilakukannya, sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat, baik berkaitan dengan metode maupun isi
pembelajaran.
B. Pengertian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau
anggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Hilgar dalam Pasaribu dan Simandjutak, 1983:59 mengemukakan
bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila
disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan”.
Anthony Robbins dalam Trianto, 2009: 15 mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu pengetahuan yang
sudah dipahami dan sesuatu pengetahuan yang baru. Slavin dalam Trianto, 2009:16 mengemukakan : Learning is
usually defined as a change in an individual caused by experience. Changes caused by development such as growing taller are not instances
of learning. Neither are characteristics of individual that are present at birth such as reflexes and respons to hunger or pain. However, humans
do so much learning from the day of their birth and some say earlier that learning and development are inseparably linked.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat positif dan relatif
menetap dalam diri seseorang, hal tersebut diperoleh dari proses latihan atau pengalaman orang tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, misalnya bertambahnya pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan perubahan sikap.
C. Model Pembelajaran Kooperatif
Ide utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar
kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau
penguasaan materi, Slavin dalam Trianto, 2009: 57. Menurut Johnson Johnson dan Sutton dalam Trianto, 2009: 60,
terdapat unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu : 1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa
2. Interaksi siswa yang semakin meningkat 3. Tanggung jawab individual
4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil 5. Proses kelompok.
Selain mengandung lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung
prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin dalam Trianto,
2009: 61, adalah sebagai berikut : 1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok
mencapai kriteria yang ditentukan 2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya
kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok
3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar
mereka sendiri. Menurut Arends dalam Trianto, 2009: 65, pelajaran yang
menggunakan pembelajaraan kooperatif memiliki ciri sebagai berikut : 1. Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajar 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah 3. Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku, jenis kelamin yang beragam 4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada
individu. Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran
menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah tersebut meliputi Ibrahim, dkk. dalam Trianto, 2009: 66 :